artikan seabgai lima dasar yang dijadikan Dasar Negara serta Pandangan Hidup Bangsa.
Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara yang kuat dan tidak
dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang akan dicapai tanpa Pandangan
Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu bangsa tidak akan terombang ambing dalam
menghadapi permasalahan baik yang dari dalam maupun dari luar.
Pancasila Sebagai Dasar Negara tentunya memiliki fungsi yang sangat penting. Fungsi
Pancasila Adalah sebagai berikut:
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia yaitu yang dijadikan pedoman hidup bangsa
Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang
heterogen (beraneka ragam).
Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional sebagai dasar
negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI (Panitia Persiapan kemerdekaan
Indonesia).
Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan Pancasila atau tidak
bertentangan dengan Pancasila.
Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu masyarakat adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual yang berdasarkan Pancasila.
Mengingat sangat pentingnya Pancasila sebagai dasar negara, maka kita harus meneruskan
perjuangan, serta memelihara dan melestarikan, menghayati, mengamalkan pancasila dalam
kehidupan sehari-hari agar tujuan dari pancasila dapat terpenuhi.
- See more at: http://www.diwarta.com/pengertian-pancasila-dan-fungsi-pancasila-sebagaidasar-negara/758/#sthash.BErQPaZu.dpuf
PANCASILA SEBAGAI
IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA
1.1 LATAR BELAKANG
Setiap bangsa dan negara yang ingin berdiri kokoh kuat, tidak mudah terombang-ambing oleh
kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu perlu memiliki dasar
negara dan ideologi negara yang kokoh dan kuat. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan
rapuh.
Mempelajari Pancasila lebih dalam menjadikan kita sadar sebagai bangsa Indonesia yang
memiliki jati diri dan harus diwujudkan dalam pergaulan hidup sehari-hari untuk
menunjukkan identitas bangsa yang lebih bermartabat dan berbudaya tinggi.
sebagai dasar negara dan ideologi negara, menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta menampilkan sikap positif terhadap
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat. Pengetahuan yang diperoleh dapat dijadikan bekal
keterampilan menganalisis dan bersikap kritis terhadap sikap para penyelenggara negara yang
menyimpang dari cita-cita dan tujuan negara.1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.1 Bagaimana sejarah Lahirnya Pancasila?
1.2 Apakah Pengertian ideologi?
1.3 Bagaimanakah Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia?
1.4 Bagaimana Implementasi Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat?
1 http://kanal3.wordpress.com/?s=pancasila, diakses hari rabu tanggal 21 Maret 2012 pukul
17.30 WIB
1.3 PEMBAHASAN
A. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA
Sejarah pembuatan Pancasila ini berawal dari pemberian janji kemerdekaan di kemudian hari
kepada bangsa Indonesia oleh Perdana Menteri Jepang saat itu, Kuniaki pada tanggal 7
September 1944. Lalu, pemerintah Jepang membentuk BPUPKI (Badan Penyelidik UsahaUsaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 29 April 1945 (2605, tahun Showa
20) yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tata pemerintahan
Indonesia Merdeka.
BPUPKI semula beranggotakan 70 orang (62 orang Indonesia dan 8 orang anggota istimewa
bangsa Jepang yang tidak berhak berbicara, hanya mengamati/ observer),kemudian ditambah
dengan 6 orng Indonesia pada sidang kedua. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 1
Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar negara bagi negara Indonesia. Selama empat hari
bersidang ada tiga puluh tiga pembicara. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa Soekarno
adalah Penggali/Perumus Pancasila. Tokoh lain yang yang menyumbangkan pikirannya
tentang Dasar Negara antara lain adalah Mohamad Hatta, Muhammad Yamin dan Soepomo.
Klaim Muhammad Yamin bahwa pada tanggal 29 Mei 1945 dia mengemukakan 5 asas bagi
negara Indonesia Merdeka, yaitu kebangsaan, kemanusiaan, ketuhanan, kerakyatan, dan
kesejahteraan rakyat. oleh Panitia Lima (Bung Hatta cs)diragukan kebenarannya. Arsip
A.G Pringgodigdo dan Arsip A.K.Pringgodigdo yang telah ditemukan kembali menunjukkan
bahwa Klaim Yamin tidak dapat diterima. Pada hari keempat, Soekarno mengusulkan 5 asas
yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, persatuan dan
kesatuan, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan yang Maha Esa, yang oleh Soekarno
dinamakan Pancasila, Pidato Soekarno diterima dengan gegap gempita oleh peserta sidang.
Oleh karena itu, tanggal 1 Juni 1945 diketahui sebagai hari lahirnya pancasila.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, setelah upacara proklamasi kemerdekaan, datang berberapa
utusan dari wilayah Indonesia Bagian Timur. Berberapa utusan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Sam Ratulangi, wakil dari Sulawesi
2. Hamidhan, wakil dari Kalimantan
3. I Ketut Pudja, wakil dari Nusa Tenggara
4. Latuharhary, wakil dari Maluku.
Mereka semua berkeberatan dan mengemukakan pendapat tentang bagian kalimat dalam
rancangan Pembukaan UUD yang juga merupakan sila pertama Pancasila sebelumnya, yang
berbunyi, Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemelukpemeluknya.
Pada Sidang PPKI I, yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta lalu mengusulkan mengubah
tujuh kata tersebut menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Pengubahan kalimat ini telah
dikonsultasikan sebelumnya oleh Hatta dengan 4 orang tokoh Islam, yaitu Kasman
Singodimejo, Ki Bagus Hadikusumo, dan Teuku M. Hasan. Mereka menyetujui perubahan
kalimat tersebut demi persatuan dan kesatuan bangsa. Dan akhirnya bersamaan dengan
penetapan rancangan pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 pada Sidang PPKI I tanggal
18 Agustus 1945 Pancasila ditetapkan sebagai dasar negara Indonesia.
Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, adalah awal dari Gerakan 30 September (G30SPKI).
Pemberontakan ini merupakan wujud usaha mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi
komunis. Hari itu, enam Jendral dan berberapa orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta.
Namun berkat kesadaran untuk mempertahankan Pancasila maka upaya tersebut mengalami
kegagalan. Maka 30 September diperingati sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September
dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila, memperingati bahwa
dasar Indonesia, Pancasila, adalah sakti, tak tergantikan.
Makna Lambang Garuda Pancasila
Burung Garuda melambangkan kekuatan
Warna emas pada burung Garuda melambangkan kejayaan
Perisai di tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia
Simbol-simbol di dalam perisai masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila,
yaitu:
Bintang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia
Kepala banteng melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani
dan putih berarti suci
Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang
dilintasi Garis khatulistiwa
Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945),
antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Pita yg dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu
Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda beda, tetapi tetap satu jua.
Asal Istilah Pancasila dan Semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang ada pada pita yang dicengkram oleh burung garuda,
berasal dari Kitab Negarakertagama yang dikarang oleh Empu Prapanca pada zaman
kekuasaan kerajaan Majapahit. Pada satu kalimat yang termuat mengandung istilah
Bhinneka Tunggal Ika, yang kalimatnya seperti begini: Bhinneka tunggal Ika, tanhana
dharma mangrwa. Sedangkan istilah Pancasila dimuat dalam Kitab Sutasoma yang ditulis
oleh Empu Tantular yang berisikan sejarah kerajaan bersaudara singhasari dan Majapahit.
Istilah Pancasila ini muncul sebagai Pancasila Karma, yang isinya berupa lima larangan
sebagai berikut:
1. Melakukan tindak kekerasan
2. Mencuri
3. Berjiwa dengki
4. Berbohong
5. Mabuk (oleh miras)
Filsafat pancasila
1. Pengertian Filsafat
Bangsa Indonesia mengenal kata filsafat dari bahasa Arab falsafah. Secara Etimologis kata
filsafat berasal dari bahasa yunani Philosophia dan philoso-Phos. Philos/Philein (shabat/cinta)
dan Sophia/sophos (pengetahuan yang bijaksana / hikmah-kebijaksanaan.) Bertens, 2006.
Menurut Burhanudin Salam (1983), filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu
yang dipersoalkan sebagai hasil dari pada berfikir secara radikal, sistematis, dan universal.
2. Landasan Filsafat Pancasila
Kekokohan suatu bangsa tergantung dari keyakinan bangsa tersebut terhadap nilai-nilai luhur
bangsanya. Bagi bangsa Indonesia nilai-nilai luhur tersebut terkristalisasi dan terakumulasi
dalam filsafat Pancasila yang merupakan karya Bapak Bangsa (Founding Fathers) yang tak
ternilai. Filsafat Pancasila merupakan renungan jiwa yang dalam, berlandaskan pada ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang luas yang harmonis sebagai satu kesatuan yang bulat dan
utuh.
1) Landasan Etimologis
Secara etimologis Pancasila berasal dari bahasa Sansakerta yang ditulis dalam huruf Dewa
Nagari . Makna dari Pancasila ada 2(dua). Pertama panca artinya lima dan Syila (huruf I
pendek) artinya baru sendi, Jadi Pancasyila berarti berbatu sendi yang bersendi lima. Kedua
Panca artinya lima Syiila (huruf I panjang) artinya perbuatan yang senonoh/ normatif
Pancasyiila berarti lima perbuatan yang senonoh/normatif, perilaku yang sesuai dengan
norma kesusilaan. (Saidus S. 1975)
2) Landasan historis
Secara historis Pancasila dikenal secara tertulis oleh bangsa Indonesia sejak abad ke XIV
pada zaman Majapahit yang tertulis pada 2 (dua) buku yaitu Sutasoma dan Nagara
Kertagama. Buku Sutasoma yang ditulis oleh Mpu Tantular tercantum dalam Panca Syiila
Krama yang merupakan 5 (lima) pedoman yaitu :
- Tidak boleh melakukan kekerasan
- Tidak boleh mencuri
- Tidak boleh dengki
- Tidak boleh berbohong
- Tidak bolehmabuk
Buku Negara Kertagama ditulis oleh Mpu Prapanca tercantum pada sarga 53 bait 2 (dua)
sebagai berikut : Yatnag gegwani Pancasyiila kertasangkara bhiseka karma. Selama berabadabad bangsa Indonesia tidak mendengar lagi kata Pancasila, baru pada tanggal 1 Juni 1945
pada rapat Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) I, yang
berlangsung mulai 29 Mei 1 Juni 1945 kata Pancasila digemakan kembali oleh Bung Krno
untuk memenuhi permintaan ketua BPUPKI dr. Rajiman Wedyodiningrat dasar Negara
Indonesia merdeka. Pancasila yang disampaikan Bung Karno sebagai Berikut:
- Kebangsaan Indonesia atau nasionalisme,
- Internasionalisme atau Perikemanusiaan,
- Mufakat atau Demokrasi,
- Kesejahteraan Sosial, dan
- Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Pancasila menurut Bung Karno dapat diperas menjadi TRISILA, yaitu: Sila Pertama dan
kedua menjadi Sosio Nasionalisme. Sila ke tiga dan keempat menjadi Sosio Demokrasi dan
Ketuhanan. Trisila masih bisa diperas menjadi EKASILA yaitu GOTONG ROYONG
(Wedyodiningrat, 1947)
Pancasila rumusan Bung Karnodikaji anggota panitia lainnya dan dirumuskan kembali pada
tanggal 22 Juni 1945 yang dikenal sebagai PIAGAM JAKARTA, oleh Muhammad Yamin
disebut JAKARTA CHARTER.
