Anda di halaman 1dari 14

TINJAUAN ULANG PERENCANAAN BENDUNG LIMAU MANIS

KOTA PADANG

Dita Veviana Verasari , Mawardi Samah , Zahrul Umar


Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang
E-mail : Ditavevi07@gmail.com, Mawardi_samah@yahoo.com, Zahrul_umar@yahoo.co.id.

Abstrak

Pada tahun 2012 terjadi banjir galodo di area Limau Manis kota Padang yang berakibat
rusaknya bendung dan memperparah sektor pertanian di daerah irigasi tersebut. Tinjauan
ulang perencanaan bendung Limau Manis ini direncanakan dengan menggunakan mercu tipe
Bulat dengan kondisi Geografis sungai Danau Limau Manis yang terjal dan banyak
mengangkut bongkahan batu-batu besar. Dalam pembuatan Tugas Akhir ini dilakukan
perhitungan-perhitungan seperti analisa hidrologi, perhitungan hidrolis bendung, perhitungan
dimensi bendung dan perhitungan stabilitas bendung. Data-data pendukung adalah peta
topografi berskala 1:50.000 dan data curah hujan berdasarkan 15 tahun pengamatan. Bendung
ini direncanakan untuk umur rencana 100 tahun. Dari hasil perhitungan didapat : luas
catchment area seluas 34 km2, debit 100 tahunan (Q100) = 364,2897 m3/dt. Lebar bendung 23
m, tinggi mercu bendung 1,27 m dan tinggi energi (H1) = 3,813 m, sehingga dapat mengairi
areal pertanian seluas 555,00 Ha. Pada perhitungan Stabilitas Bendung dalam keadaan air
normal didapat angka keamanan terhadap guling 2,87 dan geser 2,85. Pada saat air keadaan
banjir didapat angka keamanan terhadap guling 1,53 dan geser 1,69. Maka didapat kontruksi
bendung stabil.

Kata Kunci : bendung, tinggi energi, tipe mercu, catchment area, debit.
REVIEW OF WEIR PLANNING LIMAU MANIS, PADANG CITY

Dita Veviana Verasari , Mawardi Samah , Zahrul Umar


Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning,
Bung Hatta University, Padang
E-mail : Ditavevi07@gmail.com, Mawardi_samah@yahoo.com, Zahrul_umar@yahoo.co.id.

Abstract

In 2012 there was Galodo flood at Limau Manis area Padang city resulting weir become
defective and damage the agricultural sector in Irrigation area. Review of Limau manis
planning weir is planned to use beacon-type Spherical with Danau Limau Manis river
Geographical conditions steep and many carrying cobblestone. In making this final project
carried out calculations such as hydrological analysis, hydraulic calculations weir, weir
dimensional calculations and stability calculations weir. Supporting data is a topographic map
scale of 1: 50.000 and rainfall data is based on 15 years of observation. This weir is planned
for the 100-year design life. The research result shows: wide catchment area of 34 km2, 100
annual discharge (Q100) = 364.2897 m3 / sec. Weir width 23 m, 1.27 m tall lighthouse weir
and high energy (H1) = 3.813 m, which can irrigate an area of 555.00 ha of agricultural area.
In the calculation of weir stability in a state of normal water obtained to bolster safety factor
of 2.87 and 2.85 slide. At the current state of flood water to bolster safety factor obtained 1.53
and 1.69 slide. The importance of the construction of the weir is stable.

Keywords: weir, high energy, type mercu, catchment area, discharge.


