NIM : 1513206021
SUMMARY KLINIS 2
JAWABAN !!!
(Analisi SOAP)
Pasien atas nama Tn. X, dengan jenis kelamin laki-laki, usia 55 tahun dengan berat badan
65 kg. Tinggi badan tidak diketahui.
KELUHAN
Pasien merasa lemas, mual muntah badan bengkak semua, pusing, nafas pendek dan sesak,
Pasien tidak rutin mengkonsumsi obat, Pasien sering mengkonsusmsi jamu jawa yang
dijual ditoko obat.
RIWAYAT PENYAKIT
Subjek
Pasien mengalami diabetes 25 tahun yang lalu.
Pasien juga mengalami Hipertensi 30 tahun yang lalu.
ALEGI
Pasien mengalami alergi Cotrimoxazol dan paracetamol
RIWAYAT KELUARGA
Saudara laki-laki beliau mengalami stroke dan tekanan darah itnggi, ibu beliau mengalami
diabetes dan gagal ginjal.
Tanda-tanda vital
Paremater 26/08/18 27/8/18 28/8/18 29/8/18 30/8/18 31/8/18 Ket
Tekanan darah
220/100 210/100 230/100 190/100 190/100 180/90 Tinggi
(mmHg)
Nadi (x/menit) 84 80 80 82 82 84 Normal
Temperatur 37 37 37 37 37 37 Normal
Laju pernafasan 40 38 38 38 34 30 cepat
Tes laboratorium
Pemeriksaan Keterangan
Leukosit Normal
Eritrosit Normal
Hemoglobin Rendah
Hematokrit Normal
Platelet Rendah
Bilirubin Total Normal
SGPT Normal
SGOT Normal
Albumin Rendah
Globulin Normal
Kreatinin Tinggi
Objek BUN Tinggi
Asam Urat Normal
Natrium Tinggi
Kalium Tinggi
Klorida Tinggi
Gula darah Acak Tinggi
HbA1C Tinggi
KET :
Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia kekurangan zat
besi). (Kemenkes RI, 2011)
Albumin : nilai menurun karna keadaan malnutrisi,hipertiroid, edema dan
pendarahan (Kemenkes RI, 2011)
Kreatinin : Konsentrasi kreatinin serum meningkat pada gangguan fungsi ginjal
baik karena gangguan fungsi ginjal disebabkan oleh nefritis (Kemenkes RI, 2011)
Natrium : terjadi Hipernatremia . faktor yang mempengaruhi adalah faktor
dehidrasi (Kemenkes RI, 2011)
Kalium: Hiperkalemia . yang mempengaruhi penurunan ekskresi kalium yaitu
gagal ginjal (Kemenkes RI, 2011)
Klorida : Peningkatan konsentrasi klorida dalam serum dapat terjadi karena
dehidrasi (Kemenkes RI, 2011)
- PENGOBATAN:
1. Amlodipine 5mg 1x1 PO
2. Lisinorpil 5mg 1x1 PO
3. Spironolactone 25mg 1x1 PO
4. Levemir 12 Unit 1x1 SC
5. Novorapid 3x4unit 3x1 SC
6. Metformin 500mg 3x1 PO
7. Epotrex 50 unit/kgBB 3xseminggu SC
8. Neurodex 1x1 PO
9. Sangobion 1x1 PO
EFEK
NO OBAT DOSIS INDIKASI KETERANGAN
SAMPING
Pasien mengalami
Menurunkan hipertensi,
tekanan darah, Timbul pengobatan sesuai
5 mg
1. Amlodipine penyakit jantung alergi, dengan algoritma
(2,5 – 10 mg)
koroner dan nyeri bengkak. terapi hpt dengan
dada. DM pengobatan
sesuai.
