Anda di halaman 1dari 32

1.

GALIH PRASTYA (1513206013)


2. TRIONO ABDUL MALIK (1513206020)
3. BINTI JARIYAH (1513206021)
Yang akan dibahas ??????

1. Barrier dalam komunikasi


2. Keterampilan farmasis dalam
berkomunikasi
3. Akibat ketidak patuhan pasien dan
cara penanganan dalam terapi
pengobatan
4. Konseling
BARIER DALAM
KOMUNIKASI

1. Barier lingkungan
2. Barier personal
3. Barier pasien
4. Barier administrasi dan keuangan
5. Barier waktu
1. BARIER LINGKUNGAN

• Tingginya tempat peresepan yang


memisahkan pasien dengan
farmasis
• Kebisingan
• Keleluasaan
• Kehadiran orang lain
2. BARIER PERSONAL

• Kurang percaya diri


• Malu, cenderung menghindari
komunikasi
• Adanya rasa takut
• Anggapan bahwa berbicara
dengan pasien bukan merupakan
prioritas tertinggi
• Tanggung jawab diberikan staf
yang belum dilatih
• Merasa tertekan karena waktu
• Telah terikat dengan masalah lain
3. BARIER PASIEN

• Pasien menganggap farmasis tidak mau


berbicara dengan pasien. Sehingga
pasien kurang berminat untuk
berkomunikasi
• Rendahnya persepsi pasien terhadap
farmasis
• Kondisi kesehatan/ kondisi fisik pasien
juga menghambat komunikasi
• Kesulitan untuk mengerti (pilih bahasa
yang tepat)
• Buta huruf
4. BARIER ADMINISTRASI DAN KEUANGAN

• Farmasis tidak dibayar langsung oleh


pasien
• Mengecilkan interaksi farmasis-pasien
• Proses peracikan resep mengganggu
jalannya komunikasi
5. BARIER WAKTU

• Pemilihan waktu yang tidak tepat untuk


berbicara dapat menyebabkan kesalahan
dalam berkomunikasi
• banyaknya pasien menyebabkan komunikasi
yang kurang efektif
Keterampilan farmasis dalam berkomunikasi

• Denganpasien
• Profesi kesehatan lain
• Teman sejawat
• Komunikasi dengan kondisi dan
situasi tertentu seperti dengan orang
tua, pasien AIDs, pasien dengan
kesehatan mental dll
1. Dengan pasien
• Kepuasan pasien terhadap komunikasi: pasien menjadi
lebih patuh jika dokter dan farmasis mengikut sertakan
pasien dalam percakapan mengenai pengobatannya dan
jika pasien puas terhadap komunikasi tersebut.

Cara berkomunikasi
▫ Cara komunikasi penting, tidak dengan
keras, menakutkan, mengancam atau
sukar dimengerti
▫ Farmasis tidak menuntut kepatuhan
tetapi menawarkan bantuan untuk
memperoleh manfaat pengobatan dan
meyakinkan pasien bahwa kepatuhan
2. Profesi kesehatan lain

• Strategi yang baik sangat dibutuhkan


oleh seorang farmasi untuk
berkomunikasi dengan profesi
kesehatan lain
• Dengan berkomunikasi langsung baik
pasien dokter dan apoteker agar tidak
terjadi kesalahan pada saat
menyampaikan sesuatu yang
berhubungan dengan pengobatan.
3. Teman sejawat

- Tidak saling memberi informasi


masalah pasien spesifik
- Terlalu mengandalkan catatan medik
- Terkotak-kotak pada area tugas
- Doing by job
- Merasa tidak penting dalam
memberikan informasi
4. Komunikasi dengan kondisi dan situasi
tertentu seperti dengan orang tua, pasien AIDs,
pasien dengan kesehatan mental dll

• Jangan perlakukan mereka berbeda


dengan yang lain
• Gunakan open-enden question untuk
mengetahui pasien bersedia
berinteraksi
• Kuncinya adalah mengetahui apa
yang pasien butuhkan dan layanan
apa yang dapat anda berikan untuk
pertemuan yang terbaik
Akibat ketidak patuhan pasien