PENDAHULUAN daerah Kota Padang rawan terjadi tanah

Seiring dengan kebutuhan air, longsor, banjir dan galodo baik di area

manusia berusaha mengatasi kendala yang perbukitan maupun di aliran sungai.

disebabkan air dan memanfaatkan Ketiadaan vegetasi penyerap air, penutup

seoptimal mungkin. Adanya sumber air permukaan tanah serta daya tampung aliran

yang dimanfaatkan untuk mencukupi sungai yang tidak memadai menyebabkan

kebutuhan air pertanian dan kebutuhan ketidakmampuan lahan dalam menyerap

sehari-hari. Siklus hidrologi yang terjadi dan menampung intensitas air yang tinggi

menyebabkan jumlah volume air yang ada dari hulu sungai. Maka saat curah hujan

di dunia ini adalah tetap. Akan tetapi, yang tinggi terjadilah aliran yang cukup

dipandang dari aspek ruang dan waktu besar sehingga rentan terjadinya bencana

distribusi air secara alamiah tidaklah ideal. banjir, galodo dan kerusakan pada aliran

Sebagai contoh, dalam usaha sumber air sungai. Pasca Bencana banjir galodo yang

baku. Jika tidak ada usaha pengendalian air terjadi pada tahun 2012 di Kota Padang

pada musim hujan, maka akan turut memperparah kondisi sungai-sungai

menyebabkan terjadinya erosi dan banjir, yang sudah mempunyai potensi kerusakan

sedangkan pada musim kemarau akan sungai, bahkan sebagian bangunan sungai

kekeringan dan kesulitan mendapatkan yang ada di daerah bencana tersebut turut

sumber air baku. Hal tersebut diatas rusak akibat gempa tersebut. Tidak

merupakan salah satu permasalahan yang terkecuali terjadi pula pada aliran sungai

timbul dalam usaha pengembangan dan Danau Limau Manis Kota Padang.

pengendalian sumber daya air. Sungai yang mengalami kerusakan

Dalam Kondisi Geografis Kota akibat bencana tersebut dapat menimbulkan

Padang yang merupakan dataran dan ancaman bencana lanjutan yang

Perbukitan/Pegunungan menyebabkan membahayakan kehidupan masyarakat di


sekitar daerah bantaran sungai yang ada, METODE

seperti longsor, galodo dan bencana banjir. Penulis melakukan studi literatur dan

Luapan sungai akibat banjir dapat merusak pegumpulan data. Kegiatan yang akan

areal lahan usaha pertanian, permukiman, dilakukan secara garis besar dibedakan atas:

badan jalan dan prasarana umum lainnya a. Studi literatur

sehingga akan berakibat pada turunnya Dalam studi literatur didapatkan teori-

produktifitas lahan, panen mengalami teori yang diperoleh melalui buku –

kegagalan, kerugian material masyarakat buku untuk analisa hidrologi yang

dan rusaknya infrastruktur sehingga berhubungan dengan penulisan tugas

rnenghambat laju pembangunan. akhir.

b. Pengumpulan data
Perbaikan dan Pengembangan suatu
Data yang dibutuhkan adalah peta
areal pertanian Khusus nya Daerah Irigasi
DAS, data curah hujan 15 tahun (tahun
Limau Manis Kota Padang menjadi suatu
1999 sampai tahun 2013) yang berasal
daerah irigasi teknis lengkap dengan
dari Stasiun Batu Busuk.
fasilitas-fasilitas pendukungnya adalah
c. Analisa dan perhitungan.
cerminan bagi pemerintah untuk
1) Curah hujan maksimum
pemerataan pembangunan yang dapat
Pada analisa ini, data curah hujan yang
dirasakan dan dinikmati semua lapisan
akan digunakan adalah data curah
masyarakat.
hujan rata – rata maksimum yang
Untuk itu penulis mengangkat
diperoleh dengan menghitung data
masalah ini sebagai bahan untuk pembuatan
curah hujan 15 tahun dari 1 stasiun
Tugas Akhir dengan judul “TINJAUAN
dengan menggunakan Metode Aljabar (
ULANG PERENCANAAN BENDUNG
Arithmetic mean ).
LIMAU MANIS KOTA PADANG”.
2) Curah hujan rencana menunjukkan apakah diperlukan dimensi

