Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH

ANALISIS MUTU MIKROBIOLOGI PANGAN

(Analisis Mikrobiologi Pada Es Kelapa)

Disusun Oleh :

Kelompok 5/ AP2

Leo Arilianda (J3E117038)

Nadhifah Salsabila (J3E117107)

Dhea Laily Dzikriya (J3E117110)

Shinta Ariyani (J3E117120)

PROGRAM STUDI
SUPERVISOR JAMINAN MUTU PANGAN
SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan bahan pangan dan makanan semakin beragam dan meningkat. Hampir
semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungan sekitarnya.
Beberapa jenis mikroba yang terdapat pada bahan pangan adalah Salmonella, Staphylococcus,
Escherichia coli, kapang, khamir serta mikroba patogen lainnya. Kandungan mikroba mempunyai
batasan tertentu dalam bahan pangan yang berpengaruh terhadap ketahanan bahan pangan. Kondisi
lingkungan juga mempengaruhi mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari yang
semestinya (Siagian, 2002).

Pengujian tentang mutu suatu bahan pangan sangat penting sehingga dibutuhkan berbagai
uji mikrobiologi. Uji mikrobiologi merupakan salah satu uji yang penting, karena selain dapat
menduga daya tahan simpan suatu makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi
makanan atau indikator keamanan makanan. Pengujian mikrobiologi diantaranya meliputi uji
kualitatif untuk menetukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kuantitatif bakteri patogen
untuk menentukan tingkat keamanannya, dan uji bakteri indikator untuk mengetahui tingkat
sanitasi makanan tersebut (Fardiaz, 1993).

Es kelapa muda adalah minuman yang menyegarkan yang disukai oleh hampir semua
orang. Minuman ini cocok dikonsumsi sebagai pelepas dahaga, khususnya saat cuaca sedang terik.
Bahan bakunya yang masih segar dan tanpa bahan pengawet membuatnya semakin digemari
orang. Oleh karena itu pada pada praktikum kali ini digunakan es kelapa sebagai sampel untuk
dianalaisis apakah terdapat mikroorganisme.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pengujian mikrobiologi pada
es kelapa dan membandingkan hasil uji mikrobiologi produk pada tempat yang berbeda.
BAB II
PERENCANAAN
Bahan Pangan yang dianalisis : Es kelapa
Standar Mutu Bahan (SNI) :
SNI 7388 : 2009
Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum
ALT (300C, 72 jam) 1 x 104 koloni/ml
Es batu, es untuk dimakan APM Koliform <1.8 APM/100ml
Salmonella sp. negative/25g
APM Escherichia coli <20/g
Buah Segar
Salmonella sp. negative/25 g

SNI 01-6237-2000
Kategori Pangan Jenis Cemaran Mikroba Batas Maksimum
ALT (300C, 72 jam) 3.0 x 103 koloni/g
Gula kristal, gula tepung APM Koliform <3/g
Kapang Khamir 1 x 102 koloni/g
ALT 1 x 105 koloni/ml
Air APM Koliform 0 (tidak terdeteksi/250ml)
Pseudomonas aeruginosa 0 (tidak terdeteksi/250ml)
Lokasi pengambilan sampel:
no lokasi Waktu tempuh Jarak
1 Malabar 10 – 15 menit 500 m – 1 km
2 Lodaya 10 – 15 menit 500 – 700 m
3 Depan kampus 5 – 10 menit 300 m
4 Resto 25 – 30 menit 1 – 2 km
Penanganan
Dengan menggunakan pelastik dan diikat dengan kearet.

Metode Uji dan SNInya


Kuantitatif:
- Total koloni mikroba (PCA : Plate Count Agar)
PCA merupakan sebuah media pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan
untuk menghitung jumlah bakteri total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap
sampel seperti makanan, produk susu, air limbah dan sampelsampel lainnya yang juga
biasanya menggunakan metode Total Plate Count (TPC). merupakan sebuah media
pertumbuhan mikroorganisme yang umum digunakan untuk menghitung jumlah bakteri
total (semua jenis bakteri) yang terdapat pada setiap sampel seperti makanan, produk susu,
air limbah dan sampelsampel lainnya yang juga biasanya menggunakan metode Total Plate
Count (TPC). Mikroba Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba
atau
mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya
karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata biasa, tetapi juga
pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat
tinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuran
mikroba biasanya dinyatakan dalam mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba
umumnya hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun
demikian ada mikroba yang berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat
pembesar.

