Anda di halaman 1dari 18

BAB IIPEMBAHASANA.

DEFINISI MINYAK BUMI:

M i n ya k b u mi me r u p a k a n c a mp u r a n b e r b a g a i ma c a m z a t o r g a n i k ,
Tetapi
komponen pokoknya adalahhidrokarbon. M i n y a k b u m i d i s e b u t j u g a
m i n y a k mineral karena diperoleh dalam bentuk campuran dengan mineral
lain.Minyak bumi tidak dihasilkan dan didapat secara langsung dari
hewan atautumbuhan, melainkan minyak bumi berasal dari jasad-jasad hewan
atau planktonyang sudah tua umurnya atau yang sudah punah ( fosil ). Karena itu,
minyak bumidikatakan sebagai salah satu dari bahan bakar fosil.Minyak bumi juga
dijuluki sebagai Emas Hitam. Emas hitam yang dimaksudadalah cairan cairan
kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di
lapisan atas dari beberapa area dikerak bumi

KOMPONEN penyusun minyak bumi

M i n ya k B u mi d a n g a s a l a m a d a l a h c a mp u r a n k o mp l e k s h i d r o k a r b o
n d a n senyawa-
senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen utamami
n ya k b u mi d a n ga s a l a m. G a s
a l a m t e r d i r i d a r i a l k a n a s u k u r e n d a h , ya i t u metana, etana, propana, dan
butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lainseperti karbondioksida
(CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung
helium.M i n ya k B u mi s e n d i r i b u k a n me r u p a k a n b a h a n ya n g u n i f o r m,
me l a i n k a n b e r k o mp o s i s i ya n g s a n g a t b e r v a r i a s i , t e r g a n t u n g p a d a
l o k a s i , u mu r l a p a n g a n minyak dan juga kedalaman sumur. Sedangkan
hidrokarbon yang terkandungdalam minyak bumi terutama adalah alkana
dan sikloalkana, senyawa lain yangterkandung didalam minyak bumi
diantaranya adalah Sulfur, Oksigen, Nitrogendan senyawa-senyawa yang
mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besidan Tembaga.Komponen
Hidrokarbon Berdasarkan atas hasil analisa Perbandingan unsur-unsur yang
terdapat dalamkomponenminyak bumi diperoleh data sebagai berikut:
1 . K a r b o n : 8 3 , 0 - 8 7 , 0 %
2 . H i d r o g e n : 1 0 , 0 - 1 4 , 0 %
3 . N i t r o g e n : 0 , 1 - 2 , 0 %
4 . O k s i g e n : 0 , 0 5 - 1 ,
5 % 5 . S u l f u r : 0 , 0 5 - 6 , 0 % Sedangkan komponen
hidrokarbon dalam minyak bumi diklasifikasikan atastiga golongan, yaitu
1 . g o l o n g a n p a r a f i n i k
2 . g o l o n g a n n a p h t h e n i k
3 . g o l o n g a n a r o m a t i k
4.sedangkan golongan olefinik
u m u m n y a t i d a k d i t e m u k a n d a l a m c r u d e o i l , demikian juga
hidrokarbon asetilenik sangat jarang

Proses Pemisahan Komponen Minyak


Bumi
Minyak Bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan
membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui
pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.

Pada proses penyulingan minyak mentah, terdapat 5 fraksi produk yang dihasilkan, yaitu: refinery gas
(banyak mengandung metana, etana, dan hidrogen), light distillates (LPG, gasoline, naptha), middle
distillates (kerosene, diesel oil), heavy distillates (fuel oil), dan residuum (lubricating oils, wax, tar). Tiap
kategori dari bahan bakar ini memiliki boiling point pada kisaran temperatur yang berbeda-beda, seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
a. Proses Pemisahan (Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya sederhana tetapi yang kompleks
adalahinterkoneksi dan interaksinya. Proses pemisahan tersebut adalah :

Destilasi
Absorpsi
Adsorpsi
Filtrasi
Kristalisasi
Ekstraksi

1. Distilasi

Penyulingan atau Destilasi adalah teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih larutan.
Penyulingan terfraksi digunakan untuk solusi memiliki perbedaan titik didih tidak terlalu jauh dari sekitar
30oC atau lebih. Dasar pemisahan suatu campuran dengan penyulingan adalah perbedaan titik didih dari
dua atau lebih cairan jika campuran dipanaskan, komponen titik didih lebih rendah akan menguap
terlebih dahulu. Dengan mengatur suhu dengan hati-hati,kita dapat menguapkan dan kemudian
mengembunkan komponen secara bertahap.

Ada 5 jenis distilasi yang akan dibahas disini, yaitu distilasi bertingkat, distilasi sederhana, distilasi
fraksionasi, distilasi uap, dan distilasi vakum. Selain itu ada pula distilasi ekstraktif dan distilasi azeotropic
homogenous, distilasi dengan menggunakan garam berion, distilasi pressure-swing, serta distilasi reaktif.

a.Destilasi Bertingkat
Dalam proses distilasi bertingkat, minyak mentah tidak dipisahkan menjadi komponen-komponen murni,
melainkan ke dalam fraksi-fraksi, yakni kelompok-kelompok yang mempunyai kisaran titik didih tertentu.
Hal ini dikarenakan jenis komponen hidrokarbon begitu banyak dan isomer-isomer hidrokarbon
mempunyai titik didih yang berdekatan.

Proses distilasi bertingkat ini dapat dijelaskan sebagai berikut:


- Minyak mentah dipanaskan dalam boiler menggunakan uap air bertekanan tinggi sampai suhu ~600oC.
Uap minyak mentah yang dihasilkan kemudian dialirkan ke bagian bawah menara/tanur distilasi.

- Dalam menara distilasi, uap minyak mentah bergerak ke atas melewati pelat-pelat (tray). Setiap pelat
memiliki banyak lubang yang dilengkapi dengan tutup gelembung (bubble cap) yang memungkinkan uap
lewat.

- Dalam pergerakannya, uap minyak mentah akan menjadi dingin. Sebagian uap akan mencapai
ketinggian di mana uap tersebut akan terkondensasi membentuk zat cair. Zat cair yang diperoleh dalam
suatu kisaran suhu tertentu ini disebut fraksi.

- Fraksi yang mengandung senyawa-senyawa dengan titik didih tinggi akan terkondensasi di bagian
bawah menara distilasi. Sedangkan fraksi senyawa-senyawa dengan titik didih rendah akan
terkondensasi di bagian atas menara.

b. Distilasi Sederhana

Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan salah
satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu
kecenderungan sebuah substansi untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer.
Aplikasi distilasi sederhana digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.

c. Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari suatu
larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk campuran dengan
perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan
rendah.[6] Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah[7]

Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi sederhana adalah adanya kolom fraksionasi.[5] Di kolom ini
terjadi pemanasan secara bertahap dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya[8]. Pemanasan
yang berbeda-beda ini bertujuan untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya.[8]
Semakin ke atas, semakin tidak volatil cairannya.[8]

d. Distilasi Uap

Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau
lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati 100 °C dalam
tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap
adalah dapat mendistilasi campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa
campurannya. Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah untuk mengekstrak
beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk,
dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.

Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin ditambah juga
dengan pemanasan.[8] Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke kondensor dan akhirnya masuk
ke labu distilat.[8]

e. Distilasi Vakum

Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian
dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik didih di
atas 150 °C.[6] Metode distilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika
kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh
air.[6] Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.[6] Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem distilasi ini.[6]

Tujuan dari percobaan penyulingan ini adalah untuk menentukan konsentrasi maksimum yang dapat
diperoleh destilat, menentukan HETP (tinggi setara dengan piring teoretis) di total refluks, dan
menentukan jumlah minimum tahap (Nmin) pada total reflux. HETP adalah panjang lapangan (kolom
panjang) dibagi dengan jumlah potongan teoretis, bertekad untuk mengetahui efisiensi kolom
penyulingan. Prinsip ini didasarkan pada Undang-Undang Roult tekanan uap pada solusi ideal pada
temperatur tertentu sebanding dengan tekanan uap dikalikan dengan fraksi murni murni. Dan Dalton's
Law adalah tekanan ideal dalam campuran gas sama dengan tekanan parsial setiap komponen.

2. Absorpsi

Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan
untuk menyerap gasolin alami dari gas-gas basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas
sebagai hasil dari pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman.

Steam stripping pada umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi ringan dan
memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas. Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai
berikut:

Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat dicampurkan pada bensin.

- Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat ringan (misalnya fraksi yang terdiri
dari zat hidrogen, metana, etana) dan fraksi yang lebih berat yaitu yang mempunyai komponen-
komponen yang lebih tinggi.

- Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai gas ampas dari suatu instalasi
penghalus.
3. Adsorpsi

Adsorpsi atau penjerapan adalah suatu proses yang terjadi ketika suatu fluida, cairan maupun gas ,
terikat kepada suatu padatan atau cairan (zat penjerap, adsorben) dan akhirnya membentuk suatu
lapisan tipis atau film (zat terjerap, adsorbat) pada permukaannya. Proses adsorpsi digunakan untuk
memperoleh material berat dari gas. Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak
adalah:

- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari gas-gas buni, dalam hal ini
digunakan arang aktif.

- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki
dari minyak, digunakan tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).

4. Filtrasi

Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah
liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.

5. Kristalisasi

Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran kristal dengan cooling dan stirring.
Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan. Kristalisasi
adalah proses pembentukan bahan padat dari pengendapan larutan, melt (campuran leleh), atau lebih
jarang pengendapan langsung dari gas. Kristalisasi juga merupakan teknik pemisahan kimia antara
bahan padat-cair, di mana terjadi perpindahan massa (mass transfer) dari suat zat terlarut (solute) dari
cairan larutan ke fase kristal padat.

6. Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan
tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Pengerjaan ini didasarkan
pada pembagian dari suatu bahan tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang
berbeda.
Fraksi Minyak Bumi
Kata Kunci: crude oil, kandungan minyak bumi, minyak mentah, proses penyulingan minyak

Ditulis oleh Ratna dkk pada 29-01-2010

Minyak mentah (crude oil) sebagian besar tersusun dari senyawa-senyawa hidrokarbon jenuh

(alkana). Adapun hidrokarbon tak jenuh (alkena, alkuna dan alkadiena) sangat sedikit dkandung oleh

minyak bumi, sebab mudah mengalami adisi menjadi alkana.

Oleh karena minyak bumi berasl dari fosil organisme, mak minyak bumi mengandung senyawa-

senyawa belerang (0,1 sampai 7%), nitrogen (0,01 sampai 0,9%), oksigen (0,6-0,4%) dan senyawa

logam dalam jumlah yang sanagt kecil. Minyak mentah dipisahkan menjadi sejumlah fraksi-fraksi
melalui proses destilasi (penyulingan).

Pemisahan minyak mentah ke dalam komponen-komponen murni (senyawa tunggal) tidak mungkin
dilakukan dan juga tidak prakstis sebab terlalu banyak senyawa yang ada dalam minyak tersebut dan

senyawa hidrokarbon memiliki isomer-isomer dengan titik didih yang berdekatan. Fraksi-fraksi yang
diperoleh dari destilasi minyak bumi adalah campuran hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu

tertentu. Misalnya fraksi minyak tanah (kerosin) tersusun dari campuran senyawa-senyawa yang

mendidih antar 1800C-2500C. Proses destilasi dikerjakan dengan menggunakan kolom atau menara

destilasi (Gambar 19.5).

