Puasa
Puasa
dilaksanakan oleh pemeluknya. Ajaran Islam disyariatkan karena mengandung banyak hikmah bagi
manusia. Semua makhluk dan kejadian yang diciptakakan oleh Allah SWT pasti ada hikmahnya, tidak ada
perintah dan ciptaan Allah yang sia-sia. Demikian pula halnya dengan urusan ibadah dan muamalah, baik
yang diperintah maupun yang dilarang-Nya, semuanya mengandung hikmah meskipun mungkin diantara
hikmah-hikmah tersebut belum dapat terungkap oleh manusia. Salah satu ibadah mengandung banyak
hikmah adalah ibadah puasa.
Puasa dapat dikatakan sebagai ibadah yang istimewa dalam Islam. Keistimewaan itu antara lain
terletak pada adanya keterlibatan banyak aspek dalam diri manusia selama menjalankan ibadah puasa,
baik aspek yang bersifat jasmaniah maupun aspek yang bersifat ruhaniah, aspek emosional dan aspek
spiritual. Hal ini dapat dilihat dari aturan-aturan dalam melaksanakan ibadah puasa. Jika dilihat hikmah-
hikmah yang terdapat dalam pelaksanaan ibadah puasa tersebut sangat erat kaitannya dengan dunia
pendidikan. Pendidikan pada dasarnya usaha untuk mengembangkan segala potensi dalam diri manusia,
baik potensi jasmani maupun potensi rohani.
Sebagaimana dikatakan Hasan Langgulung bahwa tujuan-tujuan pendidikan agama harus mampu
mengakomodasikan tiga fungsi utama dari agama, yaitu fungsi spiritual yang berkaitan dengan akidah
dan iman, fungsi psikologis yang berkaitan dengan tingkah laku individual termasuk nilai-nilai yang
mengangkat derajat manusia ke derajat yang lebih sempurna, dan fungsi sosial yang berkaitan dengan
aturan-aturan sosial yang menghubungkan manusia dengan manusia lain atau masyarakat dimana
masing-masing memiliki hak-hak dan tanggungjawab untuk menyusun masyarakat yang harmonis dan
seimbang.
Hukum dan Macam-macam Puasa
1. Puasa Wajib
Ibadah puasa yang hukumnya wajib (harus) dilakukan ada tiga, yaitu wajib karena waktunya (puasa
ramadhan), wajib karena sebab tertentu (puasa kafarat) dan wajib karena ia sendiri yang
mewajibkannya yaitu puasa nazar (janji)
Puasa wajib adalah puasa yang harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan syariat Islam. Yang
termasuk ke dalam puasa fardhu antara lain:
Puasa bulan Ramadhan
Puasa dalam bulan Ramadhan dilakukan berdasarkan perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an
Puasa Kafarat
Puasa kafarat adalah puasa sebagai penebusan yang dikarenakan pelanggaran terhadap suatu
hukum atau kelalaian dalam melaksanakan suatu kewajiban, sehingga mengharuskan seorang
mukmin mengerjakannya supaya dosanya dihapuskan, bentuk pelanggaran dengan kafaratnya
antara lain :
Apabila seseorang melanggar sumpahnya dan ia tidak mampu memberi makan dan pakaian
kepada sepuluh orang miskin atau membebaskan seorang roqobah, maka ia harus melaksanakan
puasa selama tiga hari.
Apabila seseorang secara sengaja membunuh seorang mukmin sedang ia tidak sanggup membayar
uang darah (tebusan) atau memerdekakan roqobah maka ia harus berpuasa dua bulan berturut-
turut (An Nisa: 94).
2. Puasa Sunnah
Adapun puasa sunnah itu antara lain :
Puasa 6 (enam) hari di bulan Syawal
Puasa hari Senin dan hari Kamis.
Puasa hari Arafah (Tanggal 9 Dzulhijjah atau Haji)
Puasa bulan Asyura (10 Muharram)
Puasa Nabi Daud (satu hari bepuasa satu hari berbuka)
Puasa bulan Rajab, Sya’ban dan pada bulan-bulan suci
3. Puasa Makruh
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :
Puasa pada hari Jumat secara tersendiri
Berpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri artinya,
hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.
4. Puasa Haram
Puasa pada dua hari raya
Puasa Dahr (puasa tiap hari tanpa buka)
Rukun Puasa
Rukun puasa ada dua, yakni niat puasa dan menahan diri dari yang membatalkannya sejak terbit
fajar hingga terbenamnya matahari.
Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Ibadah Puasa
1) Ibadah puasa dapat mendidik manusia menjadi pribadi muslim yang bertaqwa
ب هعهلىَ اللذذيهن ذمن قهيبلذنكيم لههعللنكيم تهتلنقوُهن
صهياَنم هكهماَ نكتذ ه هياَأهيَيههاَ اللذذيهن هءاهمننوُا نكتذ ه
ب هعلهيينكنم ال ص
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah:183)
Muhammad Ibrahim At-Tuwaijiri mengemukakan bahwa ibadah puasa merupakan sarana untuk
mendidik atau membentuk manusia, supaya dapat menjadi pribadi yang bertaqwa kepada Allah
SWT dengan mengerjakan kewajiban-kewajiban dan meninggalkan larangan-larangan yang telah
ditentukan.
Inilah hal utama yang menjadi nilai pendidikan Islam yang dapat diambil dari ibadah puasa,
dimana pendidikan didalam islam diarahkan pada tujuan utama diciptakannya manusia yaitu
untuk mengabdi kepada Allah SWT, mengerjakan hal-hal yang diperintahkan dan menjauhi hal-hal
yang dilarang (Taqwa).
2) Ibadah puasa dapat menjadi sarana pendidikan akhlak dan latihan jiwa
Mendidik manusia berjiwa sosial tinggi
Di dalam ibadah puasa semua orang merasakan rasa lapar dan dahaga tanpa pandang
bulu baik orang kaya ataupun miskin, tua maupun muda, semua sama dihadapan Allah swt.
Sehingga dengan persamaan demikian akan tertanam dalam dirinya rasa persamaan
(musawah), perasaan demikian diharapkan membekas dan menjadi prinsip kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Dengan demikian, maka puasa merupakan salah satu proses menuju terbentuknya
masyarakat yang menjungjung tinggi nilai persamaan, keadilan dan pemerataan. Di sisi lain,
nilai-nilai sosial pada puasa tidak berhenti pada praktek puasa itu saja. Dalam kenyataannya
puasa merupakan salah satu sistem yang jitu untuk dapat menghilangkan sifat angkuh,
sombong, bakhil, egois, dan sifat tidak terpuji lainnya. Sebab dengan berpuasa, maka seorang
mukmin akan mengetahui dan menyadari betapa lemah dirinya.
Tatkala dicekam oleh rasa lapar dan dahaga, akan terbukalah mata hatinya terhadap nasib
si miskin, yang senantiasa hidup dalam kekurangan.
Aspek sosial sebagai perwujudan dari pengaruh puasa ini, bisa dicapai jika kita mampu
menanamkan secara teguh kesadaran akan kehadiran orang lain dalam diri kita. Maka, ibadah
puasa mencoba membuka tabir ruang-ruang pribadi yang masih dibingkai sekap egois dan
tidak mampu menyentuh dunia luar. Ini berarti, ibadah puasa menekankan sikap
kesetiakawanan sosial dan solidaritas yang tinggi terhadap orang lain sebagai perwujudan
tingkat takwa yang diliputi oleh ketulusan dan keikhlasan.
3) Mendidik manusia untuk bersikap jujur dan amanah
Melalui ibadah puasa, orang yang beriman dilarang makan, minum dan berhubungan antara
suami istri pada siang hari, hal ini dikarenakan Allah hendak memperlihatkan faedah besar dari
larangan itu. Dan yang paling utama adalah latihan bersikap jujur dan amanah pada diri sendiri.
4) Mendidik manusia untuk hidup sederhana
Ibadah puasa sarat dengan nilai yang mengajarkan manusia untuk memahami pentingnya
pola hidup sederhana. Nilai-nilai kesederhanaan yang bisa diperoleh dari puasa dan amaliah-
amaliah Ramadhan, lebih jauh lagi akan menyadarkan orang-orang yang beriman bahwa harta,
benda, kedudukan, dan memperoleh kesempatan memperoleh kanikmatan dunia, semuanya
adalah amanat Allah swt. Manusia jangan sampai terpukai oleh kelezatan dan kemewahan dunia,
meskipun diantara mereka ada yang mampu bahkan berkelebihan dalam mendapatkannya.
Kesederhanaan adalah ciri pola hidup yang moderat, tengah-tengah dan ideal, antara
kemewahan dan kepapaan. Ia merupakan sifat yang baik diantara dua sifat yang buruk, yakni
boros dan kikir.