Anda di halaman 1dari 27

BAB I

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit DHF


1. Defenisi
Dengue haemoragic fever (DHF) / DBD adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis
demam, nyeri otot dan / atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam,
limfodenopati dan diaresis hemoragik (Aru. W. Sudoyo, 2006 : 731)
Dengue haemorhagic fever adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypty ( Nursalam, 2005 : 159)
2. Etiologi
Disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus
flavivirus keluarga floviviridae. Terdapat 4 serotip virus yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, DEN-4, yang semuanya dapat menyebabkan demam
berdarah. Virus dengue dapat beraplikasi pada nyamuk genius Aedes
(stegomya) dan toxorhynchites (Aru W. Sudoyo, 2006 : 1731).
3. Anaotomi Fisiologi
Darah terdiri dari plasma darah dan sel-sel darah
a. Plasma Darah
Terdiri dari air (90%) dan zat-zat terlant kira-kira 10%)
- Protein : albumin, globulin, fibinogen, As-Amino
- Lemak : As lemak, gelisah, cholesterol
- Karbohidrat : Glukosa
- Elektrolit : Na, K, cholida
- Vitamin : K, A, B, C
b. Sel-sel darah
1) Eritosit (SDM)
Diperoduksi oleh sum-sum tulang, umumnya + 120 hari setelah itu
dihancurkan oleh lien (limfa). Bahan-bahan pembentukan adalah
protein, zat besi, vitamin B12 As folat. Di dalam entrosit terdapat
suatu zat disebut haemoglobin yang berfungsi untuk memberi zat
warna merah pada darah, untuk menginkat O 2 dan CO2 dari
jaringan kembali ke paru-paru. HB diperiksa dengan cara “SHALI”
jumlah normal eritosit adalah :
Laki-laki : 4,5 – 5 juta /mm3 darah
Perempuan : 5 – 5,5 juta/mm3 darah
Jumlah normal HB :
Laki-laki : 12 – 14 gr%
Perempuan : 13 – 16 gr%
2) Leukosit (DSP)
Bentuk dan ukuran bervariasi, tetapi lebih besar dari eritosit jumlah
normalnya : 7000 – 10.000 butir / cc darah
- Lekositosis : jumlah > 10.000 / cc
- Lekopenia : jumlah < 400 / cc
3) Trombosit
Lebih kecil dari eritosit, diamter 2 – 4 mikron, diproduksi oleh
sum-sum tulang.
- Jumlah normal : 2000 – 3000 / cc darah
- Tormbosit : < 2000 / cc
- Trombositosis : > 2000 / cc
Fungsi trombosit adalah sebagai faktor pembekuan darah
4. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes Naegypti dan kemudian akan bereaksi dengan antibody sehingga
terbentuklah komplek virus – antibody, dalam sirkulasi akan mengaktivasi
sistem komplemen. Pelepasan C3 a dan C5 a akibat aktivasi C3 dan C5
menyebabkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah dan
menghilangnya plasma melalui endotel dinding ini. Dengan terdapatnya
kompleks virus antibodi dalam sirkulasi darah mengakibatkan trombosit
kehilangan fungsi agregasi dan mengalami metamorfosis, sehingga
dimusnahkan oleh sistem RE dengan akibat terjadi trombositopenia hebat
dan perdarahan. Disamping itu, trombosit yang mengalami metamorfosis
akan melepaskan faktor trombosit 3 yang akan mengaktivasi sistem
koagulasi. Terjadi aktivasi faktor Hamegan akan menyebabkan pembekuan
intravaskuler yang meluas dan meningkatkan permiabilitas pembuluh
darah. (Rampengan, 2007 ; 125)
WOC DHF Gigitan Nyamuk Ades Aegipty