Untuk menghitung curah hujan rencana baru untuk bendung atau tidak.

penulis menggunakan Distribusi ANALISA DAN PEMBAHASAN

Probabilitas Normal, Log Normal,Log a. Perhitungan Curah Hujan

Pearson III dan Gumbel. Dilanjutkan Didalam perhitungan data curah

dengan Uji Chi-Kuadrat dan Uji hujan rata – rata menggunakan Metode

Smirnov Kolmogorov untuk Aljabar.

mendapatkan hasil distribusi yang

diterima dan mempunyai nilai terkecil. Tabel 1. Perhitungan curah hujan rata-rata
Curah Hujan
3) Analisa Debit Banjir Rencana
Tahun Maksimum
No
Untuk perhitungan Debit Banjir Pengamatan Stasiun Batu
Busuk (mm)
Rencana dilakukan dengan metode 1 1999 100
2 2000 221
Hasper. Data untuk metode tersebut di
3 2001 258
ambil dari nilai curah hujan rencana. 4 2002 145
5 2003 155
Perhitungan debit rencana dengan
6 2004 155
metode ini, tinggi hujan yang 7 2005 193
8 2006 135
diperhitungkan adalah tinggi hujan
9 2007 175
pada titik pengamatan. 10 2008 155
11 2009 87

4) Perhitungan Dimensi Bendung. 12 2010 56


13 2011 115
Perhitungan dimensi bendung 14 2012 145
15 2013 169
berguna untuk mengetahui seberapa
n=15 ∑R = 2264
besar debit yang mampu ditahan oleh (Sumber Data : Dinas Pengelolaan Sumber
bendung dengan menggunakan data Daya Air Tingkat I Sumatera Barat)

dimensi yang ada dilapangan pada saat

ini. Selanjutnya hasil perhitungan akan


b. Curah hujan rencana 4 25 1.7507 240.2069

Untuk curah hujan rencana penulis 5 50 2.0573 255.8420


6 100 2.3263 269.5597
menggunakan 4 Metode Distribusi (Sumber Data : Hasil Perhitungan)

Probabilitas, yaitu : c. Perhitungan Debit Banjir Rencana


Tabel 4. Resume Debit Banjir
 Distribusi Normal Q10
Q2 Q5 Q25 Q50
Q10 0
 Distribusi Log Normal No Metode (m3/d
t)
(m3/dt
)
(m3/dt)
(m3/dt
)
(m3/
dt)
(m3/
dt)
 Distribusi Gumbel 204.6 262.5 292.747
324.8
345. 364.2
1 Hasper 99221
7735 488 21 8894 897
 Distribusi Log Pearson II 3

427.0
Dan dilakukan Uji Kecocokan Chi- 2 Wedwen
268.3 344.6 384.524
54239
454. 479.2
3241 335 81 8513 394
2
Kuadrat dan Smirnov Kolmogorov
(Sumber data: hasil perhitungan)
Dari kedua metode tersebut diambil
Tabel 2. Rekapitulasi Perhitungan Nilai uji
Chi-Kuadrat dan Smirnov Kolmogorof Q100 yang mendekati Q100 rata-rata yaitu
DISTRIBUSI
N
METODE hasil perhitungan Metode Hasper. Jadi
PENGUJIA LOG LOG
O NORMA GUMBE
N NORMA PEARSO
L L
L N III besarnya debit rencana (design flood)
8 > 5,991
4,667 <
Chi-Kuadrat 2 < 5,991 4 < 5,991 (tidak
1 5,991
(X²) (diterima) (diterima)
(diterima)
dapat diambil harga Q100 hasil perhitungan.
diterima)

Smirnov
0,0931< 0,0285 < 0,055 < 0,090 < (Q100) = 364,2897 m3/dt
2 0,34 0,34 0,34 0,34
Kolmogorov
(diterima) (diterima (diterima) (diterima)
d. Perhitungan Bendung

 Elevasi Puncak Mercu


Maka, Distribusi yang dapat diterima
Elevasi puncak mercu bendung
dan selisih nilai yang terkecil adalah
harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
Metode Normal
1. Pada saat air sungai setinggi mercu
Tabel 3. Curah hujan rencana Distribusi
bendung dapat mengairi semua
Normal
daerah yang direncanakan.

