Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan
fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Pada
tahun 1665 seorang ilmuwan asal Inggris yang bernama Robert Hooke
mengamati sayatan sel gabus botol mikroskop yang amat sederhana yang
terlihat olehnya adalah struktur dari ruang kecil , dimana dinamakan sel.
Nehemiah grew menuliskan deskripsi pertamanya tentang jaringan tumbuhan
pada tahun 1671. Pada tahun 1980, Heinstein menggunakan istilah protoplas
bagi satuan protoplasma dalam sel (Gabriel 1988 ; 19). Pada tahun 1381
Robert Hooke menemukan semacam benda bulat didalam sel epidermis
tanaman anggrek yang kemudian disebut inti sel (nukleus).
Pada tahun 1846 Hugo Van Mohl membedakan antara protoplasma dan
cairan sel kemudian pada tahun 1862 koliker memperkenalkan istilah
protoplasma (Soenarto 1992 ; 12). Sebagai suatu system terkecil, sel
mempunyai andil dalam menyusun tubuh suatu organisme yang sangat besar,
juga dalam menyokong kehidupan suatu organisme, karena itulah kehidupan
dapat ditunjang dengan keberadaan sel yang jumlahnya banyak sekali atau
dapat juga dikatakan semua unsur yang bernyawa dikatakan sebagai sel.
Jaringan pada tumbuhan yang khususnya tumbuh dikotil dan tumbuhan
monokoyil, perbedaan keduanya terlihat pada bijinya dan adanya cambium
diantara keduanya dimana penyusun semua itu adalah sel.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1
2.1 Sel Eukariotik dan Prokariotik
2.1.1 sel prokariotik
Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani,
pro yang berarti “sebelum” dan karyon yang artinya “kernel” atau juga disebut
nukleus. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA)
terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran
yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya. Sel prokariotik
adalah organisme dengan nukleus yang tidak utuh karena tidak memiliki selaput
atau membran. Ukuran sel bervariasi dengan diameter 1-10 mikrometer dan
bentuk yang sangat seragam, misalnya kokus, batang dan spiral. Ciri lain dari
organisme prokariotik, yaitu belum terdapat pembagian ruang (kompertemen)
yang jelas antara komponen selnya serta belum terdapat organel sel yang spesifik.
Bahan genetik yang yang terdapat dalam sel mempunyai akses langsung dengan
komponen lain yang digunakan dalam proses ekspresi genetik.
2.1.2 Struktur Sel Prokariotik
Prokariotik meliputi archaebakteria (bakteri purba) dan eubakteria (bakteri
modern / bakteri sejati) yang beranggotakan bakteri, mikoplasma dan alga hijau-
biru. Ukuran sel prokariotik berkisar antara 0,5 -3 mm. Struktur umum sel
prokariotik yang diwakili oleh bakteri berturut-turut mulai dari luar ke dalam
adalah dinding sel, membran sel, mesosom, sitoplasma, ribosom dan materi inti
(DNA dan RNA). Dinding sel bakteri berfungsi untuk menahan tekanan osmotic
sitoplasma, sehingga sel tidak mudah pecah akibat masuknya air kedalam sel,
dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan atau mukopepetida yang dapat
dipergunakan sebagai dasar penggolongan bakteri menjadi dua golongan , yaitu
bakteri gram positif dan bakteri gram negative. Pada bajteri gram positif, hamper
90% komponen dinding selnya tersusun atas peptidoglikan, sedangkan pada
bakteri gram negative berkisar antara 5 – 20%.