- Bakteri Koliform (BGLBB : Briliant Green Lactose Bile Broth)


BGLBB Media yang digunakan untuk mendeteksi bakteri coliform (Gram negatif) di
dalam air, makanan, dan produk lainnya. Media ini dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Gram positif dan menggiatkan pertumbuhan bakteri coliform. Ada atau tidaknya
bakteri coliform ditandai dengan terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena
fermentasi laktosa oleh bakteri golongan coli. Media ini digunakan dengan maksud untuk
media penyubur bagi bakteri coliform sekaligus sebagai media selektif bagi bakteri selain
bakteri coliform. Dengan komposisi media yang mengandung laktossa dan garam empedu
inilah yang dapat mengizinkan dan mendorong bakteri-bakteri coliform untuk tumbuh
secara optimal. Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator
adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-
produk susu. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang,
Gram negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang
memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu
35oC. Adanya bakteri Coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan
kemungkinan adanya mikrobia yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang
berbahaya bagi kesehatan.

- Kapang dan Khamir (APDA : Acidified Potato Dextrose Agar)


Pembuatan medium APDA dapat dilakukan dengan serangkaian cara mulai dari pembuatan
PDA hingga pencampurannya dengan asam tartarat.
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast
yang terdapat dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada
media yang sesuai. Adanya asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri
terhambat. APDA dibuat dengan merebus kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan
dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam agar lalu ditambahkan glukosa dan
diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat. Kapang (mould/filamentous
fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Habitat
kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang
mengandung sumber karbon organik.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri
dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat
dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki
ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya
secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia
dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan. Spora kapang ini tahan
terhadap pemanasan selama 1 menit pada 920C dalam kondisi asam atau pada makanan
yang diasamkan. Kerusakan oleh kapang dikarenakan lebih tahan asam, sehingga kapang
sering membusukkan makanan asam, seperti buah-buahan asam dan minuman asam.
Yeast arau khamir adalah salah satu mikroorganisme yang termasuk dalam
golongan fungi yang dibedakan bentuknya dari mould (kapang) karena berbentuk
uniseluler. Reproduksi vegetatif pada khamir terutama dengan cara pertunasan. Sebagai sel
tunggal yeast tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding dengan mould yang
tumbuh dengan pembentukan filamen. Yeast sangat mudah dibedakan dengan
mikroorganisme yang lain misalnya dengan kapang dalam pemecahan bahan komponen
kimia yeast lebih efektif memecahnya dan lebih luas permukaan serta volume hasilnya
lebih banyak. Khamir dapat dibedakan atas dua kelompok berdasarkan sifat
metabolismenya yaitu bersifat fermentatif dan oksidatif. Jenis fermentatif dapat melakukan
fermentasi alkohol yaitu memecah gula (glukosa) menjadi alkohol dan gas contohnya pada
produk roti. Sedangkan oksidatif (respirasi) maka akan menghasilkan CO2 dan H2O.
Keduanya bagi yeast adalah dipergunakan untuk energi walaupun energi yang dihasilkan
melalui respirasi lebih tinggi dari yang melalui fermentasi.

- E. coli
Escherichia coli memiliki bentuk batang pendek dan habitat utamanya adalah usus manusia dan
hewan. Escherichia coli dipakai sebagai organisme indikator karena Escherichia coli
terdapat dalam jumlah yang banyak menunjukkan bahwa pangan atau air telah mengalami pencemaran.
Morfologi Escherichia coli antara lain berbentuk bacill pendek, mempunyai lebar antara
0,4 sampai 0,7 μ, panjang antara 1 sampai 4 μ. Pada medium agar cawan koloninya
mempunyai ukuran 2 sampai 3 mm dalam waktu 48 jam.

Kualitatif:
- Salmonella SP (LB)
Salmonella adalah suatu genus bakteri enterobakteria gram-negatif berbentuk tongkat
yang menyebabkan tifoid, paratifod, dan penyakit foodborne. Spesies-
spesies Salmonella dapat bergerak bebas dan menghasilkan hidrogen sulfida. Salmonella
merupakan bakteri Gram-negatif, berbentuk batang tanpa spora dengan ukuran 0,7μm –
1,5μm x 25μm. Salmonella umumnya memiliki peritrichous flagella, kecuali Salmonella
pullorum dan Salmonella gallinarum. Bakteri ini menyebabkan penyakit pada organ
pencernaan.

- Pseudomonas aeruginosa (BHIA)


Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri gram negatif aerob obligat, berkapsul,
mempunyai flagella polar sehingga bakteri ini bersifat motil, berukuran sekitar 0,5-
1,0 µm. Bakteri ini tidak menghasilkan spora dan tidak dapat
menfermentasikan karbohidrat. Pada uji biokimia, bakteri ini menghasilkan dampak
positif pada uji indol, Merah Metil, dan Voges-Proskauer. Bakteri ini secara luas dapat
ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. P. aeruginosa
adalah patogen oportunistik. Bakteri ini merupakan penyebab utama
infeksi pneumonianosokomial. Ketika bakteri ini ditumbuhkan pada media yang sesuai,
bakteri ini akan menghasilkan pigmen nonfluoresen berwarna kebiruan, piosianin.
Beberapa strain Pseudomonas juga mampu menghasilkan pigmen fluoresen berwarna
hijau, yaitu pioverdin, bakteri ini juga sering digunakan untuk mendegradasi zat - zat
pestisida.

Sampel setelah distomaker dilarutkan ke larfis diambil 25 ml

- PCA (Plate Count Agar): 15 x 8 cawan= 120 = 150 ml (1 lokasi)


(23,5 g/L)= 4 lokasi x 150= 600 = 650 ml
23,5/1000 x 150 = 3,525 gram
23,5/1000 x 500 = 11,75 gram
- BGLBB (Briliant Green Lactose Bile Broth): 8 x 12 tabung = 96 = 100 ml (1 lokasi)
(40 g/L)= 100 x 4 lokasi = 400 = 450 ml
40/1000 x 100 = 4 gram
40/1000 x 450 = 18 gram

- APDA (Acidified Potato Dextrose Agar): 15 x 8 tabung = 120 = 150 ml (1 lokasi)


(39 g/L)= 150 x 4 lokasi = 600 = 650 ml
39/1000 x 150 = 5,85 gram
39/1000 x 650 = 25,35 gram

- Asam tartarat 10%: 150 x 1,4/100 = 2,1 gram (1 lokasi)


650 x 1,4/100 = 9,1 gram (4 lokasi)

- BHIA (Brain Heart Infution Agar): 15 x 1 cawan = 15 ml = 50 ml (1 lokasi)


(47 g/L)= 50 x 4 lokasi= 200 = 250 ml
47/1000 x 50 = 2,35 gram
47/1000 x 250 = 11,75 gram

- MCA (Mac Conkey Agar): 15 x 1 cawan = 15 = 50 ml (1 lokasi)


(53 g/L)= 50 x 4 lokasi= 200 = 250 ml
53/1000 x 50 = 2,65 gram
53/1000 x 250 = 13,25 gram

- TTB (Tetrathionate Broth): 8 x 1 tabung = 8 = 10 ml (1 lokasi)


(75 g/L) = 10 x 4 lokasi= 40 = 50 ml
75/1000 x 10 = 0,75 gram
75/1000 x 50 = 3,75 gram

- SCB (Selenite Cystine Broth): 8 x 1tabung = 8 = 10 ml (1 lokasi)


(53 g/L)= 10 x 4 lokasi= 40 = 50 ml
53/1000 x 10 = 0,53 gram
53/1000 x 50 = 2,65 gram

- HEA (Hectoen Enteric Agar): 15 x 2 cawan = 30 ml (1 lokasi)


(46 g/L)= 30 x 4 lokasi= 120 = 150 ml
46/1000 x 30 = 1,38 gram
46/1000 x 150 = 6,9 gram

- XLDA (Xylose Lysine Desoxycholate Agar): 15 x 2 cawan = 30 ml (1 lokasi)


