Anda di halaman 1dari 10

Ecogreen Vol. 4 No.

1, April 2018
Halaman 53 – 62
ISSN 2407 - 9049

PENANGANAN DAN PENGUJIAN MUTU FISIK BENIH KALAPI


(Kalappia celebica Kosterm)

Asrianti Arif, Alvin, Husna, Faisal Danu Tuheteru


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo
Kampus Lama UHO, Jl. Mayjen S. ParmanKel. Lahundape, Kendari. 93121
Correspondence Author : anty_arf@hotmail.com, fdtuheteru1978@gmail.com

ABSTRACT
Kalapi (K.celebica Kosterm.) is an endemic and endangered plant species in Sulawesi and
categorize as monotypic species in the Fabaceae family. Kalapi, since 1998, listed as endangered.
However, researches about kalapi still limited, such research that related to the handling of the seeds,
the dimensions of fruits and seeds, as well as testing of physical quality of seeds has not been done. So
that, the purpose of this study was to determine handling of seeds, measuring the dimensions of
fruits and seeds as well as testing of physical quality of seeds. Seed was collected from natural forest
of Abuki, Village of Anggoro, District of Abuki, Konawe. Testing of physical quality of Kalapi was
conducted at the Laboratory of Forestry, Faculty of Forestry and Environmental Sciences, Halu Oleo
University, Kendari. Research was carried out for 4 months. Related to seed handling, technique to
collect seed was by climbing and taking under trees. Physiologically, mature fruit has been colored
brownish. Fruits that have been collected were stored in sacks and plastic. Fruits were extracted by
using dry extraction. Based on, the dimensions of fruits and seeds observation, the length of the fruit
averaged 7.081 cm (with ranged about 2.6-12.8 cm). While, the width of fruits has averaged 2.97 cm
(with ranged about 1.7-4.6 cm). The mean length, width and thickness of each seed sized 11.33 mm
(7.31-19.93 mm), 9.4 mm (5.99-11.90 mm) and 1.39 mm (0.7-2.02 mm), respectively. The number of
seeds per fruit is 1-4 seeds. The average of purity of seeds that has been extracted is 99.51% with a
range of 99.22-99.77%. Weight of 1000 of seeds grain is 99.1 g with a range of 91-103.6 g. Prediction
of the number of seeds/kg is 10,113 grains of seeds / kg. Seeds moisture content is 13.12% with
range of 11.3-13.12%. This research will support and provide important data about kalapi related to
their seeds.

Keywords: K. celebica Kosterm, character of seed physical, dimension of fruit and seed, Abuki.

PENDAHULUAN budidaya jenis menyebabkan pohon ini menjadi


Kalapi (Kalappia celebica Kosterm.) langka dan terancam. Kalapi sejak tahun 1998
merupakan jenis tumbuhan endemik terancam masuk kategori terancam punah (VU) menurut
punah di Sulawesi dan termasuk jenis monotifik The IUCN Red List of Threatened Species, 1998.
dari famili Fabaceae (The IUCN Red List of Oleh karena itu, kalapi merupakan salah satu
Threatened Species: 1998). Jenis ini memiliki jenis yang diprioritaskan dalam program
penyebaran terbatas di Malili (Luwu Utara) konservasi jenis di Indonesia. Berdasarkan
(Ngakan et al.2005) Tangketada, Abuki, Permenhut No P.57/ Menhut-II/ 2008 Tentang
Konawe, Kolaka Timur (Arif, 2017; Purwanto, Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional
2016; Arif dan Tuheteru, 2015). Kayu kalapi 2008-2018, bahwa fokus penelitian kalapi di
termasuk kelas kuat dan awet II dengan berat Indonesia diarahkan pada beberapa aspek,
jenis 0,64 (Rombe et al.1982). Kayu dari jenis diantaranya aspek ekologi dan budidaya jenis.
ini dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan Sampai saat ini, selain perbanyakan
konstruksi rumah (Ngakan et al.2005). Namun dengan menggunakan biji, kalapi juga dapat
demikian, eksploitasi yang berlebihan dari dibudidayakan dengan cara vegetatif melalui
hutan alam tanpa adanya penanaman kembali stek pucuk (Arif et al. 2015). Namun informasi
mengakibatkan populasinya semakin perbanyakan bibit kalapi di Indonesia baik
berkurang, dengan tidak disertai pengetahuan dengan cara generative maupun vegetatif masih
sangat terbatas. Salah satu komponen penting
Penanganan dan Pengujian Mutu Fisik Benih Kalapi – Asrianti Arif et al.