Infeksi virus Dengue Inkubasi 2 - 7 hari


- Demam MK: - Hipertermi
- Nyeri otot dan sendi - gangguan rasa
nyaman :nyeri

Virus menyebar ke kulit virus berimplikasi dinodus linfotikus

Ruam Pembentukan antibodi virus dalam sirkulasi darah limFodenopati

Aksifasi sistem komplemen

anafilaktosis O3A dan C5a dilepaskan

asresi trombosit Permeabilitas pembuluh darah meningkat

kebocoran plasma
Vaso aktif (CADP) yang bersifat trombosit faktor 3 dilepaskan
meningkat permebilitas kapiler volume plasma menurun
dilepaskan
Koagulasi intra vaskuler
dirangsang cairan keluar ekstrasel Hovopolemia

Trombositopenia gangguan sirkulasi hipotensi


masuk ke peluara
Faktor koagulasi menurun hipoksia jaringan shock
- edema paru
- atelektosis anoksia
Tek. Sirkulasi darah menurun - TD menurun Perdarahan MK: - Devisit Vol.cairan MK: pola nafas jaringan
- Nadi cepat dan halus - Efiktasis - Resi shock tedak efektif
- Hematemesis hipovolemik asidosis
Aliran balik vena menurun MK: Resti shock - Melena metabolik
hipovolemik - Ptekie, ekimosis, purpura
kematian
Curah jantung menurun MK: perubahan
perfusi jaringan

Perfusi jaringan menurun MK: - ketidakseimbangan


cairan dan elektrolit
- Gangguan aktivitas
Shcok
- Edema papebra
- Asites
- Edema tangan dan kaki
5. Manifestasi Klinis
a. demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari dengan sebab
yang tidak jelas dan hampir tidak dapat dipengaruhi oleh antipiretik.
b. Manifestasi Perdarahan
 Dengan manipulasi, yaitu uji torniquet positif
Kriteria : (+) bila jumlah petekie ≥ 20
(±) bila jumlah petekie 10 – 20
(-) bila jumlah petekie < 10
 Spontan, yaitu petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
hematemesis atau melena.
c. Malaise, mual, muntah, sakit kepala, tidak nafsu makan dan kadang-
kadang batuk.
d. Nyeri ulu hati, nyeri otot dan sendi
e. Pembesaran hati
f. Syok yang ditandai dengan nadi lemah dan cepat sampai tak teraba, TD
menurun, disertai kulit yang lembab dan dingin terutama pada ujung jari
tangan, kaki dan hidung, lemah, gelisah sampai menurunnya kesadaran.
(Rampengan, 2007 ; 127)

6. Derajaat Berat DHF


a. Derajat I (Ringan)
Demam mendadak selama 2-7 hari disertai gejala tidak khas, dan satu-
satunya manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif.
b. Derajat II (Sedang)
Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau perdarahan yang
lain.
c. Derajat III
Derajat II ditambah kegagalan sirkulasi ringan yaitu denyut nadi cepat,
lemah, tekanan darah menurun disertai dengan kulit yang dingin , lembab,
dan gelisah.
c. Derajat IV
Derajad III ditambah syok berat, dengan nadi yang tidak teraba dan
tekanan darah tidak terukur disertai dengan penurunan kesadaran,
sianosis dan asidosis.
(Arief Manspoer, 2000 : 428)
7. Komplikasi
a. Asodosis Metabolik
b. Kematian
8. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
1) Leukosit : Lekosit menurun
2) Trombosit : Trombositopenia (< 100.000/mm3)
3) Hematokrit : Meningkat > 20 %
4) Hemostasis : Dilakukan DT, APTT, Fibrinogen,.dicurigai
adanya perdarahan/ kelainan pembekuan darah
5) Protein/albumin : Hipoprotemia
6) GGOT/SGPT : Meningkat
7) Ureum, kreatinin : bila didapatkan gangguan fungsi ginjal
8) Elektrolit : sebagai parometer pemantauan pemberian cairan
9) Imuno serologi
IgM : Terdeteksi pada hari ke 3-5, meningkat pada minggu ke3
menghilang setelah 60-90 hari
IgG : Pada infeksi primer IgG mula terdeteksi pada hari ke 14,
infeksi sekunder pada hari ke 2
b. Radiologi
Pada foto dada didapatkan efusi pleura
(Aru W. Sudoyo, 2006 : 1732)
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan DBD tanpa penyulit
1) Tirah baring
2) Makanan lunak dan bila belum nafsu makan berikan minum 1,5 – 2
liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula/sirup),air tawar ditambah
garam
3) Medikomentosa yang bersifat simtomatis untuk hiperpireksia dapat
diberi kompres, anti piretik golongan asitaminofen.
b. Klien dengan tanda renjatan
1) Pemasangan infus dan dipertahankan 12-48 jam setelah renjatan
diatasi
2) Observasi keadaan umum, nadi, suhu dan pernafasan tiap jam, serta
Hb dan Ht 4-6 jam pada hari pertama, selanjutnya tiap 24jam
c. Klien DSS (Dengue Shock Syndrome)
Diberi cairan intra vena yang diguyur, seperti : Nacl, RL yang
dipertahankan selama 24-48 jam setelah renjatan teratasi. Bila tidak
tampak hasilnya dapat diberikan plasma/ plasma ekspander/ dekstran/
prepat hemasel sejumlah 15-29 ml/kg BB dan dipertahankan selama 24-
48 jam setelah renjatan teratasi.
Transfusi darah diberikan pada pasien dengan perdarahan gastro intertinal
yang hebat dan pada pemeriksaan Hb dan Ht menurun (Arief Masnjor,
2000 : 433 dan Ngastiah, 344-345)

