Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat segala
limpahan rahmad dan petunjuk-Nya pada kita bersama, sehingga dengan
nikmat itu jualah kita masih dapat menghirup udara pada kesempatan ini.
Selawat beserta salam selalu kita curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
yang mana telah berhasil membawa manusia keperadaban yang terbaik di
hadapan Allah SWT.
Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Khoirulis Shobirin, SE.
M.M yang memberikan arahan kepada kami tentang pembuatan tugas ini,
sehingga kami bisa menyelesaikannya.
Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan tentang ”sejarah
pertumbuhan manajemen syariah” yang kami ambil dari berbagi sumber yang
kami baca. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan pengetahuan kita,
kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Terakhir, ucapan
terima kasih syukur Alhamdulillah ditunjukan kehadirat ilahi atas berkahnya.

Batusankar, September 2017

Penulis
3. Manajemen Zaman Nabi Yusuf AS.

Nabi Yusuf merupakan seorang yang sangat handal, selain sebagai Nabi.
Ia memiliki dua sifat yang harus di contoh. Hal ini dijelaskan QS. Yusuf:55. “...
Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir). Sesungguhnya aku adalah orang
yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.”(Yusuf:55)
Dalam surat Yusuf 55 terdapat kata hafidz yang berarti amanah,
transparan, dan jujur. Seorang manajer yang berhasil adalah manajer yang
memiliki karakter yang dapat dipertanggung jawabkan. Selain hafidz, seorang
manajer juga haruslah seorang yang alim. Alim disini bermakna harus memiliki
pengetahuan dibidangnya. Artinya leader atau manajer tidak boleh bodoh.
Keberhasilan yang dicapai oleh Nabi Yusuf saat itu memang luar biasa
sehingga manpu melakukan tindakan perventif yang luar biasa pula.
Nabi yusuf merupakan manajer dan leader yang berhasil. Hal yang
menarik pada Nabi Yusuf bahwa keberhasilan selalu dikaitkan dengan rahmat
Allah, sehingga aspek-aspek kepemimpinan,bagaimanapuntidak akan dapat
dapat dilepaskan dari aspek tauhid, hal itu merupakan anugrah dari Allah SWT.

4. Menajemen Zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail

Ketika Nabi Ibrahim akan melaksanakan perintah Allah, maka di sana


ada proses menajemen. Nabi Ibrahim dalam mimipinya mendapatkan wahyu
agar menyembelih anaknya mimpi itu disampaikan telebih dahulu kepada
anaknya,Nabi Ismail.”Bagaimana pendapat anda?”
Karena Nabi Ismail sangat yakin atas kebenaran anaknya, maka ia
langsung menyatakan “Wahai ayah ku, lakukanlah apa yang diperintahkan
padamu. Insya Allah engkau akan mendapatkan aku termasuk orang-orang
yang sabar.” Kisah terdapat dalam Al Qur’an surah ash Shaafat;102. Walaupun
merupakan perintah Allah yang bersifat mutlak, tetapi dalam implementasinya
perlu ada proses- proses dialogis, supaya dijalankan dengan penuh kesadaran.
5. Menajemen Zaman Rasulullah saw.

Sebenarnya, sejak awal, Islam mendorong umatnya untuk


mengorganisasi setiap pekerjaan dengan baik. Jadi, dalam ajaran islam,
menajemen telah diterapkan sejak zaman Rasulullah saw., bahkan nabi-nabi
terdahulu. walaupun Rasulullah saw. Sendiri tidak menyatakan bahwa hal ini
adalah sebuah proses manajemen, namun aspek-aspek manajemen secara nyata
telah dilakukan, misalnya, mengapa Umar ibnul Khaththab tidak pernah
dijadikan panglima perang karena ternyata memang beliau diarahkan menjadi
seorang negarawan. Demikian pula Abu Bakar ash-Shiddiq. Ia tidak pernah
menjabat sebagai pemimpin perang kerena memang diarahkan untuk menjadi
negarawan. Mengapa ketika seorang sahabat Nabi Abu Dzar al-Ghifari
meminta jabatan kepada Rasulullah SAW. Sementara teman-teman nya sudah
diankat gubenur dan lain-lain.
Inilah manjer yang baik yaitu maneer yang mampu mendapatkan orang
yang pada posisi dengan keahlian dan bidangnya masing-masing. Penempatan
the right man in the right place merupakan hal sangat penting. Hal ini
menunjukan bahwa salah satu fungsi manajemen adalah menepatkan orang
diposisi yang tepat. Rasulullah SAW. Memberikan contoh dalam hal ini,
bagaimana menempatkan orang di tempatnya. Dapat dilihat Abu Hurairah
ditepatkan oleh Rasulullah SAW. Sebagai penulis hadits. dan dapat dilihat
bagaimana Rasulullah SAW. Menempatkan orang-orang yang kuat untuk setiap
pekerjaan.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Latar belakang judul makalah “sejarah pertumbuhan manajemen


syariah”,pada zaman Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Yusu AS, Nabi
Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS,dan Nabi Muhammad SAW. ini adalah untuk
mengetahui secara mendalam bagaimana evolusi praktik- Pratik manajemen
sejak zaman Nabi Adam AS sampai Nabi Muhammad SAW.

Manajemen tumbuh begitu kehidupan ini ada, Allah SWT, akan


menciptakan Nabi Adam sebagai khalifa, Allah menyampaikan dulu ide ini
kepada malaikat. Hal ini menunjukan adanya manajemen .

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana praktik- praktik manajemen pada zaman Nabi Adam AS sampai


Nabi Muhammad SAW.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada zaman Nabi Adam AS peristiwa yang terjadi pada putra-putra Nabi
Adam merupakan proses-proses manajemen. Hal ini disebabkan ada aturan-
aturan yang ditetapkan dalam memilih pasangan.
Nabi Nuh AS dalam berdakwah melakaukan manajemen yang baik.
Beliau berakwah siang dan malam dengan cara-cara yang menyejukkan.
Contoh ini termasuk manajemen dakwah, meskipun sebagian besar umat Nabi
Nuh menolak dakwahnya dan akhirnya Allah SWT,memberikan punishment
kepada mereka.
Nabi Yusuf AS merupakan seorang manajer yang sangat handal karena
memiliki dua sifat: hafizd dan alim.
Ketika Nabi Ibrahim AS akan melaksanakan perintah Allah,maka di sana
ada proses-proses manajemen .Walaupun merupakan perintah Allah yang
bersifat mutlak, tetapi dalam implementasinya perlu ada proses-prises dialogis,
supaya dijalankan penuh kesadaran.
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, manajemen telah diterapkan sejak
zaman Rasulullah SAW bahkan sejak masa Nabi-Nabi terdahulu. Pembagian
tugas- telah dibentuk walaupun Rasulullah SAW, sendiri tidak menyatakan
bahwa hal ini adalah proses manajemen.

Anda mungkin juga menyukai