Sila-sila Pancasila dalam Piagam Jakarta:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syareat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
Menurut dasar
2. Perikemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /
perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Jakarta ini dirumuskan dan ditanda tangani oleh 9 orang yaitu :
Dalam TAP MPR RI No. IV/MPR/99 diamanatkan agar visi bangsa Indonesia tetap
berlandaskan pada Pancasila.
4) Landasan Kultural
Pancasila yang bersumber dari nilai agama dan nilai budaya bangsa Indonesia tercermin dari
keyakinan akan Kemahakuasaan Tuhan YME dan kehidupan budaya berbagai suku bangsa
Indonesia yang saat kini masih terpelihara, seperti : Tiap upacara selalu memohon
perlindungan Tuhan YME, gotong royong , asas Musyawarah mufakat. Pada masyarakat
Padang dalam perilaku kehidupan bermasyarakat erat terkait dengan nilai agama yang
tercermin pada konsep: Adat basandi syara dan syara basandi kitabbullah. Yang berarti
hokum adat bersendikan syara dan syara bersendikan Al-Quran.
Pada masyarakat Sunda kegiatan kehidupan sudah seyogyanya berpedoman pada tiga aspek
yang tidak terpisahkan yaitu:
Elmu tungtut, dunya siar, ibadah tetep lakonan (carilah ilmu, carilah rizki/ harta dan tetaplah
beribadah pada Tuhan YME). Dalam azas musyawarah mufakat/ demokrasi terungkap pada
nilai tetap dikemukan dengan cara yang santun tanpa orang kehilangan kehormatan dirinya
(Win-win solution). Hal ini tercermin dari prinsip sebagai berikut.
Hade ku omong goring ku omong (baik atau buruk katakanlah). Namun harus Caina herang
laukna beunang (airnya bersih ikannya tertangkap/win-win solution) 3
3 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/464/jbptunikompp-gdl-dewitriwah-23165-3-(pertemul.pdf
B. PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN NEGARA
1. Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Edios yang berarti cita-cita dan Logos yang berarti
pengatahuan atau ilmu dan paham. Dalam pengertian sempit atau sederhana, ideologi
diartikan sebagai gagasan yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau
menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak. Sedangkan
ideologi dalam arti luas digunakan untuk segala cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinankeyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman yang normatif.
Ideologi menurut W. White adalah:
soal cita-cita politik atau doktrin atau ajaran suatu lapisan masyarakat atau sekelompok
manusia yang dapat dibeda-bedakan.
diakses hari SABTU tanggal 24 Maret 2012 pukul 17.10 WIB
Sedangan Harold H. Titus mendefinisikan ideologi adalah:
Suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam
masukan politik dan ekonomi filsafat social yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana
yang sistematis tentang cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
Ada banyak sifat atau tipe ideology. Secara umum tipe ideology ini bagi menjadi empat (BP7, 1991:384), yaitu:
1) Ideologi Konservatif
Yaitu ideologi yang memelihara keadaan yang ada (status quo), setidak-tidaknya secara
umum, walaupun membuka peluang. Kemungkinan perbaikan dalam hal teknis.
2) Kontra Ideologi
Yaitu melegitimasikan penyimpangan yang ada dalam masyarakat sebagai yang sesuai dan
dianggap baik. Tipe ideology ini selalu bersikap berseberangan dengan ideology yang mapan.
3) Ideologi Reformis
merupakan tipe ideologi yang berkehendak merubah keaadaan. Ideologi ini menginginkan
perubahan yang perlahan dan bertahap.
4) Ideologi Revolusioner
Yaitu ideology yang bertujuan mengubah seluruh sistem nilai masyarakat itu atau secara
dramatis.
Menurut bahan penataran (BP-7 Pusat, 1993) ideologi diartikan sebagai ajaran. Dokrin, teori
atau ilmu yang diyakini kebenarannya, yang disusun secara sistematis dan diberi petunjuk
pelaksanaanya dalam menanggapi dan masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bemegara. Sedangkan menurut. Gunawan Setiardja ideologi dapat dirumuskan
sebagai seperangkat ide asasi tentang manusia dan seluruh realitas, yang dijadikan pedoman
dan cita-cita hidup.
Dewasa ini ideologi telah menjadi suatu pengertian yang kompleks. Perkembangan akhirakhir ini menunjukkan terjadinya perbedaan yang makin jelas antara ideologi, filsafat, ilmu
dan teologi. Dalam perkembangan itu ideologi mempunyai arti berbeda:
1. Ideologi diartikan sebagai pengetahuan yang mengandung pemikiran besar, cita-cita besar,
mengenai sejarah, manusia, masyarakat, dan Negara.
2. Ideologi diartikan sebagai pemikiran yang tidak memperhatikan kebenaran internal dan
kenyataan empiris, ditujukan dan tumbuh berdasarkan kepentingan tertentu,
3. Ideologi dipandang sebagai belief system, sedangkan ilmu, filsafat maupun teologi
merupakan pemikiran yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematik, dimana pertimbangan
utamanya adalah kebenaran pemikiran.
2. Pancasila sebagai ideologi nasional dapat diklasifikasikan melalui :
Dilihat dari kandungan muatan suatu ideologi, setiap ideologi mengandung di dalamnya
sistem nilai yang diyakini sebagai sesuatu yang baik dan benar. Nilai-nilai itu akan
merupakan cita-cita yang memberi arah terhadap perjuangan bangsa dan negara.
1. Sistem nilai kepercayaan itu tumbuh dan dibentuk oleh interaksinya dengan berbagai
pandangan dan aliran yang berlingkup mondial dan menjadi kesepakatan bersama dari suatu
bangsa.
2. Sistem nilai itu teruji melalui perkembangan sejarah secara terus-menerus dan
menumbuhkan konsensus dasar yang tercermin dalam kesepakatan para pendiri negara (the
fouding father).
3. Sistem nilai itu memiliki elemen psikologis yang tumbuh dan dibentuk melalui
pengalaman bersama dalam suatu perjalanan sejarah bersama, sehingga memberi kekuatan
kiblat suci agama. Indonesia sendiri menganut ideologi pancasila yang memandang manusia
selaku makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan yang lain.
Pancasila dan kelima silanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh, sehingga pemahaman
dan pengalamannya harus mencakup semua nilai yang terkandung di dalamnya.
Batas-batas Keterbukaan Ideologi Pancasila
Sungguhpun demikian, keterbukaan ideologi Pancasila ada batas-batasnya yang tidak boleh
dilanggar, yaitu sebagai berikut:
a. Stabilitas nasional yang dinamis
b. Larangan terhadap ideologi marxisme, leninisme, dan komunisme
c. Mencegah berkembangnya paham liberal
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat
e. Penciptaan norma yang baru melalui suatu consensus. 4
4 http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/451/jbptunikompp-gdl-irpanpirma-22536-6-10babi.pdf
diakses hari sabtu tanggal 24 Maret 2012 pukul 18.10 WIB
4. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA
Sebagai nilai dasar yang bersifat abstrak dan normatif, perluupaya konkretisasi yaitu dengan
menjadikan nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar dan sumber normatif bagi
penyusunan hukum positif negara. Sebagai negara yang berdasar atas hukum, sudah
seharusnya segala pelaksanaan dan penyelenggaraan bernegara bersumber dan berdasar pada
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut teori jenjang norma (stufentheorie) yang dikemukakan oleh Hans Kelsen seorang
ahli filsafat hukum, dasar negara berkedudukan sebagai norma dasar (grundnorm) dari sutu
negara atau disebut norma fundamental negara (staatsfundamentalnorm). Grundnorm
merupakan norma hukum tertinggi dalam negara. Di bawah grundnorm terdapat normanorma hukum yang tingkatannya lebih rendah dari grundnorm tersebut. Norma-norma hukum
yang bertingkat-tingkat tadi membentuk susunan hierarkis yang disebut sebagai tertib hukum.
Hans Nawiansky mengembangkan teori dari Hans Kelsen. Hans Nawiansky menghubungkan
teori jenjang norma hukum dalam kaitannya dengan negara. Menurut Hans Nawiansky,
norma hukum dalam suatu negara juga berjenjang dan bertingkat membentuk membentuk
sutau tertib hukum. Norma yang di bawah berdasar, bersumber dan berlaku pada norma yang
lebih tinggi, norma yang lebih tinggi berdasar, bersumber dan berlaku pada norma yang lebih
tinggi lagi demikian seterusnya sampai pada norma tertinggi dalam negara yang disebutnya
sebagai Norma Fundamental Negara (staatsfundamentalnorm). Norma dalam negara itu
selain berjenjang, bertingkat dan berlapis juga membentuk kelompok norma hukum yang
terdiri atas 4 (empat) kelompok besar, yaitu :
1. Staatsfundamentalnorm atau norma fundamental negara
2. Staatgrundgesetz atau aturan dasar/pokok negara
3. Formellgesetz atau undang-undang
4. Verordnung dan Autonome Satzung atau aturan pelaksana dan aturan otonom.
Kelompok norma itu bertingkat dan membentuk piramida.
Menurut Prof. Hamid S. Attamimi, selain berkedudukan sebagai Staatsfundamentalnorm,
Pancasila juga sebagai Cita Hukum (Rechtsidee). Pancasila sebagai cita hukum memiliki dua
fungsi, yaitu :
1. Fungsi regulatif
2. Fungsi konstitutif
Di Indonesia, norma tertinggi adalah Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945. Jadi, Pancasila sebagai dasar negara dapat disebut sebagai :
1. Norma dasar;
2. Staatsfundamentalnorm;
3. Norma pertama;
4. Pokok kaidah negara yang fundamental;
5. Cita Hukum (Rechtsidee).
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan dinyatakan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum negara.
Pernyataan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan
kedudukannya, yaitu sebagai dasar (filosofis) negara sebagaimana tertuang dalam Alinea IV
Pembukaan UUD 1945. Sebagai sumber nilai dan norma dasar negara maka setiap materi
muatan peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundangundangan juga menyebutkan adanya jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan
sebagai berikut :
1. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah. 5
5 http:// elib.unikom.ac.id/files/disk1/451/jbptunikompp-gdl-waridi-19513-2-2 diakses hari
sabtu tanggal 24 Maret 2012 pukul 21.45 WIB
1.2 Ketuhanan Yang Maha Esa
Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab Hormat dan menghormati
serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbedabeda sehingga terbina kerukunan hidup. Tidak memaksakan suatu agama atau
kepercayaannya kepada orang lain. Suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan sebagai
pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang beketuhanan, yakni membangun
masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai ridlo Tuhan
dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya.
2.2 Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab (Moralitas)
Nilai kemanusian ini bersumber pada dasar filosofi antropologi, bahwa hakikat manusia
adalah susunan kodrat rokhani (jiwa) juga jasmani (raga) yang berdiri sendiri sebagai mahluk
ciptaan Tuhan.
Dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab terkandung nilai bahwa Negara harus
menjunjung tinggi harkat dan martabat setiap warga Negara sebagai mahluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan sebagai asas kehidupan, yang didasarkan pada nurani manusia dalam
berhubungan dengan lingkungan sekitarmya. sebab setiap manusia mempunyai kemampuan
untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab.
Manusia yang maju peradabannya tentu lebih maju,mudah menerima kebenaran dengan tulus,
lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan pola kehidupan masyarakat yang lebih teratur,
dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah yang menjadi semangat membangun
kehidupan masyarakat yang aman untuk mencapai ketentraman dengan usaha keras, serta
dapat diimplementasikan dalam bentuk sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.
membebaskan diri dari belenggu pemikiran dan aliran yang sempit dan hanya mementingkan
dirinya sendiri.
2.5 Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan hak-hak dan tidak memihak
antara satu dengan yang lainnya, serta pemerataan terhadap suatu hal. Keadilan disini
meliputi keadilan dalam hubungan manusia dengan dirinya sendiri , manusia dengan manusia
lainnya, manusia dengan masyarakat bangsa dan negaranya. Mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa serta hubungan
manusia dengan Tuhannya.
Keadilan yang harus terwujud meliputi
Kedilan Distributif, yaitu suatu hubungan keadilan antara Negara terhadap warganya,
maksudnya Negara harus menjamin kesejahteraan dan ketentraman warga negaranya.
Keadilan Legal,yaitu suatu hubungan keadilan antara warga Negara terhadap Negara
maksudnya warga Negara wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan dan
perundang-undangfan yang berlaku.
Keadilan Komutatif, maksudnya hubungan keadilan antara warga satu dengan lainnya
saling timbal balik.
keadaan bertujuan agar masyarakat daopat bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya
mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada
kemampuan aslinya, sehingga kesejahteraan dapat tercapai secara merata.6
6 http://kanal3.wordpress.com/2010/11/01/sejarah-lahirnya-pancasila diakses hari selasa
tanggal 20 Maret 2012 pukul 23.01 WIB
Kesimpulan
Dari kutipan diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa:
1. Lahirnya Pancasila berawal dari pidato Bung Karno dalam sidang BPUPKI yang bertujuan
untuk membahas dasar ideology bangsa Indonesia setelah merdeka yang diadakan pada
tanggal 29 mei 1Juni 1945, akhirntya dibentuk dasar Negara dan disahkan pada tanggal 18
juni 1945
2. Pancasila mempunyai makna dan kandungan disetiap sila.
Adapun kandunganya adalah sebagai berikut;
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, mengandung nilai sprituil yang memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada semua pemeluk agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME
sehingga atheis tidak berhak hidup di bumi Indonesia.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, mengandung nilai satu derajat, sama hak dan
kewajiban, serta bertoleransi dan saling mencintai.
Sila Persatuan Indonesia, mengandung nilai kebersamaan, bersatu dalam memerangi penjajah
dan bersatu dalam mengembangkan negara Indonesia.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, mengandung nilai kedaulatan berada di tangan rakyat atau
demokrasi yang dijelmakan oleh persatuan nasional yang rill dan wajar.
Sila Keadiilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, mengandung sikap adil, menghormati
hak orang lain dan bersikap gotong royong yang menjadi kemakmuran masyarakat secara
menyeluruh dan merata.
Daftar Pustaka
Nasional. Kompas. Com
Pancasila Bung Karno, paksi Bhineka Tunggal Ika
http://kanal3.wordpress.com/?s=pancasila
http://kanal3.wordpress.com/2010/11/01/sejarah-lahirnya-pancasila
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/451/jbptunikompp-gdl-irpanpirma-22536-6-10babi.pdf
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/464/jbptunikompp-gdl-dewitriwah-23165-3-(pertemul.pdf
http://ebookbrowse.com/im/implementasi-pancasila-dalam-kehidupan-bermasyarakat
http://www.Untag-sby.ac.id
Syarbaini. Syahrial.2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghaila Indonesia:
Jakarta
Khaelan, Zubaidi Ahmad. Pendidika Kewarnegaraan Untuk Perguruan Tinggi,
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah dasar falsafah Negara Republik Indonesia yang secara
resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, di Undangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun 11 No.
7 bersama-sama dengan batang tubuh UUD 1945
Dalam perjalanannya, sejarah eksisitensi pancasila sebagai dasar filsafat
Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan menipulasi
politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan
yang berlindung di balik legitimasi ideology Negara pancasila dengan kata lain
pancasila hanya sebagai symbol formalitasnya saja namun tidak difungsikan
sebagaimana fungsi yang harus dijalankan dan tidak lagi diletakkan sebagai dasar
filsafat serta pandangan hidup. Pada hal secara historisnya pancasila sudah melalui
proses yang panjang dan rumit terkait keberadaanya sebagai ideology nasional
dasar dalam kehidupan berpolitik bangsa kita..
Untuk lebih jelas mengenai hal yang dimaksud marilah sama-sama kita simak
pada bab selanjutnya mengenai Pancasila Sebagai Ideologi Nasional.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sbb :
1. Pengertian ideologi
2. Makna ideologi bagi suatu negara
3. Pengertian macam macam ideologi ( terbuka, tertutup, Komperenhensif,
Partikular)
4. Peranan ideologi bagi suatu Negara.
5. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia yang memiliki ciri
terbuka, Komperenhensif, Reformatif dan Dinamis.
6. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Liberalisme dan Ideologi
Komunisme.
C.TUJUAN
Tujuan Penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Pengertian ideologi
2. Untuk mengetahui makna ideology bagi suatu negara
3. Untuk mengetahui Pengertian macam macam ideologi ( terbuka, tertutup,
Komperenhensif, Partikular)
4. Untuk mengetahui Peranan ideologi bagi suatu Negara.
5. Untuk mengetahui bahwa Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara
Indonesia yang memiliki ciri terbuka, Komperenhensif, Reformatif dan
Dinamis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN IDEOLOGI
Secara etimologi istilah ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan,
konsep, pengertian dasar, cita-cita, dan logos yang berarti Ilmu dan kata idea
berasal dari bahasa yunani eidos yang artinya bentuk. Di samping itu ada kata idein
yang artinya melihat. Maka secara harfiah, ideologi adalah ilmu atau pengertianpengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, ide disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita
yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai, sehingga
cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham.
Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat
merupakan satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas dasar landasan, asas atau
dasar yang telah ditetapkan pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian
tentang idea-idea, pengertian dasar, gagasan-gagasan dan cita-cita.
Apabila ditelusuri secara historis istilah ideologi pertama kali dipakai dan
dikemukakan oleh seorang perancis, Destutt de Tracy, pada tahun 1976. Seperti
halnya Leibniz, de Tracy mempunyai cita-cita untuk membanggun suatu sistem
pengetahuan. Apabila Leibniz menyebutkan impiannya sebagai one great system of
trunth dimana tergabung segala cabang ilmu dan segala kebenaran ilmiah, mak De
Tracy menyebutkan ideologie yaitu scieence of ideas, suatu program yang
diharapkan dapat membawa perobahan Internasional dalam masyarakat perancis.
Namun Napoleon mencemoohkannya sebagai khayalan belaka, yang tidak
mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya impian belaka yang tidak akan
menemukan kenyataan.
Sedangkan secara terminologi, menurut Soerjanto Poespowardjojo, ideologi
adalah suatu pilihan yang jelas dan membawa komitmen untuk mewujudkannya.
Sejalan dengan itu, Sastrapratedja mengemukakan bahwa ideologi memuat
orientasi pada tindakan. Ia merupakan pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilainilai yang terkandung di dalamnya.
tingkah laku yang pas dan tepat dalam proses perwujudannya dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sastrapratedja di atas, maka
ideologi memiliki kecenderungan untuk doktriner, terutama karena ia berorientasi
pada tindakan atau perbuatan untuk merealiasikan nilai-nilainya.
Meskipun kecenderungan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif,
kemungkinan doktriner itu tidak selalu bermakna negatif, kemungkinan ke arah itu
selalu terbuka. Obsesi atau komitmen yang berlebihan terhadap ideologi, biasanya
merangsang orang untuk berpersepsi, bersikap dan bertingkah laku sangat
doktriner, dan ini jelas sangat keliru.
Ada beberapa istilah ideology menurut beberapa para ahli yaitu:
1. Destut De Traacy :
istilah ideology pertama kali dikemukakan oleh destut de Tracy tahun 1796
yang berarti suatu program yang diharapkan dapat membawa suatu perubahan
institusional dalam masyarakat Perancis.
2. Surbakti membagi dalam dua pengertian yakni :
a. Ideologi secara fungsional : seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau
tentang masyarakat dan Negara yag dianggap paling baik.
b. Ideologi secara structural : suatu system pembenaran seperti gagasan dan
formula
politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa.
3. AL-Marsudi;
ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau science des
ideas
4. Puspowardoyo:
bahwa ideologi dapat dirumuskan sebagai komplek pengetahuan dan nilai secara
keseluruhan menjadi landasan seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya seseorang dapat menangkap apa yang
dilihat benar dan tidak benar, serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
5. Harol H. Titus:
Definisi dari ideologi adalah: Aterm used for any group of ideas concerning various
political and aconomic issues and social philosophies often applied to a systematic
scheme of ideas held by groups or classes, artinya suatu istilah yang digunakan
untuk sekelompok cita-cita mengenai bebagai macam masalah politik ekonomi
filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematis tentang
suatu cita-cita yang dijalankan oleh kelompok atau lapisan masyarakat.
7. Descartes:
Ideologi adalah inti dari semua pemikiran manusia
7. Machiavelli:
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
8. Thomas H:
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasaan pemerintah agar dapat
bertahan dan mengatur rakyatnya.
9.
Francis Bacon
Ideologi adalah sintesa pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup.
Napoleon:
Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rivalrivalnya.
2. Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup adalah suatu sistem emikiran tertutup dan sifatnya mutlak yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Jika menengok sejarah kemerdekaan negaranegara dunia ketiga, baik yang ada
di Asia, Afrika maupun Amerika Latin yang pada umumnya cukup lama berada di
bawah cengkeraman penjajahan negara lain, ideologi dimaknai sebagai keseluruhan
pandangan, cita-cita, nilai, dan keyakinan yang ingin mereka wujudkan dalam
kenyataan hidup yang nyata.
Ideologi dalam artian ini sangat diperlukan, karena dianggap mampu
membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan arahan mengenai
dunia beserta isinya, serta menanamkan semangat dalam perjuangan masyarakat
untuk bergerak melawan penjajahan, yang selanjutnya mewujudkannya dalam
kehidupan penyelenggaraan negara.
Pentingnya ideologi bagi suatu negara juga terlihat dari fungsi ideologi itu
sendiri. Adapun fungsi ideologi adalah membentuk identitas atau ciri kelompok atau
bangsa. Ideologi memiliki kecenderungan untuk memisahkan kita dari mereka.
Ideologi berfungsi mempersatukan sesama kita. Apabila dibandingkan dengan
agama, agama berfungsi juga mempersatukan orang dari berbagai pandangan
hidup bahkan dari berbagai ideologi.