Proses pertama dalam pemrosesan minyak bumi adalah fraksionasi dari minyak mentah dengan
menggunakan proses destilasi bertingkat, adapun hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Sisa :

1. Minyak bisa menguap : minyak-minyak pelumas, lilin, parafin, dan vaselin.

2. Bahan yang tidak bisa menguap : aspal dan arang minyak bumi

Oktan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Bilangan oktan adalah angka yang menunjukkan seberapa besar tekanan yang bisa diberikan
sebelum bensin terbakar secara spontan. Di dalam mesin, campuran udara dan bensin (dalam bentuk gas)
ditekan oleh piston sampai dengan volume yang sangat kecil dan kemudian dibakar oleh percikan api yang
dihasilkan busi. Karena besarnya tekanan ini, campuran udara dan bensin juga bisa terbakar secara spontan
sebelum percikan api dari busi keluar. Jika campuran gas ini terbakar karena tekanan yang tinggi (dan bukan
karena percikan api dari busi), maka akan terjadiknocking atau ketukan di dalam mesin. Knocking ini akan
menyebabkan mesin cepat rusak, sehingga sebisa mungkin harus kita hindari.
Nama oktan berasal dari oktana (C8), karena dari seluruh molekul penyusun bensin, oktana yang memiliki sifat
kompresi paling bagus. Oktana dapat dikompres sampai volume kecil tanpa mengalami pembakaran spontan,
tidak seperti yang terjadi pada heptana, misalnya, yang dapat terbakar spontan meskipun baru ditekan sedikit.

Beberapa angka oktan untuk bahan bakar:

 87 → Bensin standar di Amerika Serikat

 88 → Bensin tanpa timbal Premium

 91 → Bensin standar di Eropa, Pertamax

 92 → Bensin standar di Taiwan[1]

 91 → Pertamax[2]

 95 → Pertamax Plus

Angka oktan bisa ditingkatkan dengan menambahkan zat aditif bensin. Menambahkan tetraethyl lead (TEL,
Pb(C2H5)4) pada bensin akan meningkatkan bilangan oktan bensin tersebut, sehingga bensin "murah" dapat
digunakan dan aman untuk mesin dengan menambahkan timbal ini. Untuk mengubah Pb dari bentuk padat
menjadi gas pada bensin yang mengandung TEL dibutuhkan etilen bromida (C2H5Br). Celakanya, lapisan tipis
timbal terbentuk pada atmosfer dan membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia. Di negara-negara
maju, timbal sudah dilarang untuk dipakai sebagai bahan campuran bensin.

Zat tambahan lainnya yang sering dicampurkan ke dalam bensin adalah MTBE (methyl tertiary butyl ether,
C5H11O), yang berasal dan dibuat dari etanol. MTBE murni berbilangan setara oktan 118. Selain dapat
meningkatkan bilangan oktan, MTBE juga dapat menambahkan oksigen pada campuran gas di dalam mesin,
sehingga akan mengurangi pembakaran tidak sempurna bensin yang menghasilkan gas CO. Belakangan
diketahui bahwa MTBE ini juga berbahaya bagi lingkungan karena mempunyai sifat karsinogenik dan mudah
bercampur dengan air, sehingga jika terjadi kebocoran pada tempat-tempat penampungan bensin (misalnya
di pompa bensin) MTBE masuk ke air tanah bisa mencemari sumur dan sumber-sumber air minum lainnya.

Etanol yang berbilangan oktan 123 juga digunakan sebagai campuran. Etanol lebih unggul dari TEL dan
MTBE karena tidak mencemari udara dengan timbal. Selain itu, etanol mudah diperoleh
dari fermentasi tumbuh-tumbuhan sehingga bahan baku untuk pembuatannya cukup melimpah. Etanol
semakin sering dipergunakan sebagai komponen bahan bakar setelah harga minyak bumi semakin meningkat.