No T (tahun) KT Xr (mm/hari) 2. Daya bilas pembilas bawah harus

mampu membersihkan endapan


1 2 0.0000 150.9300
2 5 0.8416 193.8474 dasar yang mendekati intake.
3 10 1.2816 216.2852
3. Daya bilas kantong lumpur cukup besar, sama dengan lebar rata-rata sungai pada

sehingga endapan dikantong lumpur bagian yang stabil (bagian yang lurus).

dapat dibilas dengan lancar. Biasanya lebar bendung diambil antara 1,0

Perencanaan puncak mercu : – 1,2 dari lebar rata-rata sungai pada ruas

- Elevasi sawah tertinggi = + 236,7 m yang stabil.

- Kedalaman air disawah = 0,1 m Be = B – 2 (nKp + Ka). HI

- Kehilangan tekanan dari tersier ke Dimana :


Be = Lebar efektif bendung
sawah = 0,1 m
B = Lebar bendung (lebar total
- Kehilangan tekanan dari sekunder ke
– lebar pilar)
tersier = 0,3 m n = Jumlah pilar
Kp = Koefisien kontraksi pilar
- Kehilangan tekanan dari primer ke =
Ka = Koefisien kontraksi
0,36 m
pangkal bendung
- Kehilangan tekanan karena kemiringan HI = Tinggi energi (m)
(Sumber : Standar Perencanaan
saluran = 0,15 m
Irigasi, KP 02 hal 114)
- Kehilangan tekanan dari alat alat ukur
 Tinggi Muka Air di Hilir Bendung
= 0,40 m
Tabel 5. Tinggi Muka air dihilir bendung
- Kehilangan tekanan dari saluran intake
H A P R V Q
No I N
= 0,20 m (m) (m2) (m) (m) (m/dt) (m3/dt)

- Eksplotasi = 0,20 m 1 1,4 2856 22,96 1,24 0,1030 0,030 12,35 352,716
Elevasi puncak mercu = + 238,5 m 2 1,415 28,887 23 1,256 0,1030 0,030 12,45 359,643
Di dapat : 3 1,42 28,99 23,02 1,26 0,1030 0,030 12,48 361,87
- Elevasi puncak mercu bendung = 4 1,425 29,11 23,031 1,264 0,1030 0,030 12,51 364,116
+ 238,5 m (Sumber : Data perhitungan)
- Elevasi dasar bendung = + 237,23 m  Tinggi Muka Air Banjir di atas
Maka, tinggi bendung (P) = 1,27 m Bendung
 Lebar Efektif Mercu Bendung  elevasi muka air diatas bendung :
Lebar bendung yaitu jarak antara pangkal = Elevasi puncak mercu + hd
(abutment). Sebaiknya lebar bendung ini
= (+ 238,5) + 2.873 = 241,373 m ,
Sehingga : = ,
= 1,327 > 1

 Elevasi energi diatas mercu :


Maka L =
= Elevasi puncak mercu + H1
. ( , )
L= ,
= (+2385) + 3,813= 242,313 m

 Elevasi muka air dihilir bendung : = 74,04 m

= Elevasi dasar sungai di hilir  Perhitungan Hidrolis Kolam Olak

bendung + h Dari hasil perhitungan terdahulu diperoleh

= (+ 235,7) + 1,425 data-data sebagai berikut :

