PENDAHULUAN
Pengertian Umrah
Umrah diambil dari ‘itimar, artinya berjarah. Secara istilah Umrah berarti menjiarahi
Ka’bah untuk beribadat kepada Allah dengan memenuhi syarat-syarat, rukun-rukun, dan
wajib-wajibnya.Tetapi, berbeda dengan ibadah haji, Umrah dapat dilaksanan sewaktu-waktu
sepanjang tahun, baik di dalam bulan haji atau sebelum maupun sesudahnya.
Mengenai hukum Umrah para ulama berbeda pendapat. Imam Ahmad dan al-Syafe’i
berpendapat bahwa hukum Umrah adalah wajib. Sedang ulama malikiyah dan hanafiyah
mengatakannya sunat mu’akkad.Perbedaan pendapat ini terjadi sebagai akibat dari
perselisihan pemahaman mengenai makna amar (kalimat perintah), yaitu atimmu dalam
firman Allah SWT, seperti disebutkan dalam Q.S. AI- Baqrah:179 berikut ini:
Artinya:
Ahmad dan al-Syafeti berpendapat bahwa amaR (perintah) di dalam ayat itu adalah
untuk wajib. Sedang ulama malikiyah dan hanafiyah menafsirkan bahwa amar tersebut adalah
untuk sunat mu’akkad.
Mengenai bilangan Umrah, para ulama yang menyatakan wajib itu sependapat bahwa
wajibnya hanya sekali seumur hidup, seperti halnya denga ibadah haji. Tetapi,
memperbanyak Umrah termasuk amalan yang sangat besar dan utama, lebih-lebih dalam
bulan Ramadhan.Rasulullah SAW. telah menjelaskan keutamaan itu seperti disebutkan dalam
hadis di bawah ini :
Artinya:
“Sekali Umrah di dalam bulan Ramadhan sama denga sekali ibadah haji” (HR. Ahmad dan
al-Bukhari).
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Umrah (bahasa Arab: )عمرةadalah salah satu kegiatan ibadah dalam agama Islam.
Hampir mirip dengan ibadah haji, ibadah ini dilaksanakan dengan cara melakukan beberapa
ritual ibadah di kota suci Mekkah, khususnya di Masjidil Haram.
Pada istilah teknis syari’ah, Umrah berarti melaksanakan Tawaf di Ka’bah dan Sa’i antara Shofa dan
Marwah, setelah memakai ihram yang diambil dari Miqat. Sering disebut pula dengan haji kecil.
Perbedaan umrah dengan haji adalah pada waktu dan tempat. Umrah dapat dilaksanakan sewaktu-
waktu (setiap hari, setiap bulan, setiap tahun) dan hanya di Mekkah, sedangkan haji hanya dapat
dilaksanakan pada beberapa waktu antara tanggal 8 Dzulhijjah hingga 12 Dzulhijjah serta
dilaksanakan sampai ke luar kota Mekkah.
1. Ihram
2. Tawaf
3. Sai
4. Mencukur rambut kepala atau memotong sebagian(tahalul)
5. Tertib
Adapun wajib umrah hanya satu, yaitu memulai ihram dari miqat
Tipe Umrah
Terdapat beberapa tipe umrah, yang umum adalah umrah yang digabungkan dengan pelaksanaan
haji seperti pada haji tamattu, adapula umrah yang tidak terkait dengan haji.
1. Umrah Mufradah
2. Umrah Tamattu’
3. Umrah Sunah
2
3. Niat umrah dalam hati dan mengucapkan Labbaika ‘umrotan atau Labbaikallahumma
bi’umrotin. Kemudian bertalbiyah dengan dikeraskan suaranya bagi laki-laki dan cukup
dengan suara yang didengar orang yang ada di sampingnya bagi wanita, yaitu
mengucapkanLabbaikallahumma labbaik labbaika laa 3admu3at laka labbaik. Innal hamda
wan ni’mata 3admu3at mulk laa 3admu3at laka.