Sebaliknya ideologi mempersatukan orang dari berbagai agama. Oleh karena itu
ideologi juga berfungsi untuk mengatasi berbagai pertentangan (konflik) atau
ketegangan sosial. Dalam hal ini ideologi berfungsi sebagai pembentuk solidaritas
(rasa kebersamaan) dengan mengangkat berbagai perbedaan ke dalam tata nilai
yang lebih tinggi. Fungsi pemersatu itu dilakukan dengan memenyatukan
keseragaman ataupun keanekaragaman, misalnya dengan memakai semboyan
kesatuan dalam perbedaan dan perbedaan dalam kesatuan.
zaman,
ilmu
pengetahuan
dan
teknologi
serta
dinamika
3. Dimensi realistis, yaitu suatu ideologi harus mampu mencerminkan raelitas yang
hidup dan berkembang dalam masyarakat. Oleh karena itu Pancasila selain memiliki
nilai-nilai ideal serta normatif maka Pancasila harus mampu dijabarkan dalam
kehidupan masyarakat secara nyata (kontrik) baik dalam kehidupan sehari-hari
maupun dalam penyalenggaraan negara. Dengan demikian Pancasila sebagai
ideologi terbuka tidak bersifat utopisyang hanya berisi ide-ide yang bersifat
mengawang melainkan suatu ideologi yang bersifat realistis artinya mampu
dijabarkan dalam segala aspek kehidupan nyata.
a. Pengertian Pancasila
Pancasila, secara etimologis berasal dari dua kata yaitu Panca yang berarti
lima dan Sila yang berarti dasar. Pancasila dari akar kata berarti lima dasar, tepatnya
adalah dasar bagi negara Indonesia yang merdeka.
Pancasila merupakan ideologi bangsa Indonesia yang dikumandangkan
pertama kali oleh Soekarno pada tanggal I Juni 1945, yakni pada saat
tinggi, yakni sebagai cita-cita dan pandangan hidup bangsa dan negara republik
Indonesia.
d. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka
Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah Pancasila sebagai cita-cita negara
atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa Indonesia, serta menjadi tujuan hidup berbangsa dan
bernegara Indonesia.
Pancasila dijadikan ideologi terbuka dikarenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai
falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai
dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga merupakan
wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini adalah sebuah
desain negara modern yang disepakati oleh para pendiri negara Republik Indonesia
kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.
Indonesia adalah sebuah negara dan sebuah negara memerlukan sebuah ideologi
untuk menjalankan sistem pemerintahan yang ada pada negara tersebut, dan
masing-masing negara berhak menentukan ideologi apa yang paling tepat untuk
digunakan, dan di Indonesia yang paling tepat adalah digunakan adalah ideologi
terbuka karena di Indonesia menganut sistem pemerintahan demokratis yang di
dalamnya membebaskan setiap masyarakat untuk berpendapat dan melaksanakan
sesuatu sesuai dengan keinginannya masing-masing. Maka dari itu, ideologi
Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah yang paling tepat untuk digunakan oleh
Indonesia.
d.
a.
b.
c.
1. Hambatan
Hambatan muncul karena adanya perbedaan aliran pemikiran, misalnya :
a. Paham individualistis. Negara adalah masyarakat hukum yang disusun atas
kontrak semua individu dalam masyarakat. Disini kepentingan harkat dan
martabat manusia dijunjung tinggi. Hak kebebasan individu hanya dibatasi
oleh hak yang sama yang dimiliki individu
masyarakat.
b. Paham golongan. Negara adalah suatu susunan golongan (kelas) untuk
menindas kelas lain. Paham ini berhubungan dengan paham materialisme
sejarah (suatu ajaran yang bertitik tolak pada hubungan-hubungan produksi
dan kepemilikan sarana produksi serta berakibat pada munculnya dua kelas
yang bertentangan, kelas buruh dan kelas majikan dan semua itu terjadi dan
berada dalam sejarah kehidupan manusia.
c. Isu, penyebaran berita bohong dan fitnah atau desas desus dengan tujuan
tertentu.
d. Gejala-gejala negative, antara lain pola hidup konsumtif, sikap mental
individualistis, pemaksaan kehendak, kemalasan, penurunan disiplin dan lain
lain.
2.Tantangan
- Tantangan dari dalam negeri
a. Tantangan disintegrasi, adanya perpecahan-perpecahan yang disebabkan
tidak puasnya sikap daerah menimbulkanpermasalahan-permasalahan yang dapat
menghancurkan persatuan dan kesatuan NKRI, seperti lepasnya Timor Timur pada
tahun 1999.
b. Pemberontakan-pemberontakan sejak jaman Revolusi
c. Tantangan dari masalah agama : adanya usaha-usaha yang timbul karena keinginan
untuk mengganti Pancasila dengan symbol keagamaan, antara lain: Gerakan
Republik Maluku Selatan (RMS)
d. Tantangan dari masalah SARA : adanya perpecahan yang mengatas namakan
SARA menyebabkan beberapa peristiwa yang dapat menghancurkan Pancasila
antara lain: Peristiwa Poso, Peristiwa Tanjung Periok, Peristiwa Mei 1998, dan
masih
banyak
lagi.
rasio
sebagai
sumber
kebenaran
tertinggi,
materialisme
yang
fakta
empiris
(yang
ditangkap
dengan
indera
manusia)
serta
individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi
dalam kehidupan masyarakat dan negara. Menurut paham liberalisme memandang
bahwa manusia sebagai manusia pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari
manusia lainnya. Manusia sebagai individu memiliki potensi dan senantiasa
berjuang untuk dirinya sendiri. Menurut Hobbes istilah homo homini lupus bararti
bahwa dalam hidup masyarakat bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia
akan menjadi ancaman bagi manusia lainnya. Liberalisme yaitu bahwa rakyat
merupakan ikatan dari individu-individu yang bebas, dan ikatan hukumlah yang
mendasari kehidupan bersama dalam negara.
infrastruktur
masyarakat.
Etika
ideologi
komunisme
adalah
Kurang menghargai manusia sebagai individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau
sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan tidak berguna seperti rongsokan mesin,
terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alat-alat produksi.
3. Salah satu doktrin komunis adalah revolusi terus-menerus. Revolusi itu menjalar ke
seluruh dunia. Maka, komunisme sering disebut go international. Komunisme
memang memprogramkan tercapainya masyarakat yang makmur, masyarakat
komunis tanpa kelas, semua orang sama. Namun, untuk menuju ke sana, ada fase
Dalam dunia politik, komunisme menganut sistem politik satu partai, yaitu partai
komunis. Maka, ada Partai Komunis Uni Soviet, Partai Komunis Cina, PKI, dan
Partai Komunis Vietnam, yang merupakan satu-satunya partai di negara
bersangkutan. Jadi, di negara komunis tidak ada partai oposisi. Jadi, komunisme itu
pada dasarnya tidak menghormati HAM.
Negara yang menganut Ideologi Komunisme :
Pada tahun 2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Republik
Rakyat Cina (sejak 1949), Vietnam, Korea Utara, Tiongkok, Kuba dan Laos
Hal
Hubungannya dengan
Agama
Hubungannya dengan Tatanan
Ekonomi
Hubungannya dengan sistem politik dan pem
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ideologi
memerlukan
hadirnya
proses
dialektika
agar
ia
dapat
B. SARAN
Daftar Pustaka
Sumber Buku:
Prof. Dr. M. Habib Mustopo dkk. 2007. Sejarah SMA Kelas XII. Jakarta: Yudhistira
UUD 45 dan Amandemen. Jakarta: Srikandi, 2006
Sumber Internet:
http://fadliyanur.blogspot.com/2008/02/pancasila-uud-1945.html
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/09/23/0038.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
http://ideologipancasila.wordpress.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Islamisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi_Islam
http://id.wikipedia.org/wiki/Sosialisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunisme
http://id.wikipedia.org/wiki/Kapitalis
BAB 2
Landasan Teori
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan Negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang
terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun terbentuknya Pancasila melalui proses
yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Sebagai suatu ideologi bangsa dan Negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya
bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan atau pemikiran seseorang atau kelompok
orang sebagaimana ideologi-ideologi lain di dunia, namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai
adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan serta nilai religious yang terdapat dalam pandangan
hidup masyarakat Indonesia sebelum membentuk Negara, dengan lain perkataan unsur-unsur
yang merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia
merupakan kausa materialis Pancasila.
BAB 3
Pembahasan
3.1 Pengertian Ideologi
Ideologi berasal dari kata idea= gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita. Dan
logos = ilmu. Secara etimologis ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar.
Pengertian ideologi secara umum adalah kumpulan gagasan, ide-ide, keyakinankeyakinan, kepercayaan-kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut
bidang politik,bidang sosial,bidang kebudayaan dan bidang agama. (Soejono, Soemargono).
Ideologi negara menjadi basis bagi sistem kenegaraan suatu negara, pada hahikatnya
merupakan asas kerohanian yang memiliki ciri-ciri:
a. Mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup kenegaraan/kebangsaan.
b. Asas kerohanian berupa pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup, dll. Yang
diperjuangkan dan dipertahankan melalui pengorbanan. ( Notonagoro; Pancasila. Yuridis
kenegaraan, hal 23)
Dalam arti lain, Ideologi adalah seperangkat tata nilai yang disusun secara sistematis
bulat dan utuh yang didukung oleh sekelompok manusia, yang digunakan untuk menghadapi
dan menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Selain itu, banyak pengertianpengertian dari ideologi. Berikut adalah pendapat-pendapat dari pakar tentang ideologi;
1. Padmo Wahjono
Ideologi merupakan suatu kelanjutan atau konsekuensi daripada pandangan hidup bangsa,
falsafah hidup bangsa dan akan berupa seperangkat tata nilai yang dicita-citakan akan
direalisir di dalam kehidupan berkelompok.
2. Mubyarto
pembangunan
e. Ideologi sebagai sumber motivasi dan sumber semangat dalam kehidupan.
Nilai- nilai budaya, adat istiadat dan religius itu dirumuskan oleh para pendiri bangsa
dan negara Indonesia dan ditetapkan pada kedudukan fundamental sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa Indonesia ( ideologi nasional).
Dengan demikian pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia berakar pada
pandangan hidup bangsa indonesia sendiri, tidak bersumber/ berorientasi kepada ideologi
bangsa lain.
b. Pancasila sebagai Pandangan Hidup
Pandangan hidup suatu bangsa adalah wawasan menyeluruh tentang kehidupan
bangsa tersebut, yang bersumber/ dibangun dari nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh
masyarakat bangsanya.
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan, baik dalam kaitannya dalam
kehidupan pribadi, interaksi manusia dengan Tuhan, sesama, dan dengan alam semesta.
Pancasila yang bersumber dari nilai-nilai budaya dan religi bangsa Indonesia dalam
hubungan dengan cita-cita bersama yang ingin dicapai, merupakan pandangan hidup
individu, yang kemudian menjadi pandangan hidup masyarakat, selanjutnya menjadi
pandangan hidup bangsa dan negara.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa indonesia mengandung konsepsi dasar
kehidupan yang dicita-citakan dan wujud kehidupan yang dipandang baik. Dengan
pandangan hidup maka bangsa Indonesia akan :
a. Mengetahui arah dan tujuan yang ingin dicapai
b. Mampu memandang dan memecahkan segala persoalan yang dihadapi (ipoleksosbudhankamnas)
c. Mampu membangun kebijakan-kebijakan dalam bidang politik,ekonomi, sosial-budaya,
hukum dan hankam yang relevan dengan cita-cita yang ingin dicapai.
d. Memiliki pedoman dan kekuatan rohaniah/ moral, berprilaku luhur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
perseorangan. Penyimpangan ( KKN, dll ) sering terjadi pada tatanan nilai praktis dibanding
dengan nilai instrumentalnya.
3.7 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Paham Ideologi Besar Lainnya
Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta
karakteristik masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri. Namun
demikian dapat juga terjadi bahwa ideologi pada suatu bangsa datang dari luar dan
dipaksakan keberlakuannya pada bangsa tersebut sehingga tidak mencerminkan kepribadian
dan karakteristik bangsa tersebut.
Ideologi pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berkembang melalui
suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan
hidup bangsa telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat oleh bangsa Indonesia sebagai
dasar filsafat negaradan kemudian menjadi ideologi bangsaa dan negara. Oleh karena itu,
ideologi pancasila, ada pada kehidupan bangsa dan terlekat pada kelangsungan hidup bangsa
dalam rangka bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
BAB 4
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan tersebut, maka dapat penulis simpulkan bahwa
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia ( Ideologi Nasional) merupakan
gagasan, pemikiran-pemikiran, cita-cita bangsa dan negara Indonesia yang diangkat dari
budaya, adat istiadat dan karakteristik bangsa Indonesia sendiri, tidak diangkat dari negara
lain. Ideologi pancasila mencerminkan cara berfikir masyarakat, bangsa, dan negara
Indonesia, menentukan eksistensi bangsa dan negara Indonesia, membimbing bangsa dan
negara Indonesia untuk mencapai cita-cita, ideologi juga menjadi sumber semangat dalam
kehidupan. Pancasila sebagai ideologi nasional telah melekat dan menjadi jati diri bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai ideologi nasional telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri
dan harus tetap menjadi milik bangsa Indonesia sampai kapanpun.
Kedudukan dan fungsi ideologi pancasila bagi negara Indonesia dijadikan sebagai
dasar negara RI dan bagi bangsa Indonesia dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia.
Ideologi Pancasila merupakan ideologi terbuka, artinya ideologi pancasila merupakan
sistem pemikiran yang berasal dari masyarakat Indonesia secara luas dan senatiasa terbuka
untuk reformasi. Pancasila sebagai Ideologi terbuka telah memenuhi kualitas 3 dimensi syarat
ideologi terbuka yaitu dimensi realita, dimensi idealis dan dimensi fleksibilitas.
Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka yaitu
nilai dasar, nilai instrumental dan nilai praktis.
Pancasila sebagai Ideologi nasional dijadikan bangsa Indonesia sebagai pedoman agar
tidak terombang ambing akibat pengaruh bangsa lain dan pedoman untuk berprilaku dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan, yaitu; kita sebagai bangsa Indonesia harus
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila, menjaga dan
menanamkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya jika kita selalu menjaga nama baik ideologi
bangsa Indonesia dan eksistensinya agar ideologi bangsa Indonesia yang tumbuh dari
masyarakat Indonesia sendiri itu, tidak mudah di pengaruhi bangsa lain. Tetaplah berpegang
teguh kepada ideologi bangsa sendiri yaitu Ideologi Pancasila.
Daftar Pustaka
Khaelan, 2010, Pendidikan Pancasila, Paradigma, Yogyakarta.
Subandi Al Marsudi, 2008, Pancasila dan UUD45 dalam Paradigma Reformasi, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang besar dan heterogen.
Disebut bangsa yang besar karena jumlah penduduknya menempati urutan
keempat terbanyak setelah RRC, Amerika Serikat dan India. Indonesia juga
bangsa yang heterogen karena terdiri atas banyak suku bangsa dengan
berbagai macam agama, budaya, bahasa dan adat istiadat.
Kita patut bersyukur bahwa bangsa yang besar dan heterogen ini dapat
bersatu dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Banyak bangsa
bangsa yang besar dalam sejarahnya hancur karena tidak mampu
mempertahankan semangat persatuan dan kesatuan. Contohnya adalah Uni
Soviet dan Yugoslavia.
Mengapa bangsa Indonesia mampu mempertahankan persatuan dan
kesatuan ? salah satu jawabannya adalah karena kita telah sepakat Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi nasional Indonesia . Nilai-nilai luhur
Pancasila merupakan kesepakatan bersama dan menjadi titik temu
antarkelompok dan golongan masyarakat Indonesia. Sebagai ideologi negara,
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya diterima dan dijadikan acuan
bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, kita
perlu memelihara dan mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi bangsa Indonesia.
1.2
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Ideologi Negara
1.Pengertian Ideologi
Istilah ideologi terbentuk dari kata idea dan logos. Idea berasal dari
bahasa Yunani, ideos yang artinya bentuk atau idein yang berarti melihat.
Kata idea berarti gagasan, ide, cita-cita atau konsep . Sedangkan logos
berarti ilmu. Jadi, secara harfiah ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang
ide-ide (the science if ideas ).
Berikut ini beberapa pengetahuan tentang ideologi dari para ahli:
a. Soerjanto Poespowaedojo
Ideologi dapat dirumuskan sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang
secara keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau mas yarakat untuk
memahami jagat raya, bumi, dan seisinya serta menentukan sikap dasar untuk
mengolahnya.
b. M. Sastrapratedja
Ideologi adalah seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada
tindakan yang diorganisir dalam suatu sistem yang teratur.
c. A.T. Soegito
Ideology adalah serangkaian pemikiran yang berkaitan dengan tertib sosial
dan politik yang ada,serta berupaya untuk mengubah serta mempertahankan
tertib sosial politik yang bersangkutan.
d. Ramlan Surbakti
Ideologi dilukiskan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang hendak dicapai dan cara cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan itu.
Ideologi berarti segala kelompok cita-cita luhur, nilai nilai dasar, dan
keyakinan keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman
normative. Ideologi dalam arti luas ini selanjutnya dikatakan sebagai
ideology terbuka.
2) Ideologi dalam pengertian sempit
Ideologi adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna
hidup dan nilai-nilai yang akan menentukan dengan mutlak bagaimana
manusia harus hidup dan bertindak. Ideologi dalam arti sempit selanjutnya
disebut sebagai ideologi tertutup.
2.2
Unsur Ideologi
Menurut M. Sastraprated, ideologi sebagai seperangkat gagasan
mengandung tiga unsure, yaitu:
a. Berisi penafsiran atau pemahaman terhadap suatu kenyataan, artinya orang
atau masyarakat dapat membuat penafsiran tentang keadaan berdasar ideologi.
b. Berisi nilai-nilai yang dianggap baik dan diterima oleh mas yarakat sebagai
pedoman bertindak, artinya masyarakat dapat berbuat berdasarkan nilai yang
dianggap baik.
c. Memuat suatu orientasi tindakan, artinya ideologi merupakan suatu
pedoman kegiatan untuk melaksanakan nilai nilai yang terkandung di
dalamnya.
2.3
2.4
dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia sudah sepakat bahwa nilai nilai itu adalah nilai nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional dari bangsa
Indonesia.
2.5
Sejarah Pancasila
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sansekerta : paca berarti lima dan la berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima sendi utama penyusun
Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permus yawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada paragraf ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945 .
Pemahaman kembali sejarah lahirnya Pancasila bagi bangsa Indonesia
dimanapun merupakan hal yang penting dalam memahami makna Pancasila
sebagai sebuah ideologi.
1 Juni dan 1 Oktober di Negara Republik Indonesia merupakan dua tanggal
yang memiliki nilai histori yang berarti bagi maju berkembangnya Pancasila
sebagai ideologi Negara RI. Sesuai fakta yang ada bahwa 1 Juni diperingati
sebagai tanggal lahirnya Pancasila, betapapun bahwa sesungguhnya pada 1
Juni 1945 Bung Karno bukanlah penemu maupun pencipta Pancasila, ia
hanyalah penggali kembali ideologi yang sudah lama ada di kehidupan
mas yarkat Nusantara sejak dahulu kala. Fakta ini memiliki makna bahwa
Pancasila lahir jauh sebelum 1 Juni 1945.
Jauh sebelum Republik Indonesia, Pancasila sudah dianut dan menjadi
dasar filsafat serta ideologi Kerajaan Maghada pada Dinasti Maurya sejak
dipimpin oleh raja yang gagah perkasa Ashoka (sekitar tahun 273 SM 232
SM). Raja Ashoka merupakan penganut agama Buddha yang taat. Pancasila
sendiri merupakan ajaran yang diciptakan oleh Sang Buddha Siddharta
Gautama.
Dengan berkembangnya ajaran Buddha, termasuk ke Nusantara. Negara
kedua setelah Kerajaan Maghada yang menjadikan Pancasila sebagai dasar
negaranya yaitu Kerajaan Majapahit di pulau Jawa yang berkembang hampir
ke sepertiga Nusantara.
Dalam rapat BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno
menyatakan antara lain berbunyi : Saudara-saudara ! Dasar negara telah
saya sebutkan, lima bilangannya. Inikah Panca Dharma ? Bukan ! Nama
Panca Dharma tidak tepat di sini. Dharma berarti kewajiban, sedang kita
membicarakan dasar..Namanya bukan Panca Dharma, tetapi.saya
namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa..namanya
ialah Pancasila. Sila artinya asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah
kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Kelima sila tadi
berurutan sebagai berikut:
(a) Kebangsaan Indonesia;
(b) Internasionalisme atau perikemanusiaan;
(c) Mufakat atau demokrasi;
(d) Kesejahteraan sosial;
(e) Ke-Tuhanan.
Ideologi Nasional
Ideologi nasional mengandung makna ideologi yang memuat cita-cita
tujuan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pancasila merupakan ideologi yang terbuka, bukan ideologi tertutup.
Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka karena:
(1) Nilai-nilai Pancasila bersumber dari bangsa Indonesia sendiri.
(2) Nilai-nilai dari Pancasila tidak bersifat operasional dan langsung dapat
diterapkan dalam kehidupan.
Menurut Dr. Alfian, seorang ahli politik Indonesia, Pancasila memenuhi
syarat sebagai ideologi terbuka yang sifatnya luwes dan tahan terhadap
perubahan zaman karena di dalamnya memnuhi tiga dimensi ideologi, yaitu:
1) Dimensi Realitas
Nilai nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di dalam
mas yarakat Indonesia. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam
suasana atau pengalaman kehidupan mas yarakat bangsa kita yang bersifat
kekluargaan, kegotong-royongan atau kebersamaan.
2) Dimensi Idealitas
Suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan. Nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila
merupakan nilai-nilai yang di cita-citakan dan ingin diwujudkan.