• Kondisi pengobatan semakin


panjang/ buruk
• Menjalani perawatan di rumah sakit
• Kematian
• Menyulitkan evaluasi dan pemberian
obat baru
• Biaya perawatan menjadi lebih mahal
• Membahayakan
• Biaya terbuang sia-sia
Cara penanganan dalam terapi
pengobatan

• Memberikan informasi kepada pasien akan


manfaat dan pentingnya kepatuhan untuk
mencapai keberhasilan pengobatan.
• Mengingatkan pasien untuk melakukan segala
sesuatu yang harus dilakukan demi keberhasilan
pengobatan melalui telepon atau alat komunikasi
lain.
• Menunjukkan kepada pasien kemasan obat yang
sebenarnya
• Memberikan keyakinan kepada pasien akan
efektivitas obat dalam penyembuhan.
• Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.
• Memberikan layanan kefarmasian dengan
observasi langsung, mengunjungi rumah pasien
dan memberikan konsultasi kesehatan.
• Adanya dukungan dari pihak keluarga, teman dan
KONSELING
• memberi informasi tentang obat, optimasi
terapi obat, dan juga meningkatkan
kualitas hidup
• Secara psikis membantu memecahkan
masalah kesehatan
• Memberikan empati, dukungan,
membesarkan hati, arahan dan saran
• Bertukar pikiran/ pendapat
• Interaksi langsung farmasis - pasien
• Memberikan penekanan pada pendidikan
pasien
• Melibatkan perubahan tingkah laku/ sikap
pasien
• Merangsang pasien belajar dan ikut aktif
Teknik konseling

Bermacam-macam teknik
• Alat bantu
• Ketrampilan komunikasi sangat
diperlukan supaya konseling efektif
• Komunikasi dengan profesi lain
Konseling bagi pasien

• Meningkatkan kualitas hidup dan kualitas


pemeliharaan
• 50% pasien menggunakan obat salah
• 55% geriatri gagal dalam regimen
pengobatan
• 32% resep ulang tidak dilaksanakan
• 25% pasien
• Pasien tidak patuh
• 84,7% patuh dengan informasi, 63% kurang
informasi
• 40% geriatri mengalami ADR
• Self-treat butuh pertolongan
• 15% - 66% salah penggunaan obat tanpa
resep
Tujuan konseling
• Mewujudkan hubungan profesional antara apoteker
dan pasien.
• Mengenal dan menyelesaikan masalah penggunaan
obat.
• Mengumpulkan informasi tentang cara dan tindakan
pengambilan dan penggunaan
• Membimbing, mengarahkan dan memberikan
pengetahuan kepada pasien tentang penggunaan
obat secara rasional
• Meningkatkan kualitas hidup pasien
• Menunjukan perhatian dan asuhan Farmasis kepada
Pasien
• Membantu pasien me-manage dan beradaptasi dg
obat yang digunakannya
• Membantu pasien me-manage dan beradaptasi dg
penyakit yang dideritanya
• Mencegah atau meminimalisasi PROBLEM PASIEN
yang berkaitan dengan cara menggunakan obat, efek
samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara
Dasar dasar konseling pengobatan

• Menyiapkan encounter konseling


• Proses konseling
▫ Situasi konseling
▫ Diskusi
▫ Membuka diskusi
▫ Diskusi untuk menyatukan informasi dan identifikasi
masalah
▫ Diskusi dengan pasien baru / pasien lama
▫ Diskusi resep baru
▫ Diskusi resep ulangan dan interview monitoring
▫ Diskusi untuk mencegah dan memecahkan masalah
▫ Mengembangkan pelayanan kefarmasian selama proses
konseling
▫ Menyediakan informasi
▫ Menutup diskusi
▫ Kelanjutan diskusi
Proses konseling obat tanpa resep

• Menanyakan ketersediaan pasien dalam menerima


konseling
• Menentukan tempat pemberian konseling yang nyaman
• Menjelaskan mengenai obat yang diperoleh pasien,
berupa :
1. Nama obat
2. Khasiat obat
3. Cara penggunaan
4. Waktu penggunaan
5. Interaksi obat
6. Cara penyimpanan obat
7. Lama penggunaan obat
8. Efek samping jika ada
9. Menjelaskan mengenai informasi yang mendukung
kesembuhan pasien
10. Melakukan verifikasi informasi yang telah
diberikan
11. Bagian akhir, penyimpulan dari seluruh aspek.
Metode mendidik pasien

• Kuliah
• Dialog dan diskusi
• Informasi cetakan
• alat bantu audiovisual
• praktek
• mendididk pasien dengan bantuan
komputer
• Metode gabungan
Alat bantu konseling

• Medication reminder card


• Assisted labeling
• Pill reminder container
• Unit-of use packaging
• Dosing aids
• Brochure/ telephone call/ post card
Hambatan konseling

• Kekurangan waktu
• Hambatan secara fisik
• Pertimbangan ekonomi
• Rendahnya persepsi pasien terhadap farmasis
• Kurang kebiasaan pasien akan kebutuhan
konseling dan kepercayaan bahwa konseling
itu ada
• Pemahaman yang kurang
• Rendahnya pengetahuan
• Rendahnya kepercayaan diri
• Rendahnya hubungan farmasis dengan dokter
• Rendahnya kemampuan berkomunikasi
Persyaratan agar konseling efektif dan
efisien , ada 4 yaitu :

Availability

• Farmasis harus berada di tempat dan


terlihat aktif dalam melayani pasien
• Farmasis harus memilki identitas yang
jelas
• Layout apotek dapat mempermudah akses
farmasis dalam bentuk ruang konseling
Atmosphere

• Konsumen lebih suka ruang konseling


yang tertutup
• Mengurangi hambatan fisik,
menyiapkan konter yang rendah
• Menciptakan suasana akrab, jarak 0,5
- 2,5 m
• Volume suara yang tenang dan akrab
• Melakukan kontak mata
• Mengurangi kekacauan di counter dan
bunyi-bunyian (suara orang, telpon)
• Kadang suara musik dibutuhkan
Approach
• Farmasis harus fokus pada karakteristik
pasien, obat, dan kondisi.
• Demi kenyamanan pasien, farmasis harus
lebih fokus pada konseling pasien.
• Farmasis mengembangkan keterampilan
dalam berkomunikasi seperti
kemampuan mendengarkan,
membesarkan hati pasien, memberi
nasihat dan memperhatikan.
• Farmasis menggunakan metode
pendidikan dan alat bantu yang tepat.
Attitude
• Farmasis bersikap secara profesional
tetapi santai
• Tidak terlihat sangat sibuk
• Menggunakan bahasa nonverbal
• Sikap penuh perhatian
• Sikap penyampaian yang menarik
• Lebih memperhatikan
• Berbicara dengan membesarkan hati
pasien
• Meningkatkan sikap percaya diri
• Long life learner
Cara farmasis meningkatkan
sikap saat konseling

• Menggunakan pesan secara non-verbal


• Percaya diri
• Belajar terus menerus
• Dapat menyakinkan
• Dapat membujuk
• Tegas
• Mengikuti teknologi baru
Pasien-pasien yang perlu mendapatkan
konseling

• Pasien yang dirujuk oleh dokter


• Pasien dengan penyakit tertentu
▫ Jantung
▫ Hipertensi
▫ DM
▫ epilepsi
• Pasien yang menerima obat tertentu
▫ Warfarin (perlu pengawasan)
▫ Digoksin (indeks terapeutik sempit
▫ Memerlukan teknik pemakaian tertentu: inhaler
• Pasien geriatri, pediatri selesai dirawat dengan regimen
terapeutik yang rumint dan mengelirukan
• Pasien menerima 3 - 5 atau lebih macam obat
Penyebab kurangnya ketidak
patuhan pasien

• Merasa obat yang digunakan tidak lagi


membantu menyembuhkan penyakitnya
• Merasa bosan minum obat terus
menerus
• Merasa tidak lagi membutuhkan obatnya
• Mengalami efek samping obat tidak enak
• Rasa obat tidak enak
• Penakaran obat yang sulit
• Cara pakai obat
• Pemakaian obat lebih dari satu

Anda mungkin juga menyukai