4. Jika sudah sampai kota Makkah, disunnahkan mandi terlebih dahulu sebelum memasukinya.
5. Sesampai di ka’bah, talbiyah berhenti sebelum thawaf. Kemudian menuju hajar aswad sambil
menyentuhnya dengan tangan kanan dan menciumnya jika mampu dan mengucapkan
Bismillahi wallahu akbar. Jika tidak bisa menyentuh dan menciumya, maka cukup memberi
isyarat dan berkata Allahu akbar.
6. Thawaf sebanyak 7 kali putaran. 3 putaran pertama jalan cepat dan sisanya jalan biasa.
Thowaf diawali dan diakhiri di hajar aswad dan ka’bah dijadikan berada di sebelah kiri.
7. Salat 2 raka’at di belakang maqam Ibrahim jika bisa atau di tempat lainnya di masjidil haram
dengan membaca surah Al-Kafirun pada raka’at pertama dan Al-Ikhlas pada raka’at kedua.
8. Sa’i dengan naik ke bukit Shofa dan menghadap kiblat sambil mengangkat kedua tangan dan
mengucapkan Innash shofa wal marwata min sya’aairillah. Abda’u bima bada’allahu bihi (Aku
memulai dengan apa yang Allah memulainya). Kemudian bertakbir 3 kali tanpa memberi
isyarat dan mengucapkan Laa ilaha illallahu wahdahu laa 3admu3at lahu. Lahul mulku wa
lahul 3admu wahuwa ‘alaa kulli syai’in qodiir. Laa ilaha illallahu wahdahu anjaza wa’dahu wa
shodaqo ‘abdahu wa hazamal ahzaaba wahdahu 3x. Kemudian berdoa sekehendaknya.
9. Amalan pada poin 8 diulangi setiap putaran di sisi bukit Shofa dan Marwah disertai dengan
doa.
10. Sa’i dilakukan sebanyak 7 kali dengan hitungan berangkat satu kali dan kembalinya dihitung
satu kali, diawali di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwah.
11. Mencukur seluruh atau sebagian rambut kepala bagi lelaki dan memotongnya sebatas ujung
jari bagi wanita.
12. Dengan demikian selesai sudah amalan umrah
3
BAB III
KESIMPULAN
Tugas manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT sesuai dengan
syari’at yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, beribadah banyak macamnya. Adapun
yang menjadi tolak ukur seorang hamba di dalam ibadahnya yaitu dengan melaksanakan
shalat, dan sebagai penyempurna rukun Islam kita yaitu ibadah umroh.
4
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kenikmatan
kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat hidayah dan inayah-
Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita curahkan
kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad SAW.
Penulis ucapkan terima kasih kepada Guru yang telah membimbing penulis di dalam
penyusunan makalah ini, namun penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan
kebaikan.
Semoga makalah ini menjadi khazanah keilmuan khususnya bagi penulis umumnya bagi kita
semua juga menjadi asbab hidayah ke seluruh alam dan semoga kita senantiasa diberikan
keistiqamahan di dalam beribadah dan diberikan hidayah supaya kita bisa melaksanakan
ibadah umroh. Amin.
i
i
LEMBAR PENGESAHAN
Ketua, Penulis,
Mengetahui
Guru Bidang Studi,
DAFTAR ISI...................................................................................... .. ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmad Fakhruddin dkk, 2003, Al-Quran dan Terjemahannya, Gema Risalah Pers,
Bandung.
2. Maulana Ilyas, Sunnah-Sunnah Rasul 24 jam, Pustaka Antafani, Bandung.
3. Moh. Rifa’i, 1996, 300 Hadits Bekal Dakwah, Wicaksana, Semarang.
4. Rs. Abd. Aziz, 1991, Fiqih, Wicaksana, Semarang.
5. Salim bin Samir, Kapal Penyelamat, PT Hasanah, Jakarta.
6. Syekh Aby Syuja’i, 1967, Fathurqarib, Thaha Putra, Semarang