TINJAUAN PUSTAKA
Sumber polusi yang utama berasal dari transportasi, dimana hampir 60%
dari polutan yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida dan sekitar 15% terdiri
dari hidrokarbon. Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang mencapai
hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada (Fardiaz, 2008).
Karbon Monoksida (CO) adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa, dan
juga tidak berwarna (Wardhana, 2004).Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu
dibawah -129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil
dengan udara, berupa gas buangan. Di kota besar yang padat lalu lintasnya akan
Selain itu, gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri (Saputra,
2009). Karbon monoksida (CO) adalah suatu gas tidak berwarna, tidak berbau
yang dihasilkan oleh pembakaran tidak sempurna material yang mengandung zat
arang atau bahan organik, baik dalam alur pengolahan hasil jadi industri, ataupun
proses di alam lingkungan. Ia terdiri dari satu atom karbon yang secara kovalen
berikatan dengan satu atom oksigen. Dalam ikatan ini, terdapat dua ikatan kovalen
dan satu ikatan kovalen koordinasi antara atom karbon dan oksigen
(Anggraeni,2009).
9
Universitas Sumatera Utara
10
Satuan konsentrasi CO di udara adalah ppm atau parts per million. Untuk
tidak sempurna di luar tubuh, gas CO juga dihasilkan dalam jumlah kecil (kurang
paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen
yang dibutuhkan tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun
PER.13/MEN/X/2011 tentang faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja dapat
Tabel 2.1 Baku mutu faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja
No. Parameter NAB (ppm)
1 Karbon dioksida 5000
2 Karbon disulfide 10
3 Karbon monoksida 25
4 Nitrogen oksida 25
5 Gasolin 300
Sumber : web.ipb.ac.id
4 sampai 7 persen dari gas buangan kendaraan bermotor dan gas dari cerobong
asap merupakan CO. Senyawa ini sangatlah beracun karena dapat berikatan kuat
jaringan tubuh. Karbon monoksida berikatan 200 kali lebih kuat dengan
250 – 300 kali lebih kuat daripada afinitas oksigen, CO akan membentuk ikatan
maka organ yang sangat sensitif terhadap keracunan karbon monoksida adalah
ikatan HbCO, maka otomatis oksigen akan terusir. Dengan mekanisme ini, tubuh
mengalami kekurangan oksigen dan gejala asfiksia atau kekurangan oksigen akan
terjadi. Hal ini disebabkan afinitas atau sifat pengikatan atau daya lengket karbon
sebanyak 200 – 3.000 kali lipat. Dalam jumlah sedikit pun gas karbon monoksida
jika terhirup dalam waktu tertentu dapat menyebabkan gejala racun terhadap
Gejala-gejala lain dari keracunan CO antara lain, pusing, rasa tidak enak
pada mata, telinga berdengung, mual, muntah, detak jantung meningkat, rasa
tertekan di dada, kesukaran bernafas, kelemahan otot-otot, tidak sadar, dan bisa
Karbon monoksida yang terdapat di alam terbentuk dari salah satu proses
sebagai berikut :
karbon
karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang
terdiri dari karbon dan oksigen murni.Jika yang terjadi adalah pembakaran
tersebut dan dapat merupakan produk akhir jika jumlah O2 tidak cukup untuk
jumlah oksigen di dalam campuran pembakaran cukup, tetapi antara minyak bakar
dan udara tidak tercampur rata.Pencampuran yang tidak rata antara minyak bakar
dengan udara menghasilkan beberapa tempat atau area yang kekurangan oksigen.
Semakin rendah perbandingan antara udara dengan minyak bakar, semakin tinggi
b) Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang mengandung karbon pada
suhu tinggi
pada suhu tinggi dapat menghasilkan karbon monoksida. Reaksi ini sering terjadi
pada suhu tinggi yang umum terdapat pada industri-industri, misalnya pada
keuntungan dan diperlukan pada beberapa proses, misalnya pada furnish cepat,
dimana CO bertindak sebagai komponen pereduksi dalam produksi besi dari besi
oksida.
c) Pada suhu tinggi, karbon dioksida terurai menjadi karbon monoksida dan O
sedangkan pada suhu 24950 C sebanyak 5 persen CO2 yang terdisosiasi menjadi
akan tetap berada dalam campuran yang telah diinginkan tersebut karena
dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu
rendah.
buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun.Separuh dari jumlah ini
berasal dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan
sepertiganya berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan
minyak dari industri dan pembakaran sampah domestik. Didalam laporan WHO
(1992), dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara perkotaan berasal dari emisi
kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga mengandung CO, sehingga para
perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap rokok yang sedang dihisapnya
(Anggraeni, 2009). Sumber lain CO adalah gas arang batu yang mengandung
kurang lebih 5% CO, alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas, kompor gas,
bermotor seperti mobil, truk, bus, dan sepeda motor karena pembakaran Bahan
Bakar Minyak (BBM) yang tidak sempurna. CO dapat terbentuk secara alamiah
maupun sebagai hasil sampingan kegiatan manusia (Aji, 2008). Setiap lima liter
bensin dapat menghasilkan 1 - 1,5 kg CO. Bayangkan saja jika di suatu kota
dengan sejuta mobil dan setiap mobil menghabiskan 10 liter bensin sehari. Maka
bisa dipastikan betapa banyaknya kadar CO di udara yang dihasilkan dari buangan
a) Reaksi atmosfer yang berjalan sangat lambat sehingga jumlah CO yang hilang
sangat sedikit
yang terjadi pada atmosfer bawah hanya dapatmenghilangkan sekitar 0,1 persen
dari CO yang ada per jamdengan adanya matahari. Berdasarkan kecepatan ini, CO
masih terjadi. Hal ini disebabkan tanah yang tersedia tidak tersebar rata, bahkan di
lainnya akan tertarik ke dalam paru dan terus ke alveoli. Alveoli, yang
menyerupai kantung kecil, terbentuk dari lapisan sel tipis dan diperkuat oleh
jaringan yang amat lembut. Di dalam alveoli inilah gas akan mengalami
perubahan angkutan dari melalui udara berubah melalui sistem peredaran darah.
Proses tersebut dikendalikan oleh hukum-hukum fisika, yaitu suatu bentuk dari
gas akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan
rendah. Dalam keadaan normal tekanan oksigen di dalam alveoli akan lebih besar
dari tekanan oksigen di dalam pembuluh darah. Dengan demikian, maka molekul
dalam sel darah merah.Sebaliknya, beberapa gas mempunyai tekanan lebih tinggi
dalam sel tubuh, yang mempunyai umur sekitar 120 hari. Hasil dari proses
monoksida dalam darah sekitar 0,5 persen. Kadar ini akan meningkat apabila
seseorang itu menderita sakit. Gasoksigen dan karbon monoksida akan ditarik
oleh zat besi dalam hemoglobin dan hemoglobin ini mempunyai daya ikat yang
bersifat toksik atau racun karena dapat bereaksi dengan hemoglobin membentuk
2003).
Tekanan darah adalah tekanan yang dihasilkan oleh darah dari sistem
sirkulasi atau sistem vascular terhadap dinding pembuluh darah (Joyce dkk,
darah dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam
satu hari berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat
Tekanan darah sistolik adalah tekanan yang diturunkan sampai suatu titik
dimana denyut dapat dirasakan, sedangkan tekanan diastolik adalah tekanan diatas
arteri brakialis perlahan-lahan dikurangi sampai bunyi janyung atau denyut arteri
dengan jelas dapat didengar dan titik dimana bunyi mulai menghasilkan
perbedaan tekanan antara sistole dan diastole disebut tekanan nadi dan normalnya
and Treatment of High Pressure VII 2003, tekanan darah tinggi (hipertensi)
merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Penyakit Hipertensi atau yang
lebih dikenal penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
Tekanan darah normal bila tekanan sistolik menunjukkan kurang dari 140
mmHg dan diastolik kurang dari 90 mmHg (Guyton dkk, 2008).Menurut WHO –
ISH 1999 tekanan darah normal adalah <130/85 mmHg sedangkan tekanan darah
untuk yang normal tetap di bawah 100/60 mmHg, tekanan darah sistolik kurang
dari 100 mmHg dan diastolik kurang dari 60 mmHg (Watson, 2002).
Tekanan darah untuk yang normal tetap diatas 100/90 mmHg, tekanan
sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg (Watson,
menunjukkan tekanan sistolik pada nilai 120 mmHg, dan tekanan diastolik pada
nilai 80 mmHg. Nilai tekanan darah pada orang dewasa normalnya berkisar dari
(Smeltzer dkk, 2001). Menurut WHO, tekanan darah normal orang Indonesia
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC 7 untuk pasien dewasa (umur≥18 tahun)
berdasarkan rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih
kategori, dengan nilai normal pada tekanan darah sistolik (TDS) <120 mm Hg dan
tekanan darah diastolik (TDD) <80 mm Hg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai
oksigen ini memasuki jantung dan kemudian dipompakan ke seluruh bagian tubuh
melalui pembuluh darah yang disebut arteri.Pembuluh darah yang lebih besar
yang sudah tidak beroksigen kembali ke jantung melalui pembuluh darah vena,
otot jantung rileks sebelum kontraksi berikutnya, dan tekanan ini paling rendah,
yang dikenal sebagai tekanan diastolik.Tekanan sistolik dan diastolik ini diukur
1. Olahraga
2. Emosi
3. Stress
mengalami pengukuran.
4. Umur
diastolik akan meningkat sampai usia 55 tahun, untuk kemudian menurun lagi
(Vita, 2004). Semakin tua seseorang tekanan sistoliknya akan semakin tinggi.
5. Jenis Kelamin
lebih rendah dari pria seumurnya, tetapi setelah menopause tekanan darahnya
6. Obesitas
yaitu dengan nilai IMT lebih dari 27,5 maka memungkinkan terjadinya
7. Minum Alkohol
studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol
serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak
(Depkes RI).
8. Merokok
mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi
supaya darah dapat mengalir ke bagian tubuh dengan jumlah yang tetap (Vita,
2004). Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan
sphygmomanometer air raksa atau alat noninvasive lainnya pada posisi duduk
sfigmomanometer air raksa secara bersamaan dan hal ini (kalibrasi) dilakukan
2. Ukuran manset lebar 12-13 cm serta sepanjang 35 cm, ukuran lebih kecil
pada anak-anak dan lebih besar pada penderita gemuk (ukuran sekitar 2/3
lengan)
3. Diperiksa pada fosa kubiti dengan cuff setinggi jantung (ruang antar iga IV)
5. Tekanan darah dapat diukur pada keadaan duduk atau terlentang Tekanan
brakhialis
8. Perlu pengukuran pada posisi duduk/ terlentang dan berdiri untuk mengetahui
ada tidaknya hipotensi postural terutama pada orang tua, diabetes mellitus
dan keadaan lain yang menimbulkan hal tersebut (pemberian penyekat alfa).
otomatik) yang kurang tepat dan harus dikalibrasi secara periodik terhadap
tekanan darah selama 24-72 jam yang biasanya yang menggunakan cara
osilometrik. Digunakan pula alat yang dijepitkan pada ujung jari untuk monitor
selama operasi atau keadaan lain dalam posisi penderita duduk atau telentang
(Soesetyo, 2003).
1. Adanya variasi tekanan darah yang tidak seperti biasanya pada kunjungan hari
1. Data mengenai nilai prognostik pengukuran tekanan darah dengan cara ini
terbatas.
3. Alat yang digunakan harus dicek untuk ketepatan dan penampilannya secara
kehidupan sehari-hari
yang biasanya membawa oksigen dan udara rupanya lebih tertarik kepada CO.
Akan terbentuk senyawa CO dengan hemoglobin dengan ikatan kimia yang lebih
dan untuk beberapa jam tidak dapat lagi mengikat oksigen yang diperlukan tubuh.
Jika kita duduk di udara dengan kadar 60 bpj CO selama 8 jam, maka kemampuan
mengikat oksigen oleh darah kita turun sebanyak 15%. Sama dengan
(Harrianto, 2009).
Dalam keadaan normal, tekanan oksigen di dalam alveoli akan lebih besar
dari tekanan oksigen di dalam pembuluh darah. Dengan demikian, maka molekul
dalam sel darah merah.Sebaliknya, beberapa gas mempunyai tekanan lebih tinggi
1. Olah Raga
2. Latihan Kerja
3. Umur
4. Jenis Kelamin
1997);
5. Minum alkohol
studi menunjukkan hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol
serta diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak
hidung, obat-obat hidung, obat supressi nafsu makan (Depkes RI, 2003).
jangka waktu yang lama dan tidak banyak bergerak biasanya tekanan darahnya
akan turun. Beban kerja adalah kriteria berat ringannya suatu tingkat pekerjaan
(1991) dan Grandjean (1993) dalam Tarwaka, dkk (2004) menjelaskan bahwa
untuk menilai berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja,
Masa kerja adalah waktu tenaga kerja tersebut mulai bekerja pada tempat
kerjanya sampai sekarang yang dapat diketahui dengan pengakuan dari tenaga
kerja (dihitung dalam tahun). Lama kerja adalah waktu kerja dari tenaga kerja
selama satu hari yang dapat diketahui dari pengakuan pekerja jasa becak tersebut