[sunting]Metode pengukuran
[sunting]Research Octane Number (RON)
Nilai oktan sebuah bahan bakar yang paling umum di seluruh dunia adalah nilai Research Octane
Number (RON). RON ditentukan dengan mengisi bahan bakar ke dalam mesin uji dengan rasio kompresi
variabel dengan kondisi yang teratur. Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana
dan n-heptana. Misalnya, sebuah bahan bakar dengan RON 88 berarti 88% kandungan bahan bakar itu adalah
iso-oktana dan 12%-nya n-heptana.

Perbedaan Bensin PREMIUM Dengan PERTAMAX

by hidsan on 2011-08-02 10:47:23

Apa Beda Bensin Premium, Pertamax dan Pertamax Plus ??

Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Premium
merupakan BBM untuk kendaraan bermotor yang paling populer di Indonesia. Premium di Indonesia
dipasarkan oleh Pertamina dengan harga yang relatif murah karena memperoleh subsidi dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Premium merupakan BBM dengan oktan atau Research
Octane Number (RON) terendah di antara BBM untuk kendaraan bermotor lainnya, yakni hanya 88.
Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin,
seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain.

Premium
1. Menggunakan tambahan pewarna dye
2. Mempunyai Nilai Oktan 88
3. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak

Pertamax adalah bahan bakar minyak andalan Pertamina. Pertamax, seperti halnya Premium, adalah
produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam
proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax pertama kali diluncurkan pada tahun 1999
sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu,
Pertamax memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan Premium. Pertamax direkomendasikan
untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi
setara dengan electronic fuel injection (EFI) dan catalytic converters (pengubah katalitik).

Pertamax
1. Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal.
2. Untuk kendaraan yang menggunakan electronic fuel injection dan catalyc converters.
3. Menpunyai Nilai Oktan 92
4. Bebas timbal
5. Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya
6. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain

Pertamax Plus adalah bahan bakar minyak produksi Pertamina. Pertamax Plus, seperti halnya
Pertamax dan Premium, adalah produk BBM dari pengolahan minyak bumi, dihasilkan dengan
penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax Plus merupakan
bahan bakar yang sudah memenuhi standar performa International World Wide Fuel Charter
(IWWFC). Pertamax Plus adalah bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal
10,5, serta menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent
(VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalytic converters.

Pertamax Plus
1. Telah memenuhi standart WWFC
2. BBM ini ditujukan untuk kendaraan yang bertehnologi tinggi dan ramah lingkungan
3. Menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI),
(VTI), Turbochargers dan catalytic converters.
4. Tidak menggunakan timbal, alias tanpa timbal.
5. Mempunyai Nilai Oktan 95
6. Toluene sebagai peningkat oktannya
7. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding BBM lain

Penjelasan Rasio Kompresi disini :


http://danangdk.blog.uns.ac.id/2010/...in-apakah-itu/

Motor kita baiknya diisi bensin apa ya? Ada pilihan bensin yaitu Premium, Pertamax dan Pertamax
plus yang merupakan produk Pertamina,
dan ada juga bensin jenis lain dari perusahaan asing seperti Shell dan Petronas.

Mesin motor memerlukan jenis bensin yang sesuai dengan desain mesin itu sendiri agar dapat bekerja
dengan baik dan menghasilkan kinerja yang optimal. Jenis bensin tersebut biasanya diwakili dengan
angka / nilai oktan (RON), misalnya Premium ber-oktan 88, Pertamax ber-oktan 92 dan Pertamax Plus
ber-oktan 95.

Tujuan mesin dibuat dengan perbandingan kompresi tinggi adalah untuk meningkatkan efisiensi (irit
bahan bakar) dan menurunkan kadar emisi.
Semakin tinggi angka oktan, maka harga per liternya pun umumnya lebih tinggi. Namun belum tentu
bahwa jika mengisi bensin ber-oktan tinggi pada mesin motor kita, kemudian akan menghasilkan
tenaga yang lebih tinggi juga.