perbanyakan jenis secara generatif adalah Universitas Halu Oleo, Kendari. Penelitian
pengadaan benih (Schmidt, 2002). Pengadaan dilakukan selama 4 bulan (Juni-September).
benih umumnya diawali dengan penanganan
benih dan disertai dengan pengujian benih. Eksplorasi, ekstraksi dan penyimpanan buah
Penanganan benih meliputi pengunduhan kalapi
benih, ekstraksi benih, Pembersihan, seleksi Buah kalapi dikoleksi dari pohon induk di
dan sortasi benih, pengeringan, pengemasan hutan Alam Abuki, Desa Anggoro, Kecamatan
dan penyimpanan benih. Pengujian benih Abuki, Kabupaten Konawe. Pengumpulan buah
meliputi pengujian uji mutu fisik dan fisiologis kalapi dilakukan dengan cara mengumpulkan
(Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, 2002). benih dari lantai hutan dan dengan cara
Pengujian uji mutu fisik benih meliputi berat dipanjat. Buah dikoleksi dari 10 pohon induk
benih, kemurnian benih dan kadar air benih yang sedang berbuah. Ekstraksi benih kalapi
(Schmidt, 2002). dilakukan dengan cara ekstraksi kering seperti
Pengujian mutu fisik benih sudah benih legum pada umumnya. Benih dikemas
dilakukan pada beberapa jenis legum pada kantong plastik dan disimpan di refrigator
diantaranya akasia, kaliandra, merbau, lamtoro, kulkas.
kayu kuku, angsana dan johar (Sudrajat, 2010).
Selain legum, beberapa jenis tanaman seperti Penentuan Kadar Air
kranji (Aminah, 2010), pulai (Suita dan Kadar air benih diukur di laboratorium
Nurhasybi, 2009) dan mindi (Suita et al. 2008) benih dengan cara pengovenan benih. Adapun
juga telah diteliti. Di Sulawesi Tenggara, studi prosedur kerjanya adalah sebagai berikut:
perbenihan juga telah dilakukan pada benih contoh kerja ditimbang terlebih dahulu untuk
tanaman kayu kuku (Limi, 2010), benatan mengetahui berat awalnya, dan setelah
(Hamrina, 2011), eha (Sukmawati, 2014), pengovenan ditimbang untuk mengetahui berat
Ormosia bancana (Satriana, 2016) dan lonkida akhirnya sehingga dapat diketahui kadar air
(Tuheteru, 2015). benih.
Penelitian penanganan dan pengujian a. Contoh kerja
benih penting dilakukan untuk mengetahui Penentuan harus dilakukan pada dua
kualitas benih dalam penyediaan benih untuk contoh kerja (ulangan). Contoh kerja harus
kebutuhan budidaya jenis, menyediakan benih diambil secara acak dengan cepat (tidak lebih
yang bermutu baik (fisik, fisiologis dan genetik) dari 30 detik). Berat masing-masing contoh
serta menyiapkan kebutuhan benih pada kerja harus berkisar antara 5-10 gram.
kegiatan penanaman (Nurhasybi et al. 2007). (Direktorat Perbenihahan Tanaman Hutan,
Namun, informasi penanganan benih dan 2002).
pengujian fisik benih kalapi belum pernah ada. b. Penggilingan dan pemotongan
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk Benih berukuran besar atau benih
mengetahui teknik penanganan dan pengujian berkulit keras harus digiling atau dipotong
mutu benih kalapi. Sehingga tujuan penelitian lebih kecil sebelum penimbangan (dan
ini adalah untuk mengetahui teknik pengeringan). Kalau tidak, kulit benih akan
penanganan benih meliputi pengumpulan buah menahan penguapan air dari benih. Air akan
dan benih, pengemasan, pengolahan benih, tetap berada di dalam benih setelah
pengukuran dimensi buah dan biji serta pengeringan sehingga kadar air benih hasil
pengujian mutu fisik benih kalapi. pengujian menjadi terlau rendah. Berat contoh
kerja setelah digiling atau dipotong sekurang-
BAHAN DAN METODE kurangnya perulangan 5-10 gram. (Direktorat
Lokasi dan Waktu Penelitian Perbenihahan Tanaman Hutan, 2002).
Buah/benih diunduh di hutan alam Abuki c. Penimbangan
Desa Aggoro, Kecamatan Abuki, Kabupaten Semua penimbangan harus dalam gram
Konawe. Pengujian mutu fisik benih kalapi dengan tiga angka desimal. Pertama, wadah dan
dilaksanakan di Laboratorium Kehutanan tutup ditimbang. Kedua, benih ditambahkan
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, dan ditimbang lagi. Ketiga, benih, wadah dan

54
Ecogreen Vol. 4(1) April 2018, Hal 53 - 62

tutupnya ditimbang kembali setelah k1 : Berat benih murni


pengeringan. (Direktorat Perbenihahan k2 : Berat benih lain
Tanaman Hutan, 2002). k3 : Berat kotoran
d. Pengeringan dengan oven
kedua ulangan dimasukkan kedalam 4. Berat 1000 butir
oven suhu 103 ± 2º C selama 17 ± 1 jam. Berat 1000 butir adalah jumlah benih
Penutup wadah dibuka untuk memungkinkan dalam sejumlah benih murni yang ditimbang,
penguapan air dari benih selama dioven. Pada dihitung, dan berat per 1000 butirnya
akhir periode pengeringan, wadah ditutup dikalkulasikan. Pengamatan berat benih 1000
kembali dan diletakkan di dalam desikator yang butir dilakukan dengan mengambil dan
berisi silica gel selama 30-45 menit, kemudian menghitung 100 benih dengan 8 ulangan secara
wadah, tutup dan isinya ditimbang. (Direktorat acak. Kemudian menghitung koefisien
Perbenihahan Tanaman Hutan, 2002). keragaman dari berat 100 butir benih antara 8
ulangan tersebut. Jika koefisien keragaman (CV)
Variabel Penelitian lebih kecil dari 4,0 maka analisis diterima
1. Penanganan benih (Peraturan Dirjen RLPS No. P.13/V-PTH/2007).
Teknik/cara pengunduhan dan ekstraksi Berat 1.000 butir benih diperoleh dengan
benih kalapi (Kalappia celebica Kosterm.) mengalikan berat rata-rata 100 benih (x)
mengikuti penanganan benih dari jenis-jenis dengan nilai 10. Berat 1.000 butir benih diubah
legum. Pengunduhan dapat dilakukan dengan kedalam jumlah benih per kg dengan rumus:
cara pemungutan di lantai hutan. Ekstraksi
benih dapat dilakukan dengan teknik ekstraksi 1.000
ℎ = × 1.000
kering. 1.000 ℎ
2. Pengukuran dimensi buah dan biji
Warna dan bentuk buah dan benih 5. Penentuan kadar air
diamati dengan cara pengamatan terhadap
morfologi buah dan benih. Pengukuran dimensi kadar air dihitung dengan rumus:
buah (panjang, lebar dan tebal) dilakukan ( 2 − 3)
= × 100%
dengan mengambil100 buah secara acak 2 − 1)
sebanyak 5 kali. Sedangkan pengukuran biji
dilakukan dengan mengamati 100 biji sebanyak Dimana:
5 kali ulangan untuk panjang, lebar dan tebal M1 adalah berat wadah dan tutup (gram);
(Rao et al. 2011) . Pengukuran dimensi buah M2 adalah berat wadah, tutup, dan isinya
dan benih mengunakan kaliper digital (Merek sebelum pengeringan (gram), dan
NANKAI) M3 adalah berat wadah, tutup dan isinya
3. Analisa Kemurnian Benih setelah pengeringan (gram).
Kemurnian benih merupakan kelompok (Direktorat Perbenihahan Tanaman Hutan,
benih yang menunjukkan persentase proporsi 2002).
benih murni suatu jenis. Kemurnian benih
dihitung berdasarkan berat masing-masing Analisis Data
benih murni, benih lain dan kotoran. Data dianalisis secara deskriptif dan
Perhitungan kemurnian sebagai berikut: disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Data
Persentase berat masing-masing bagian diolah dengan program Microsoft Office Excel
dihitung dengan rumus: 2007.
1
% ℎ = × 100% HASIL DAN PEMBAHASAN
1+ 2+ 3
2 Hasil
% ℎ = × 100%
1+ 2+ 3 Pengumpulan buah dan ekstraksi biji
3
% = × 100% Buah kalapi diunduh dari pohon induk
1+ 2+ 3
yang terletak di desa Anggoro, Kecamatan
(Sudrajat, dan Nurhasybi. 2014)
Abuki, Kabupaten Konawe. Pengunduhan
keterangan:

55
Penanganan dan Pengujian Mutu Fisik Benih Kalapi – Asrianti Arif et al.

dilakukan dengan cara memanjat dan Buah kalapi yang dikoleksi memiliki
mengumpulkan benih yang ada di bawah pohon panjang buah dengan rata-rata 7,08 cm,
kalapi. Buah yang masak fisiologis berwarna panjang minimal 2,6 cm dan panjang maksimal
coklat kemerah-merahan. Buah yang telah 12,8 cm. Sedangkan untuk lebar buah kalapi
diunduh kemudian disimpan di dalam karung memiliki rata-rata 2,97 cm, lebar minimal 1,7
dan kantong plastik setelah dikeringanginkan. cm dan lebar maksimal 4,6 cm. (Tabel 1). Buah
Selanjutnya, proses ekstraksi benih kalapi berbentuk polong dan berwarna coklat
dilakukan dengan cara ekstraksi kering yaitu kemerah-merahan (Gambar 1a).
mengeluarkan benih dari buah/polong dengan Tabel 2 menunjukkan bahwa rataan
cara biji dikupas dan dikeluarkan dari buah panjang, lebar dan tebal biji kalapi masing-
secara manual. Kegiatan selanjutnya adalah masing berukuran 11,33 mm (7,31-19,93 mm),
pembersihan dan sortasi benih. 9,44 mm (5,99-11,90 mm) dan 1,39 mm (0,7-
Dimensi Buah dan Biji 2,02 mm). Biji kalapi berbentuk lonjong seperti
cakram. (Gambar 1b).

Tabel 1. Dimensi atau ukuran buah kalapi


BUAH
Ulangan* Panjang (cm) Lebar (cm)
rata-rata Pmax Pmin SE rata-rata Lmax Lmin SE
1 7,11 12,80 5,10 1,29 2,94 3,90 1,70 0,35
2 6,99 9,90 2,60 1,23 3,03 4,60 2,10 0,40
3 6,81 10,00 4,10 1,14 2,91 3,90 2,00 0,33
4 7,19 10,80 4,90 1,10 2,97 3,50 2,00 0,28
5 6,99 10,30 4,90 1,03 3,00 3,50 2,30 0,26
7,018 2,97

a b

Gambar 1. Dimensi buah dan benih kalapi yang dikoleksi dari desa Anggoro

Tabel 2. Dimensi atau ukuran biji kalapi


BIJI
Ulangan* Panjang (mm) Lebar (mm) Tebal (mm)
Rataan Max min Rataan Max Min Rataan max min
1 11,44 15,38 8,44 9,38 11,9 7,18 1,45 1,91 1,01
2 11,38 15,95 8,96 9,49 11,54 7,61 1,4 1,86 0,86
3 11,38 15,59 8,9 9,51 11,71 7,28 1,38 1,81 0,83
4 11,11 19,93 7,31 9,27 11,68 5,99 1,37 2,02 0,9
5 11,35 14,14 8,52 9,53 11,86 7,47 1,35 1,78 0,71
11,33 19,93 7,31 9,44 11,90 5,99 1,39 2,02 0,71
Ket.: * Setiap ulangan 100 biji

56
Ecogreen Vol. 4(1) April 2018, Hal 53 - 62

Jumlah biji per buah adalah 1-4 biji, dengan jumlah biji yang paling banyak adalah 1 biji per buah
(71 %) dan jumlah biji paling sedikit adalah 4 biji per buah (1 %) (Gambar 2).

Jumlah biji per buah


4% 1% 3%

Biji 0
21% Biji 1
Biji 2
Biji 3
71%
Biji 4

Gambar 2. Jumlah biji kalapi per buah

Pengujian Mutu Fisik Benih kalapi Tabel 4. Berat 1000 butir dan jumlah biji kalapi
1. Kemurnian benih per kg
Rata-rata kemurnian benih kalapi setelah Ulangan Berat 1000 (gr) Jumlah benih/kg
diekstraksi adalah 99,51 % dengan kisaran 99,11-
1 91,0 10992,3
99,77 %. (Tabel 3).
2 103,6 9649,5
3 98,2 10185,6
Tabel 3. Kemurnian benih kalapi
4 101,5 9847,7
Ulanga Rata
1 2 3 4 5 5 101,1 9891,3
n an
Rataan 99,1 10,113
Kemurn 99,5
ian 99, 99, 99, 99, 99, 1
3. Kadar air
Benih 71 73 11 77 22
Hasil pengujian kadar air benih disajikan
(%)
pada gambar 3, yang menunjukkan bahwa kadar
air tertinggi terdapat pada perlakuan benih yang
2. Berat 1000 butir benih
ditumbuk dan terendah pada benih yang dibelah
Rata-rata berat 1000 butir benih kalapi
menjadi 4 bagian.
adalah 99,1 g dengan kisazxran 91-103,6 g.
Jumlah benih/kg yang dihitung berdasarkan berat
1000 butir adalah rata-rata 10,113 butir
benih/kg. (Tabel 4).

14,00
Kadar air (%)

13,00
12,00
11,00
10,00
A B C D
Perlakuan

Gambar 3. Kadar air penyimpanan (A: dibelah 4, B: dibelah 6, C: dibelah 8 dan D: ditumbuk)

57
Penanganan dan Pengujian Mutu Fisik Benih Kalapi – Asrianti Arif et al.

Pembahasan indicus dan Cassia siamea. Hal ini juga


Koleksi buah dan benih kalapi dilakukan di menunjukkan kemurnian kalapi sama dengan
lapangan, dan pengunduhan dilakukan di dengan jenis Adenanthera microsperma, Delonix sp.,
cara memanjat dan mengumpul dari lantai hutan. Enterobium ciclocarpum, Pericopsis mooniana dan
Menurut Schmidt (2002) bahwa terdapat metode Tamarindus indica (Direktorat Perbenihan
pengunduhan diantaranya pengumpulan buah di Tanaman Hutan, 2014).
lantai hutan, perontokan, pemanjatan/pemetikan Berat 1000 butir benih kalapi adalah 99,1 g
dan pengumpulan buah secara khusus. Teknik atau 10,113 butir per kg. Pengukuran berat 1000
pengunduhan dengan cara dipanjat dan dipungut butir benih sangat penting untuk mengetahui
di lantai hutan juga dilakukan pada jenis buah jumlah benih per kg dari suatu jenis yang dapat
legume lainnya seperti segon buto (Nurhasybi et dijadikan standar dalam perencanaan kebutuhan
al. 2007). Jumlah biji kalapi per buah pada benih untuk persemain maupun penanaman
penelitian ini berkisar 1(-4). Secara umum data (Risasmoko, 2006; Suita, 2012). Jumlah berat
jumlah biji sama seperti yang dilaporkan Sosef et 1000 butir kalapi lebih besar dari jenis A.
al. 1998 1(-3). Meskipun demikian data penelitian aulacocarpa,A. auriculiformis, A. crassicarpa, A.
dari hasil di lapangan 4 biji per buah belum mangium, A. villosa, Albizia procera, Caliandra
dilaporkan. Selanjutnya untuk ekstraksi benih calothyrsus, C. tetragona, Leucaena glauca, L.
dilakukan dengan cara ekstraksi kering. leucocepala, Falcataria molucana dan Cassia
Buah kalapi berwarna coklat kemerah- siamea. Serta ini juga menunjukkan berat 1000
merahan dan sama seperti yang dikemukakan butir kalapi lebih kecil dibandingkan dengan jenis
oleh Sosef et al. (1998). Buah kalapi berbentuk A. arabica, Adenanthera microsperma, Delonix sp.,
polong dan tidak merekah. Polong-polongan Enterobium ciclocarpum, Glirisidia sepium, Instia
merupakan salah satu ciri dari jenis yang bijuga, Pericopsis mooniana, Pterocarpus indicus
umumnya masuk dalam family Fabaceae (Schmidt dan Tamarindus indica (Direktorat Perbenihan
2002). Ukuran buah dan biji kalapi pada Tanaman Hutan, 2014).
penelitian ini adalah 7,08×2,79 cm dan Kadar air benih kalapi pada penelitian ini
11,33×9,44×1,39 mm. Rata-rata panjang benih berkisar 11,3-13,12 %, dimana pelakuan
kalapi pada penelitian ini juga berada pada pengukuran kadar air pada benih dengan cara
kisaran ukuran yang dilaporkan oleh Arif (2013). ditumbuk memiliki kadar air lebih besar yaitu
Meskipun demikian, panjang minimum dan 13,12 %. Metode pengujian kadar air yang paling
maksimum pada penelitian ini lebih kecil dari tepat adalah apabila metode tersebut mampu
yang telah dilaporkan oleh Arif (2013). Ukuran memberikan nilai kadar air lebih tinggi (Willan,
benih penting diketahui karena berhubungan 1985). Oleh karena itu, untuk pengukuran kadar
dengan persentase daya kecambah dan vigor air benih kalapi, metode yang lebih tepat adalah
benih (Wulandari et al. 2015). dengan cara ditumbuk dan dilanjutkan dengan
Kemurnian benih kalapi pada penelitian ini metode pengeringan oven. Sampai saat ini
rata-rata 99,51 %, dengan kisaran 99,22-99,77 %. metode pengeringan oven merupakan metode
Kemurnian benih merupakan kelompok benih yang digunakan sebagai metode standar (Sudrajat
yang menunjukkan persentase proporsi benih dan Kartiana, 2008). Selanjutnya, kadar air benih
murni suatu jenis (Biantary dan Jumani, 2014). perlu diketahui karena berhubungan dengan
Tujuan analisis kemurnian benih adalah untuk perlakuan penanganan benih. Dimana,
menentukan komposisi benih murni, benih lain penanganan benih menentukan dan berpengaruh
dan kotoran dari contoh benih dari yang mewakili terhadap karakter daya hidup atau viabilitas
lot benih (Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan, benih selama proses penyimpanan (Jayusman,
2002). Data kemurnian benih kalapi lebih besar 2012). Data kadar air benih kalapi pada penelitian
dari jenis-jenis legume lainnya, seperti Acacia ini lebih besar dari jenis-jenis legume lainnya,
Arabica, A. aulacocarpa, A. auriculiformis, A. seperti Acacia arabica, A. aulacocapa, A.
crassicarpa, A. mangium,A. villosa, Albizia procera, auriculiformis, A. crasicarpa, A. mangium, A.
Caliandra calothyrsus, C. tetragona, Glirisidia vilosa,Enterobium ciclocarpum, Glirisidia sepium,
sepium, Instia bijuga, Leucaena glauca, L. Instia bijuga, Leucaena glauca, L. leucocepala,
leucocepala, Falcataria molucana, Pterocarpus Falcataria molucana, Pericopsis mooniana,

