Anda di halaman 1dari 6

3.

Peningkatan keamanan obat yang perlu


diwaspadai (High Alert)
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat
pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan 11 kesehatan
Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien 6. Pengurangan risiko pasien jatuh
A. KTC ( Kejadian Tidak Cedera )
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem
adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi
rumah sakit yang memberikan asuhan jauh
tidak timbul cedera
lebih aman. Budaya Keselamatan Pasien B. KTD ( Kejadihan Tidak Diharapkan )
adalah berani melapor. Suatu kejadian yg mengakibatkan cedera yang
tidak diharapkan pada pasien karena suatu tindakan
Keselamatan pasien RS : suatu sistem dimana RS (commission) atau karena tidak bertindak
membuat asuhan pasien lebih aman (omission).
C. KPC ( Kondisi Potensi Cedera )
kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan
Tujuan pasien safety
cedera, tetapi belum terjadi insiden.
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS(
D. Kejadian Sentinel
berani melapor )
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan
2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap
keseriusan cedera yang terjadi (mis. Amputasi pada
pasien dan masyarakat
kaki yg salah, dsb) sehingga pecarian fakta
3. Menurunnya KTD di RS
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya
4. Terlaksananya program pencegahan sehingga
masalah yang serius pada kebijakan & prosedur
tidak terjadi pengulangan KTD
yang berlaku.
Sasaran Keselamatan Pasien: E. KNC ( Kejadian Nyaris Cedera )
1. Ketepatan identifikasi pasien Suatu kejadian akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
2. Peningkatan komunikasi efektif
dilakukan, yang dapat mencederai pasien.

1. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN adalah dengan mencocokkan identitas yang


ada dipasien dengan stiker yang ada dimakanan.
Identifikasi pasien adalah cara pengumpulan data
- Untuk pasien koma dilakukan secara visual
dan pencatatan segala keterangan tentang bukti-bukti
dengan mecocokkan gelang dengan status.
dari pasien. - Untuk pasien tanpa midentitas cara identifikasi
 Pasien diidentifikasi dengan menggunakan minimal 2 adalah dengan memberi nama tanda X untuk laki-
dari 3 identitas contoh: nama, tanggal lahir dan laki dan Y untuk perempuan, sedangkan untuk
nomor rekam medis. Identitas tidak boleh tanggal lahir gunakan tanggal kejadian dan tahun
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien. perkiraan usia pasien, ketika sudah identitas
 Pasien diidentifikasi saat sebelum pemberian obat,
sebenarnya segera ganti identitas tersebut.
pengambilan dan pemberian produk darah - Untuk bayi baru lahir identifikasinya dengan cara
(transfusi darah), pemeriksaan radiologi, tylis nama ibu kandung dan tanggal lahir bayi atau
pemberian diet, pada bayi baru lahir, pada pasien nomor rekam medis ibu kandung.
dirawat inap,pasien koma, pasien tidak dikenal.
- Untuk pengambilan sampel darah dan radiologi Jenis gelang pasien :
dilakukan dengan mencocokkan identitas
digelang dan blanko pemeriksaan ( untuk pasien 1. Gelang BIRU untuk pasien jenis kelamin laki-
rawat inap) jika pasien rawat jalan secara verbal laki
2. Gelang PINK untuk jenis kelamin perempuan
dengan mencocokkan identitas dengan blanko
3. Pasien dengan resiko jatuh ditambahkan KLIP
pemeriksaan
KUNING
- Untuk pemberian transfusi darah dilakukan
4. Pasien dengan riwayat alergi ditambahkan
dengan dua petugas perawat, perawat pertama
KLIP MERAH
mencocokkan identitas gelang dengan stiker 5. Pasien yang tidak diresusitasi ditambahkan
diproduk darah, perawat kedua mencocokkan KLIP DNR
identittas dari stiker ke status pasien.
- Untuk pemberian diet, cara identifikasinya
2. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang
dilakukan secara tepat waktu, akurat dan jelas yanng
mudah dipahami oleh penerima sehingga bisa
mengurangi tingkat kesalahan.
Teknik komunikasi efektif terdiri dari 2 :
 SBAR
S : Situation , kondisi terkini yang terjadi pada pasien (
nama, umur tnggal masuk dll )
B : Background, informasi penting yang berhubungan
dengan kondisi pasien terkini. (keluhan pasien ,
riwayat alergi )
A : Assesment, hasil pengkajian kondisi pasien terkini
( ttv, kesadaran )
R : Recomendation, apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah (Rekomendasi intervensi
keperawatan, Edukasi pasien dan keluarga)
 TULBAKON
a. Tulis lengkap
- Isi perintah
- Nama pemberi perintah Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan :
- Nama penerima perintah  Perintah diberikan secara lisan.
- Tanggal dan jam  Perintah diberikan melalui telpon.
b. Baca lengkap, eja untuk norum dan LASA  Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan
c. Konfirmasi lisan dan tanda tangan
kritis.

3. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG Prosedur obat High Alert harus:


PERLU DI WASPADAI ( HIGH ALERT ) 1. Membuat daftar obat-obat yang perlu di waspadai
khusus
2. Memberikan label yang jelas pada obat-obat yang
harus diwaspadai dengan stiker merah bulat dengan
tulisan High Alert berwarna hitam
3. Tempat yang diperbolehkan untuk menyimpan obat
High Alert yaitu : gudang farmasi, ICU,IGD,OK.
Diluar tersebut di atas harus mengambil obat di
Sebelum perawat memberikan obat High Alert kepada instalasi farmasi dalam bentuk yang sudah
pasien, maka perawat lain harus melakukan diencerkan sesuai kebutuhan
pemeriksaan kembali secara independen / Double 4. Penyimpanan obat-obat High Alert di empat tempat
Check. tersebut diatas, harus terpisah dari obat-obata lain
dan ditunjuk penanggung jawab di setiap shift
Prinsip 7 (tujuh) Benar : dengan bukti buku saku serah terima.
1. Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/ 5. Pemesanan obat-obat High Alert harus di lakukan
instruksi dokter dan dengan kardeks oleh apoteker unit farmasi.
2. Ketetapan perhitungan dosis obat 6. Penyimpanan obat-obat High Alert di instalasi
3. Identitas pasien radiologi : ruang radiologi intervensi
4. Waktu pemberian obat 7. Tempet obat-obat yang terlihat mirip dan
5. Cara pemberian obat
kedengaranya mirip ( LASA ) tidak boleh
6. Dokumentasi
7. Benar informasi diletakkan berdekatan dan obat-obat tersebut diberi
stiker hijau bulat dengan bertulisan LASA berwarna
hitam.
8. Obat-obat memerlukan kewaspadaan tinggi .
DAFTAR OBAT HIGH ALERT Elektrolit Konsentrate
OBAT SPESIFIK Cairan ini bisa mengakibatkan KTD/sentinel event bila
tak disiapkan dan dikelola dengan baik
Terpenting :
- Ketersediaan
- Akses
- Resep
- Pemesanan
- Persiapan
- Distribusi
- Label
- Verifikasi
- Administrasi dan pemantauan

Cara untuk mengurangi atau mengeliminasi KTD:


 Tingkatkan proses pengelolaan obat-obat yang
Elektrolit Konsentrat perlu diwaspadai
 Pindahkan elektrolit konsentrat dari unit
pelayanan pasien ke farmasi.
 RS punya Kebijakan dan/atau prosedur
- Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di rumah sakit.
- Identifikasi area mana saja yang membutuhkan
1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar
2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml operasi.
3. Natrium/sodium klorida > 0.9%
4. Magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat

- Pemberian label secara benar pada elektrolit Contoh Stiker Obat High Alert Pada Botol Infus
konsentrat penyimpanannya di area tersebut,
sehingga membatasi akses untuk mencegah
pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-
hati.

LASA ( Look Alike Sound Alike )


NORUM ( Nama Obat Rupa Mirip )

4. KEPASTIAN-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,
TEPAT-PASIEN OPERASI
Ketepatan lokasi, ketepatan prosedur dan ketepatan
pasien adalah suatu usaha yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit untuk menjamin pasien yang
Look Alike Sound Alike akan menjalani suatu tindakan operasi dan diberikan
pada pasien yang bener membutuhkan operasi.
LA
SA
marker warna hitam dengan tanda O.
 Dokter menjelaskan kepada pasien tujuan
penandaan lokasi operasi.
 Sebelum pasien dianter ke kamar operasi
perawat ruangan memastikan lagi apakah tanda
masih ada.
 Perawat kamar operasi saat menerima pasien,
wajib mengecek kembali penandaan lokasi
operasi.

Tujuan
 Prosedur untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien pada pasien-pasien yang
menjalani operasi di rumah sakit
 Mengurangi kejadian & kesalahan yang
berhubungan dengan salah lokasi, salah prosedur
Beberapa Prosedur Yang Tidak Memerlukan
dan salah pasien yang akan dilakukan tindakan
Penandaan:
operasi.
- Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung,
Penandaan Lokasi Operasi Dilaksanakan Diruang operasi caesar)
Rawat Inap - Kasus intervensi seperti kateter jantung
 Dokter menjelaskan prosedur operasi pada - Histerektomi
pasien dan keluarga dengan didampingi perawat - Laparatomi
ruangan. - Perineum
 Penandaan dilakukan oleh dokter DPJP. - Kulit yang rusak
 Dokter menandai lokasi operasi dengan spidol

(Tiga) Fase Operasi : - Perawat : Sterilitas , instrumen ?


1. SIGN IN dilakukan sebelim induksi anestesi 6. Adakah masalah peralatan ?
2. TIME OUT dilakukan sebelum insisi
Panduan Sebelum Pasien Meninggalkan Kamar
3. SIGN OUT dilakukan sebelum menutup
Operasi
peritonium
 Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
Panduan Sebelum Induksi Anestesi: bersama dr dan anestesi.
- Identifikasi pasien, prosedur, informed consent - Nama prosedur,
sudah dicek ?
- Instrumen, kassa, jarum dihitung harus lengkap.
- Sisi operasi sudah ditandai ?
- Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ? - Speciment telah di beri label identitas
- Pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ? - Apa ada masalah peralatan yang harus
- Allergi ? ditangani.
- Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi  Dokter kpd perawat dan anestesi, apa yang harus
- Risiko kehilangan darah >= 500ml diperhatikan dalam recovery dan manajemen
pasien.
Panduan Sebelum Insisi Kulit (Time-Out):
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran) 5. PENGURANGAN RESIKO INFEKSI
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 Cuci tangan adalah suatu proses membuang kotoran
menit sebelumnya atau debu secara mekanik dari kulit tangan dengan
4. Antisipasi kejadian kritis:
menggunakan sabun biasa dan air mengalir atau
5. Adakah masalah peralatan ?
- Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, memakai cairan antiseptic berbasis alkohol.
kemungkinan kehilangan darah
- Dr anestesi: apa ada perhatian khusus terhadap
pasien yang spesifik ?
Tujuan 7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman
1. Mencegah transmisi penyakit-penyakit infeksi tangan kanan dan lakukan sebaliknya.
yang ditularkan melalui kontak tangan 8. Gosokkan dengan memutar ujung-ujunga jari
2. Menurunkan angka kejadian infeksi rumah sakit tangan kanan ditelapak tangan kiri dan
3. Meningkatkan kesadaran diri tentang perlunya lakukan sebaliknya.
melakukan kebersihan tangan. 9. Bilas kedua tangan dengan air.
Jenis cuci tangan
1. Dengan sabun dan air mengalir dalam waktu 40 –
60 detik
2. Dengan menggunakan Handrub dalam waktu 20 –
30 detik
Langkah – langkah mencuci tangan
1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan
tangan ,lepaskan cincin, jam tangan dan
perhiasan tangan lain.
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan
dibawah air mengalir.
3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml,ratakan pada
tangan yang telah dibasahi.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri
dengan tangan kanan dan sebaliknya .
5. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari.
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling
mengunci.

6. PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH ASESMEN RISIKO JATUH PADA PASIEN


DEWASA MORSE FALL SCALE
Pasien jatuh adalah suatu peristiwa dimana
seorang pasien mengalami jatuh, dengan arah jatuh
kelantai, dengan atau tanpa ada yang menyaksikan,
dengan atau tanpa cedera penyebab jatuh dapat
disebabkan karena faktor fisik atau lingkungan.

Instruksi Dalam Melengkapi Asesmen Resiko Jatuh


1. Saat pasien masuk RS/inisial assesmen (IA)
2. Saaat kondisi pasien berubah atau ada suatu
perubahandalam terapi medik yang dapat
menimbulkan resiko jatuh/change of condition
(CC)
3. Saat pasien pindah ke unit lain/on ward transfer
(WT)
4. setelah kejadian jatuh/post fall (PF) Status mental Sering lupa atas 15
keterbatasan yang di
miliki
ASSESMEN RESIKO JATUH :
• Skala resiko jatuh morse fall scale Sadar akan kemampuan 0
• Skala resiko jatuh humpty dumpty diri sendiri
Katagori
• Skala resiko jatuh time up and go test
Resiko tinggi = > 45
Risiko sedang = 25-44
Petugas yang terkait : IGD, IRJ, KAMAR BEDAH, RUANG Risiko rendah = 0-24
PERAWATAN.
ASESMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN
TIME UP AND GO TEST

Kategori:
• Skor 7-11 Risiko Jatuh Rendah
• ≥ 12 Risiko Jatuh Tinggi
• RT : Merah (intervensi setiap shift dan dinilai ulang setiap
2 hari ).
• RS : Kuning ( intervensi setiap pagi dan dinilai ulang
setiap 3 hari ).

Pedoman Pencegahan Pasien Resiko Jatuh Langkah- Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh
Dan Scor
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat
tidur pasien
4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari
hambatan dan terang
5. Pastikan lorong bebas hambatan
6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam
jangkauan pasien
7. Pasang Bedside rel
8. Evaluasi kursi dan tinggi tempat tidur
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan
yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak
aman, dan segera laporkan untuk perbaikan
11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa
pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi
12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard /
tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan
terpasang
13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota
keluarga mengenai rencana perawatan untuk
mencegah jatuh
PITA 14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga untuk
memberikan bantuan yang dibutuhkan dengan

Anda mungkin juga menyukai