= + 237,125 m  Debit banjir rencana

 Perhitungan Back Water = 364,2897 m3/dt

Dimana :  Elevasi puncak mercu

a = Kedalaman air sungai sebelum = + 238,5 m

adanya bendung (m)  Elevasi air dihilir bendung

h = Tinggi air berhubung adanya = + 237,125 m

bendung (m)  Elevasi air dihulu bendung

L = Panjang total dimana kurva = + 241,373 m

pengempangan terlihat (m)  Jari-jari mercu

Z = Kedalaman air pada jarak x dari = 0,58 x Hd = 0,3 x 2,873

bendung (m) = 0,9 m

X = Jarak dari bendung (m)  Tinggi mercu = 1,27 m

I = Kemiringan  Kemiringan sungai = 0,1030

Tabel 6. Perhitungan Elevasi Kolam Olak


Perhitungan :
Elevasi
V1
a = 2,873 m Z Y1 Fr Y2 Air
Elevasi (m/dt
(m) (m) (m) (m) Loncat
)
h = 3,813 m (m)
236,5 0,6 7,013 2,336 1,468 3,991 240,51
I = 0,1030
235 5,12 11,74 1,395 3,17 4,3 239,3
231,8 5,32 11,90 1,376 3,24 5,34 237,1 = 4,7
(Sumber data: hasil perhitungan )
f. Menentukan batas hilir minimum
Jadi :
(Tmin)
a. Debit satuan (Q100)
∆ ,
= = 1,24 → dari grafik
q =
didapat
, 3
= ,
= 16,38 m /dt/m
∆ ,
Tmin /hc = 1,88
b. Kedalaman kritis (hc)
= 1,88 (1,24)0,215
hc =
= 1,97 x 3
,
hc = ,
= 3m
= 5,91 m = 6 m

c. Tinggi energi dihulu  Perhitungan Lantai Muka

= Elevasi mercu + H1 ∆hmax = (+238,5) – (+231.8)

= (+ 238,5) + 3,813 = 6,7 m

= 242,313 m ∆hmax . C = 6,7 . 3,5 = 23,45 m

d. Tinggi energi dihilir a. Sebelum ada lantai muka

∆H = (+235,7) – (+2,873) LV = 1,5 + 1,7 + 2,6 + 1,00 + 1,00 + 3,8

= 238,573 m = 11,6 m

e. Menentukan jari-jari bak minimum LH = 1 + 1,6 + 1,6 + 1,6 +0,3 + 3 + 2,8

yang diizinkan (Rmin) +0,3 +0,6 = 12,8 m


∆ ,
= = 1,24 → dari grafik
Lw = Lv + 1/3 LH  H . C

= 11,6 + 1/3 (12,8) > 6,7 . 3,5


didapat :

Rmin /hc = 1,57 = 16 m < 23,45 m

Rmin = 1,57 x 3
Lrencana = Lperlu – Lw
Rmin = 4,74 → diambil R
= 23,45 – 16 = 7,4 m ~ 7 m 2. Terhadap geser

Sf = f . ∑
≥ 1,5
b. Disain lantai muka
,
Sf = 0,75 . ,
≥ 1,5
Lv = 1,4 + 1 +1 + 1 +1 +1 +1 = 7,4 m
= 2.85 ≥ 1,5…. (Aman)
LH = 0,6 +1,6 +0,6 +1,6 +0,6 +1,6 = 3. Terhadap eksentrisitas
e = B/2 – d ≤ b/6
6,6 m
∑ ∑
d = ∑

LW = Lv + 1/3 LH = 7,4 +1/3 (6,6) = 1,3 ≤ 2,167…. (Aman)

= 9,6 m > 7 m 4. Terhadap daya dukung tanah

 Stabilitas Bendung qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 .

a. Pada Saat Air Normal γ . B . Nγ


Tabel 7. Resume Gaya Yang Bekerja Pada
Dimana :
Bendung (Saat Air Normal)
Gaya-Gaya Gaya (ton) Momen (t.m) q = Daya dukung keseimbangan
No
yang bekerja V H Mv Mh
(Ultimate bearing Capasity t/m2)
Berat sendiri
1 -76,571 -582,69
bending Nc, Nq, Nγ = Faktor daya dukung tanah
2 Gaya gempa 10,873 82,742
yang tergantung pada besarnya
3 Tekanan lumpur - 0,1 0.16 - 1,25 1,28

4 Tekanan tanah - 6,06 - 17,65


sudut geser dalam tanah.

Tekanan Berdasarkan sudut geser tanah diatas


5 0.56 0,8 11,48 16,4
hidrostatis
dengan nilai Ø = 32,5’ di dapat dari tabel
Tekanan uplift
6 6.315 12,615 19,221 110,205
pressure Terzaqhi : Nc = 41,05
Jumlah - 69,796 18,388 -553,24 192,977 Nq = 26

Nγ = 23,78
Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Normal
1. Terhadap guling qult = C . Nc + γ . D . Nq + 0,5 . γ . B . Nγ

Sf = ≥ 1,5 Tegangan tanah yang di izinkan

,
= ,
≥ 1,5 τ=
= 2,87 ≥ 1,5......(Aman)
5. Terhadap tekanan dibawah bendung 4. Terhadap tekanan tanah dibawah

∑ bendung
τ= (1 ± )

τ=
,
(1 ±
,
)
τ= (1 ± )
b. Pada Saat Air Banjir KESIMPULAN

Tabel 8. Resume Gaya Yang Bekerja Pada Dari pembahasan analisa perencanaan
Bendung (Saat Air Banjir)
ulang Bendung Limau Manis yang
Gaya-Gaya Gaya (ton) Momen (tm)
No
yang bekerja V H Mv Mh dilakukan pada, didapat kesimpulan
Berat sendiri -76,571 - 582,69
1
bendung
10,873 82,742
sebagai berikut :
2 Gaya gempa

3
Tekanan - 0,1 0,16 -1,25 1,28 1. Dari peta topografi didapat luas
lumpur
Tekanan - 6,06 - 17,65 catchment area yang mempengaruhi
4
tanah
Tekanan - 31,84 - 6,085 - 116,26 - 33,493
5
hidrostatis
debit Sungai Danau Limau Manis
Tekanan 22,329 39,314 90,804 367,811
6
uplift pressure sekitar 34 km2.
Jumlah - 86,182 38,202 - 609,4 400,69
2. Dalam perhitungan debit banjir

Kontrol Stabilitas Pada Saat Air Banjir rencana periode ulang 100 tahun
1. Terhadap guling pada perencanaan Bendung Limau

Sf = ∑
≥ 1,5 Manis ini didapat Q100 = 364,2897

= 1,53 ≥ 1,5….. (Aman) m3/dt.


2. Terhadap geser 3. Pada tinjauan ulang perencanaan

Sf = f . ≥ 1,5 bendung Limau Manis digunakan

= 1,69 ≥ 1,5…. (Aman) mercu tipe Bulat dengan jari-jari

mercu 0,9 m.
3. Terhadap eksentrisitas
4. Bendung Limau Manis ini berguna
e = B/2 – d ≤ b/6
∑ ∑ untuk meninggikan muka air sungai
d =

agar bisa disadap untuk mengairi
= 1,07 ≤ 2,167 …. (Aman)
areal persawahan seluas 555 Ha.
5. Tipe kolam olak yang digunakan 8. Pada perhitungan Stabilitas bendung

dalam perencanaan yaitu tipe bak


dalam keadaan air normal didapat
tenggelam (Bucket), karena harus
angka keamanan terhadap guling
sesuai dengan jenis kandungan
2,87 dan terhadap geser 2,85. Pada
sedimen yang berada di area

setempat dimana banyak saat air dalam keadaan banjir

mengangkut bongkahan-bongkahan
didapat angka keamanan terhadap
atau batu-batu besar.
guling 1,53 dan terhadap geser 1,69.
6. Hasil dari perhitungan elevasi dan
Dari hasil perhitungan yang didapat
kedalaman air adalah sebagai

berikut : maka konstruksi bendung stabil.