58
Ecogreen Vol. 4(1) April 2018, Hal 53 - 62

Pterocarpus indicus, Cassia siamea dan Arif, A dan F.D. Tuheteru. 2015. Respon spesies
Tamarindus indica. (Direktorat Perbenihan tanaman terancam punah kalapi
Tanaman Hutan, 2014). Berdasarkan data kadar (Kalappia celebica Kosterm.) terhadap
air benih, diduga bahwa benih kalapi termasuk inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula dan
dalam benih ortodoks. Benih ortodoks aplikasi vermikompos. Laporan Tahunan
merupakan jenis benih yang dapat dikeringkan Hibah Bersaing. Lembaga Penelitian dan
sampai kadar air rendah dan dapat disimpan Pengabdian Pada Masyarakat, Universitas
lama, biasanya ukurannya kecil dan dibungkus Halu Oleo.
kulit yang keras atau yang sulit ditembus air Arif, A., F.D. Tuheteru dan Husna. 2015. The
(Mulawarman et al. 2002). conservation of endemic and endangered
species Kalappia celebica kosterm
KESIMPULAN through cuttings propagation and AMF
Kesimpulan pada penelitian ini adalah potential assessment. Dalam : I.M.
buah kalapi diunduh dengan cara dipanjat dan Sukamerta., I.G.N.A. Wiswasta, S.N.
dipungut dilantai hutan. Buah dikemas di dalam Soewandhi, A.B. Darussalam, I.K.
karung dan kantung plastik. Buah diangkut Widnyana, I.M. Tamba dan I.K. Sumantra,
menggunakan mobil. Pengolahan buah dilakukan (editor). 2ndInternational Conference on
dengan cara buah diekstraksi kering. Buah kalapi Sustainable Development (ICSD) “Global
memiliki panjang dengan rata-rata 7.018 cm (2.6- Sustainable Development”; 2015, 28
12.8 cm). Sedangkan untuk lebar buah kalapi Februari – 1 Maret, Bali, Indonesia.
memiliki rata-rata 2.97 cm (1.7-4.6 cm). Biji Universitas Maharasaswati Press.
kalapi mempunyai rata-rata panjang, lebar dan Arif, A., F.D. Tuheteru, Husna., A.M. Kandari, I.S.
tebal masing-masing berukuran 11.33 mm (7.31- Mekuo dan Masnun. 2016. Status and
19.93 mm), 9.44 mm (5.99-11.90 mm) dan 1.39 culture of arbuscular mycorrhizal fungi
mm (0.71-2.02 mm). Jumlah biji per buah kalapi isolated from rhizosphere of endemic and
yaitu 1-4 biji. Kemurnian, berat 1000 butir dan endangered species of kalapi(Kalappia
kadar air masing-masing adalah 99.51 %, 99.1 g celebica Kosterm.). European Journal of
dan 11.3- Sustainable Development. 5/4: 395-402.
Arif, A. 2017. Pembangunan kebun pangkas dan
SARAN teknik perbanyakan pupuk hayati fungi
mikoriza dalam mendukung konservasi
Hasil penelitian ini terbatas pada tegakan
jenis terancam punah kalapi (Kalappia
kayu kalapi desa Anggoro. Oleh karena itu, untuk
celebica kosterm). Laporan Tahunan
mendapatkan data dimensi buah dan benih secara
Produk Terapan. Lembaga Penelitian dan
komprehensif maka perlu penelitian yang sama di
Pengabdian Pada Masyarakat, Universitas
tempat sebaran alami lainnya di Sulawesi
Halu Oleo.
Tenggara.
Bakosurtanal. 2001. Atlas flora dan fauna
Indonesia. Grasindo. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Bintary, M.P dan jumani. 2014. Laporan penelitian
Aminah, A. 2010. Pengujian mutu fisik dan uji mutu fisik dan fisiologi benih pohon
fisiologis benih kranji (Pongamiapinnata penghasil gaharu (Aquilaria microcarpa
Merril) asal Desa Batukaras Jawa Barat. Baill) berdasarkan fenotif pohon di
Info Benih. 14 (2):57-62. KHDTK Samboja Kabupaten Kutai
Arif, A. 2013. Konservasi jenis terancam punah Kartanegara. Lembaga Penelitian dan
kalapi (Kalappia celebica Kosterm) di Pengabdian Pada Masyarakat Universitas
Kecamatan Tanggetada kabupaten 17 Agustus 1945 Samarinda. Samarinda.
Kolaka. Laporan Tahunan Produk Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan. 2002.
Terapan. Lembaga Penelitian dan Petunjuk teknis pengujian mutu fisik-
Pengabdian Pada Masyarakat, Universitas fisiologis benih. Departemen Kehutanan
Halu Oleo. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan
dan Perhutanan Sosial. Jakarta.