A. Asuhan Keperawatan Teoritis pada Klien DHF


10. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, No. MR, Alamat, Penanggung Jawab, Tgl Masuk
RS, cara masuk RS, dan alasan masuk RS.
b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Dahulu
Biasanya klien mempunyai riwayat demam dengue, kemungkinan
klien pernah terpapar dengan virus dengue yang berbeda.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien mengeluh sakit perut, demam tinggi mendadak dan
terus – menerus, nyeri otot dan sendi, nafsu makan menurun,
perdarahan pada gusi, hidung, hematemesis atau melena, petekie, kulit
teraba lembab dan dingin terutama pada ujung jari tangan , kaki dan
hidung.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya penyakit DHF bukan penyakit keturunan, tapi ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
4) Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan tubuh yang baik, maka
kemungkinan akan timbulnya komplikasi dapat dihindari.
5) Kondisi lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang
kurang bersih seperti air yang menggenang dan gantungan baju
dikamar.
c. Pemeriksaan Fisik
1) TTV
Biasanya jika sudah terjadi di shock ditemukan TD menurun, Nadi
pertama cepat kemudian menurun. Pada hari ke4 atau ke5 suhu tinggi
dan jika shock tiba-tiba turun. Pernafasan cepat
2) TB : Biasanya tidak ditemukan peningkatan atau penurunan
BB dan Lila : biasanya ditemukan penurunan
3) Kepala
- Lingkar kepala, ukuran ubun-ubun, bentuk kepala
- Rambut : Biasanya tidak ditemukan kelainan
- Mata : Biasanya konjungtiva anemis
- Hidung : Biasanya hidung kadang mengalami perdarahan,
- Mulut : Biasanya membran mukosa kering, dan ditemukan
perdarahan pada gusi
4) Leher
Biasanya tidak ditemukan kelainan
5) Thoraks
I : - Biasanya bentuk dada semetris kiri dan kanan
- Pergerakan dada sama kiri dan kanan
P : Biasanya fremitus kiri kanan
P : Biasanya sonor
A : Biasanya bunyi nafas vesikuler
Jantung
I : Biasanya ictus tidak terlihat
P : Biasanya ictus teraba di LMCS RIC V
P : Biasanya batas jantung normal
A : Biasanya teratur
6) Abdomen
I : Biasanya perut asites
A : Biasanya bising usus (+)
P : Biasanya nyeri tekan dan hepar teraba
P : Biasanya nyeri tekan
7) Ekstremitas
Biasanya akral teraba dingin, kapilarirefill > 3 detik, sianosis, dan
terjadi nyeri otot, sendi dan tulang.
8) Integumen
Biasanya ada petekie pad kulit, kulit teraba lembab dan dingin, turgor
kulit menurun.
9) Neurologik
Biasanya kesadaran menurun
d. Pola kebiasaan
1) Nutrisi
a) Makan : kaji frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan menurun /
berkurang.
b) Minum : Biasanya klien dianjuran banyak minum air putih + 1,5 –
2 liter/hari, minum susu, syrup dan jus jambu biji.
2) Eliminasi
a) Miksi : kaji apakah sering BAK, sedikit/ banyak. Pad DHF grade
IV sering terjadi hematuria.
b) Defekasi : biasanya anak mengalami diare/ konstipasi.pada DHF
grade III - IV bisa terjadi melena.
3) Aktivitas perawatan diri
Biasanya kebersihan diri dan lingkungan cenderung kurang.
4) Istirahat dan tidur
Biasanya istirahat dan tidur anak terganggu karena mengalami nyeri
sendi dan otot.
e. Data Sosial ekonomi
Biasanya penyakit ibi bias terjadi pada semua golongan, baik ekonomi
atas, menengah dan bawah, serta bias juga terjadi pada kalangan semua
usia
f. Data psikososial
Biasanya kien ditemukan cemas karena demamnya naik turun dan sering
bertanya-tanya tentang penyakitnya dan kesembuhannya.
g. Pemeriksaan labor
1) Labor
o Hb menurun
o Leukosit menurun
o Trombosit menurun
o SGOT / SGPT meningkat
o Ht meningkat
2) Radiologi
Rontgen dada : efusi pluera

11. Kemungkinan diagnosa keperawatan


a. Resiko syok hipovlemia b/d peningkatan permeabilitas kapiler,
perdarahan (Lynda Juall. C 2001 : 140)
b. Gangguan perfusi jaringan b/d hipovolemia (Lynda Juall C 2001 : 407)
c. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak
adekuat, mual, muntah, anoroksia (Lynda Juall C 2001 : 250)
d. Peningkatan suhu tubuh b/d peningkatan laju metabolic, infeksi virus
dengue (Lynda Jualla C. 2001 : 21)
12. Intervensi

a. Resiko syok hipovlemia b/d peningkatan permeabilitas kapiler,


perdarahan

Tujuan : Resiko syok tidak terjadi

Kriteria :
 TTV dalam batas normal
 Tidak terdapat perdarahan, seperti : petekie, perdarahan
dihidung, gusi dan perdarahan gastro intestesial
 Hasil laboratorium dalam batas normal
Intervensi :
1) Pantau tanda-tanda vital seperti Suhu, Nadi, TD, Pernafasan
Ras : Pengurangan dalam sirkulasi volume cairan dapat mengurangi
tekanan darah, nadi meningkat dan menyebabkan hipovolemia
2) Inspeksi kulit untuk petekie, perhatikan perdarahan gusi, epistaksis,
darah pada fesec dan urine
Ras : Produksi trombosit menempatkan pasien pada resiko
perdarahan spontan tak terkontrol
3) Catat laporan nyeri abdomen, khususnya nyeri ulu hati.
Ras : Nyeri disebabkan oleh ulkus gaster setelah perdarahan akut efek
buffer darah
4) Awasi / catat perdarahan baru setelah berhentinya perdarahan awal
Ras : Meningkatnya distensi abdomen, mual atau muntah baru dapat
menunjukkan perdarahan ulang
5) Kolaborasi
b. Awasi pemeriksaan labor seperti : trombosit, Hb, Ht, leokosit
Ras : Bila jumlah trombosit kurang, pasien cenderung perdarahan
spontan
c. Berikan cairan intravena sesuai indikasi
Ras : Penggantian cairan tergantung pada derajat hipovolemia
dan lamanya perdarahan
d. Berikan obat sesuai indikasi seperti ranitidin
Ras :Penghambat histomin H2 menurunkan produksi asam gasler,
meningkatkan iritasi pada mukosa gaster

b. Gangguan perfusi jaringan b/d hipovolemia

Tujuan : Perubahan perfusi jaringan tidak terjadi

Krioteria :

 Ekstremitas hangat

 TTV dalam batas normal

 Haluaran urine normal

Intervensi :
1. Awasi tanda-tanda vital kaji pengisian kapiler
Ras : Memberikan informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan,
vasokontriksi adalah respon simpatis terhadap penurunan volume
sirkulasi
2. Awasi upaya pernafasan
Ras : Dispnea kerena peningkatan kompensasi curah jantung
sehubungan penurunan perfusi
3. Selidiki keluhan nyeri dada
Ras : Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial
4. Selidiki perubahan tingkat kesadaran / keluhan sakit kepala
Ras : Perubahan dapat menunjukkan ketidak adekuatan perfusi
serebra;
5. Awasi masukan dan haluaran cairan
Ras : Mengontrol sejauh mana individu kekurangan cairan, terjadi
penurunan jumlah urine
6. Kaji membran mukosa, turgor kulit
Ras : Untuk mengetahui tanda-tanda dehidrasi
7. Kolaborasi
Berikan cairan IV sesuai indikasi
Ras : Mempertahankan volume sirkulasi dan perfusi
13. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun, dengan melihat kondisi klien apakah bisa
diberikan tindakan sesuai dengan perencanaan.

14. Evaluasi
Evaluasi merupakan hasil penilaian perawat terhadap tindakan yang
telah diberikan. Evaluasi dikaji dari pernyataan klien dan yang dibuktikan
dengan penglihatan secara langsung dari implementasi yang telah dilakukan.
ANALISA DATA

Nama : An. F
MR : 604435
Ruangan : HCU Anak

No Data Penunjang Masalah Etiologi


1 DS : Resiko syok Peningkatan
-
Ibu mengatakan semalam An. F hipovolemia permeabilitas
muntah darah lebih dari 4 kali tapi saat ini berulang pembuluh
anak tidak muntah lagi kapiler,
-
Anak mengatakan merasa nyeri pada Perdarahan
ulu hati
-
Anak mengatakan nafasnya sesak
-
Ibu mengatakan saat ini An. F demam
hari ke enam
-
Anak mengatakan seluruh sendi terasa
nyeri
-
Anak mengatakan badannya terasa
lemah
DO :
-
Suhu : 35,50C
-
Nadi : 88x/i
-
P : 24x/i
-
TD : 90/60 mmHg
-
Leukosit : 3400 /mm3
-
Trombosit : 60.000/mm3
-
Ht : 44 %
-
Hb : 12,5 g %
-
Kulit klien teraba dingin
-
Ujung jari tangan dan kaki teraba
dingin dan lembab
-
Klien tampak lemah dan gelisah
-
Tampak petekie
2
DS :
-
Anak mengatakan dadanya terasa
sakit bila bernafas
-
Anak mengatakan kepalanya terasa
sakit
-
Anak mengatakan napasnya terasa Perubahan
sesak perfusi
jaringan
DO :
-
Kapilarirefil > 2 dtk hipovolemia
-
Kulit teraba dingin dan lembab
-
Ujung jari dan kaki teraba dingin
-
Klien tampak lemah
-
Membran mukosa mulut kering
-
Suhu : 35,50C
-
Nadi : 88x/i
-
P : 24x/i
-
TD : 90/60 mmHg
-
Leukosit : 3400 /mm3
-
Trombosit : 60.000/mm3
-
Ht : 44 %
-
Hb : 12,5 gr %
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa Tanggal Tanda Tanggal Tanda


No
Keperawatan Muncul Tangan Teratasi Tangan
1 Resiko syok 13-08-2008 15-08-2008
hipovolemia berulang
b/d peningkatan
permeabilitas kapiler,
perdarahan
2 Perubahan perfusi 13-08-2008 15-08-2008
jaringan b/d
hopovolemia
RENCANA KEPERAWATAN

NO DATA DX. KEP INTERVENSI RASIONAL


1 - Perubahan TTV Resiko syok 1. Pantau tanda- 1. Pengurangan dalam sirkulasi volume
- Terdapat hipovolemia tanda vital seperti Suhu, Nadi, TD, cairan dapat mengurangi tekanan darah,
perdarahan : petekie, berulang b/d Pernafasan nadi meningkat dan menyebabkan
perdarahan dihidung, peningkatan hipovolemia
gusi dan perdarahan permeabilitas 2. Produksi trombosit menempatkan
gastro intestesial kapiler, 2. Inspeksi kulit pasien pada resiko perdarahan spontan tak
- Trombisopenia perdarahan untuk perekie, perhatikan perdarahan terkontrol
- Leukositipenia gusi, epitaksis, darah pada fesec dan urine 3. Meningkatnya distensi abdomen,
- Hemakosentrasi 3. Awasi / catat mual atau muntah baru dapat
perdarahan baru setelah berhentinya menunjukkan perdarahan ulang
perdarahan awal 4. Nyeri disebabkan oleh ulkus gaster
setelah perdarahan akut efek buffer darah
4. Catat laporan
nyeri abdomen, khususnya nyeri ulu hati. a. Bila jumlah trombosit kurang, pasien
5. Kolaborasi cenderung perdarahan spontan
a. Awasi pemeriksaan labor seperti : b. Penggantian cairan tergantung pada
trombosit, Hb, Ht, leukosit derajat hipovolemia dan lamanya
b. Berikan cairan intravena sesuai perdarahan
indikasi c. Penghambat histomin H2
menurunkan produksi asam gasler,
c. Berikan obat sesuai indikasi seperti meningkatkan iritasi pada mukosa
ranitidine gaster

2 - Kulit pucat Perubahan perfusi 1. Memberikan informasi tentang


- Membran mukosa b/d hipovolemia keadekuatan perfusi jaringan,
kering 1. Awasi tanda-tanda vital kaji pengisian vasokontriksi adalah respon simpatis
- Ekstremitas dingin kapile terhadap penurunan volume sirkulasi
- Peningkatan 2. Dispnea kerena peningkatan
haluaran urin kompensasi curah jantung sehubungan
- Perubahan TTV 2. Awasi upaya pernafasan penurunan perfusi
- Pengisian kapiler 3. Iskemia seluler mempengaruhi
lambat jaringan miokardial
- Konsentrasi kurang 3. selidiki keluhan nyeri dada 4. Perubahan dapat menunjukkan
ketidak adekuatan perfusi serebra;
4. Selidiki perubahan tingkat kesadaran / 5. Mengontrol sejauh mana individu
keluhan sakit kepala kekurangan cairan, terjadi penurunan
5. Awasi masukan dan haluaran cairan jumlah urin
6. untuk mengetahui tanda-tanda
dehidrasi
6. Kaji membran mukosa, turgor kulit 7. Mempertahankan volume sirkulasi
7. Kolaborasi dan perfusi
- Berikan cairan IV sesuai indikasi
CATATAN PERKEMBANGAN

NO. Hari/
NO DX. tgl IMPLEMENTASI TT EVALUASI TT
KEP
1 1 Rabu, 1. Mengukur suhu, Nadi, TD, dan pernafasan S:
-
13/08/08 2. Memperhatikan perdarahan kulit, perdarahan gusi, Ibu mengatakan An. F tidak
epitaksis, perdarahan gastrointestinal, perdarahan pada ada muntah darah lagi,
feses dan urin perdarahan lain juga tidak
3. Mengawasi perdarahan baru setelah berhentinya ada
-
perdarahan awal Anak mengatakan masih
4. Mencatat laporan keluhan nyeri abdomen merasa nyeri pada ulu hati
5. Melanjutkan terapi
-
Mengawasi pemeriksaan labor yaitu, Hb, Ht, O:
-
trombosit, leukosit, Suhu : 36 0C
- -
Memberikan cairan IVFD asering 5 22 tts/i Nadi : 86x/i
- -
Memberikan obat yaitu ranitidasi 2 x 30 mg P : 24x/i
-
TD : 100/80 mmHg
-
Leukosit : 3400 /mm3
-
Trombosit : 64.000/mm3
-
Ht : 44 %
-
Hb : 12,5 g %
-
Tidak ada timbul
perdarahan lain
-
Masih tampak petekie
-
Klien mengeluh nyeri ulu
hati

A:
-
Masalah belum teratasi

P:
-
Intervensi dilanjutkan
-
Pantau TTV
-
Perhatikan perdarahan
dikulit, hidung feses dan
urin
-
Awasi timbulnya
perdarahan baru
-
Catat keluhan nyeri
abdomen
-
Kolaborasi pemeriksaan
2 2 Rabu, 1. Mengukur suhu, TD, Nadi dan labor, pemberian cairan IV
13/08/08 pernafasan, mengkaji pengisian kapiler dan pemberian obat
2. Mengawasi upaya pernafasan
3. Menyelidiki keluhan nyeri dada
4. Menyelidiki perubahan tingkat
kesadaran/ keluhan sakit kepala S:
5. Mengawasi masukan dan haluaran - Anak mengatakan nafasnya
cairan masih terasa sesak
-
6. Mengkaji membrane mukosa mulut Anak mengatakan masih
dan turgor kulit terasa nyeri
7. Melanjutkan terapi dada
- -
Memberikan cairan IVFD asering 5 22 tts/ menit Anak mengatakan kepalanya
-
Mengawasi pemeriksaan labor : Hb, Ht, trombosit, masih sakit
-
leukosit Anak mengatakan hanya
minum satu
gelas susu dan belum ada
BAK sejak pagi
-
Anak mengatakan ujung jari
tangan dan
kaki terasa hangat
O:
-
S : 360C
-
TD : 100/80 mmHg
-
P : 24 x/i
-
N : 86 x/i
-
Leukosit : 3400 /mm3
-
Trombosit : 64.000/mm3
-
Ht : 44 %
-
Hb : 12,5 g %
-
Tidak ada upaya pernafasan
/penggunaan obat bantu
-
Kulit terasa hangat
-
Masukan cairan
Parenteral : 616 ml urine
tidak ada
Oral : 200 ml
-
Urine dan muntah tidak ada
-
Mukosa kulit kering
-
Kapilari refill > 2 detik

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
- Awasi tanda-tanda vital kaji
pengisian
Kapile
- Selidiki keluhan nyeri dada
- Selidiki perubahan tingkat
kesadaran / keluhan sakit
kepala
- Awasi masukan dan
haluaran cairan
- Kaji membran mukosa,
turgor kulit
- Kolaborasi
- Berikan cairan IV sesuai
indikasi

CATATAN PERKEMBANGAN

NO. Hari/
NO DX. tgl IMPLEMENTASI TT EVALUASI TT
KEP
1 1 Kamis, 1. Mengukur suhu, Nadi, TD, dan pernafasan S:
-
14/08/08 2. Memperhatikan perdarahan kulit, perdarahan gusi, Ibu mengatakan An. F tidak
epitaksis, perdarahan gastrointestinal, perdarahan pada ada muntah darah lagi,
feses dan urin perdarahan lain juga tidak
3. Mengawasi perdarahan baru setelah berhentinya ada
-
perdarahan awal Anak mengatakan masih
4. Mencatat laporan keluhan nyeri abdomen merasa nyeri pada ulu hati
5. Melanjutkan terapi
-
Mengawasi pemeriksaan labor yaitu, Hb, Ht, O:
-
trombosit, leukosit, Suhu : 36,8 0C
- -
Memberikan cairan IVFD asering 5 22 tts/i Nadi : 80x/i
- -
Memberikan obat yaitu ranitidasi 2 x 30 mg P : 26x/i
-
TD : 100/70 mmHg
-
Trombosit : 94.000/mm3
-
Ht : 38 %
-
Hb : 11,8 g %
-
Tidak ada timbul
perdarahan lain
-
Masih tampak petekie
-
Klien mengeluh nyeri ulu
hati

A:
-
Masalah belum teratasi

P:
-
Intervensi dilanjutkan
-
Pantau TTV
-
Perhatikan perdarahan
dikulit, hidung feses dan
urin
-
Awasi timbulnya
perdarahan baru
-
Catat keluhan nyeri
abdomen
-
Kolaborasi pemeriksaan
labor, pemberian cairan IV
dan pemberian obat

S:
2 2 Kamis, 1. Mengukur suhu, TD, Nadi dan -Anak mengatakan nafasnya
14/08/08 pernafasan, mengkaji pengisian kapiler masih terasa sesak
-
2. Menyelidiki keluhan nyeri dada Anak mengatakan masih
3. Menyelidiki perubahan tingkat terasa nyeri dada
-
kesadaran/ keluhan sakit kepala Anak mengatakan kepalanya
4. Mengawasi masukan dan haluaran masih sakit
-
cairan Anak mengatakan ujung jari
5. Mengkaji membrane mukosa mulut tangan dan kaki terasa hangat
dan turgor kulit O:
6. Melanjutkan terapi -
S : 36,80C
-
Memberikan cairan IVFD asering 5 22 tts/ menit -
TD : 100/70 mmHg
- -
Pemeriksaan labor ; Hb, Ht, trombosit P : 26 x/i
-
N : 80x/i
-
Trombosit : 94.000/mm3
-
Ht : 38 %
-
Hb : 11,8 g %
-
Kulit terasa hangat
-
Masukan cairan
Parenteral : 616 ml
Oral : 400 ml
-
Urine : 200 cc dan muntah
tidak ada
-
Mukosa kulit kering
-
Kapilari refill > 2 detik

A : Masalah belum teratasi


P : Intervensi dilanjutkan
- Awasi tanda-tanda vital kaji
pengisian Kapiler
- Selidiki keluhan nyeri dada
- Selidiki perubahan tingkat
kesadaran / keluhan sakit
kepala
- Awasi masukan dan
haluaran cairan
- Kaji membran mukosa,
turgor kulit
- Kolaborasi
- Berikan cairan IV sesuai
indikasi
CATATAN PERKEMBANGAN

NO. Hari/
NO DX. tgl IMPLEMENTASI TT EVALUASI TT
KEP
1 1 Jumat, 1. Mengukur suhu, Nadi, TD, dan pernafasan S:
-
15/08/08 2. Memperhatikan perdarahan kulit, perdarahan gusi, Ibu mengatakan An. F tidak
epitaksis, perdarahan gastrointestinal, perdarahan pada ada muntah darah lagi,
feses dan urin perdarahan lain juga tidak
3. Mengawasi perdarahan baru setelah berhentinya ada
-
perdarahan awal Anak mengatakan nyeri
4. Mencatat laporan keluhan nyeri abdomen pada ulu hati sudah hilang
5. Melanjutkan terapi
-
Mengawasi pemeriksaan labor yaitu, Hb, Ht, O:
-
trombosit, leukosit, Suhu : 37 0C
- -
Memberikan cairan IVFD asering 5 22 tts/i Nadi : 76 x/i
- -
Memberikan obat yaitu ranitidasi 2 x 30 mg P : 24x/i
-
TD : 100/80 mmHg
-
Trombosit : 198.000/mm3
-
Ht : 37 %
-
Hb : 11,8 g %
-
Tidak ada timbul
perdarahan lain

A:
-
Masalah teratasi

P:
-
Intervensi dihentikan

2 2 Jumat, 1. Mengukur suhu, TD, Nadi dan S:


15/08/08 pernafasan, mengkaji pengisian kapiler -
Anak mengatakan nafasnya
2. Menyelidiki keluhan nyeri dada tidak sesak lagi
-
3. Menyelidiki perubahan tingkat Anak mengatakan nyeri
kesadaran/ keluhan sakit kepala dada sudah hilang
-
4. Mengawasi masukan dan haluaran Anak mengatakan sakit
cairan kepalanya sudah hilang
-
5. Mengkaji membrane mukosa mulut Anak mengatakan ujung jari
dan turgor kulit tangan dan kaki terasa hangat
6. Mengawasi pemeriksaan O:
laboratorium : Hb, Ht, trombosit -
S : 370C
-
TD : 100/80 mmHg
-
P : 24 x/i
-
N : 76 x/i
-
Hb : 11,8 gr%
-
Ht : 37 %
-
Trombosit : 198.000/mm3
-
Kulit terasa hangat
-
Masukan cairan
Oral : 700 ml
-
Muntah tidak ada
-
Urine : 300 cc
-
Mukosa kulit lembab

A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai