Oleh :
YOGIE ANGGRIAWAN
09010144
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, perlu adanya fasilitas sinyal yang memadai untuk bisa mencakup
semua wilayah. Sistem Informasi Geografis Penempatan BTS di provinsi
Lampung ini dibuat dengan menggunakan Arcview 3.2 sebagai interface utama,
Avanue sebagai bahasa pemrograman serta databasenya. Program ini
memungkinkan user untuk input, edit, hapus, pencarian dan pencetakan data ke
media kertas. Data yang diinput berupa data BTS. Sedangkan output yang
dihasilkan sistem informasi geografis ini berupa laporan blank spot ( daerah
kosong di luar jangkauan daerah pancar ). Sistem Informasi Geografis BTS ini
dapat menjadi slah satu solusi yang dapat digunakan untuk mempermudah
mengetahui informasi penempatan BTS di provinsi Lampung dan mengetahui
dimana wilayah yang termasuk blank spot (daerah kosong diluar jangkauan
daerah pancar) agar nantinya dapat menambahkan kinerja dari pihak BTS itu
sendiri.
dalam penelitian ini yaitu bagaimana membuat aplikasi sistem informasi letak bts
menggunakan Arcview.
Untuk memberikan ruang lingkup pada skripsi ini agar lebih terarah, maka
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan ilmiah ini adalah membuat suatu sistem informasi letak posisi
bts di provinsi. SIG ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui dimana
saja letak posisi bts dan mana saja yang belum terjangkau bts agar seluruh
1.5 Manfaat
Informasi.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi penjelasan tentang teori-teori yang digunakan dalam penulisan.
Teori ini meliputi pengertian sistem informasi geografis, ArcView 3.3, MapView
Svg 3.1.
Dalam bab ini berisi Analisa dan Pembahasan, pada bab ini membahas tentang
Dalam bab ini disajikan hasil, implementasi, analisis dan pembahasan penelitian.
Hasil dan implementasi dapat berupa gambar alat/program dan aplikasinya. Untuk
5
Berisi kesimpulan dan saran dapat dijadikan pertimbangan bagi pembaca yang
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas
orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan
manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering
digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan
teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya
pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi
juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam
mendukung proses bisnis
Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM yang
berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). BTS berhubungan dengan
MS melalui air-interface dan berhubungan dengan BSC dengan menggunakan A-
bis interface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima (transciver) sinyal
komunikasi dari/ke MS serta menghubungkan MS dengan network element lain
dalam jaringan GSM (BSC, MSC, SMS, IN, dsb) dengan menggunakan radio
interface. Secara hirarki, BTS akan terhubung ke BSC, dalam hal ini sebuah BSC
akan mengontrol kerja beberapa BTS yang berada di bawahnya. Karena fungsinya
sebagai transceiver, maka bentuk pisik sebuah BTS pada umumnya berupa tower
dengan dilengkapi antena sebagai transceiver, dan perangkatnya.Sebuah BTS
dapat mecover area sejauh 35 km (hal ini sesuai dengan nilai maksimum dari
Timing Advance (TA)).
Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio Resource Management, yaitu melakukan
fungsi-fungsi yang terkait dengan :
5. Frequency hopping
2. Module Operation dan Maintenance (O&M) : Module ini paling tidak terdiri
dari sebuah central unit yang mengatur kerja seluruh perangkat BTS. Untuk tujuan
penaturan kerja ini, module ini dihubungkan dengan BSC dengan menggunakan
channel O&M. Hal ini menagakibatkan module O&M dapat memproces
command yang diberikan dari BSC atau dari MSC dan melaporkan hasilnya.
Module O&M juga memiliki sebuah Human Machine Interface (HMI) yang
memungkinkan petugas untuk melakukan maintenance dan control BTS secara
lokal (tanpa melalui BSC atau MSC).