2
Selaput sitoplasma atau membran sel bakteri berfungsi dalam seleksi dan
pengangkutan larutan ke dalam sel; berperan dalam transfer elektron dan
fosforilasi oksidatil; pada bakteri aerob berperan dalam pengeluaran enzim
hidrolitik; sebagai tempat enzim dan molekul pembawa yang berfungsi dalam
biosintesis DNA, polimer dinding sel dan lipid selaput.
Komponen utama membran sel tersusun atas lipid dan protein atau lipoprotein.
Membran sel bakteri dan sianobakteri membentuk lipatan ke dalam yang
dinamakan mesosom. Pada beberapa bakteri, mesosom berperan dalam
pembelahan sel. Sedangkan pada sianobakteri, mesosom berfungsi sebagai
kompleks fotosintetik yang mengadung pigmen fotosintesis.
Di dalam sitoplasma terdapat kurang lebih 20.000 - 30.000 ribosom yang
tersusun atas RNA dan protein. Ribosom merupakan tempat sintesis protein.
Ribosom prokariotik tersusun atas sub unit kecil dan sub unit besar yang
berukuran 30 S dan 50 S (Svedberg). Pada saat proses transaksi, kedua sub unit ini
bersatu untuk menjalankan fungsinya. Di dalam sitoplasma juga terdapat molekul
protein dan enzim yang digunakan dalam setiap reaksi kimia di dalam sitoplasma.
Bakteri juga menyimpan cadangan makanan di sitoplasma dalam bentuk granula-
granula tidak larut air. Materi genetik sel prokariotik membentuk suatu struktur
yang dinamakan nukleoid, merupakan kromosom tunggal. Antara materi inti
dengan sitoplasma tidak terdapat pembatas atau tidak memiliki membrane inti. Sel
prokariotik mengandung sejumlah kecil DNA dengan total panjang antara 0,25
mm sampai 3 mm yang mampu mengkode 2000 – 3000 protein.

2.1.3 Reproduksi Sel Prokariotik


Reproduksi pada sel prokariotik dikenal dengan pembelahan biner yang
artinya pembelahan ini berlangsung secara sederhana dan spontan. Proses

3
pembelahan ini juga dikenal dengan proses pembelahan amitosis. Amitosis artinya
pembelahan yang tidak melibatkan kromosom. Pembelahan biner dapat
ditemukan pada sel bakteri, proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik,
pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma.(Stansfield. 2006: 7).
Pada pembelahan biner, kromosom diduplikasi dan akan menempel pada
membrane plasma. Kemudian akan terjadi pertumbuhan di antara dua tempat
pelekatan kromosom tersebut. Hal ini untuk melakukan pemisahan inti.
Sitokinesis dan pembentukan dinding sel kemudian terbentuk sehingga dua sel
anak terbentuk.(Stansfield. 2006: 7).

2.1.4 Cara Gerak Sel Prokariotik


Seberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri
lainnya mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Bakteri motil
biasanya didorong oleh satu atau lebih embelan serupa rambut yang disebut
flagela. Flagela berasal dari membran plasma dan berputar seperti baling-baling.
Filamen ini tersusun atas protein flagelin. Beberapa jenis bakteri lainnya
mempunyai rambut panjang yang disebut pili atau fimbriae yang terdiri dari
protein yang disebut pilin. Struktur ini tidak berperan dalam motilitas, akan tetapi
berperan dalam daya lekat bakteri terhadap bakteri lain dan proses konjugasi.
(Stansfield. 2006: 5).
2.1.5 Sel Eukariotik
Sel-sel eukariotik berukuran 10 kali lebih besar daripada sel prokariotik
dan volumenya dapat 1000 kali lipatnya. Perbedaan dasarnya dalah adanya

4
kompartemen dalam sel berlapis membran, aktivitas metabolisme terjadi. Hal
yang paling penting adalah adanya DNA di dalam nukleus. Berdasarkan struktur
inilah nama eukariot yang berarti inti sebenarnya diberikan (Santoso, 2016). Sel
eukariot umumnya berdiameter 10-100 µ. Selain itu, eukariotik bergerak dengan
silia atau flagel yang kompleks, terkecuali pada tumbuhan tingkat tinggi
(Campbell, 2010).
Sel eukariotik juga mempunyai organel – organel bermembran lain di
dalam sitoplasmanya (suatu daerah antara nucleus dan membrane plasma).
Struktur – struktur subseluler ini mempunyai struktur dan fungsi yang amat
beragam.
Sebagian besar sel eukariotik mempunyai mitokondria, yang mengandung
enzim dan mekanisme untuk resprasi aerob dan fosforilasi oksidatif. Dengan
demikian, fungsi utama mitokondria adalah menghasilkan adenosin trifosfat
(ATP), satuan utama pertukaran energi yang terjadi didalam sel. Organel ini
dikelilingi oleh membrane ganda. Membrane dalamnya, yang mengandung rantai
transport elektron dan enzim yang dibutuhkan untuk menghasilkan ATP, terdiri
dari lipatan – lipatan yang disebut krista (cristae). Krista tersebut menonjol ke
dalam matriks atau rongga sentral. Mitokondria mempunyai DNA dan ribosom
sendiri, akan tetapi sebagian proteinnya diimpor dari sitoplasma. Menurut
Stansfield(2006: 2-3), sel eukariot meliputi sel hewan dan tumbuhan.

Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai nukleus yang utuh dengan
adanya selaput nukleus. Ukuran sel eukariotik (10-100 mikrometer) pada
umumnya relatif lebih besar dibandinkan dengan ukuran sel prokariotik. Bentuk

5
selnya pun sangat bervariasi, mulai dari polihedral, kolumnar, pipih seperti
kumparan (fusiform) atau mempunyai tonjolan panjang seperti sel saraf.sel
eukariotik mempunyai ciri khusus karena memiliki komponen sel yang lebih jau
teratur dan memiliki pembagian ruang yang jelas antara komponen sel yang satu
dengan yang lain.
2.1.6 Reproduksi Eukariotik
Proses pembelahan sel pada eukariot dikenal dengan mitosis. Pembelahan
sel pada eukariot lebih kompleks dibandingkan pembelahan sel pada prokariot.
Pada sel eukariot molekul DNA terkumpul dalam struktur yang disebut
kromosom. Masih ingatkah Anda dengan kromosom?
Kromosom dapat ditemukan di dalam nukleus (inti sel). Kromosom kali
pertama ditemukan pada sel eukariot karena penampakannya yang jelas pada saat
mitosis. Kromosom tersusun atas rangkaian protein dan DNA yang terpilin dan
membentuk badan kromosom. Namun, rangkaian tersebut lebih sering tercerai
berai di dalam nukleus selama siklus hidup sel. Rangkaian protein dan DNA ini
disebut juga benang kromatin. Ketika memasuki mitosis benang kromatin tersebut
terkondensasi dan mengumpul membentuk struktur kromosom.
Siklus hidup sel eukariot dapat dibagi menjadi dua fase, yakni mitosis dan
interfase. Mitosis adalah fase pembelahan sel, sedangkan interfase adalah fase
persiapan sebelum memasuki mitosis. Oleh karena banyak sel yang mampu
melakukan pembelahan sel dari satu mitosis ke mitosis lain secara cepat, proses
tersebut dapat diilustrasikan sebagai suatu siklus. Proses pembelahan sel pada
eukariot dapat disebut juga siklus sel.
a. Interfase
Istilah interfase atau fase antara terkadang salah dimaknai. Karena
memberikan pengertian seolah-olah pada fase ini tidak terjadi apa-apa. Padahal
pada fase ini sel sedang mempersiapkan semua kebutuhan untuk melakukan
pembelahan mitosis. Pada fase ini sel terus tumbuh, bertambah ukuran,
membentuk struktur dan molekul baru.
Secara umum, interfase dapat dibedakan lagi menjadi beberapa tahap,
yaitu tahap G1 , S, dan G2 . Tahap G1 (gap 1) merupakan tahap pembentukan

6
macam-macam protein dan transkripsi RNA. Hal tersebut menyebabkan
pertumbuhan sel terus membesar.
Proses selanjutnya adalah tahap S (sintesis). Pada tahap S terjadi sintesis
DNA, berupa replikasi DNA dan sintesis protein histon. Jumlah DNA dalam inti
sel bertambah dua kali lipat dan protein histon serta protein kromosom lain yang
disintesis di sitoplasma bergabung dengan DNA setelah melewati membran inti
sel. Gabungan DNA serta protein tersebut membentuk kromatin.
Pada akhir tahap S, sel memasuki tahap G2 (gap 2). Pada tahap ini terjadi
metabolisme normal dan pertambahan pertumbuhan akibat pembentukan protein
yang terus terjadi. Ketika sel memasuki tahap M (mitosis), benang-benang
kromatin terkondensasi, dan berkumpul membentuk kromosom.

Siklus sel eukariot

b. Mitosis
Fase mitosis merupakan fase paling pendek dari siklus sel. Pada proses ini
terjadi pembagian informasi genetis kepada setiap sel hasil pembelahan. Informasi

7
genetis yang dibagikan terlebih dahulu telah melalui proses replikasi pada
interfase sehingga DNA sel hasil pembelahan mirip dengan DNA induk.
Para ahli biologi telah membagi proses mitosis menjadi beberapa tahap
berdasarkan ciri utama yang dapat diamati, sebagai berikut.
a. Profase, persiapan untuk pembelahan sel. Kromosom terkondensasi dan
membran inti sel melebur.
b. Metafase, kromosom berada di bidang ekuator.
c. Anafase, kromosom terbagi dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan
d. Telofase, akhir dari mitosis. Membran inti terbentuk dan kedua sel
terpisah.
Pada akhir mitosis dan meiosis, biasanya diikuti oleh pembagian
sitoplasma. Proses ini disebut juga sitokinesis. Sitokinesis membagi sitoplasma
dan membentuk membran atau dinding sel baru bagi setiap sel hingga kedua sel
terpisah. Berikut ini penjelasan terperinci dari tahap- tahap tersebut.
1) Profase
Seperti yang telah Anda pelajari, pada interfse, terjadi replikasi DNA.
Memasuki profase, benang-benang kromatin tersebut terkondensasi membentuk
kromosom. DNA asal dan DNA hasil replikasi membentuk kromosom dan
merekat pada sentromer. Kromosom tersebut tersusun atas dua kromatid.

Profase, kromosom mulai terlihat sebagai pasangan kromatid.


Kromosom dengan dua kromatid ini disebut juga kromosom dupleks.
Melalui mitosis ini, setiap pasangan kromatid dari kromosom nantinya akan
terbagi ke sel anak. Dengan demikian, setiap kromatid tersebut merupakan
kromosom bagi setiap sel. Bentuk kromosom tanpa pasangan kromatidnya disebut
kromosom simpleks.

8
Jika sel baru tersebut akan melakukan pembelahan sel, setiap kromosom
akan menggandakan diri melalui proses duplikasi menjadi kromosom dupleks.
Sebenarnya, proses duplikasi merupakan hasil replikasi DNA yang terjadi pada
tahap S interfase.
Tahap profase ditandai juga oleh penggandaan jumlah sentriol. Sentriol
berada di luar membran inti. Setelah terbentuk kromatid, sentriol- sentriol
bergerak ke kutub yang berlawanan.
Dari sekitar sentriol tersebut muncul benang-benang halus yang disebut
benang spindel (mitotic spindle). Benang-benang spindel ini menyelimuti inti sel
dan akan memegang kromosom tepat pada struktur protein komplek yang disebut
kinetokor. Benang-benang spindel ini terbuat dari mikrotubulus.
2) Metafase
Ketika sentromer setiap kromosom sejajar bidang ekuator, menandakan
mitosis memasuki tahap metafase. Pada metafase, semua kromosom sel bergerak
ke arah bidang ekuator atau bidang pembelahan. Pergerakan ini dibantu oleh
benang spindel. Kromosom dengan dua kromatid identik dapat diamati secar jelas
pada tahap ini.

Tahap metafase

3) Anafase
Anafase dimulai ketika sentromer yang menggabungkan kedua kromatid
terpisah. Kromatid tunggal ini sekarang disebut kromosom simpleks, bergerak
menuju kutub-kutub pada arah yang berlawanan. Anafase berakhir ketika setiap
sel kromosom sampai pada kutub-kutubnya.

9
Tahap Anafase

4) Telofase
Telofase dimulai saat benang-benang spindel menghilang dan membran
inti mulai terbentuk di sekeliling daerah kromosom. Membran inti akhirnya
membungkus kromosom-kromosom tersebut.
Lilitan kromosom mulai terurai menjadi kromatin. Pada saat ini jika sel
diamati menggunakan mikroskop, kromosom terlihat menghilang dan inti sel
menjadi jernih. Setelah tahap telofase, biasanya diikuti oleh tahap sitokinesis,
pemisahan sitoplasma. Pada beberapa sel, sitokinesis terjadi sebelum telofase
berakhir.
c. Sitokinesis
Sitokinesis umumnya tejadi setelah sel sedang membelah sudah memiliki dua inti
sel pada kutub yang berbeda. Sitokinesis dilakukan untuk memisahkan sitoplasma
dan membran sel agar terbentuk dua sel anak utuh.
Terdapat beberapa perbedaan mekanisme sitokinesis antara sel hewan dan
sel tumbuhan. Pada sel hewan dengan membran sel yang lentur, sitokinesis terjadi
karena adanya pelekukan yang membagi sel menjadi dua. Pelekukan tersebut
terjadi di bidang pembelahan dan disebabkan oleh kontraksi cincin filamen.
Pada sel tumbuhan yang memiliki dinding sel kaku, tidak terjadi
pelekukan membran sel. Oleh karena itu, setelah materi sel terbagi dua, pada
bidang pembelahan terbentuk lempeng sel. Lempeng sel ini merupakan vesikula-
vesikula dari badan Golgi yang bersatu dan memanjang pada bidang pembelahan.
Dinding sel baru terbentuk pada lempeng sel tersebut. Dinding sel terus terbentuk

10
hingga bersatu dengan membran dan dinding sel lama. Akhirnya, terbentuklah dua
sel tumbuhan yang terpisah serta memiliki membran dan dinding sel sendiri.

Sitokinesis pada (a) sel hewan dan (b) sel tumbuhan.

2.2 Bentuk Sel hewan dan Sel Tumbuhan


Sel adalah segumpal protoplasma yang berinti, sebagai individu yang
berfungsi menyelenggarakan seluruh aktivitas untuk kebutuhan hidupnya. Sel itu
setelah tumbuh dan berdeferensiasi, akan berubah bentuknya sesuai dengan
fungsinya, ada yang menjadi epidermis berfungsi untuk melindungi sel-sel
sebelah dalamnya ada yang menjadi tempat penyediaan makanan, ada yang
berfungsi menjadi tempat persediaan makanan dan lain-lain. Atau dengan kata lain
juga sel merupakan unit struktural kehidupan dan merupakan unit fungsional dari
kehidupan dikarenakan didalam organ tumbuhan dan hewan tersusun dari sel-sel
rumusan yang penting bukannya dinding sel tetapi isi sel yang disebut
protoplasma.

11
Ada tiga keistimewaan yang khas pada sel tumbuhan : dinding sel dengan
selulosa, vakuola (yang memberi tekanan dan memperbesar volume serta luas
permukaan meskipun dengan protoplasma sedikit), dan plastida, khususnya
kloroplas. Vakuola dapat ditemui pada anggota kelima dunia, namun vakuola
besar di pusat sel ada pada hampir semua sel tumbuhan, cendawan, dan beberapa
protista. Kloroplas hanya terdapat pada tumbuhan dan beberapa protista
(bergantung pada golongannya). Sel sendiri sebagai dasar menyusun suatu
organisme yang terdiri dari inti (nukleus) yang terbungkus oleh membran atau
struktur serupa tanpa membran. Tidak ada kehidupan dalam satuan yang lebih
kecil dari pada sel. Sel terbentuk hanya dengan pembelahan sel-sel sebelumnya.
Sel dicirikan oleh adanya molekul makro khusus, seperti pati dan selulosa, yang
terjadi dari ratusan sampai ribuan gula atau molekul lain selain itu sel juga dapat
dicirikan oleh adanya molekul makro seperti protein dan asam nukleat baik DNA
atau RNA yang tersusun sebagai rantai yang terdiri dari ratusan sampai ribuan
molekul.
Pada tumbuhan istilah sel meliputi protoplasma dan dinding sel yang ada
sedangkan pada organisme multi sel yang ada membentuk struktur kompleks yaitu
jaringan dan organ. Sel pada organisme multi sel tidak sama satu dengan lainnya
tetapi masing-masing mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda. Pada awalnya
struktur dinding sel yang ada pada tumbuhan merupakan sebagai sel mati hasil
ekskresi zat hidup dalam sel akan tetapi baru-baru ini makin banyak ditemui bukti
bahwa ada satuan organik yang ada diantara protoplasma dan dinding, khususnya
pada sel muda. Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berbeda namun
terdapat persamaan-persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi
dari bagian sel tersebut. Secara umum bagian-bagian sel tersebut adalah membran
sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom,
plastida, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel, membran inti,
mikrofilamen, dan dinding sel . Sel tumbuhan mempunyai bentuk yang
bermacam-macam. Ada yang berbentuk peluru, prisma, dan memanjang seperti
rambut atau seperti ular.

12
Sel tumbuhan mempunyai dua bagian pokok yang berbeda dari hewan
yaitu vakuola, plastida dan dinding sel. Vakuola dan plastida merupakan bagian
hidup dari sel tumbuhan dan disebut protoplas. Sedangkan dinding sel yang
berfungsi untuk melindungi isi sel atau lumen yang ada di protoplasma disebut
bagian sel yang mati. Hal ini terlihat pada sel gabus tumbuhan yang tergolong sel
mati karena hanya memiliki inti sel dan sitoplasma, sehingga ruang antar selnya
kosong. Bentuk sel gabus heksagonal, tersusun rapat antara satu dan lainnya..
Dinding sel mempunyai struktur yang komplek tetapi tiga bagian
fundamentalnya dapat dibedakan yaitu lamela tengah,dinding sel primer dan
dinding sel sekunder.
Dinding sel terbuat dari zat selulosa,dinding sel relatif tebal. Ruang sel
adalah tempat organel-organel yang lain yang berada didalam sel. Ruang sel ini
meliputi bagian-bagian dalam sel yang mencakupnya protoplasma atau cairan sel.
Sedangkan ruang antar sel adalah penghubung antar sel yang satu dengan yang
lainnya.
2.3 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
1. Sel Hewan :
* tidak memiliki dinding sel
* tidak memiliki butir plastid
* bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak
kaku
* jumlah mitokondria relatif banyak
* vakuolanya banyak dengan ukuran yang relatif kecil
* sentrosom dan sentriol tampak jelas
2. Sel Tumbuhan
* memiliki dinding sel
* memiliki butir plastid
* bentuk tetap karena memiliki dinding sel yang terbuat dari cellulose
* jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya dibantu oleh butir plastid
* vakuola sedikit tapi ukurannya besar
* sentrosom dan sentriolnya tidak jelas

13
1. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dinding sel terdiri daripada
selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan, perlindungan, dan untuk
mengekalkan bentuk sel. Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan
pertukaran bahan di luar dengan bahan di dalam sel. Dinding sel itu tipis, berlapis-
lapis, dan pada tahap awalnya lentur. Lapisan dasar yang terbentuk pada saat
pembelahan sel terutama adalah pektin, zat yang membuat agar-agar mengental.
Lapisan inilah yang merekatkan sel-sel yang berdekatan. Setelah pembelahan sel,
tiap belahan baru membentuk dinding dalam dari serat selulosa. Dinding ini
terentang selama sel tumbuh serta menjadi tebal dan kaku setelah tumbuhan
dewasa. (Sumber: Time Life, 1984).
Pada dinding sel ada bagian yang tidak menebal, yaitu bagian yang disebut
noktah. Melalui noktah ini terjadi hubungan antara antara sitoplasma satu dengan
yang lain yang disebut plasmodesmata. Plasmodesmata berupa juluran plasma,
yang berfungsi menjadi pintu keluar masuknya zat.
Sebagian besar isi dari sel berupa air. Tekanan air atau isi sel terhadap
dinding sel disebut tekanan turgor. Dinding sel dan vakuola berperan dalam
turgiditas sel. Dinding sel adalah struktur di luar membran plasma yang
membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel merupakan ciri khas yang
dimiliki tumbuhan, bakteri, fungi (jamur), dan alga, meskipun struktur penyusun
dan kelengkapannya berbeda.
Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,
layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-
dinding sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi
struktur dan fungsi sel sen Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen,
tergantung golongan organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian
besar terbentuk oleh polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin sebagai penyusun penting) dan garam karbonat, silikat dari Ca dan Mg.
Pada bakteri, peptidoglikan (suatu glikoprotein) menyusun dinding sel. Fungi
memiliki dinding sel yang terbentuk dari kitin. Sementara itu, dinding sel alga
terbentuk dari glikoprotein, pektin, dan sakarida sederhana (gula).diri. Dinding sel

14
mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel. Dinding sel juga berfungsi
untuk menyokong tumbuhan yang tidak berkayu.
2. Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam
bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya.
Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel
hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah. .Vakuola ini
diselimuti oleh membran tonoplas.
Vakuola besar sel tumbuhan berkembang dengan adanya penggabungan
dari vakuola-vakuola yang lebih kecil, yang diambil dari retikulum endoplasma
dan aparatus golgi. Melalui hubungan ini, vakuola merupakan bagian terpadu dari
sistem endomembran.
Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vakuola non
kontraktil. Protista mirip hewan (protozoa), memiliki vakuola kontraktil atau
vakuola berdenyut yang menetap. Vakuola kontraktil berfungsi sebagai
osmoregulator, yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola non
kontraktil atau vakuola makanan berfungsi mencerna makanan dan mengedarkan
hasil pencernaan.
Vakuola berisi:
• gas,
• asam amino,
• garam-garam organik,
• glikosida,
• tanin (zat penyamak),
• minyak eteris (misalnya jasmine pada melati, roseine pada mawar zingiberine
pada jahe),
• alkaloid (misalnya kafein pada biji kopi, kinin pada kulit kina, nikotin pada daun
tembakau, tein pada daun teh, teobromin pada buah atau biji coklat, solanin pada
umbi kentang, likopersin dan lain-lain),
• enzim,
• butir-butir pati.

15
fungsi vakuola adalah :
1. memelihara tekanan osmotik sel
2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll
3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel
3. Sentriol (sentrosom)
Sentorom merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang
sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini akan
bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah. Pada siklus sel di
tahapan interfase, terdapat fase S yang terdiri dari tahap duplikasi kromoseom,
kondensasi kromoson, dan duplikasi sentrosom.
Terdapat sejumlah fase tersendiri dalam duplikasi sentrosom, dimulai
dengan G1 dimana sepasang sentriol akan terpisah sejauh beberapa mikrometer.
Kemudian dilanjutkan dengan S, yaitu sentirol anak akan mulai terbentuk
sehingga nanti akan menjadi dua pasang sentriol. Fase G2 merupakan tahapan
ketika sentriol anak yang baru terbentuk tadi telah memanjang. Terakhir ialah fase
M dimana sentriol bergerak ke kutub-kutub pembelahan dan berlekatan dengan
mikrotubula yang tersusun atas benang benang spindel.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup, baik secara struktural dan
fungsional. Sel merupakan satuan dasar yang menyusun organisme. Sel

16
prokariotik adalah organisme dengan nukleus yang tidak utuh karena tidak
memiliki selaput atau membran. Ukuran sel bervariasi dengan diameter 1-10
mikrometer dan bentuk yang sangat seragam, misalnya kokus, batang dan spiral.
Ciri lain dari organisme prokariotik, yaitu belum terdapat pembagian ruang
(kompertemen) yang jelas antara komponen selnya serta belum terdapat organel
sel yang spesifik. Bahan genetik yang yang terdapat dalam sel mempunyai akses
langsung dengan komponen lain yang digunakan dalam proses ekspresi genetik.
Reproduksi pada sel prokariotik dikenal dengan pembelahan biner yang artinya
pembelahan ini berlangsung secara sederhana dan spontan. Proses pembelahan ini
juga dikenal dengan proses pembelahan amitosis. Amitosis artinya pembelahan
yang tidak melibatkan kromosom. Seberapa bakteri memiliki alat gerak berupa
flagel. Beberapa bakteri lainnya mengandung villi yang berfungsi untuk
melekatkan diri. Bakteri motil biasanya didorong oleh satu atau lebih embelan
serupa rambut yang disebut flagela.
Sel eukariotik adalah sel yang mempunyai nukleus yang utuh dengan adanya
selaput nukleus. Ukuran sel eukariotik (10-100 mikrometer) pada umumnya relatif
lebih besar dibandinkan dengan ukuran sel prokariotik. Bentuk selnya pun sangat
bervariasi, mulai dari polihedral, kolumnar, pipih seperti kumparan (fusiform) atau
mempunyai tonjolan panjang seperti sel saraf.sel eukariotik mempunyai ciri
khusus karena memiliki komponen sel yang lebih jau teratur dan memiliki
pembagian ruang yang jelas antara komponen sel yang satu dengan yang lain.
Proses pembelahan sel pada eukariot dikenal dengan mitosis. Pembelahan sel pada
eukariot lebih kompleks dibandingkan pembelahan sel pada prokariot.
Sel Hewan itu tidak memiliki dinding sel, tidak memiliki butir plastid,
bentuk tidak tetap karena hanya memiliki membran sel yang keadaannya tidak
kaku, jumlah mitokondria relatif banyak, vakuolanya banyak dengan ukuran yang
relatif kecil, sentrosom dan sentriol tampak jelas. Sedangkan Sel Tumbuhan itu
memiliki dinding sel, memiliki butir plastid, bentuk tetap karena memiliki dinding
sel yang terbuat dari cellulose, jumlah mitokondria relatif sedikit karena fungsinya
dibantu oleh butir plastid, vakuola sedikit tapi ukurannya besar, sentrosom dan
sentriolnya tidak jelas.

17
18

Anda mungkin juga menyukai