Anda di halaman 1dari 30

MERDEKA BELAJAR DAN PENINGKATAN

KUALITAS PENDIDIKAN MENYONGSONG


PERADABAN BARU DI ERA PANDEMI COVID-
19
Disampaikan di hadapan Guru-Guru di SMP Negeri 12
Surakarta, 22 September 2021

OLEH :
Dr. Drs. Sugiaryo, S.H., M.H., M.Pd.

Dosen Negeri Dipekerjakan di UNISRI Surakarta


pendahuluan

Isu pendidikan dewasa ini menjadi hangat di ranah publik


seiring dengan program kebijakan baru Kemendikbud
yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim yaitu
program Merdeka Belajar. Program Merdeka Belajar ini
memberikan kebebasan kepada peserta didik/ mahasiswa
untuk berekspresi, menguasai berbagai keilmuan yang
berguna selama menempuh proses pembelajaran.

Sejak dilantik sebagai menteri 20 Oktober 2019, hingga saat ini dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan di tanah air mas menteri telah meluncurkan 11
episode program kebijakan merdeka belajar.
PENDAHULUAN
Mas Menteri
Nadiem Makarim

Program Kebijakan Merdeka Belajar

1. Kebijakan USBN, UN, 2. Kampus Merdeka (24-1- 3. Penyesuaian Dana Bos 4. Organisasi Penggerak
RPP, PPDB (11-12-2019) 2020) (10-2-2020) (10-3-2020)

6. Transformasi Dana
8. SMK Pusat Unggulan 7. Sekolah Penggerak (1-2- 5. Guru Penggerak (3-7-
Pemerintah Untuk PT (3-
( 17-3-2021) 2021) 2020)
11-2020)

10. Perluasan Program 11. Kampus Merdeka


9. KIP-Kuliah Merdeka
Beasiswa LPDP (22-4- Vokasi (2-6-2021)
(27-3-2021)
2021)
Kebijakan Merdeka Belajar yang meliputi 11 Episode tersebut di atas patut diapresiasi karena
menunjukkan komitmen yang besar untuk menguatkan sistem pendidikan sebagai pondasi
yang kokoh bagi bangunan NKRI di masa depan terutama menghadapi Pandemi Covid-19.

Adapun dari 11 episode tersebut yang


berhubungan dengan pendidikan dasar dan
menengah adalah
1. Kebijakan USBN, UN, RPP, PPDB (11-
12-2019)
2. Penyesuaian Dana Bos (10-2-2020)
3. Guru Penggerak (3-7-2020)
4. Sekolah Penggerak (1-2-2021)
5. SMK Pusat Unggulan ( 17-3-2021)
A. MERDEKA BELAJAR EPISODE 1
Kebijakan USBN, UN, RPP, dan PPDB

1. UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (USBN)

Kebijakan Lama
Kebijakan Baru Merdeka Belajar

USBN akan diganti dengan ujian (asesmen)


yang diselenggarakan hanya oleh sekolah
Semangat UU Sisdiknas adalah memberikan
keleluasaan bagi sekolah untuk menentukan
kelulusan, namun USBN membatasi Ujian untuk menilai kompetensi siswa dapat
penerapan hal ini dilakukan dalam bentuk tes tertulis dan/atau bentuk
penilaian lain yang lebih komprehensif, seperti
portofolio dan penugasan (tugas kelompok,
karya tulis, dsb.)

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang


berbasis kompetensi, perlu asesmen Guru dan sekolah lebih merdeka
yang lebih holistik untuk mengukur dalam menilai hasil belajar siswa
kompetensi anak Anggaran USBN dapat dialihkan untuk mengembangkan kapasitas
guru dan sekolah guna meningkatkan kualitas pembelajaran
2. UJIAN NASIONAL (UN)
Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar

 Tahun 2021, UN akan diubah menjadi Asesmen Kompetensi


Materi UN terlalu padat sehingga siswa dan guru Minimum dan Survei Karakter
cenderung menguji penguasaan konten, bukan
kompetensi penalaran

Literasi Numerasi Karakter


UN menjadi beban bagi siswa, guru, dan orangtua
Kemampuan Kemampuan Misalnya pembelajar,
karena menjadi indikator keberhasilan siswa
bernalar tentang bernalar gotong royong,
sebagai individu dan menggunakan menggunakan kebhinnekaan, dan
UN seharusnya berfungsi untuk pemetaan mutu bahasa matematika perundungan
sistem pendidikan nasional, bukan penilaian siswa

 Dilakukan pada siswa yang berada di tengah jenjang sekolah


(misalnya kelas 4, 8, 11) sehingga mendorong guru dan sekolah
UN hanya menilai aspek kognitif dari hasil belajar, untuk memperbaiki mutu pembelajaran dan tidak bisa
belum menyentuh karakter siswa secara menyeluruh digunakan untuk basis seleksi siswa ke jenjang selanjutnya
 Mengacu pada praktik baik pada level internasional seperti
PISA dan TIMSS
3. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar

Guru secara bebas dapat memilih, membuat,


Format Guru diarahkan untuk mengikuti format RPP secara kaku
menggunakan dan mengembangkan format RPP

3 komponen inti (komponen lainnya


bersifat pelengkap dan dapat dipilih secara
RPP memiliki terlalu banyak komponen – Guru diminta mandiri):
Komponen untuk menulis dengan sangat rinci (satu dokumen RPP bisa  Tujuan pembelajaran
mencapai lebih dari 20 halaman)  Kegiatan pembelajaran
 Asesmen
1 halaman cukup

Penulisan RPP dilakukan dengan efisien dan


Durasi Penulisan RPP menghabiskan banyak waktu guru, yang
efektif sehingga guru memiliki lebih banyak
seharusnya bisa digunakan untuk mempersiapkan dan
Penulisan waktu untuk mempersiapkan dan mengevaluasi
mengevaluasi proses pembelajaran itu sendiri
proses pembelajaran itu sendiri
4. PERATURAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ZONASI

Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar

Tujuan peraturan PPDB zonasi: Membuat kebijakan PPDB lebih fleksibel untuk
 Memberikan akses pendidikan berkualitas mengakomodasi ketimpangan akses dan kualitas di
 Mewujudkan Tripusat Pendidikan (sekolah, keluarga, berbagai daerah:
masyarakat) dengan bersekolah di lingkungan tempat  Jalur zonasi : minimal 50%
Rancangan tinggal  Jalur afirmasi: minimal 15%
Peraturan Pembagian zonasi:  Jalur perpindahan: maksimal 5%
 Jalur zonasi: minimal 80%  Jalur prestasi (sisanya 0-30%, disesuaikan
 Jalur prestasi: maksimal 15% dengan kondisi daerah)
 Jalur perpindahan: maksimal 5%

 Peraturan terkait PPDB kurang mengakomodir  Daerah berwenang menentukan proporsi final
perbedaan situasi daerah dan menetapkan wilayah zonasi
 Belum terimplementasi dengan lancar di semua  Pemerataan akses dan kualitas pendidikan perlu
Implementasi
daerah diiringi dengan inisiatif lainnya oleh pemerintah
daerah, seperti redistribusi guru ke sekolah yang
 Belum disertai dengan pemerataan jumlah guru
kekurangan guru
B. MERDEKA BELAJAR EPISODE 3
Perubahan Mekanisme BOS Bantuan Operasional Sekolah

1. PENYALURAN BOS LANGSUNG KE REKENING SEKOLAH

KATEGORI Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar MANFAAT

5
2. PENGGUNAAN BOS LEBIH FLEKSIBEL UNTUK SEKOLAH

KATEGORI Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar MANFAAT

6
3. NILAI SATUAN BOS MENINGKAT

Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar

7
4. PELAPORAN BOS DIPERKETAT AGAR LEBIH TRANSPARAN DAN AKUNTABEL

KATEGORI Kebijakan Lama Kebijakan Baru Merdeka Belajar MANFAAT

8
9
C. MERDEKA BELAJAR EPISODE 5
GURU PENGGERAK
1. HAKIKAT GURU PENGGERAK
2. ARAH PROGRAM GURU PENGGERAK
3. VISI GURU PENGERAK MEWUJUDKAN CAPAIAN MERDEKA BELAJAR
4. GURU PENGGERAK SEBAGAI PENDORONG TRANSFORMASI PENDIDIKAN INDONESIA