Pasien mengalami
hipertensi, sesuai
Menurunkan Pusing,
5 mg dengan algorita hpt
2. Lisinopril tek.darah, batuk,
(2,5 – 40 mg) dengan
mencegah stroke hiperkalemia
DMPengobatan
sesuai indikasi
25 mg Menurunkan Pusing, mual Meningkatkan
3. Spironolactone
(25 – 100 mg) tekanan darah muntah, diare konsentrasi kalium
Pasien mengalami
kenaikan gula
4. Levemir 12 unit Diabetes melitus hipoglikemia
darahpengobatan
Assesment sesuai indikasi
Pasien mengalami
kenaikan gula
5. Novorapid 3 x 4 unit Diabetes melitus hipoglikemia
darah→pengobatan
sesuai indikasi
Menurunkan Mual muntah,
6. Metformin 500 mg/jam
kadar gula darah diare
Pasien mengalami
Pengobatan
Syok, diare ↓Hb, platelet dan
anemia pasien
7. Epotrex 50 unit/kgBB albumin →
ggk,↑sel darah
pengobatan sesuai
merah, ↑Hb
indikasi
Suplemen pasien Pengobatan
8. Neurodex Nyeri sendi
anemia sesuai indikasi
Perubahan
Anemia defisiensi
warna feses, Pengobatan sesuai
9. Sangobian zat besi,
mual nyeri indikasi
kekurangan
epigastrik.
KETERANGAN :
DRP (drug related problem)
Interaksi obat
1. Amlodipin + Metformin Antagonis, amlodipin dapat menurunkan efek metformin
2. Lisinopril + Metformin Lisinopril meningkatkan toksisitas metformin oleh
mekanisme interaksi yang tidak spesifik meningkatkan risiko hipoglikemia dan lactic
acidosis
Pemilihan obat kurang tepat
1. Spironolakton dikontra indikasikan pada anuria, gangguan ginjal akut, ganguan fungsi
ekskresi ginjal dan hiperkalemia.
2. Metformin dikontra indikasikan pasien gangguan ginjal
Terapi farmakologi :
1. Amlodipine digunakan 1x sehari pada malam hari
2. Spironolactone digantikan denga furosemid : spironolacton bukan drug off choice DM
dengan hipertensi (Mutmainah, 2008). Furosemid baik digunakan untuk pasien gagal ginjal
karena paa pasien gagal ginjal terjadi retensi cairan dalam tubuh sehingga terjadi
peningkatan tekanan darah ( Furosemid 20mg 2x sehari pagi dan siang hari)
Plan
3. Metformin digantikan dengan golonga Sulfonilurea (pada pasien DM disertai gagal ginjal
karena dapat menghindari hipoglikemia berkepanjangan
Terapi non farmakologi
1. Perubahan gaya hidup dengan melakukan
2. Pengaturan pola makan (diet), meningkatkan aktivitas jasmani dan edukasi berbagai
masalah yang berkaitan dengan penyakit diabetes melitus.
- Dilakukan pengamatan efek samping penggunaan obat-obat antihipertensi
- Dilakukan home care setelah pemberian obat-obat tersebut dalam beberapa waktu
Monitoring
kedepan
- Dilakukan monitoring penggunaan obat, aturan pakai, cara pemakaian.
- Adanya kekambuhan mendadak
Evaluasi - Adanya efek samping pada penggunaan obat antihipertensi
- Ketepatan pasien dalam mengkonsumsi obat setelah keluar dari rumah sakit
- Memperkecil resiko kerusakaan organ lebih lanjut
- Meningkatkan kualitas hidup pasien
Tujuan - Mengurangi resiko kekambuhan pasien secara mendadak
terapi - Mengurangi jumlah penggunaan obat untuk mengurangi efek samping yang tidak
diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
- Dharma, PS. 2014. Penyakit Ginjal Deteksi Dini dan Pencegahan. Yogyakarta: CV Solusi
Distribusi
- Dipiro J.T., Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G. and Posey L.M., 2011,
Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 8th ed., Mc Graw Hill, United State of
America.
- KementrianKesehatanRepublik Indonesia. 2011. PedomanIntepretasi Data Klinik. Jakarta
- Mutmainah N, Ernawati S. Sutrisna, E.M. 2008. Identification potential drug related
oproblems (drps) in wrong drug category to hypertension patient with diabetes mellitus on
ward installation of X hospital Jepara at 2007. Pharmacon. 2008; 9(1): 14-20.
- Mutmainah, Siti dan Rizky Mulia. Pengaruh Karakteristik Corporate governance Terhadap
luas pengungkapan Corporate Social Responsibility.Jurnal Wahana Akuntansi Vol. 4 (1): 76.
2009.