Anda di halaman 1dari 3

Koesrijanti, Atiek dkk. 2007. Buku Pegangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis.

Jakarta:

Deputi Bidang Tata Lingkungan

Tujuan KLHS adalah:

1. Memberi kontribusi terhadap proses pengambilan keputusan agar keputusan yang diambil
berorientasi pada keberlanjutan dan lingkungan hidup.
2. Memperkuat dan memfasilitasi AMDAL
3. Mendorong pendekatan atau cara baru untuk pengambilan keputusan

Sadler, B (2005) Strategic Environmental Assessment at the Policy Level: Recent Progress, Current
Status and Future Prospect. Editor. Ministry of The Environment, Czech Republic. Praha.

Manfaat KLHS ialah:


a. Merupakan instrumen proaktif dan sarana pendukung pengambilan keputusan
b. Mengidentifikasi dan mempertimbangkan peluang-peluang baru melalui pengkajian
secara sistematis dan cermat atas opsi-opsi pembangunan yang tersedia
c. Mempertimbangkan aspek lingkungan hidup secara lebih sistematis pada jenjang
pengambilan keputusan yang lebih tinggi
d. Mencegah kesalahan investasi dengan mengingatkan para pengambil keputusan akan
adanya peluang pembangunan yang tidak berkelanjutan sejak tahap awal proses
pengambilan keputusan
e. Tata pengaturan yang lebih baik berkat terbangunnya keterlibatan para pihak dalam
proses pengambilan keputusan melalui proses konsultasi dan partisipasi
f. Melindungi asset-asset sumberdaya alam dan lingkungan hidup guna menjamin
berlangsungnya pembangunan berkelanjutan
g. Memfasilitasi kerjasama lintas batas untuk mencegah konflik, berbagi pemanfaatan
sumberdaya alam, dan menangani masalah kumulatif dampak lingkungan.

Edra Satmaidi. 2015. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam Menjamin
Terpeliharanya Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (DDDTLH) bagi
Pembangunan Berkelanjutan International Jurnal of Dialectics Vol.5 No.3. Bandung:
Pascasarjana Universitas Padjadjaran

Menurut UULH 2009, KLHS harus menjadi dasar dan terintegrasi dalam KRP pembangunan
yang berpotensi menimbulkan dampak dan/risiko lingkungan hidup. Integrasi KLHS dalam KRP
pembangunan merupakan hal yang mendasar untuk memastikan agar prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan atau pertimbangan-pertimbangan lingkungan hidup sebagai hasil
KLHS dimuat dalam KRP pembangunan. KLHS menjadi instrumen untuk menentukan apakah
daya dukung dan daya tampung lingkungan sudah terlampaui atau belum sehingga suatu KRP
perlu diperbaiki atau tidak dan apakah suatu kegiatan masih dimungkinkan atau dimoratorium.

Polimpung, Engeline Y. D. A. L. 2015 Kajian Lingkungan Hidup Strategis Terhadap Dampak


Pencemaran Teluk Manado. Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

KLHS merupakan upaya terobosan yang berupa rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh
dan partisipatif, untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan sudah
diintegrasikan dalam kebijakan, rencana dan/atau program. Pelaksanaan KLHS berdasarkan
Permen LH No. 27 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KLHS.

Koesrijanti, Atiek dkk. 2007. Buku Pegangan Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Jakarta:
Deputi Bidang Tata Lingkungan

Ada dua faktor utama yang menyebabkan kehadiran KLHS dibutuhkan saat ini di berbagai
belahan dunia: pertama, KLHS mengatasi kelemahan dan keterbatasan AMDAL, dan kedua,
KLHS merupakan instrumen yang lebih efektif untuk mendorong pembangunan berkelanjutan
(Briffetta et al, 2003 dalam Koesrijanti, Atiek dkk).

Nababan, R. Kemala. 2017. Potensi PP KLHS Dalam Mengintegrasikan


Pembangunan Berkelanjutan Dalam Penyusunan Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program. Indonesian Center for Environmental Law (ICEL ). Jurnal
Hukum Lingkungan Indonesia Vol. 3 Issue 2 / Maret / 2017

Degradasi kualitas lingkungan hidup yang lajunya kian meningkat memaksa pengambil
keputusan untuk menetapkan langkah-langkah perlindungan lingkungan yang lebih progresif.
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (selanjutnya disebut sebagai KLHS) kemudian muncul untuk
menjawab permasalahan dan tantangan tersebut, yang pengaturannya muncul dalam rezim
berlakunya UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(UU PPLH). Undang-undang tersebut mewajibkan Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk
membuat KLHS guna memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program
(selanjutnya disingkat KRP). Pengaturan mengenai KLHS di dalamnya belum komprehensif dan
masih bersifat umum. Untuk itu, undang-undang ini memerintahkan agar dibentuk peraturan
pemerintah yang mengatur lebih rinci mengenai tata cara penyelenggaraan KLHS. Peraturan
pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) UU PPLH baru muncul beberapa
tahun setelahnya, yakni pada tahun 2016 melalui PP No. 46 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

Anda mungkin juga menyukai