(27 g/L)= 30 x 4 lokasi = 120 = 150 ml
27/1000 x 30 = 0,81 gram
27/1000 x 150 = 4,05 gram

- BSA (Bismuth Sulfite Agar): 15 x 2 cawan = 30 ml (1 lokasi)


(13 g/L)= 30 x 4 lokasi = 120 = 150 ml
13/1000 x 30 = 0,39 gram
13/1000 x 150 = 1,95 gram

- TSI (Triple Sugar Iron Agar): 5 x 1 tabung = 5 ml (1 lokasi)


(65 g/L)= 5 x 4 lokasi = 20 = 50 ml
65/1000 x 5 = 0,325 gram
65/1000 x 50 = 3,25 gram

- LIA (Lysine Iron Agar): 5 x 1 tabung = 5 ml (1 lokasi)


(32 g/L)= 5 x 4 lokasi = 20 = 50 ml
32/1000 x 5 = 0,16 gram
32/1000 x 50 = 1,6 gram

- LB (Laktose Broth): 8 x 1 tabung = 8 ml (1 lokasi)


(13 g/L)= 8 x 4 lokasi = 32 = 50 ml
13/1000 x 8 = 0.104 gram
13/1000 x 50 = 0,65 gram

- NA (Nutrient Agar): 5 x 1 tabung = 5 ml (1 lokasi)


(23 g/L)= 5 x 4 lokasi = 20 = 50 ml
23/1000 x 5 = 0,115 gram
23/1000 x 50 = 1,15 gram

- EMBA (Eosin Methylene Blue Agar): 15 x 1 cawan = 15 ml (1 lokasi)


(37,5 g/L)= 15 x 4 lokasi= 60 = 100 ml
37,5/1000 x 15= 0,562 gram
37,5/1000 x 100= 3,75 gram

- TB (Terrific Broth): 8 x 1 tabung = 8 ml (1 lokasi)


(1.5%) = 8 = 50 x 1,5%= 0,75 ml

- MRVP (Metil Red Voges Proskauer) : 8 x 1tabung = 8 ml (1 lokasi)


(17 g/L)= 8 x 4 lokasi= 32 = 50 ml
17/1000 x 8= 0,136 gram
17/1000 x 50= 0,85 gram

- BHIB (Brain Heart Infussion Broth) = 8 x 1 tabung= 8 ml (1 lokasi)


(15 g/L) = 8 x 4 lokasi= 32 = 50 ml
15/1000 x 8= 0,12 gram
15/1000 x 50= 0,75 gram
Pengenceran sampai pangkat 10-4

Dimasukan stomacher
dalam plastik
steril

25 ml 10 ml 1 ml 1 ml
ml10

90 ml 9 ml 9 ml
Sampel yang 225 ml
sudah di
larfis 10-2 10-3 10-4
stomacher
10-1

Uji kuantitatif ALT

@1m @1m @1m @1m


l l l l

PCA

Diinkubasi selama 2 hari, 37°C

Ciri-ciri muncul koloni


berwarna putih
UJI KUANTITATIF APM KOLIFORM

-1 -2 -3 -4
10 10 10 10
@1m @1m @1m @1m
l l l l
BGLBB

Diinkubasi selama 2 hari, 37°C

Ciri-ciri Coliform fekal


berwarna hijau Coliform non
fekal berwarna hitam

UJI KUANTITATIF KAPANG DAN KHAMIR

-1 -2 -3 -4
10 10 10 10
APDA @1ml @1ml @1ml @1ml

Diinkubasi selama 2 hari, 37°C

Ciri-ciri kapang
berwarna putih dan
bermeselium. Khamir
berwarna putih
UJI KUANTITATIF E.COLLI
Identitas koliform
Koloni fekal dan non fekal

Larutan
Pengencer

2ml (fekal) 2ml


(nonfeka)
@0,5 ml

TB 10 ml TB 10 mL

Koser sitat 10 mL Kosersitat 10 ml


MRVP 10 mL MRVP 10 mL

Semua tabung diinkubasi


pada suhu 37 C 2 hari,
kecuali MR VP diinkubasi 5
hari

Uji IMVIC terhadap koliform


Uji Medium Pereaksi Reaksi Positif
Indol Tryptone Broth Kovacs Warna merah
Merah metil MRVP Merah metal Warna merah
Voges proskauer MRVP 5% alfa naftol dan 40% Warna merah muda
KOH
Sitrat Koser sitrat - Timbul kekeruhan