Dianjurkan mengisi bensin sesuai nilai rasio kompresi (kecuali ada modifikasi lain). Semakin
TINGGI nilai oktan, maka bensin semakin lambat terbakar (dikarenakan titik bakarnya lebih tinggi).
Semakin TINGGI nilai oktan, maka bensin lebih sulit menguap (penguapan rendah). Bensin yang
gagal terbakar (akibat oktan terlalu tinggi), bisa menyebabkan penumpukan kerak pada ruang bakar
atau pada klep.

Berikut daftar bahan bakar motor dan mobil sesuai rasio kompresi :

YAMAHA
Vega-R (9.3:1) Pertamax
Vega-ZR (9.3:1) Pertamax
Mio (8.8:1) Premium
Jupiter (9.0:1) Premium
F1ZR (7.1:1) Premium
RX-KING (6.9:1) Premium
YT 115 (7.2:1) Premium
RZR (7:01) Premium
Nouvo (8.8:1) Premium
Crypton (9.0 : 1) Premium
Yamaha Alfa (7.2 : 1) Premium
Yamaha RXZ (7.0 : 1) Premium

Jupiter-Z (9.3:1) Pertamax


Jupiter MX-135LC (10.9:1) Pertamax Plus
Scorpio-Z (9.5:1) Pertamax
VIXION (10.4:1) Pertamax/pertamax plus
Majesty 125 (11:01) Pertamax Plus
Scorpio (9.5:1) Pertamax

SUZUKI
Satria FU (10.2:1) Pertamax/pertamax plus
Shogun New FL125 Series (9.6 : 1) Pertamax
Shogun FD125 X (9,5 : 1) Pertamax
Thunder 125 (9.2 : 1) Premium/Pertamax
Spin 125 (9.6:1) Pertamax
SkyWave 125 (9.6 :1) Pertamax

KAWASAKI
Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1 (Pertamax)
Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1 (Pertamax)
Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 250 cc 11.5 : 1 (Pertamax Plus)
Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1 (Pertamax Plus)
Kawasaki Ninja RR 150 7.2 : 1 (Premium)
Kawasaki Kaze 9.3 : 1 (Pertamax)

HONDA
Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1 (Pertamax)
Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1 (Pertamax)
Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1 (Pertamax)
Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1 (Premium)
Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1 (Premium)
Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1 (Premium)
Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1 (Pertamax Plus)
Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1 (Premium)
Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1 (Premium)
Honda Vario 10, 7:1 (Pertamax Plus)
Honda CBR 150 R 11:1 ( Pertamax Plus)
Honda Beat 125 9.2 : 1 (Pertamax)
Honda Scoopy 108 cc 9.2 : 1 (Pertamax)
Honda Absolute Revo 110 cc 9 : 1 (Premium)

*sumber : majalah MotoDream

Mobil :

Suzuki
Swift 9,5:1 Pertamax
Grand Vitara 10,5:1 Pertamax Plus
Grand Escudo XL-7 9,5:1 Pertamax
Escudo 2.0 9,3:1 Premium/Pertamax
Escudo 1.6 9,5:1 Pertamax
Baleno 9,5:1 Pertamax
Aerio 9,5:1 Pertamax
APV 9,0:1 Premium/Pertamax
Karimun 8,8:1 Premium
Katana 8,8:1 Premium
Carry 1.5 8,9:1 Premium
Carry 1.0 8,9:1 Premium
Carry 1.3 9,0:1 Premium
Esteem 1.6 GT 9,5:1 Pertamax
Side Kick 8,9:1 Premium
SX-4 10,5:1 Pertamax Plus

Honda
Jazz I-Dsi 10,4:1 Pertamax/Pertamax Plus
Jazz V-Tec 10,1:1 Pertamax/Pertamax Plus
City I-DSi 10,5:1 Pertamax/Pertamax Plus
City V-Tec 10,1:1 Pertamax/Pertamax Plus
Stream 1.7 9,5:1 Pertamax
Stream 2.0 9,4:1 Pertamax

Toyota
Starlet XL 1.000 cc 9,3:1 Premium/Pertamax
Starlet SE 1.3 9,5:1 Pertamax
Twin Cam 9,5:1 Pertamax
Great Corolla 9,5:1 Pertamax
Avanza 11:1 Pertamax Plus
Yaris 10,5:1 Pertamax/Pertamax Plus
Innova 2.0 9,8:1 Pertamax
Innova 2.7 9,7:1 Pertamax
Rush 10:1 Pertamax/Plus
Alphard 2400 cc 9.8 : 1 Pertamax
Alphard 3500 cc 10.8 : 1 Pertamax Plus

Nissan
X-Trail 2.0 9,9:1 Pertamax
Terano 8,3:1 Premium
Livina 1.5L 10,5:1 Pertamax/Pertamax Plus
Livina 1.8L 9,9:1 Pertamax
Sentra Genesis 9,3:1 Pertamax
Cefiro 9,5:1 Pertamax/Pertamax Plus

Daihatsu
Xenia EJ (vvti) 11:1 Pertamax Plus
Terios 10,0:1 Pertamax/Pertamax Plus
Taruna EFI 9,5:1 Pertamax/Pertamax Plus
Sirion 10,0:1 Pertamax/Pertamax Plus
Ceria 9,5:1 Pertamax

Mitsubishi
Eterna DOHC 9,8:1 Pertamax
Eterna SOHC 8,5:1 Premium
Lancer DOHC 10,5:1 Pertamax Plus
Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon - Pembakaran terhadap minyak bumi seperti
halnya pembakaran senyawa hidrokarbon umumnya, akan menghasilkan oksida karbon (CO dan COJ
dan uap air.

Selain senyawa hidrokarbon, minyak bumi juga kadang mengandung unsur belerang dan nitrogen,
sehingga pembakarannya juga akan menghasilkan oksida belerang (SO, dan SO.) dan oksida
nitrogen (NO dan NO,). Adanya zat aditif dalam bahan bakar hasil olahan minyak bumi dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan yang perlu diwaspadai juga.

Oksida Karbon
Senyawa karbon yang terbakar akan menghasilkan asap dan oksida karbon. Gas pencemar utama
dari hasil pembakaran senyawa karbon dalam minyak bumi adalah karbon dioksida dan karbon
monoksida.

1) Gas Karbon Dioksida


Gas karbon dioksida dihasilkan secara alami dari proses pernapasan dan pembakaran sempurna
berbagai senyawa hidrokarbon. Gas CO, tidak membahayakan kesehatan, tetapi pada konsentrasi
tinggi (10% - 20%), dapat menyebabkan pingsan karena CO, menggantikan posisi gas oksigen dalam
tubuh sehingga tubuh kekurangan oksigen.

Senyawa hidrokarbon (CxHv) yang merupakan bahan bakar kendaraan bermotor, akan terbakar
sempurna menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air sesuai dengan persamaan reaksi.

Gas oksigen yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut akan dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya
untuk proses pernapasan sehingga terjadi keseimbangan.

Seperti kalian ketahui bahwa jumlah penduduk, kendaraan bermotor, dan industri-industri yang
menggunakan bahan bakar minyak bumi semakin meningkat, sehingga jumlah CO, yang dihasilkan
juga semakin meningkat. Sementara itu, jumlah pepohonan semakin berkurang, karena pembukaan
lahan baru. Akibatnya, pemanfaatan CO , juga semakin berkurang yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan CO,. Kadar CO, di udara menjadi berlebih, sehingga membentuk lapisan C02 di
atmosfer.

Sinar ultraviolet (UV) dan sinar tampak (VIS) yang berhasil menembus atmosfer bumi sebagian
diserap oleh berbagai makhluk maupun zat di permukaan bumi, sebagian lagi kemudian dipantulkan
kembali ke angkasa dalam bentuk sinar inframerah (IR) yang lebih hangat. Lapisan CO, di atmosfer
ini akan menahan sinar inframerah yang dipantulkan bumi, sehingga bumi tetap hangat karena sinar
inframerah tersebut membawa energi panas.
Namun, jika lapisan CO, ini terus bertambah, akan meningkatkan suhu permukaan bumi. Gejala
pemanasan bumi akibat lapisan CO, inilah yang sering disebut sebagai efek rumah kaca (green house
effect).

2) Gas Karbon Monoksida


Gas karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak berbau, tetapi sangat berbahaya. Batas kadar
gas CO dalam udara adalah 0,1 bpj. Kadar CO di udara yang mencapai 100 bpj dapat menyebabkan
sakit kepala, lelah, sesak napas, pingsan, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

Gas CO sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat bereaksi dan berikatan dengan hemoglobin
(Hb) di dalam darah (afinitas CO terhadap Hb sekitar 200 kali lebih besar daripada O J. Jika di dalam
darah terdapat gas CO dan gas 02, yang akan terikat oleh Hb adalah gas CO melalui ikatan kovalen
koordinasi. Gas CO bertindak sebagai ligan sehingga ikatan antara Hb dan CO bersifat tidak dapat
balik (ireversibel).

Ikatan itu tetap stabil sampai Hb tersebut rusak. Ikatan antara gas O, dan Hb dalam molekul HbO,
bersifat dapat balik (reversibel), sehingga pada saat akan digunakan untuk pembakaran 02 akan
dilepas dan Hb dapat digunakan kembali untuk mengikat oksigen.
Dalam darah seseorang yang keracunan gas CO masih terdapat oksigen, tetapi oksigen ini tidak
dapat digunakan karena semua Hb lebih mudah berikatan dengan CO daripada dengan O,.

Gas CO dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon dalam bahan bakar yang
berasal dari minyak bumi pada kendaraan bermotor.

Kendaraan bermotor dapat menghasilkan rata-rata 6,25 gram CO per kilometer jarak tempuh. Selain
gas buangan kendaraan bermotor, gas CO juga dihasilkan dari berbagai kegiatan industri, letusan
gunung berapi, dan pelapukan. Namun sebagian besar gas CO dihasilkan oleh emisi buangan
kendaraan bermotor, dan untuk mengurangi pembentukan gas CO pada kendaraan bermotor, maka
perlu dilakukan uji emisi gas buang secara berkala.

Jika kendaraan tidak memenuhi syarat dalam uji emisi gas buang, kendaraan itu harus mengalami
perbaikan. Penggunaan bahan bakar alternatif seperti bahan bakar gas perlu digalakkan, agar tingkat
pencemaran udara dari emisi kendaraan bermotor dapat ditekan.

Demikian artikel "Dampak Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon" ini saya susun, artikel ini
saya ambil dari ( BSE ) Aktif Belajar Kimia X SMA/MA karangan Hermawan, Paris
Sutarjawainata,Heru Pratomo Al.

TAHUKAH ANDA, BUKU BSE DAPAT DIMILIKI SIAPA SAJA SECARA GRATIS TANPA MELANGGAR
HUKUM ?SEGERA KLIK DISINI UNTUK DOWNLOAD BUKU BUKU BSE LEWAT ARSIP KAMI

Semoga Apa yang beliau tulis dapat dicerna oleh teman teman semua ^_^.
Pesan yang hendak disampaikan sentra-edukasi.com adalah "Mari kita gunakan BSE!, Siapa bilang
BSE tidak bermutu ^_^, Mari kita mudahkan pencarian informasi untuk pendidikan!!!" Dampak
Pembakaran Minyak Bumi : Oksida Karbon- END

Anda mungkin juga menyukai