3. Module Clock : Module ini sebenarnya termasuk bagian dari module O&M.
Fungsi module ini adalah sebagai module yang men-generate dan
mendistribusikan clock. Walaupun lebih banyak keuntungannya bila
menggunakan reference clock dari sinyal PCM pada A-bis interface, tapi
penggunaan internal clock di BTS adalah sebuah keharusan (mandatory), hal ini
khususnya diperlukan bila sebuah BTS harus di-restart dalam kondisi standalone
(tanpa koneksi ke BSC) atau ketika terjadi link failure yang mengakibatkan clock
PCM-nya tidak tersedia.
4. Filter Input &Output : Module ini terdiri dari filter input dan filter output yang
fungsinya untuk membatasi bandwidth sinyal yang diterima dan ditarnsmisikan
oleh BTS. Filter input pada dasarnya adalah sebuah wideband filter yang non-
adjustable (tidak dapat diatur-atur). Artinya pada arah uplink (dari MS ke BTS)
filter input ini akan menerima dan melewatkan semua sinyal yang berada dalam
rentang frekwensi GSM, baik itu frekwensi GSM 900, DCS 1800, ataupun PCS
1900. Berbeda dengan filter output yang berkerja pada arah downlink (dari BTS
ke MS). Filter output adalah sebuah filter wideband yang adjustable, dimana filter
ini akan membatasi bandwidth sinyal yang ditansmisikan oleh BTS dalam rentang
200 kHz. Filter output juga dapat mengatur besar frekwensi yang akan digunakan
8
Dalam istilah BTS juga dikenal berbagai pembagian Jenis dan kelas. Misalnya
untuk penempatan BTS, dibagi kedalam kelas indoor dan outdoor.
BTS indoor mempunyai spesifikasi desain yang lebih ramping atau simpel, dan
relatif lebih awet karena ditempatkan di dalam ruangan. Namun BTS indoor juga
memiliki kelemahan pada penempatan ruangan tersendiri yang harus dilengkapi
AC (Air Conditioner) sebagai pendingin. Rentang suhu yang dapat diterima
komponen BTS antara -5 hingg 55 derajat celcius. Umumnya perangkat BTS ini
yang terdapat di dalam shelter dan mall-mall.
Cell dalam BTS mempunyai kaitan erat dengan converage (area layanan). Besar
kecilnya cell tentu berpengaruh pada performa jaringan yang diterima oleh
pelanggan.Penyediaan cell pun tidak terlepas dari faktor kontur permukaan bumi.
Seperti tanah lapang, pegunungan dan daerah gedung bertingkat mempunyai
pengaruh tersendiri dalam pemasangan cell BTS. Berikut ini dijelaskan beberapa
tipe cell, dan luas converage yang mampu dicakup.
Macro cell – jenis ini yang paling gampang dilihat, sebab ditempatkan di atas
gedung tinggi atau tower dengan ketinggian sekitar 50 meter. Ciri macro cell
yakni memiliki transmit power yang lebih tinggi, dan converage lebih luas.
Umumnya macro cell banyak ditempatkan di daerah pinggiran kota yang
mempunyai kepadatan rendah (low traffic) dan sesuai bagi pelanggan yang
membutuhkan mobilitas tinggi. Jarak jangkauan bisa berbeda antar operator,
tergantung desain yang dibutuhkan. Maksimum macro cell mempunyai jangkauan
hingga 35 km, pada realitanya macro cell hanya beroperasi hingga 20 km saja. Ini
disebabkan adanya halangan-halangan yang mengganggu penetrasi signal.
Micro cell – jenis ini biasanya ditempatkan di pinggiran jalan atau di sela-sela
pojok gedung. Macro cell dirancang bagi komunikasi pelanggan dengan
kepadatan tinggi, namun bermobilitas rendah. Ciri micro cell yakni converage nya
kecil namun kapasitas besar dengan transmit power yang rendah. Biasanya
antenanya cukup dipasang di plafon atau langit-langit suatu ruangan, ada juga
tanpa antena alias ditempel pada dinding.Micro cell sendiri dibagi ke dalam micro
cell standar, pico cell, dan nano cell.Maksimum micro cell mempunyai jangkauan
antara 500 meter hingga 1 km.
C. Instalasi BTS
Didalam instalasi BTS harus memperhatikan VSWR. VSWR adalah rasio dari
tegangan yang keluar dari antena dengan tegangan pantulan.nilai VSWR yang
baik adalah nilai VSWR yang kecil mendekati 1, nilai 1,5 : 1 pada pita frekwensi
yang dipakai merupakan batasan maksimum Selama periode bulan juli-oktober.
Ketika akan melakukan pemasangan BTS maka frekuensi harus diperhatikan, ada
beberapa perangkat yang harus dipersiapkan, diantaranya sebagai berikut :
VSWR adalah rasio dari tegangan yang keluar dari antena dengan tegangan
pantulan.nilai VSWR yang baik adalah nilai VSWR yang kecil mendekati 1, nilai
1,5:1 pada pita frekwensi yang dipakai merupakan batasan maksimum.
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan memang sebuah BTS, sebagai berikut
Pada antenna Microwave (MW) Radio, yang bentuknya seperti rebana genderang,
itu termasuk jenis high performance antenna.Biasanya ada 2 brand, yaitu Andrew
and RFS.Ciri khas dari antenna high performance ini adalah bentuknya yang
seperti gendang, dan terdapat penutupnya, yang disebut radome. Fungsi radome
11
antara lain untuk melindungi komponen antenna tsb, dari perubahan cuaca
sekitarnya.
2. Koneksi dari BTS ke BSC itu biasanya pake MW radio, karena biasanya cuma
butuh 1×2MBps (E-1). Sedangkan dari BSC ke MSC, biasanya menggunakan
Microwave dengan kapasitas besar, sampai 1xSTM-1, atau menggunakan koneksi
FO (untuk kota-kota besar).
4. Perangkat yang ada didalam Shelter site : BTS, Microwave indoor unit dan
Rectifier system. Hrs menggunakanAC dengan tujuan untuk menjaga suhu
didalam ruangan pada suhu optimum (+20C) sehingga life time equipment akan
terjaga. Selain itu terdapat sistem alarm keamanan…alarm banjir, alarm
kebakaran, alarm infrared.
5. BTS biasanya dicatu dengan DC supply (-48 V), yang dihasilakn oleh Rectifier
system. Rectifier system ini dilengkapi dengan battery yang akan memback-up
systam bial main PLN mati, biasanya back-up time berkisar antara 2 – 4 jam
tergantung dari desainnya
6. Karena BSC merupakan “Controller” dari BTS, jadi BSC ini dikoneksikan
dengan beberapa BTS, sehingga yang “agak tampak dari luar” adalah BSC site
biasanya punya Antenna MW transmisi yang lebih banyak. Juga Site BSC
biasanya lebih besar, dengan adanya perangkat Genset, TRS yang lebih banyak dst
Istilah lain dari Base Transceiver Station adalah radio base station (RBS, node B
(pada jaringan 3G atau juga hanya base station (BS) saja. Meskipun BTS berlaku
untuk semua standar komunikasi nirkabel, pada umumnya BTS terkait dengan
teknologi komunikasi mobile seperti GSM dan CDMA.
Dalam hal ini, sebuah Base Transceiver Station merupakan bagian dari
perkembangan base station subsistem (BSS) untuk sistem manajemen. BTS juga
mungkin memiliki peralatan untuk mengenkripsi dan mendekripsi komunikasi,
seperti alat penyaringan spektrum (band pass filter), antena dan lain sebagainya
sehingga dianggap sebagai komponen BTS, karena komponen-kompone tersebut
memiliki andil dalam memfasilitasi fungsi BTS.
BCF merupakan unit berlainan yang tergabung dalam TRX di base station yang
tersusun rapat. BCFmenyediakan koneksi operations dan maintenance (O & M)
ke sistem manajemen jaringan /network management system (NMS), mengelola
wilayah operasional TRX masing-masing serta menangani software dan koleksi
13
alarm. Struktur dasar dan fungsi dari setiap BTS pada dasarnya sama terlepas dari
teknologi nirkabel.