PERAN GURU SAAT INI HARAPAN PERAN GURU PENGGERAK


5. PENDIDIKAN GURU PENGGERAK DILAKUKAN DENGAN
PENDEKATAN ANDRAGOGI DAN BERBASIS PENGALAMAN
6. PENDIDIKAN GURU PENGGERAK MENCIPTAKAN PEMIMPIN
PEMBELAJARAN YANG DAPAT MEWUJUDKAN MERDEKA BELAJAR
7. STRATEGI UTAMA PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
D. MERDEKA BELAJAR EPISODE 7
SEKOLAH PENGGERAK

1. HAKIKAT SEKOLAH PENGGERAK

APAKAH SEKOLAH PENGGERAK?


•Sekolah Penggerak adalah sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar
siswa secara holistik dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup
kompetensi dan karakter yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
2. PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK TERDIRI DARI LIMA INTERVENSI YANG
SALING TERKAIT DAN TIDAK BISA DIPISAHKAN
01. Pendampingan konsultatif dan
asimetris
01 Program kemitraan antara Kemendikbud dan pemerintah
daerah dimana Kemendikbud memberikan
pendampingan implementasi Sekolah Penggerak
05. Digitalisasi Sekolah
Penggunaan berbagai platform 05 02 02. Penguatan SDM
digital bertujuan mengurangi
kompleksitas, meningkatkan efisiensi, Sekolah
menambah inspirasi, dan Penguatan Kepala Sekolah,
pendekatan yang customized SEKOLAH Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru
PENGGERA melalui program pelatihan dan
pendampingan intensif (coaching)
K one to one dengan pelatih ahli yang
04 03 disediakan oleh Kemdikbud.
03. Pembelajaran dengan
04. Perencanaan berbasis
paradigma baru
data
Pembelajaran yang berorientasi pada
Manajemen berbasis sekolah: penguatan kompetensi dan
perencanaan berdasarkan refleksi pengembangan karakter yang sesuai
diri sekolah nilai- nilai Pancasila, melalui kegiatan
pembelajaran di dalam dan luar kelas.
2.01. PENDAMPINGAN KONSULTATIF DAN
ASIMETRIS

PROGRAM KEMITRAAN ANTARA KEMENDIKBUD DAN PEMERINTAH DAERAH


DIMANA KEMENDIKBUD MEMBERIKAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI
SEKOLAH PENGGERAK

Kemdikbud melalui UPT di masing UPT Kemdikbud di masing masing provinsi akan
masing provinsi akan memberikan memberikan pendampingan Pemda selama
pendampingan bagi pemda implementasi Sekolah Penggerak seperti
provinsi dan kab/kota dalam fasilitasi Pemda dalam sosialisasi terhadap pihak
perencanaan Program Sekolah pihak yang dibutuhkan hingga mencarikan solusi
Penggerak. terhadap kendala lapangan pada waktu
implementasi
2.02. PENGUATAN SDM SEKOLAH
PENGUATAN KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS SEKOLAH, PENILIK, DAN GURU MELALUI PROGRAM
PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN INTENSIF (COACHING) ONE TO ONE DENGAN PELATIH AHLI YANG
DISEDIAKAN OLEH KEMDIKBUD.
Pelatihan untuk KS, Pengawas Pendampingan untuk Kepala Sekolah, Implementasi
Sekolah, Penilik, dan Guru Pengawas Sekolah, Penilik, dan Guru Teknologi

1. Pelatihan implementasi 1. In-house training 1.Literasi Teknologi


pembelajaran dengan 2.Lokakarya tingkat Kabupaten/Kota 2.Platform Guru :
paradigma baru bagi kepala 3.Komunitas Belajar / Praktisi (Kelompok Profil dan
sekolah, pengawas, penilik, Mapel) Pengembangan
dan guru 4. Program Coaching Kompetensi
2. Pelatihan kepemimpinan a. 1-on-1 dengan kepala sekolah 3. Platform Guru :
pembelajaran bagi kepala b. Bermitra dengan kepala sekolah, guru Pembelajaran
sekolah, pengawas, penilik dilatih nasional untuk pendampingan 4. Platform
Dilakukan 1 kali/tahun selama program. berkelompok dgn guru Sumber
Latihan nasional untuk perwakilan Daya Sekolah
guru. Sementara guru lain dilatih oleh Dilakukan secara berkala 2-4 minggu sekali 5. Platform Rapor
in-house training selama program
Pendidikan

1 pelatih ahli untuk 5-7 kepala sekolah. Pelatih ahli akan mendampingkan guru sekolah secara berkelompok
2.03. PEMBELAJARAN DENGAN PARADIGMA
BARU
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang
terdiferensiasi sehingga setiap siswa belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya
Program Intrakurikuler
● Pembelajaran terdiferensiasi
● Capaian pembelajaran disederhanakan
Berkebinekaan
Beriman kepada ● Siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami
Global
Tuhan YME
dan berakhlak konsep dan menguatkan kompetensi
mulia ● Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan
Bergotong Dipelajari
Mandiri PELAJAR Royong melalui
PANCASILA Program Kokurikuler
● Lintas mata pelajaran
Bernalar
● Berorientasi pada pengembangan karakter dan
Kritis Kreatif kompetensi umum
● Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan
kelas
● Melibatkan masyarakat
● Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
nasional dan global
05. DIGITALISASI SEKOLAH
04. PERENCANAAN BERBASIS DATA Penggunaan berbagai platform digital bertujuan
mengurangi kompleksitas, meningkatkan efisiensi,
Manajemen berbasis sekolah: perencanaan menambah inspirasi, dan pendekatan yang
berdasarkan refleksi diri sekolah customized

Platform Guru: Profil dan


Pengembangan Kompetensi
Alat bantu Guru untuk meningkatkan kompetensi melalui
pembelajaran berbasis microlearning dan habituasi
Laporan* potret
kondisi mutu Platform Guru:
pendidikan Pembelajaran
Alat bantu Guru untuk menjalankan pembelajaran dengan
paradigma baru dan pembelajaran terdiferensiasi

Pendampingan oleh Bahan untuk Platform Sumber Daya


UPT dan atau refleksi diri Sekolah
pelatih ahli Meningkatkan fleksibilitas, transparansi dan akuntabilitas dalam
manajemen sumber daya sekolah

Dashboard Rapor
Pendidikan
Perencanaan program *dikumpulkan dari
Memotret kondisi mutu pendidikan secara akurat dan
perbaikan berbagai sumber otomatis. Dirujuk untuk evaluasi dan perencanaan
data
SIAPA SAJA YANG BERPERAN DALAM
PROGRAM SEKOLAH PENGGERAK? Mitra
Platform Teknologi Komite Orang Tua Perguruan tinggi, lembaga sosial,
PEMDA sebagai pendukung Pemangku Kepentingan kepala desa, pemimpin, dsb.

Murid
Pelatih ahli Kepala Komite Akan menggunakan
& Sekolah Pembelajaran Guru pembelajaran dengan
paradigma baru:
Pengawas ● Berkolaborasi dalam Guru ● Pembelajaran
●Akan menggunakan
● Pelatih ahli melakukan Community of Practice ● Dipilih oleh Kepala intrakurikuler yang
platform pembelajaran
pendampingan kepala dengan Kepala Sekolah sekolah untuk terdiferensiasi
mandiri guru
sekolah Penggerak lain membantu ●Menerapkan prinsip
● Proyek kokurikuler lintas
● Pengawas ● Kepala sekolah Pembelajaran Guru mata pelajaran yang
pengajaran & penilaian
mendapatkan mendapatkan pelatihan ● Menjadi fasilitator berorientasi pada
yang efektif
pelatihan dan manajemen dan pembelajaran Guru pengembangan karakter
pendampingan instructional leadership dan kompetensi umum

Anda mungkin juga menyukai