Anda di halaman 1dari 3

Tugas Individu 1

Compounding And Dispensing


Dosen : Dra.Herdini,M.Si

Nama : Nita Usikatul Janah


NPM/KELAS : 20340021/A

1. Apakah obat dengan bahan berkhasiat sama namun berbeda pabrik, sama
khasiatnya ?
Sama, namun memiliki tingkat kualitas dan kekutan berbeda-beda. Penyebabnya adalah zat
aktif yang digunakan diperoleh dari supplier yang berbeda, proses pembuatan dan formulasi
yang digunakan setiap pabrik berbeda-beda.

Berbeda. Meskipun suatu pabrik harus dibuat dengan mengacu CPOB namun dapat
menghasilkan tingkat kualitas dan kekutan berbeda-beda. Penyebabnya adalah zat aktif yang
digunakan diperoleh dari supplier yang berbeda, proses pembuatan dan formulasi yang
digunakan setiap pabrik berbeda-beda.

2. Mengapa obat bahkan sesama golongan berbeda dosis dan aturan makannya?
Dosis atau takaran dosis obat berbeda karena variasi yang berkaitan dengan usia di
penyerapan obat (absorbsi), distribusi, metabolisme, dan eliminasi. Seorang anak tidak dapat
dengan aman menerima dosis obat orang dewasa, juga tidak dapat diasumsikan bahwa dosis
anak sebanding dengan dosis orang dewasa.

3. Apakah obat yang kelihatan bagus, utuh, mengkilap berarti bermutu bagus?

4. Apakah obat dengan kandungan dan jumlah kadar yang sama akan sama
kualitas/efeknya?
Berbeda. Karena proses absorpsi obat setiap orang berbeda-beda hal ini dapat dipengaruhi
oleh faktor usia, fisiologi, jenis kelamin. Sehingga efek yang di hasilkan pun dapat berbeda.
5. Mengapa ada obat yang tersedia hanya dalam bentuk sediaan suntikan, tidak
tersedia oralnya?
Karena :
 Ada beberapa obat jika diberikan secara oral akan rusak ketika melewati proses
absorbsi di lambung contohnya seperti insulin.
 Obat tersebut mempunyai tingkat kestabilan yang rendah jika di buat dalam bentuk
lain sehingga untuk mempertahankan kestabilannya dibuat dalam sediaan suntikan.

6. Apakah kalau puasa atau lupa minum obat, obatnya boleh didouble pada waktu
puasa/ ingat?

Tidak direkomendasikan untuk mendoublenya obat ketika ingat. Hal ini karena

7. Apakah orang gagal ginjal harus selalu dosisnya dikurangi ?


Dosis untuk pasien gagal ginjal harus dikurangi atau tidak bergantung pada proses obat
tersebut didalam tubuh apakah dieliminasi seluruhnya lewat ginjal atau sebagian
dimetabolisme, dan seberapa besar toksisitasnya.
o Pada sebagian  besar obat yang efek sampingnya tidak berhubungan atau sedikit
hubungannya dengan dosis, memodifikasi regimen dosis secara tepat tidak
diperlukan dan cukup dilakukan perencanaan pengurangan dosis secara sederhana.
o Pada obat yang lebih toksik dengan batas keamanan yang sempit, sebaiknya
digunakan regimen dosis yang didasarkan atas laju filtrasi glomerulus. Pada obat
yang efikasi dan toksisitasnya berkaitan erat dengan kadar plasma, anjuran regimen
hanya dapat dijadikan sebagai pedoman pengobatan awal; pengobatan selanjutnya
harus disesuaikan dengan respon klinis dan kadar plasma.

8. Apakah kalau minum obat gunakan air putih, teh, susu ?


Sebaiknya menggunakan air putih karena air putih tidak berikatan dengan zat lain yang
dapat menganggu penyerapan obat itu sendiri. Jika menggunakan teh atau susu
dikhawatirkan akan terjadi interkasi obat yang tidak diinginkan sehingga menghambat kerja
obat tersebut atau menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh.

9. Apakah obat yang diberikan harus diminum sampai habis ?


Sebaiknya obat diminum sampai habis sesuai dengan yang diresepkan meskipun sudah
merasa lebih sehat. Hal ini dilakukan untuk mencegah gejala penyakit muncul kembali.

10. Apakah boleh sediaan obat dikemas repacking ?

Anda mungkin juga menyukai