kotoran intestinal yang berbentuk cairan kental berwarna hijau gelap yang
terdiri dari sel epitel usus, lanugo, lendir dan skeresi usus (misalnya: cairan
empedu) yang dikeluarkan pertama kali oleh bayi baru lahir. Sekresi usus, sel
mukosa, dan elemen padat dari cairan amnion yang tertelan merupakan 3
elemen padat utama mekonium. Air merupakan elemen cair utama terdiri dari
kematian neonatus ini terjadi pada tujuh hari pertama kehidupan. Masalah
pertama ini. Salah satu masalah respirasi yang paling sering ialah sindrom
aspirasi mekonium.2
520.000 (12% dari kelahiran hidup) dipersulit dengan adanya pewarnaan dari
1
air ketuban keruh bercampur mekonium dan 35% diantaranya akan
SAM.4
kelahiran, tetapi sindrom ini biasanya terjadi pada bayi cukup bulan atau lewat
meninggal. Biasanya tapi tidak selalu, kegawatan janin dan hipoksia terjadi
15% dari kelahiran hidup. Penyakit ini jarang terjadi pada kehamilan kurang
dari 37 minggu, sebaliknya paling sering terjadi pada kehamilan lebih dari 42
minggu. 5,6
sempurna.7
2
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU
berada di atas tulang iga pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru
terbagi menjadi dua yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan
Kelima lobus tersebut dapat terlihat dengan jelas. Setiap paru-paru terbagi lagi
menjadi beberapa subbagian menjadi sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut
menjadi pleura viseralis dan pleura pariental. Pleura viseralis yaitu selaput
yang menempel pada rongga dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga
Pembentukan paru di mulai dari sebuah Groove yang berasal dari Foregut.
Pada Groove terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang
disebut Primary Lung Bud. Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi 2
bergabung dengan primary lung bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal
3
dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8 tahun. Alveoli
4
proses ventilasi dapat berjalan lancar dibutuhkan fungsi yang baik
B. DEFINISI
1. Takipnea
5. Sianosis
5
8. Bila takipnea, retraksi, pernafasan cuping hidung, dan grunting
menetap beberapa ja msetelah lahir, ini merupakan indikasi adanya
gangguan nafas yang harus dilakukan tindakan segera.
C. EPIDEMIOLOGI
Angka yang dikutip untuk bayi yang lahir dengan aspirasi mekonium
kejadian MAS lebih tinggi dan dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih
tinggi.10
asfiksia yang mengaspirasi mekonium. Sekitar 80% bayi cukup bulan yang
dengan penurunan kejadian MAS yang signifikan dan kematian perinatal yang
lebih sedikit.10
D. ETIOLOGI
6
Aspirasi mekonium dapat terjadi di dalam rahim apabila janin
mengalami stress pernapasan (gasping), atau pada waktu lahir, ketika tarikan
puing-puing seluler, cairan amnion yang tertelan, lanugo, vernix caseosa dan
bertahap meningkat dalam jumlah mencapai 200 gram saat lahir. Namun
karena kurangnya peristaltik yang kuat, sfingter ani yang baik, rendahnya
ditemukan pada jalur rahim sampai masalah kehamilan cukup. pada hipoksia
dalam uterus dan asidosis memicu respons vagal sehingga terjadi peningkatan
mekonium yang akan bercampur dengan cairan amnion. Respon vagal ini
dipengaruhi oleh maturitas kehamilan dan jarang terjadi pada kehamilan yang
aterm.8
E. PATOFISIOLOGI
sangat toksik bagi paru karena berbagai macam cara. Sulit menentukan
7
pneumonitis kimiawi, vasokonstriksi pembuluh darah vena, dan surfaktan
yang inaktif.4
Obstruksi Mekanik
jalan napas kecil dan alveolus. Perubahan ini meningkatkan upaya pernapasan
dan menyebabkan ventilasi paru yang tidak merata. Bukti yang terkahir
inaktivasi survaktan.11
dari ekspansi jalan nafas selama inhalasi dan kolaps jalan nafas sekitar
(pneumoperikardium).4,11
Pneumonitis Kimiawi
menghambat oksidasi dan fagositosis. Enzim, asam empedu, dan lemak pada
8
sitokin dan menyebabkan pneumonitis luas yang dapat dimulai dalam
Inaktifasi Surfaktan
Mekonium mendeaktivasi surfaktan dan dapat menghambat sintesis
Vasokonstruksi pulmonal
Semua mekanisme ini menyebabkan hipoksemia, asidosis dan
napas awal bayi, sulit untuk membedakan mekanisme mana yang bertanggung
jawab dalam kasus tertentu. Namun, bayi yang dengan gejala klinis yang lebih
9
Bagan 1. Patofisiologi Sindrom Aspirasi Mekonium8
F. DIAGNOSIS
radiografi.6
bulan atau lebih bulan. Jarang sekali bayi dengan penyakitini lahir kurang
bulan.9
10
1. Manifestasi klinis
cukup bulan atau lebih bulan, yaitu kecil masa kehamilan, kuku
ini dikeluarkan dari trakea dan bronkus utama, mekonium akan masuk
11
Urin berwarna hijau dapat terjadi pada bayi baru lahir dengan
urin. (MAS insight) Kuku jari tangan, tali pusar dan kulit berwarna
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium6,7,9
b. Elektrolit
12
antidiuetic hormone (SIADH) dan gagal ginjal akut merupakan
c. Darah Lengkap
3. Pemeriksaan Radiologi
hasil terapi.7
13
Adanya hipoksia pada janin dapat menyebabkan defekasi
14
Gambar 3. Gambaran radiologi menunjukkan aspirasi mekonium
yang berat.
Gambar radiologi menunjukkan perselubungan yang kasar pada
parenkim paru dengan hiperekspansi yang berat. Terdapat
pneumomediastinum dikanan paru (ditunjuk dengan panah) dibatasi
oleh lobus kanan dari thymus.14
15
Pemeriksaan radiografi lain
stabil, pemeriksaan radiologis otak seperti MRI, CT scan atau USG cranial.
Pemeriksaan lain
kardiovaskular.4
G. DIAGNOSIS BANDING
1. Pneumonia Neonatal
efusi pleura yang ditemukan pada 2/3 kasus. Volume paru normal namun
pada neonatus yang mendekati cukup bulan atau cukup bulan yang
ringan hingga sedang, diafragma datar, dapat dilihat dari lateral, cairan
16
difisura minor dan perlahan akan terdapat di ruang pleura. Foto radiografi
bayi yang kurang bulan (BKB) terjadi karena pematangan paru yang
efusi pleura jarang terjadi. Sindrom ini biasnya terjadi pada bayi preterm
17
Gambaran Takipneu, sering Takipneu, hypoxia, Takipneu, hipoxia
klinis kali tanpa hipoksia sianosis
maupun sianosis
Temuan infiltrat pada infiltrat homogenus, Patchy atelectasis,
radiologis parenkim, ”siluet air bronchogram, konsolidasi
toraks basah” di sekeliling penurunan volume
jantung, paru,
penumpukan cairan
intralobar
Keterangan :
TTN = takipneu transien pada neonatus (transient tachypnea of the newborn =
TTN); SDR = sindroma distres respirasi (RDS = respiratory distress syndrome);
SAM = sindroma aspirasi mekonium (MAS = meconium aspiration syndrome)
H. TATALAKSANA
dalam mulut dan saluran nafas harus segera dihisap. Untuk menghindari
pernafasan, tonus ototberkurang, dan denyut jantung bayi kurang dari 100 kali
18
per menit, maka sesegera mungkin dilakukan laringoskopi untuk pengisapan
tergantung hasil analisis gas darah. Bila denyut jantung bayi dan pernafasan
mengalami depresi sangat berat, lebih baik dilakukan ventilasi tekanan positif
tercemar mekonium dan kemudian mengalami apneu (henti nafas) atau distres
19
I. PROGNOSIS
paru residu jarang terjadi, namun batuk, mengi, dan hiperinflasi persisten
dapat terjadi 5-10 tahun. Bayi dengan penyakit yang berat memiliki resiko
kehidupan.6,9
termasuk kerusakan sistem saraf pusat, retardasi mental dan cerebral palsy.9
20
J. KAJIAN ISLAM
diagnosa yang tepat dan melalui pengobatan medis, Islam mengajarkan untuk
tidak putus asa akan sebuah penyakit. HR. Bukhari dan Muslim
meriwatyatkan :
oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orag yang mengerti”
manusia untuk sembuh dari sebuah penyakit, cuma bagaimana manusia untuk
mencari obatnya. Semua yang terjadi dalam kehidupan manusia dan mahlik
lainnya, semuanya dalam kuasa Sang Maha Pencipta. Apayang manusia alami
21
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya
mereka merobah keadaan pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat
menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
terjadi pada bayi yang belum mengetahui apa-apa maka kewajiban orang
terdekatnya lah yang harus mencari ikhtiar tersebut, dan ini juga termasuk
tenaga medis yang senantiasa harus siap dan sedia memberikan pertolongan
pengbatan tersebut, tidak boleh dilakukan dengan cara yang diharamkan oleh
kalian pada apa-apa yang haram” (HR. Abu Ya’la dan Ibnu Hibban)
22
K. KESIMPULAN
bayi baru lahir yang disebabkan oleh adanya mekonium di saluran udara
bercampur mekonium.
mengalami stress pernapasan (gasping), atau pada waktu lahir, ketika tarikan
efusi pleura.
23
DAFTAR PUSTAKA
1[2].
Hal 14-17.
4. Kosim MS. Infeksi Neonatal Akibat Air Ketunan Keruh. Sari Pediatri.
Aceh. 2005
9. Kosim MS, Yunanto A & Dewi R Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan
24
10. Newson L. Article : Meconium Aspiration. 2015 [cited 2017]. Available
November 2017
11. Alpers, Ann. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Vol 3. Edisi 20,. Jakarta : EGC.
12. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
www.medscape.com/http://_portal_neonatal.com.br/outras
especialidades_/argulvos/_meconiumasprationsyndrome.pdf Terakhir
http://emedicine.medscape.com/article/410756-overview#a22. Diakses
25