3) Dimensi Fleksibilitas
Nilai dasar Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan
disesuaikan dengan tuntutan perubahan.
Nilai nilai yang Terkandung dalam Pancasila
a. Pengertian Nilai
Nilai atau value berarti harga, guna. Nilai pada hakikatnya merupakan sesuatu
yang berharga, berguna. Nilai dalam bidang filsafat menunjuk pada kata
benda asbtrak yang artinya keberhargaan dan kebaikan. Sesuatu itu bernilai,
berarti sesuatu itu berguna, berharga, bermanfaat atau penting bagi kehidupan
manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bias lepas dari nilai. Nilai akan
selalu berada di sekitar manusia dan melingkupi kehidupan manusia dalam
segala bidang. Nilai amat banyak dan selalu berkembang. Adapun tingkatan
nilai ada tiga, yaitu :
1) Nilai Dasar, yaitu asas-asas yang kita terima sebagai dalil yang bersifat
sedikit banyak mutlak. Kita menerima nilai dasar itu sebagai sesuatu yang
benar dan tidak perlu dipertanyakan lagi. Semangat kekeluargaan kita sebut
nilai dasar, sifatnya mutlak dan tidak berubah lagi.
1. Ideologi Pancasila
Pancasila dijadikan ideologi dikerenakan, Pancasila memiliki nilai-nilai
falsafah mendasar dan rasional. Pancasila telah teruji kokoh dan kuat sebagai
dasar dalam mengatur kehidupan bernegara. Selain itu, Pancasila juga
merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa Indonesia ini
adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri
negara Republik Indonesia kemudian nilai kandungan Pancasila dilestarikan
dari generasi ke generasi. Pancasila pertama kali dikumandangkan oleh
Soekarno pada saat berlangsungnya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Republik Indonesia (BPUPKI).
memupuk
perwatakan
dan
peningkatan
kesejahteraan tercapai secara merata.
kualitas
rakyat,
sehingga
mengurusi soal benar tidaknya satu agama dengan agama lain melainkan yang
menjadi urusannya adalah bagaimana konflik dalam mas yarakat, misal, soal
kriteria kebenaran dapat didamaikan dan integrasi antarkelompok dapat
tercipta.
Pancasila adalah kata kesepakatan dalam masyarakat bangsa. Kata
kesepakatan ini mengandung makna pula sebagai konsensus bahwa dalam hal
konflik maka lembaga politik yang diwujudkan bersama akan memainkan
peran sebagai penengah. Fungsi Pancasila disini adalah bahwa dalam hal
pembuatan prosedur penyelesaian konflik, nilai-nilai Pancasila menjadi acuan
normatif bersama.
Konsekuensi Pancasila Bagi Masyarakat Bangsa dan
Negara
Pancasila dapat dianalogikan seperti halnya air yang mutlak perlu dalam
kehidupan kita. Namun ada perbedaan mendasar. Air mampu menjelmakan
dirinya dalam bermacam bentuk, sedangkan Pancasila tidak. Pancasila tidak
bisa menjelmakan diri, akan tetapi penjelmaannya dalam bentuk-bentuk
pelaksanaan yang dilaksanakan oleh segenap bangsa Indonesia.
Pertanyaannya sekarang, apakah kita selaku bangsa Indonesia sudah
mengamalkan nilai-nilai Pancasila itu dengan sebaik-baiknya? Dalam
pelaksanaan pengamalan nilai-nilai Pancasila itu kita bisa mempertimbangkan
factor-faktor pendorong pengamalannya. Untuk menegaskan kepada diri kita
sendiri, maka hal-hal yang dikenal sebagai pendorong pelaksanaan Pancasila
itu adlah:
Bahwa revolusi kemerdekaan kita, kita mulai dengan jiwa, hasrat sedalamdalamnya di atas suatu filsafat fundamental, yaitu Pancasila.
Bahwa Pancasila adalah landasan idiil untuk merealisasikan dasar dan tujuan
revolusi kita, yaitu membebaskan Indonesia dari imperialism dan menegakkan
NKRI dalam suatu kesatuan masyarakat yang adil dan makmur secara materil
dan spiritual.
Bahwa penyelenggaraan kehidupan Negara kita berdasarkan atas suatu hukum
dasar Negara yang mengandung cita-cita hukum yang mewajibkan
penyelenggara Negara, pemimpin pemerintahan, dan juga warga Negara
lainnya untuk memiliki semangat yang dinamis guna memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur untuk merealisasikan cita-cita hukum seperti tertuang dalam pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 yang berpusat pada Pancasila.
Bahwa kita setiap orang Indonesia diharapkan menjadi manusia sosialisIndonesia yang mendasarkan cipta, rasa, karsa dan karya kita atas Pancasila.
2.
3.
4.
5.
Budaya Bangsa
Dalam konteks budaya, masalah pertemuan kebudayaan bukan masalah
memfilter atau menyaring budaya asing, tetapi mengolah dan mengkreasi
dalam interaksi dinamik sehingga tercipta sesuatu yang baru. Jati diri bangsa,
budaya politik adalah sesuatu yang harus terus-menerus dikonstruksikan,
karena bukan kenyataan yang mandeg. Kalau kita perhatikan ideologiideologi besar di dunia saat ini, maka terlihat mereka bergeser secara
dinamik. Para penyangga ideologi itu telah melakukan revisi, pembaharuan,
dan
pemantapan-pemantapan
dalam
mengaktualisasikan
ideologinya.
Perkembangan zaman menuntut bahwa ideologi harus memiliki nafas baru,
semangat baru dengan corak nilai, ajaran dan konsep kunci mengenai
kehidupan yang memiliki perspektif baru.
Indonesia sebagai sebuah bangsa tentu juga membutuhkan ideologi
nasional. Di dalam ideologi nasional itu tercantum seperangkat nilai yang
dianggap baik dan cocok bagi mas yarakat Indonesia. Nilai nilai itu diterima
dan diakui serta menjadi tujuan mulia dari bangsa Indonesia. Bangsa
Indonesia sudah sepakat bahwa nilai nilai itu adalah nilai nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Pancasila adalah ideologi nasional dari bangsa
Indonesia.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 LATAR BELAKANG HISTORIS LAHIRYA PANCASILA
Pancasila adalah dasar filsafat Negara RI yang secara resmi disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia ( PPKI ) pada tanggal 18
agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Ketentuan itu
diundangkan dalam berita Republik Indonesia Tahun II No. 7 bersama dengan
batang tubuh UUD 1945. Sebelumnya itu latar terbentuknya Pancasila adalah
sebagai pemaparan dibwah ini sehingga sampai terbentuknya Pancasila.
Sehubungan dengan janji Perdana Menteri Jepang Kaiso dalam pidato di
bulan September 1944 tentang kemerdekaan Indonesia, maka pada bulan mei
1945 dibentuk badan penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
( BPUPKI ). Badan tersebut beranggotakan 62 orang yang diketuai oleh
Rajiman Widyodiningrat. Selanjutnya BPUPKI menyelenggarakan sidang
yang pertama pada tanggal 29 Mei 1 Juni 1945 dan yang kedua tanggal1017Juli-1945.
Pada pembukaan sidang pertama, Mr. Muhammad Yamin mengajukan
lima prinsip dasar negara, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Beliau juga menyampaikan usulan tertulis mengenai rancangan UUD RI.
Dalam pembukaan rancangan UUD tersebut tercantum rumusan lima asas
negara, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permus yawaratan perwakilan
Saudara- saudara nama Pantja Dharma tidak tepat disini. Dharma berarti
kewajiban sedang kita membicarakan Dasar. Saya senang kepada simbolik.
Simbolik angka pula. Rukun islam lima jumlahnya. Jari kita lima setangan.
Kita mempunjai panca indera. Pandawapun lima orangnyaNamanya bukan
Pantja Dharma tetapinamanya ialah Pancasila. Sila artinya asas atau
dasar. Dan diatas kelima dasar inilah kita mendirikan negara Indonesia
kekal
dan
abadi
(Pidato
lahirnya
Pancasila)
Pidato Lahirnya Pancasila Soekarno ternyata tidak mendapat respon
positif dari kalangan tokoh-tokoh islam. Untuk mempertemukan kesepakatan
mengenai dasar negara antara islam atau Pancasila kemudian dibentuk
Panitia Kecil. Selanjutnya Panitia Kecil membentuk Panitia Sembilan, yang
tugasnya
adalah
merumuskankembaliasas
dasar
negara.
Setelah melalui pembicaraan yang cukup banyak, akhirnya dari
golongan islam menerima usulan Soekarno, asalkan setelah kata Ketuhanan
ditambah kalimat dengan kewajiban menjalankan suariat islam bagi
pemeluk-pemeluknya. Hasil musyawarah Panitia Sembilan itu kemudian
disampaikan kepada BPUPKI untuk mendapat pengesahan. Adapun rumusan
Pancasila yang terdapat dalam Preambule (Pembukaan) UUD, yang kemudian
dikenal sebagai Piagam Jakarta 22 Juni 1945 itu ialah:
pemeluk-
kebijaksanaan
dalam
kebijaksanaan
dalam
BAB 4
4.1 KESIMPULAN
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, secara obyektif diangkat dari
pandangan hidup dan filsafat hidup bangsa Indonesia yang telah ada dalam
sejarah bangsa sendiri. Dan Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar
negara, nilai-nilai pancasila sudah ada dalam kehidupan sehari-hari, baik
sebagai pandangan hidup maupun filsafat hidup bangsa Indonesia. Oleh
karena itu fungsi pokok Pancasila adalah sebagai dasar negara.
Pancasila sebagai ideologi merupakan bagian terpenting dari fungsi dan
kedudukannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai
Ideologi juga menjadi pijakan bagi pengembangan pemikiran-pemikiran baru
tentang berbagai kehidupan bangsa. Pancasila dalam kedudukannya sebagai
ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter dalam menyerap pengaruh
perubahan zaman di era globalisasi ini. Keterbukaan Ideologi pancasila
terutama ditujukan dalam penerapannya yang berbentuk pola pikir yang
dinamis dan konseptual.
4.2 SARAN
Pancasila begitu penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
hendaknya kita terapkan norma norma pancasila
dalam kehidupan kita sehari hari.
DAFTAR PUSTAKA
-
Priyanto, Supriyo.tahun.judul,edisi.tempat:penerbit
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2105602-makna-pancasilasebagai-dasar-negara/#ixzz1r9l3A5fQ
http;//Ippkb.wordpress.com/2009/03/23/pancasila-6
Liberalisme
Sosialisme
Pancasila
Mementingkan kekuasaan
dan kepentingan negara
Hubungan antara
warganegara dengan negara
adalah seimbang.
warganegara. Kepentingan
negara dan kepentingan
warganegara sama-sama
dipentingkan
agama. Agama
mendapatkan perhatian
penting dari negara. Setiap
wargane-gara dijamin pula
kebebasannya untuk memilih
salah satu agama yang ada
dan diakui oleh pemerintah.
Setiap orang harus
beragama, tetapi agama
PENGERTIAN IDEOLOGI
1.
Liberalisme
Mengenai konsep liberalisme, dapat kita tarik beberapa pokok pemikiran yang
terkandung di dalamnya, sebagai berikut:
Komunisme
Gelombang komunisme abad kedua puluh ini, tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Partai
Bolshevik di Rusia. Gerakan-gerakan komunisme international yang tumbuh sampai sekarang
boleh dikatakan merupakan perkembangan dari Partai Bolshevik yang didirikan oleh Lenin
1. inti pemikiran: perjuangan kelas dan penghapusan kelas-kelas dimasyarakat, sehingga negara
hanya sasaran antara.
2. landasan pemikiran : a. penolakan situasi dan kondisi masa lampau, baik secara tegas ataupun
tidak, b. analisa yang cendrung negatif terhadap situasi dan kondisi yang ada, c. berisi resep
perbaikan untuk masa depan dan, d. rencana-rencana tindakan jangka pendek yang
memungkinkan terwujudnya tujuan-tujuan yang berbeda-beda.
3. system pemerintahan (hanya): otoriter/totaliter/dictator.
3. Sosialisme
Hal-hal pokok yang terkandung dalam Sosialisme, adalah:
1. inti pemikiran : kolektifitas (kebersamaan) (gotong royong)
2. filsafatnya : pemerataan dan kesederajatan bahwa pengaturan agar setiap orang diperlakukan
sama dan ada pemerataan dalm berbagai hal (pemerataan kesempatan kerja, pemerataan
kesempatan berusaha,dll)
3. landasan pemikiran : bahwa masyarakat dan juga negara adalah suatu pola kehidupan
bersama. Manusia tidak bisa hidup sendiri-sendiri, dan manusia akan lebih baik serta layak
kehidupannya jika ada kerja sama melalui fungsi yang dilaksakan oleh negara
4. system pemerintahan (boleh): demokrasi, otoriter
4. Pancasila
Ideologi Pancasila memiliki arti bahwa pancasila adalah penjelmaan filsafat pancasila
itu sendiri. Maka pancasila sebagai ideologi negara dalam arti cita-cita negara, atau cita-cita
yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa
Indonesia pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian, yakni asas yang memiliki derajat
tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
Maka dengan demikian Pancasila yang merupakan asas kerokhanian harus menjadi
pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan, diamalkan, dilestarikan, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan
berkorban.
PERBEDAANIDEOLOGI
Perbedaan Pancasila dan Ideologi Lain Di dunia , terdapat 2 ideologi yang terkenal ,
yaitu ideology Liberalisme dan ideology Sosialisme . adapun Negara-negara yang menganuti
deology Liberalisme dan ideology Sosialisme.
Negara yang menganut ideology Liberalisme adalah Negara-Negara bagian Barat
seperti , Amerika serikatdan Negara-Negara Eropa seperti , Inggris , Belanda ,Spanyol , Italia
dll .Sedangkan , Negara yang menganut ideology Sosialisme adalah Uni Soviet ( sekarang
Rusia ) , Cina , Korea Utara, Vietnam .
1. Ideologi Liberalisme
1. Negara sebagai penjaga malam . Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan untuk berbuat
atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tata tertib hukum .
2. Kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan daripada kepentingan Negara . Negara
didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga Negara.
3.
Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegaranya .Negara terpisah dengan agama . Warganegara bebas beragama , tetapi bebas
juga tidak beragama.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
1.
Seorang warga Negara bebas melakukan hubungan intim dengan syarat mereka telah
berumur 18 tahun keatas(karena orang tersebut dianggap sudah dewasa setelah berumur 18
tahun).
Apabila dalam ada suatu warga Negara yang keadaannya terpuruk karena kemiskinan dan
mereka menderita penyakit parah Negara bisa menolong dengan program berobat gratis tapi
Negara tersebut akan mempertimbangkan apakah ada kepentingan Negara yang lebih
dianggap penting untuk mengeluarkan dana,jika ada maka Negara akan di utamakan terlebih
dahulu setelah itu baru suatu warga Negara.
3. Ideologi Pancasila
1.
Hubungan antara warga Negara dengan Negara adalah seimbang Artimya, tidak
mengutamakan Negara tetapi juga tidak mengutamakan warganegara.
Agama erat hubungannya dengan Negara. Setiap warganegara dijamin pula kebebasannya
untuk memilih salah satu agama yang ada dan di akui oleh pemerintah .Setiap orang harus
beragama, tetapi agama yang dipilih di serahkan kepada masing-masing warganegara. Atheis
atau tidak mengaku adanya tuhan tidak diperbolehkan.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
1. Seorang warga Negara di Indonesia harus memiliki agama sesuai dengan agama yang telah
di akui oleh pemerintah.
2. Setiap warganegara diberikan jaminan keamanan dan hak untuk hidup tentram dengan syarat
setiap warganegara tersebut juga harus memenuhi apa yang telah di programkan atau
peraturan-peraturan pemerintah seperti setiap warganegara wajib untuk membayar pajak
bumi dan bangaunan.
4. IdeologyLiberalisme
1. Politik liberalisme berpengaruh terhadap perkembangan paham demokrasi dan nasionalisme
atas bangsa-bangsa di dunia. Setiap individu mempunyai hak untuk menjalankan kepentingan
yang diwujudkan dalam sistem demokrasi liberal sehingga melahirkan fungsi parlemen
sebagai lembaga pemerintahan rakyat. Seterusnya, pemilihan umum dilakukan untuk memilih
para anggota parlemen, dan setiap orang berhak memberikan satu suara. Dalam pemilu sering
terjadi persaingan mencari kekuasaan politik. Masuknya seseorang menjadi anggota parlemen
otomatis akan berpengaruh terhadap penetapan undang-undang atau jatuh bangunnya sebuah
kabinet.
2.
Bagi bangsa yang sedang terjajah, liberalisme sejalan dengan pertumbuhan paham
nasionalisme yang sama-sama menginginkan terbentuknya negara yang berpemerintahan
sendiri. Kesadaran tersebut tumbuh karena setiap bangsa memiliki hak untuk menentukan
nasibnya sendiri.
3.
Dalam bidang agama, penerapan paham liberalisme berarti bahwa setiap individu bebas
memilih dan menentukan agamanya sendiri. Hal ini sangat berbeda, misalnya situasi pada
masa sebelum terjadinya Reformasi Gereja masyarakat Eropa diwajibkan untuk memeluk
agama yang dianut rajanya. Selain itu, liberalisme di bidang agama ini menghendaki adanya
kebebasan berfikir individu. Artinya, individu mempunyai hak untuk mengungkapkan
ekspresinya dan bukan berdasar atas kehendak gereja. Gejala tersebut pada akhirnya
melahirkan Reformasi Gereja yang kemudian memunculkan agama baru, yaitu Kristen
Protestan.
4. Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apa
pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan ungkapan
hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para
wartawan dan sastrawan tersebut. Demikian artikel yang menjelaskan definisi, ciri-ciri dan
perkembangan paham liberalisme di dunia.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari:
1.
2. seorang wartawan/pers bebas memuat suatu berita baik itu berita yang berbau porno maupun
berita-berita yang bohong sebagai contoh di amerik serikat ada seorang yang memuat beritaberita bohong seperti mengabarkan tentang hidup kembali raja pop dunia yaitu micheal
Jackson dan banyak lagi dimuat hal-hal yang tidak sesuai dengan kenyataan dan situs web itu
sangat popular dinegaranya dan bahkan di Indonesia juga sering membuka situs itu dengan
tidak disengaja maupun disengaja dan membaca berita bohong tersebut,namun dalam Negara
tersebut tidak pernah membatasi apa yang mereka muat tersebut.
Di dunia , terdapat 2 ideologi yang terkenal , yaitu ideology Liberalisme dan ideology
Sosialisme . Apakah kalian tahu , Negara apa sajakah myang menganut ideology Liberalisme
dan ideology Sosialisme ?
Negara yang menganut ideology Liberalisme adalah Negara Negara bagian Barat seperti ,
Amerika serikat dan Negara Negara Eropa seperti , Inggris , Belanda , Spanyol , Italia dll .
Sedangkan , Negara yang menganut ideology Sosialisme adalah Uni Soviet ( sekarang
Rusia ) , Cina , Korea Utara , Vietnam .
Sekarang , kita akan membahas perbedaan pokok antara ideology Liberalisme dan Sosialisme
. Adapun perbedaan pokok tersebut adalah .
Ideologi Liberalisme
o Negara sebagai penjaga malam . Rakyat atau warganya mempunyai kebebasan untuk berbuat
atau bertindak apa saja asal tidak melanggar tertib hukum .
o Kepentingan dan hak warganegara lebih diutamakan daripada kepentingan Negara . Negara
didirikan untuk menjamin kebebasan dan kepentingan warga Negara.
o Negara tidak mencampuri urusan agama . Agama menjadi urusan pribadi setiap
warganegaranya . Negara terpisah dengan agama . Warganegara bebas beragama , tetapi
bebas juga tidak beragama.
Ideologi Sosialisme
o Mementingkan kekuasaan dan kepentingan Negara
o Kepentingan Negara lebih diutamakan daripada kepentingan warga Negara . Kebebasan atau
kepentingan warganegara dikalahkan untuk kepentingan Negara .
o Kehidupan agama juga terpisah dengan Negara . warganegara bebas beragama , bebas tidak
beragama dan bebas pula untuk propaganda anti-agama .
Persamaan ideology Liberalisme , Sosialisme dan Pancasila
o Persamaan antara ideology Liberalisme , Sosialisme dan Pancasila adalah ketiga ideology itu
digunakan sebagai ideology atau dasar Negara .
Perbedaan Ideology Liberalisme , Sosalisme dan Pancasila .
a.
Dalam Hubungan agama dengan ideologi
Padda Negara Liberal , Negara tidak mencampuri urusan agama . Warganegara bebas bebas
beragama dan bebas juga tidak beragama .
Pada Negara sosialis , kehidupan negara terpisah juga dengan agama . Warganegara bebas
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai berikut:
1. Nilai Dasar Pancasila yang Abadi
Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila Pancasila, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Nilai dasar tersebut merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang
sifatnya universal sehingga dalam nilai tersebut terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai
yang baik dan benar.
2. Nilai Instrumental yang Berkembang Dinamis
Betapapun pentingnya nilai-nilai dasar tersebut, namun sifatnya belum proporsional, artinya
kita belum dapat menjabarkan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD
1945 sendiri menunjuk pada adanya Undang-Undang sebagai pelaksanaan hukum dasar
tertulis itu. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 memerlukan
penjabaran lebih lanjut sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran lebih lanjut ini kita
namakan nilai instrumental.
Nilai instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya.
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu.
Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannya.
Dokumen konstitusional yang disediakan untuk penjabaran secara kreatif dari nilai-nilai dasar
itu adalah ketetapan MPR, peraturan perundang-undangan, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah lainnya.
yang sifatnya universal, nilai-nilai dasar tersebut terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai
yang baik dan benar.Cita-cita dan tujuan dari negara kita tercantum dalam pembukaan UUD
1945 yaitu alinea II dan IV.
b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah penjabaran lebih lanjut dari nilai dasar yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945 ,penjabaran itu dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam batasbatas yang tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dijabarkannnya. Penjabaran
itu dalam bentuk ketetapan MPR, peraturan perundang undangan, dan kebijakan-kebijakan
pemerintah lainnya.
c. Nilai Praktis
Nilai praktis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam bentuk pengamalan yang
bersifat nyata,dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Suatu ideologi selain memilki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita,
pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas karena
ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan suatu
pengamalan nyata. Dalam pengamalan nilai praktis ini ideologi Pancasila memungkinkan
disesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan tekhnologi,serta dinamika
masyarakat.
Menurut Alfian, Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi terbuka dan dinamis sebab
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila mengandung tiga dimensi. Ketiga dimensi dalam
Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Dimensi Realitas
Bahwa nilai-nilai ideologi itu bersumber dari nilai-nilai riil yang hidup didalam masyarakat
Indonesia. Nilai-nilai itu benar-benar telah dijalankan, diamalkan, dan dihayati sebagai nilai
dasar bersama. Kelima nilai dasar Pancasila itu kita temukan dalam suasana atau pengamalan
kehidupan masyarakat bangsa kita yang bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan, atau
kebersamaan.
2. Dimensi Idealitas
Bahwa suatu ideologi perlu mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
kehidupan. Ideologi tidak sekedar mendeskripsikan atau menggambarkan hakikat manusia
dan kehidupannya, namun juga memberi gambaran ideal masyarakat sekaligus memberi arah
pedoman yang ingin dituju oleh masyarakat tersebut.
3. Dimensi Fleksibilitas
Bahwa ideologi memiliki keluwesan yang memungkinkan untuk pengembangan pemikiranpemikiran baru yang relevan tentang dirinya tanpa menghilangkan atau mengingkari hakikat
dan jati diri yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Dimensi fleksibilitas suatu ideologi
hanya mungkin dimiliki oleh ideologi terbuka demokratis karena disinilah relevansi
kelebihannya untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran baru yang terkandung dalam
nilai-nilai dasar. Pancasila adalah fleksibel karena dapat dikembangkan dan disesuaikan
dengan tuntutan perubahan.
Batas-batas keterbukaan ideology pancasila yang tidak boleh dilanggar , antara lain
sebagai berikut :
a. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
b. Larangan terhadap ideology marxisme, leninisme, dan komunisme.
c. Mencegah berkembangnya paham liberal, paham atheisme.
d. Larangan terhadap pandangan ekstrem yang menggelisahkan masyarakat.
e. Penciptaan norma-norma baru yang harus melalui konsensus masyarakat.
B. Pancasila sebagai Sumber Nilai dan Paradigma Pembangunan
.Pengertian Nilai
a. Menurut Laboratorium Pancasila IKIP Malang, Nilai adalah sesuatu yang
berharga, yang berguna, yang indah, yang memperkaya batin, yang menyadarkan
manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi
mendorong, mengarahkan sikap, dan perilaku manusia.
b. Menurut Kamus Ilmiah Populer, Nilai adalah ide tentang apa yang baik, benar,
bijaksana, dan apa yang berguna sifatnya lebih abstrak dari norma.
c. Menurut Nursal Luth dan Daniel Fernander, nilai adalah perasaan-perasaan
tentang apa yang diinginkan atau tidak diinginkan yang mempengaruhi perilaku
sosial dari orang yang memiliki nilai itu. Nilai merupakan kumpulan sikap dan
perasaan-perasaan yang selalu diperlihatkan melalui perilaku manusia.
1. Macam-Macam Nilai
a. Menurut Alport, nilai adalah kehidupan masyarakat dibagi menjadi enam macam,
yaitu sebagai berikut :
1. Nilai teori
2. Nilai sosial
3. Nilai ekonomi
4. Nilai politik
5. Nilai estetika
6. Nilai religi
b. Menurut Sprange, nilai dapat dibedakan menjadi enam yaitu sebagai berikut
1. Nilai ilmu pengetahuan
2. Nilai seni
3. Nilai ekonomi
4. Nilai sosial
5. Nilai agama
6. Nilai politik
c. Menurut Prof.Dr.Notonagoro, nilai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
sebagai berikut :
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi unsur jasmani manusia
.Misalnya makanan, minuman dan obat.
2. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktifitas. Misalnya kendaraan, komputer .
3. Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
kerohanian dapat dibedakan atas empat macam, yaitu sebagai berikut :
a. Nilai kebenaran atau kenyataan, yang bersumber dari unsur akal manusia
(rasio,budi, dan cipta).
b. Nilai keindahan, yang bersumber dari unsur manusia (perasaan dan etetis)
c. Nilai moral, yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa,etika).
d. Nilai religius, merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak
yang bersumber dari keyakinan atau kepercayaan manusia.
Pancasila dapat dikatakan sebagai sumber nilai, nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan dan
keadilan.Nilai-nilai tersebut dapat kita uraikan sebagai berikut :
1. Nilai Ketuhanan ,sebagai sumber keyakinan dan kesadaran manusia sebagai
mahkluk Tuhan. Kebebasan untuk beribadah menurut agama dan kepercayaan
masing-masing . Mengembangkan Tri kerukunan umat beragama, mengatur
hubungan agama dan Negara, keimanan dan ketaqwaan.
//
you're reading...
Kuliah
Landasan hukum
Pendidikan Kewarganegaraan
Posted by Mardoto 16/05/2009 1 Comment
Filed Under Latar Belakang
1. UUD 1945
a. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita, tujuan dan aspirasi Bangsa
Indonesia tentang kemerdekaanya).
b. Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam hukum dan pemerintahan.
c. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya bela negara.
d. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
e. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
2. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu-Rambu
Pelaksanaan Kelompok Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
[Drs. H. Mardoto, M.T. , Penggugah Jiwa Kewarganegaraan, Tinggal di Yogyakarta]
Sedangkan CCE (Center for Civic Education) mengajukan hak-hak individu yang perlu
dilindungi oleh negara, meliputi: hak pribadi (personal rights), hak politik (political rights),
hak ekonomi (economic rights)
Kewajiban warga negara merupakan aspek dari tanggung jawab warga negara (citizen
responsibility/civic responsibilities) (CCE, 1994: 37). Contoh yang termasuk tanggung jawab
warga negara antara lain:
1) melaksanakan aturan hukum
2) menghargai orang lain
3) memiliki informasi dan perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan masyarakatnya
4) melakukan kontrol terhadap para pemimpin yang dipilihnya dalam melakukan tugastugasnya
5) melakukan komunikasi dengan para wakil di sekolah, pemerintah lokal, pemerintah
nasional
6) memberikan suara dalam suatu pemilihan
7) membayar pajakmenjadi saksi di pengadilan
9) bersedia untuk mengikuti wajib militer, dsb.
Sumber:
Seri diktat kuliah Pend. Kewarganegaraan univ.Gunadarma
Fredrich Hertz, Nationality in History and Politics
http://www.google.com/
Drs. H. Mardoto, M.T., Penggugah Jiwa Kewarganegaraan
UUD 1945.
Unsur Dasar Wawasan Nusantara
1. wadah (contour)
Di dalam Wadah kehidupan yang bermayarakat, berbangsa, dan juga bernegara
meliputi keseluruhan wilayah Indonesia yang mempunyai sifat yang serba
nusantara dengan berbagai kekayaan alam dan juga penduduk serta beragam
budaya adalah Negara atau bangsa Indonesia. Setelah menegara dalm negara
Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi kenegaraan
yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud supra
Isi (Content) Adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita
serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Untuk mencapai
aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan tujuan nasional seperti
tersebut diatas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan persatuan dan kesatuan
dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa politik, ekonomi, social
budaya dan hankam. Isi menyangkut dua hal pertama realisasi aspirasi bangsa sebagai
kesepakatan bersama dan perwujudannya, pencapaian cita-cita dan tujuan nasional
persatuan, kedua persatuan dan kesatuan dalam kebinekaan yang meliputi semua
aspek kehidupan nasional.
Tata laku (Conduct) Hasil interaksi antara wadah dan isi wasantara yang terdiri dari :
-Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik
dari bangsa Indonesia. -Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam tindakan, perbuatan
dan perilaku dari bangsa Indonesia. Kedua tata laku tersebut mencerminkan identitas
jati diri/kepribadian bangsa berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang
memiliki rasa bangga dan cinta terhadap bangsa dan tanah air sehingga menimbulkan
rasa nasionalisme yang tinggi dalam semua aspek kehidupan nasional.
Tujuannya adalah menjamin kepentingan nasional dalam dunia yang serba berubah dan ikut
serta melaksanakan ketertiban dunia.
Global Paradox menyatakan negara harus mampu memberikan peranan sebesarbesarnya kepada rakyatnya.
Borderless World dan The End of Nation State menyatakan batas wilayah geografi
relatif tetap, tetapi kekuatan ekonomi dan budaya global akan menembus batas tsb.
Pemerintah daerah perlu diberi peranan lebih berarti.
Building Win Win World (Henderson) menyatakan perlu ada perubahan nuansa
perang ekonomi, menjadikan masyarakat dunia yang lebih bekerjasama,
memanfaatkan teknologi yang bersih lingkungan serta pemerintahan yang demokratis.
The Second Curve (Ian Morison) menyatakan dalam era baru timbul adanya peranan
yang lebih besar dari pasar, peranan konsumen dan teknologi baru yang mengantar
terwujudnya masyarakat baru.
Dari rumusan-rumusan diatas ternyata tidak ada satupun yang menyatakan tentang perlu
adanya persatuan, sehingga akan berdampak konflik antar bangsa karena kepentingan
nasionalnya tidak terpenuhi. Dengan demikian Wawasan Nusantara sebagai cara pandang
bangsa Indonesia dan sebagai visi nasional yang mengutamakan persatuan dan kesatuan
bangsa masih tetap valid baik saat sekarang maupun mendatang, sehingga prospek wawasan
nusantara dalam era mendatang masih tetap relevan dengan norma-norma global. Dalam
implementasinya perlu lebih diberdayakan peranan daerah dan rakyat kecil, dan terwujud
apabila dipenuhi adanya faktor-faktor dominan : keteladanan kepemimpinan nasional,
pendidikan berkualitas dan bermoral kebangsaan, media massa yang memberikan informasi
dan kesan yang positif, keadilan penegakan hukum dalam arti pelaksanaan pemerintahan
yang bersih dan berwibawa.
Tata laku merupakan dasar interaksi antara wadah dengan isi, yang terdiri
dari tata laku tata laku batiniah dan lahiriah. Tata laku batiniah
mencerminkan jiwa, semangat, dan mentalitas yang baik dari bangsa
indonesia, sedang tata laku lahiriah tercermin dalam tindakan , perbuatan,
dan perilaku dari bangsa Indonesia. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan
yang utuh, dalam arti kemanunggalan. Meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan
dan
pengendalian.
Kedua hal tersebut akan mencerminkan identitas jati diri atau kepribadian
bangsa indonesia berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki
rasa bangga dan cinta kepada bangga dan tanah air sehingga menimbulkan
nasionalisme yang tinggi dalm segala aspek kehidupan nasional.
4.