Hasil uji IMVIC

Kontrol indole Methil red Voges proskauer Citrat


Eschericia coli + + - -
Enterobacter - - + +
aerogenes
UJI KUALITATIF Salmonella sp.
Ciri-ciri LTSIA koloni berwarna Ciri-ciri LIA koloni berwarna
kuning merah sampai ungu

Ciri-ciri
- HEA warna hijau kebiruan dengan titik
hitam
- XLDA warna merah muda tanpa titik
mengkilap atau koloni hitam
- BSA warna keabuan atau kehitaman, media
disekitar koloni berwarna coklat-hitam.
Identifikasi Salmonella sp.

a. Kultur Campuran

Apabila kultur pada TSI agar terlihat tercampur, maka goreskan kembali ke dalam media
HE atau XLD agar, inkubasi selama 24 jam ± 2 jam pada suhu 35oC ± 1oC. Amati koloni yang
diduga Salmonella.

b. Kultur murni

Uji urease dapat dilakukan dengan salah satu cara sebagai berikut :

- Konvensional

Satu ose dari presumtif- Inkubasi 24 jam ± 2 jam,


positif TSI agar miring. 35oC ± 1oC

Urea
BrotBBr
oth
- Cepat

Satu ose dari presumtif- Inkubasi 2 jam dalam


positif TSI agar miring. water bath, 37oC ± 0,5oC

Rapid Urea
Broth

Uji Serologi Polyvalent Flagellar (H)

Satu ose dari TSI agar yang Inkubasi 4-6 jam, 35oC ±
memberikanm reaksi urease 1oC sampai terlihat
negtaif pertumbuhan

5 ml BHI
Broth
+ 2,5 ml larutan formanilized
physiologicalsaline

5 ml tryticase soy-
Inkubasi 4-6 jam, 35oC ±
tryptose broth (TSTB)
1oC sampai
Tabel Hasil Analsis Salmonella
terlihat
pertumbuhan
Hasil Analisis
Media
Positif Negatif

HE Agar Koloni dengan inti hitam Koloni hijau sampai biru tanpa inti hitam

XLD Agar Koloni dengan inti hitam Koloni merah jambu tanpa inti hitam

BSA Koloni berwarna hitam Koloni tetap berwarna coklat, abu-abu, atau hijau metalik

Urease Koloni warna ungu


Tidak ada perubahan warna
Broth sampai merah

Uji Kuantitatif Pseudomonas aeruginosa

 Volume larutan pengenceran yang diperlukan


Larfis : 225 + 90 + 9 + 9 + 9 = 345 -> 350 ml
 NaCl 0,85 % yang diperlukan adalah
NaCl 0,85 % : 0,85/x = g/350 x 100%
g = 2,975 g NaCl
NO JENIS ALAT STERIL TIDAK TOTAL
STERIL ALAT
1 Cawan √ 23
2 Pipet mohr @10 ml √ 1
3 Erlenmayer 500 ml √ 9
4 Tabung reaksi √ 40
5 Tabung durham √ 24
6 Pipet mikro @1 ml dan √ Masing-
@ 0.1 ml masing 1
7 Tips pipet mikro √ 1 kotak
8 Bulp √ 1
9 Sudip √ 1
10 Ose √ 1
11 Batang pengaduk √ 1
12 Rak tabung √ 1
13 Hot plate √ 1
14 Neraca analitik √ 1
15 Vortex √ 1
16 Bunsen √ 2
17 Alcohol √ 1
18 Alumunium foil √ 1 gulung
19 Kapas √ 1 pak
20 Incubator √ 1
21 Autoklaf √ 1
22 Stomacher √ 1
23 Plastik streril √ 1
24 Gelas piala 500 ml √ 18

Keterangan : 1 kali ulangan

Matriks Pengujian dan Pengamatan


Hari
Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
Pengambilan dan Penanganan Sampel √AB C 1 -3 √ D1-3 √AB C 1 -3 √AB C 1 -3 √ E1-3 √ E1-3 √ E1-3
Pengamatan √ABC1 √ D1-3 √ABC2 √ D1-3 √ABC3 & √D1-3 √ D1-3 √ E1-3 √ D1-3 & √E1-3 √ E1-3
Dekontaminasi √ABC1 √ D1-3 √ABC2 √ D1-3 √ABC3 & √D1-3 √ D1-3 √ E1-3 √ D1-3 & √E1-3 √ E1-3
Strerilisasi Alat dan Media
Cawan Petri √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Erlenmeyer √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Tabung Reaksi √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Tabung Durham √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Pipet Mohr 10 ml √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Micropipet 1 ml √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Micropipet 0.1 ml √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Tip Micropipet √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Uji Kuantitatif
NaCl √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Aquades √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
ALT
PCA
Kapang Khamir
APDA √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Asam Tartarat √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Koliform
BGLBB √ ABC1 √ ABC2 √ ABC3
Escherichia coli
BFP √ D1-3
LTB √ D1-3
BGLBB √ D1-3
EC Broth √ D1-3
LEMB √ D1-3
PCA √ D1-3
TB √ D1-3
MRVP √ D1-3
SITRAT √ D1-3
Uji Morfologi √ D1-3

Kualitatif
Hari
Kegiatan
Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu Senin Selasa Rabu Kamis Jum'at Sabtu
Salmonella sp.
LB √ E1-3
TTB √ E1-3
SCB √ E1-3
HE √ E1-3
XLD √ E1-3
BSA
TSI √ E1-3
LIA √ E1-3
Pseudomonas aeruginosa
BAP √ E1-3 √ E1-3 √ E1-3

A: Uji ALT
B: Uji Kapang Khamir
C: Uji Koliform
D: E.coli
E: Uji Salmonella
F: Uji Pseudomonas

Kendala dalam melakukan analisis adalah kurangnya alat yang tersedia dikarenakan
digunakan oleh kelompok lain yang juga sedang melakukan analisis, susahnya menentukan
waktu untuk melakukan analisis. Untuk mengatasi kendala yang ada dilakukan alternative
dengan menggunakan alat secara bergantian dengan kelompok lain, dan untuk mengatasi
waktu, diusahankan mencari waktu luang yang cukup untuk melakukan analisis.
Uji kualitatif pseudomonas aeruginosa

1. Penanaman
Sampel

@1ml

9ml
Diinkubasi 37oC
BHIB selama 24 jam

2. Pembiakan

Ose. Gores
kuadran

MCA

Ciri-ciri koloni MCA Diinkubasi 37oC


berbentuk bulat, selama 24 jam
transparan, tepi tidak rata,
konsistensi smooth, d 2-3
mm, elevasi cembung
bersifat non laktosa
ferneter

3. Pengecetan Gram
Objek glass

Dibersihkan dengan
Beri cat gentian Cuci dengan air Beri lugol
alkohol 70%, ratakan
violet 2-3 menit mengalir 1 menit
koloni di atas objek
glass, keringkan lalu
fiksasi
Beri safranin 3- Cuci dengan air Beri alkohol Cuci dengan air
4 menit mengalir absolut 45” mengalir

Cuci dengan air Keringkan, dilihat p. aeruginosa


mengalir di mikroskop berbentuk
perbesaran 1000x batang, gram
negatif

4. Uji biokimia

MCA

Uji produksi H2S

Uji indol uji MR uji VP


TSIA

Digores dan Diinkubasi


ditusukkan 37oC TB MR VPB
ke dasar selama 24
media jam Diinkubasi Diinkubasi Diinkubasi 37oC,
37oC, lalu 37oC, lalu lalu tambah 3-4
tambah 3-4 tambah 3-4 tetes reagen ⍶
Menghasilkan tetes reagen tetes reagen naftol 5% dan 3
K/K H2S dan kofac’s metyl red tetes KOH 40%
gas

Menghasilkan Hasil positif


cincin merah. berwarna Uji citrat, motilitis, urea
Negatif merah

Simon Senisol Simon


Citrate it Citrate

Dengan cara di gores kuadran, dan


ditusuk untuk uji motilitas.
Diinkubasi 370C selama 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai