Anda di halaman 1dari 3

KOMPOSISI RESIN KOMPOSIT

komponen yaitu matriks resin, partikel pengisi anorganik, coupling (silane)


yang diperlukan untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan
matriks resin, serta aktivatorinisiator yang diperlukan untuk polimerisasi resin. Bahan
coupling dan aktivator-inisiator diperlukan juga untuk meningkatkan efektivitas dan
ketahanan bahan. Komponen tambahan lain yaitu sejumlah kecil bahan yang
berfungsi untuk meningkatkan stabilitas warna (penyerap sinar ultra violet) dan
mencegah polimerisasi dini atau bahan penghambat seperti hidroquinon (Sari GGP
dkk, 2016).

KEKURANGAN RESIN KOMPOSIT

Resin komposit memiliki kelemahan Laporan Penelitian 108 yaitu, penyusutan


atau pengerutan yang terjadi pada saat polimerisasi. Kelemahan ini yang sampai
sekarang masih menjadi hambatan untuk mendapatkan hasil tumpatan yang baik dan
bertahan lama. Kelemahan lain yang terdapat pada resin komposit yaitu perbedaan
koefisien ekspansi termal antara struktur gigi dan resin komposit. Perbedaan itu akan
mempengaruhi kerapatan tepi restorasi antara resin komposit dan dinding kavitas
(Sari GGP dkk, 2016).

SIFAT RESIN KOMPOSIT

 Sifat mekanik
Fleksural strength, disebut juga transverse strength, atau modulus of rupture,
pada dasarnya adalah uji kekuatan suatu batang yang didukung disetiap ujung batang
tersebut di bawah beban statis . kemampuan material untuk melengkung sebelum
patah. Hasil dari kekuatan yang dihasilkan dalam situasi klinis dan suatu material
harus menahan refeated flexing, bending, dan twisting. High flexura strength
diperlukan karena material mengalami stress saat pengnyahan dalam mulut yang
dapat menyebabkan deformation.
Uji ini adalah pengukuran kolektif dari tensile, compressive dan shear stress
secara bersamaan, tetapi untuk specimen yang tipis, biasanya di dominasi oleh tensile
stress pada permukaan bawah. Apabila beban diaplikasikan, specimen akan
melengkung (bends). Untuk specimen yang rata, strain yang dihasilkan adalah
ditunjukkan dengan penurunan Panjang permukaan atas (compressive strain).
Akibatnay, stress utama pada permukaan atas adalah compressive (tekan), sedangkan
permukaan bawah adalah tensil ( Tarik). Secara nyata, stress berubah arah di dalam
specimen antara permukaan atas dan bawah, dengan kedua stress dan strain menjadi
nol pada daerah yang berubah. Daerah netral ini tidak berubah dalam dimensi yang
disebut neural axis ( sumbu netral). Shear stress juga dihasilkan dekat ujung
specimen, tetapi tidak berperan pada proses fraktur. Untuk material yang rapuh
seperti keramik, flexure tests lebih baik dilakukan dengan diametral compressive test
sebab lebih menggambarkan distribusi stress pada gigi protesa misalnya cantilevered
bridges and multiple-unit fixed partial dentures and clasp arms of removable partial
dentures (Yuliati A, Harijanto E, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi 10. Jakarta:
EGC; 2003.
2. Sri GGP, dkk. Kebocoran Mikro Akibat Efek Suhu Terhadap Pengerutan
Komposit Nanohybrid. Dentino Jurnal kedokteran Gigi. 2016; 1(2).
3. Yulianti A, Harijanto. Ilmu Materila Kedokteran Gigi 1. Surabaya: Airlangga
University Press; 2015.

Anda mungkin juga menyukai