Tabel 9. Kesimpulan hasil


SARAN
perhitungan
Analisa 1. Dalam merencanakan suatu bendung
Uraian
Perencanaan
Kedalaman air di hendaknya menggunakan data-data
1,425 m
hilir bendung (h)
Elevasi muka air di yang akurat, sehingga dalam
237,125 m
hilir bendung
Elevasi muka air di pengerjaannya dilapangan sesuai
241,373 m
atas bendung
Elevasi energi diatas dengan kebutuhan baik dari segi
242,313 m
bendung
7. Jari-jari kolam olak yang di dapat kualitas maupun kuantitas.

pada perencanaan bendung tetap ini 2. Pada perhitunganan gaya-gaya yang

adalah 4,7 m dengan batas bekerja pada tubuh bendung

minimum tinggi air dihilir adalah 6 hendaknya dilakukan secara teliti,

m karena pengaruh gaya-gaya tersebut


sangat besar dalam pengontrolan olak tersebut, kolam olak juga harus

stabilitas bendung. tahan terhadap gerusan dan juga harus

3. Untuk mengatur pola tanaman mampu meredam loncatan air yang

diusahakan kepada para petani terjadi dihilir bendung.

pemakai air untuk mengatur pola 6. Pada perhitungan dimensi bendung

tanam dan disesuaikan dengan harus sesuai dengan debit banjir

ketersediaan air yang ada di sungai rencana dan dalam menentukan debit

Danau Limau Manis. banjir rencana juga harus

4. Untuk merencanakan lantai muka mempertimbangkan perode ulang

hendaknya memperhatikan tekanan yang harus diambil supaya konstruksi

air yang mempengaruhi bendung bendung tersebut aman.

tersebut, sehingga dapat diketahui 7. Bendung yang sudah di dibangun

lantai muka yang direncakan untuk hendaknya diadakan suatu

menghambat tekanan air tersebut pemeliharaan sehingga fungsi dari

perlu diperbesar atau diperpanjang. pembangunan bendung tersebut

5. Dalam menentukan tipe kolam olak masih dapat digunakan secara

harus mempertimbangkan kondisi optimal.

sedimen yang ada di lokasi sungai

setempat karena sangat

mempengaruhi ketahanan dari kolam


DAFTAR PUSTAKA Mawardi, Erman. Memed, Moch. 2002.

Desain Hidraulik Bendung Tetap Untuk


Asiyanto. 2011. Metode Konstruksi
Irigasi Teknis. Bandung: Alfabet.
Bendungan.Jakarta : UI-Press

Sosrodarsono, Suyono. Takeda, Kensaku.


Dr. Ir. Suripin, M.Eng. Sistem Drainase
1983. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta:
Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta
Pradnya Paramita.
: Andi

Suyono,Sosrodarsono Dr.Ir., Kazuto


Direktorat Jenderal Pengairan Departemen
Nakazawa “Mekanika Tanah dan Teknik
Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan
Pondasi” Cetakan kelima, Jakarta :
Irigasi Bangunan KP-02, Cetakan Pertama,
Pradnya Paramita, 1990
Bandung, 1986.

Direktorat Jenderal Pengairan Departemen

Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan

Irigasi Bangunan KP-04, Cetakan Pertama,

Bandung, 1986.

Direktorat Jenderal Pengairan Departemen

Pekerjaan Umum, Standar Perencanaan

Irigasi Bangunan KP-06, Cetakan Pertama,

Bandung, 1986.

I Made Kamiana. Teknik Perhitungan Debit

Rencana Bangunan Air. Edisi Pertama,

2011. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai