Anda di halaman 1dari 29

KOMUNIKASI PADA

ANAK dan REMAJA

OLEH
DINI KURNIAWATI, S.Kep.,Ns.,M.Psi
Hal Yang Perlu Diperhatikan

 Anak sebagai pengirim pesan maupun


penerima pesan
 berbedaan antara bayi, balita,remaja,
maupun orang dewasa
 Perkembangan Kognitif Anak
 Perkembangan bicara pada anak
 Perkembangan komunikasi pada remaja
TANGISAN
 Cara pertama bagi bayi untuk berkomunikasi dengan
dunia luar
 Tangisan  memberitahu kebutuhan bayi  lapar,
dingin, panas, lelah dan lain lain
 Perawat diharapkan mengenal macam-macam arti
 Bayi yang sehat tangisan menurun pada usia 6 bulan
CELOTEH
 Bentuk komunikasi prabicara disebut ocehan ( cooking )/
celoteh ( babbling)
 Ocehan terjadi pada bulan awal kehidupan bayi seperti
merengek, menjerit, menguap, bersin, menangis dan
mengeluh
 Nilai celoteh:
1. Celoteh mempercepat ketrampilan bicara
2. Celoteh adalah praktek verbal sebagai dasar bagi perkembangan
gerakan terlatih yang dikehendaki dalam bicara
3. Celoteh mengiginkan berkomunikasi dengan orla
4. Celoteh pada bayi menunjukkan dirinya bagian dari kelompok
sosial
ISYARAT
 gerakan anggota badan tertentu yang berfungsi sebagai
pengganti atau pelengkap bicara
 Contoh isyarat pada bayi
mendorong putting susu dari mulut berati sudah
kenyang
 Tersenyum dan mengacungkan tangan berarti ingin
digendong
 Menggeliat, meronta, menangis, selama berpakaian &
mandi rtinya tidak suka akan pembatasan gerak.
UNGKAPAN EMOSIONAL
 Adalah ungkapan emosional melalui perubahan tubuh
dan roman muka.
 Gembira, mengendurkan badan, mengangkat tangan/kaki,
tersenyum ramah
 Marah: menengangkan badan, gerakan membanting tangan/aki,
roman muka tegang dan menangis.
Bayi (0-1 tahun)

 melalui gerakan-gerakan bayi,


 Perkembangan komunikasi  dimulai dengan kemampuan bayi
untuk melihat sesuatu yang menarik (minggu ke 8), menolehkan
kepala pada suara yang asing bagi dirinya.
 6 bulan ngoceh seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain.
 10 bulan bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya,
 Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu mengucapkan kata-
kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.
 komunikasi non verbal dengan tehnik sentuhan seperti mengusap,
menggendong, memangku, dan lain-lain
Todler (1 – 3 tahun ) dan
Pra Sekolah (3 – 5 tahun)
 1 tahun  paham 10 kata,
 Tahun ke 2 : mampu 200-300 kata
 usia 3 tahun  menguasai 900
 Sifat komunikasi egosentris, rasa ingin tahunya sangat tinggi,
inisiatifnya tinggi, kemampuan bahasanya mulai meningkat.
 cara berkomunikasi  memberi tahu apa yang terjadi, memberi
kesempatan, menggunakan nada suara, bicara lambat, jika tidak
dijawab harus diulang lebih jelas dengan pengarahan yang
sederhana,menggunakan mainan, menghindari konfrontasi
langsung, duduk yang terlalu dekat dan berhadapan.
 non verbal  penerimaan dan persetujuan, jangan sentuh anak
tanpa disetujui dari anak, bersalaman dengan anak merupakan cara
untuk menghilangkan perasaan cemas, menggambar, menulis atau
bercerita dalam menggali perasaan dan fikiran anak
Usia Sekolah (5-11 tahun)

 menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar dan apa yang
dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak
 Anak mulai mampu membaca
 Usia 8 tahun  mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang
kehidupan.
 Komunikasi yang tepat  perhatikan tingkat kemampuan bahasa
anak, gunakan kata-kata sederhana yang spesifik,
Usia Remaja (11-18 tahun)

 Perkembangan komunikasi  kemampuan berdiskusi atau


berdebat, muncul rasa malu, merenung masa depan
 Komunikasi  berdiskusi, curhat pada teman sebaya, hindari rasa
malu, jaga kerahasiaan
Hal umum
 Komunikasi sesuai dengan usia anak
 Lakukan dengan memperhatikan teknik
komunikasi secara umum :
 Kontak mata
 Panggil nama klien
 Lakukan dengan tenang
 Kenali budaya
 Pertanyaan yang terbuka
 Respon
 Terpusat sesuai dengan topik
 Teknik klarifikasi
 Mendengar aktif
 Teknik diam
 Hindari kesunyian
 Empati
 Hindari hambatan komunikasi
 Hindari tanda- tanda komunikasi berlebih
 Tutup wawancara dengan baik
 Beri kesimpulan
 Diskusikan kebutuhan tindak lanjut
 Beri reinforcement
Hal Khusus
 Bina hubungan, pastikan klien nyaman
 Libatkan orang tua
 Berkomunikasi melalui obyek transisi
 Pilih posisi setinggi anak
 Bicara tenang, tidak buru – buru
 Bicara jelas, spesifik, kata sederhana
 Bersikap jujur
 Beri kesempatan anak untuk berekspresi
Teknik Komunikasi Yang Kreatif
dan Khusus Pada Anak
Verbal
 Pesan “Saya”, hindari “Anda”
 Teknik orang ke tiga “Ia, Mereka”
 Respon fasilitatif
 Bercerita
 Saling bercerita
 Mimpi
 Pertanyaan “bagaimana jika”
 Tiga harapan
 Permainan peringkat
 Permainan asosiasi kata
 Melengkapi kalimat
 Pro dan kontra
Melalui orang lain atau pihak ketiga

 Libatkan orang tua secara langsung yang


sedang berada di samping anak.
 Pesan melalui tokoh atau orang ketiga
seperti “ia” dan “mereka” sehingga anak
tidak merasa di hakimi.
Bercerita

 Pesan diberkan dengan cara bercerita


sehingga anak mudah menerima,
mengingat
Memfasilitasi

 Membantu anak mengekspresikan


perasaan, jangan dominan
 Beri respons terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan
dengan penuh perhatian
 Refleksikan hal yang positif
Biblioterapi

 Menggunakan buku atau majalah


 Membacakan buku atau majalah yang
sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan.
Meminta untuk menyebutkan
keinginan

 Untuk mengetahui kebutuhan, keluhan


dan keinginan anak
Pilihan pro dan kontra

 Mengetahui apakah perasaan dan pikiran


anak dengan memberikan situasi yang
menunjukkan pilihan yang positif dan
negatif sesuai dengan pendapat anak.
Penggunaan skala

 Bisa digunakan untuk mengungkapkan


perasaan sakit pada anak seperti
penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih
dan lain-lain, dengan menganjurkan anak
untuk mengekspresikan perasaan
sakitnya.
Non Verbal
 Menulis
 Menggambar
 Magis
 Bermain
Cara Komunikasi
 nada suara rendah dan lambat  anak lebih mengerti.
 Mengalihkan aktivitas  menfokuskan aktivitas anak antara
aktivitas yang anak sukai dengan aktivitas terapi atau medis.
 Jarak interaksi yang aman saat berinteraksi dengan pasien anak.
 Kontak mata dapat dikurangi apabila anak menunjukan respon
senang dan dapat kembali bila anak sudah menerima kehadiran
perawat.
 Sentuhan, jangan pernah menyentuh anak tanpa izin dari si anak.
Komunikasi Pada Remaja
 Masa transisi antara anak dan dewasa
 berpikir dan berperilaku antara anak dan
orang dewasa
 Sering ada konflik karena sulitnya
menentukan sikap antara berperilaku anak
dengan berperilaku sebagai orang
dewasa.
Perkembangan Komunikasi
Remaja
 Mulai adanya berdiskusi atau berdebat.
 Secara kognitif sudah berpikir secara
konseptual , secara emosional
menunjukkan perasaan malu.
 Komunikasi yang diterapkan adalah
mengizinkan remaja berdiskusi atau curah
pendapat pada teman sebaya.
 Hindari rasa malu dan ketidakpercayaan
pada remaja
Sikap terapeutik pada Remaja
 Menjadi pendengar yang baik dan
 memberi kesempatan pada mereka untuk
mengekspresikan perasaannya, pikiran,
dan sikapnya.
 Mengajak remaja berdiskusi terkait
dengan perasaan, pikiran, dan sikapnya.
 Jangan memotong pembicaraan dan jangan
berkomentar atau berespons yang berlebihan pada saat
remaja menunjukkan sikap emosional.
 Memberikan support atas segala masalah yang dihadapi
remaja dan membantu untuk menyelesaikan dengan
mendiskusikannya.
 Perawat atau orang dewasa lain harus dapat menjadi
sahabat buat remaja, tempat berbagi cerita suka dan
duka.
 Duduk bersama remaja, memeluk, merangkul,
mengobrol, dan bercengkerama dengan mereka serta
sering melakukan makan bersama.

Suasana Komunikasi
 Saling menghormati
 Suasana saling menghargai Segala
pendapat, perasaan, pikiran, gagasan, dan
sistem nilai yang dianut perlu dihargai.
 Suasana saling percaya
 Suasana saling terbuka

Anda mungkin juga menyukai