59
Penanganan dan Pengujian Mutu Fisik Benih Kalapi – Asrianti Arif et al.

Hamrina, W.O. 2011. Pengaruh berbagai Agroforestry (ICRAF) dan Winrock


perlakuan benih dan media kecambah International. Bogor.
terhadap peningkatan viabilitas benih Ngakan, P.O., A. Achmad, D. Wiliam, K. Lahae dan
kayu benatan (Albizia splendens Miq) A. Tako. 2005. Dinamika proses
[skripsi]. Jurusan Kehutanan Fakultas desentralisasi sektor Kehutanan di
Pertanian Universitas Halu Oleo. Kendari. Sulawesi Selatan. Sejarah, realitas dan
[IUCN] International Union for Conservation of tantangan menuju pemerintahan
Nature and Natural Resources. 1998. otonomi yang mandiri. Center for
IUCN Red List Categories. Prepared by International Forestry Research. Bogor.
the IUCN Species Survival Commission. Nurhasybi., D.J. Sudrajat, A.A. Pramono dan B.
IUCN, Gland Switzerland. Budiman. 2007. Review status iptek
Jayusman. 2012. Hubungan dimensi buah dan biji perbenihan tanaman hutan. Volume 6 No.
terhadap daya kecambah malapari 6. Departemen Kehutanan Badan
(Pongamia pinnata Merril). Wana Benih. Penelitian Teknologi Perbenihan Bogor.
13 (2) :67-75. Bogor.
[KEMENHUT RI] Kementrian Kehutanan Republik Peraturan Dirjen Rehabilitasi Lahan dan
Indonesia dan [ITTO] International Perhutanan Sosial Nomor: P.13
Tropical Timber Organization. (Tanpa /VPTH/2007 Tentang Petunjuk Teknis
Tahun). Technical Report - Volume 3 – Pengujian Mutu Fisik – Fisiologi Benih.
Manual Pelatihan. [PERMENHUT] Peraturan Mentri Kehutanan.
Kurniaty, R., Danu., R.U. Damayanti. 2011. 2008. Arahan strategi konservasi spesies
Alternatif penerapan teknik perbanyakan Nasional 2008-2018. Menteri Kehutanan.
tanaman hutan: Wilarso S., Budi, T. Indonesia.
Rosnawati dan Danu (editor). Teknologi Purwanto, I.J. 2016. Ekstraksi kulit kayu kalapi
perbenihan untuk meningkatkan (Kalappia celebica Kosterm.) Sebagai
produktifitas hutan rakyat di Propinsi bahan pewarna alami tekstil [skripsi].
Jawa Tengah; 2011, 20 Juli, Semarang, Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan
Indonesia. Pusat Penelitian dan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu
Pengembangan Peningkatan Oleo. Kendari.
Produktivitas Hutan Badan Penelitian Rao, G. R., K, Arun, Shanker., I. Srinivas., G. R.
dan Pengembangan Kehutanan Korwar dan B. Venkateswarlu. 2011.
Kementrian Kehutanan. Diversity and variability in seed
Limi, S.A. 2010. Pengaruh ukuran benih dan jenis characters and growth of Pongamia
media kecambah terhadap peningkatan pinnata (L.) Pierre accessions. Trees.
viabilitas benih kayu kuku (Pericopsis 25:725–734.
mooniana Thwates) [skripsi]. Jurusan Risasmoko, A. 2006. Pengaruh kadar air awal,
Kehutanan Fakultas Pertanian wadah dan periode simpan terhadap
Universitas Halu Oleo. Kendari. viabilitas benih suren (Toona
Mardiastuti, A., M.D. Kusrini, Y.A. Mulyani, S. sureniMerr) [skripsi]. Departemen
Manullang dan T. Soehartono 2008. Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan
Arahan strategis konservasi spesies Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Nasional 2008 – 2018. Direktorat Rombe, Y.L., S. Rahardjo, dan C. Suherman. 1982.
Jenderal Perlindungan Hutan dan Jenis-jenis pohon disusun berdasarkan
Konservasi Alam- Departemen nama daerah dan nama botaninya, buku I
Kehutanan RI. Jakarta. Sulawesi Tenggara. Direktorat Bina
Mulawarman., J. Roshetko, S.M. Sasongko dan D. Program Kehutanan. Sulawesi Tenggara.
Iriantono. 2002. Pengelolaan benih Sahupala. 2007. Teknologi benih. Fakultas
pohon, sumber benih, pengumpulan dan Pertanian Universitas Patimura. Maluku.
penanganan benih: pedoman lapang Satriana. 2016. Pengaruh ukuran benih terhadap
untuk petugas lapang dan petani. perkecambahan benih Ormosia calavensis
International Centre For Research In Blanco [skripsi].Program Studi

60
Ecogreen Vol. 4(1) April 2018, Hal 53 - 62

Manajemen Hutan. Jurusan Kehutanan Sudrajat, D.J dan Nurhasybi. 2014. Buku pedoman
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan pengujian mutu benih tanaman hutan.
Universitas Halu Oleo. Kendari. Dierktorat Bina Perbenihan Tanaman
Schmidt, L. 2002. Pedoman penanganan benih Hutan. Jakarta.
tanaman hutan tropis dan sub Sudrajat, D.J. 2010. Kajian standar mutu fisik dan
tropis2000. Moch Naim, penerjemah; fisiologis benih tanaman hutan. Info
Harum F, editor.. Penerbit PT Gramedia. Benih. 14 (2): 81-87.
Jakarta. Terjemahan dari: Guide to Sudrajat, D.J., Nurhasybi dan Y. Bramasto. 2015.
Handling of Tropical and Subtropical Standar pengujian dan mutu benih
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Forest tanaman hutan. Forda Press. Bogor.
Seed. Sudrajat, D.J., Nurhasybi dan Y. Bramasto. 2015.
Setiadi, D. 2012. Eksplorasi benih Caliandra Teknologi penanganan benih dan bibit
callothyrsus di Wamena-Papua. Wana untuk memenuhi standar benih dan bibit
Benih. 13 (2): 59-66. bersertifikat. Dalam: Mindawati, N., Y.
Siregar, N dan A. Astho. 2011. Pengadaan bibit Bramasto, A. Astho, M. Rahmat dan D.J.
jabon (Anthocepallus cadamba) Secara Sudrajat (editor). Teknologi perbenihan,
Generatif dan Vegetatif: Wilarso, S., Budi, silvikultur dan kelembagaan dalam
T. Rosnawati dan Danu (editor). peningkatan produktivitas hutan dan
Teknologi perbenihan untuk lahan; 2015, 11 Agustus, Bandar
meningkatkan produktifitas hutan rakyat Lampung, Indonesia. Pusat Penelitian dan
di Propinsi Jawa Tengah; 2011, 20 Juli, Pengembangan Hutan Badan Penelitian,
Semarang, Indonesia. Pusat Penelitian Pengembangan dan Inovasi Kementerian
dan Pengembangan Peningkatan Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Produktivitas Hutan Badan Penelitian Suita, E. 2012. Seri teknologi perbenihan tanaman
dan Pengembangan Kehutanan hutan: kesambi (Scheichera oleosa
Kementrian Kehutanan. MERR.). Balai Penelitian Teknologi
Sosef, M.S.M., L.T. Hong dan S. Prawirohatmojo. Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor.
1998. Plant resources of south-east Asia. Suita, E., Nurhasiby dan N, Yuniarti. 2008.
[Editorial]. Bogor. Indonesia. Penentuan kriteria masak fisiologis buah
Sudrajat, D.J dan E.R. Kartiana. 2008. Metode mindi (Melia azedarach). Berdasarkan
pengujian kadar air dan perkecambahan sifat-sifat fisik, fisiologis dan kimia. Jurnal
benih kihiyang di laboratorium: Gintings, Penelitian Tanaman Hutan. 5 (2):75-82.
N., T. Rostiwati., B. Laksono., R. Effendi Sukmati. 2014. Pematahan dormansi benih
dan A. Wibowo (editor). Sintesa hasil tanaman eha (Castanopsis buruana Miq)
litbang hutan tanaman; 2008, 19 dengan menggunakan perlakuan
Desember, Bogor, Indonesia. Departemen Giberilin (GA3) dan lama perendaman
Kehutanan, Badan Penelitian Dan [skripsi]. Jurusan Kehutanan Fakultas
Pengembangan Kehutanan, Pusat Kehutanan dan Ilmu Lingkungan.
Penelitian Dan Pengembangan Hutan Universitas Halu Oleo.
Tanaman. Tuheteru, F.D. 2015. Potensi lonkida (Nauclea
Sudrajat, D.J dan Nurhasybi. 2007. Produksi dan orintalis L.) untuk fitoremidiasi lahan
pengujian mutu benih tanaman hutan: basah air asam tambang [disertasi].
Syamsuwida, D., Nurhasybi, M. Zanzibar Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
dan Danu (editor). Teknologi perbenihan Bogor. Bogor.
untuk peningkatan produktifitas hutan Wulandari, W., A. Bintoro dan Duryat. 2015.
tanaman rakyat di Sumatra Barat; 2007, Pengaruh ukuran berat benih terhadap
7 November, Solok, Indonesia. Pusat perkecambahan benih merbau darat
Penelitian dan Pengembangan Hutan (Intsia palembanica). Jurnal Sylva Lestari.
Tanaman Badan Penelitian dan 3 (2):79-88.
Pengembangan Kehutanan Departemen Yuniarti, N., E. Suita, M. Zanzibar, dan Nurhasybi.
Kehutanan. 2011. Teknik penanganan benih tanaman

61
Penanganan dan Pengujian Mutu Fisik Benih Kalapi – Asrianti Arif et al.

hutan. Dalam : S. Wilarso., Budi, T. Indonesia. Pusat Penelitian dan


Rosnawati dan Danu (editor). Teknologi Pengembangan Peningkatan
perbenihan untuk meningkatkan Produktivitas Hutan Badan Penelitian
produktifitas hutan rakyat di propinsi dan Pengembangan Kehutanan
jawa tengah; 2011, 20 Juli, Semarang, Kementrian Kehutanan.

62

Anda mungkin juga menyukai