Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari
sifat aliran listrik didalam dan bagaimana cara mendeteksinya di permukaan bumi.
Aliran arus listrik yang mengalir didalam tanah yaitu melalui batuan-batuan dan sangat
dipengaruhi oleh adanya air tanah dan garam yang terkandung didalam batuan serta
hadirnya mineral logam maupun panas yang tinggi. Dalam hal ini yang di ukur yaitu
dalam pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah maupun akibat injeksi arus kedalam bumi. Ada beberapa macam metode
geolistrik antara lain: metode potensial diri, arus telluric, magnetoteluric,
elektromagnetik, IP (Induced polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan
sebagainya.Metode geolistrik ini digunakan untuk memperkirakan sifat kelistrikan
medium atau formasi bantuan bawah permukaan, terutama kemampuannya untuk
menghantarkan atau menghambat listrik. Dengan adanya metode ini kita dapat
memperkirakan sifat kelistrikan bantuan bawah permukaan tanah. Untuk dapat
menerapkan metode geolistrik dengan sempurna, maka kita harus dapat mengetahui
tata cara penggunaan metode geolistrik. Penggunan metode geolistrik ini dengan
menginjeksikan arus listrik di bawah permukaan tanah melalui dua buah elektroda arus
listrik.Dengan kita mengetahui metode-metode geolistrik ini, maka kita sebagai
mahasiswa geografi dapat mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari untuk mengetahui
adanya karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sehingga dapat mengetahui
kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu lapisan batuan yang merupakan lapisan
pembawa air.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam pelaksanaan kegiatan praktikum pengolahan bahan
galian yaitu:
1. Apa itu metode geoistrik?
2. Bagaimana cara kerja serta kegunaan dari metode geolistrik ?
3. Bagaimana konvigurasi metode geolistrik ?
4. Apa saja jenis-jenis dari metode listrik?
5. Apa saja alat dari Geolistrik serta Gangguan (noise) dalam pengukuran Geolistrik?

1.3 Tujuan Percobaan


Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan praktikum pengolahan bahan
galian yaitu:
1. Untuk mengetahui metode geoistrik.

1
2. Untuk mengetahui cara kerja serta kegunaan dari metode geolistrik.
3. Untuk mengetahui konvigurasi metode geolistrik.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari metode listrik.
5. Untuk mengetahui alat dari Geolistrik serta Gangguan (noise) dalam pengukuran
Geolistrik.

1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksaan praktikum pengolahan bahan galian
(shaking table) yaitu mengetahui tahapan-tahapan dalam proses pemisahan dengan
menggunakan shaking table, mengetahui mekanisme kerja dan jenis alat yang
digunakan dalam proses pemisahan, mengetahui jenis produk yang dihasilkan, dan
mengetahui persentase berat produk hasil pemisahan (konsentrat, middling, dan
tailing).

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Metode Geolistrik

Penggunaan metode geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad


Schlumberger pada tahun 1912. Conrad Schlumberger merupakan peletak
dasar baru dalam menggunakan aspek kelistrikan. Untuk menyelidiki keadaan
geologi bawah permukaan, beliau menggunakan "aspect dynamic" dari arus
listrik yang diinjeksikan kedalam bumi, serta mengamati akibat terhadap sifat
kelistrikan batuan sekelilingnya. Beliau juga sudah membayangkan akibat dari
suatu medan listrik terhadap media yang homogen dan membandingkan salah
satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan
batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC
(‘Direct Current’) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah. Injeksi arus
listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke
dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda A dan B
akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih
dalam. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi di permukaan
tanah diukur dengan penggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah
‘Elektroda Tegangan’ M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak
elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka
tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan
informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang
lebih besar.Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa
ditembus oleh arus listrik ini sama dengan separuh dari jarak AB yang biasa
disebut AB/2 (bila digunakan arus listrik DC murni), maka diperkirakan
pengaruh dari injeksi aliran arus listrik ini berbentuk setengah bola dengan jari-
jari AB/2. Geolistrik adalah salah satu metode dalam geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi. Pendeteksian di atas permukaan
meliputi pengukuran medan potensial, arus, dan elektromagnetik yang terjadi
baik secara alamiah maupun akibat penginjeksian arus ke dalam bumi. Metode
geolistrik yang terkenal antara lain: metode Potensial Diri (SP), arus telluric,
magnetotelluric, elektromagnetik, IP (Induced Polarization), dan resistivitas
(tahanan jenis) (Reynolds, 1997).Metode geolistrik resistivitas merupakan
metode geolistrik yang mempelajari sifat resistivitas (tahanan jenis) listrik dari
lapisan batuan di dalam bumi (Hendrajaya dan Idam, 1990). Pada metode ini
arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus dan
dilakukan pengukuran beda potensial melalui dua buah elektroda potensial. Dari

3
hasil pengukuran arus dan beda potensial listrik akan dapat dihitung variasi
harga resistivitas pada lapisan permukaan bumi di bawah titik ukur (Sounding
point) (Apparao, 1997). Pada metode ini dikenal banyak konfigurasi elektroda,
diantaranya yang sering digunakan adalah: konfigurasi Wenner, konfigurasi
Schlumberger, konfigurasi Wenner-Schlumberger, konfigurasi Dipole-dipole,
Rectangle Line Source dan sistem gradien 3 titik (Hendrajaya dan Idam,
1990).Berdasarkan pada tujuan penyelidikan metode ini dibagi menjadi dua
yaitu mapping dan sounding. Metode resistivitas mapping merupakan metode
resistivitas yang bertujuan mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah
permukaan secara horisontal. Sedangkan metode resistivitas sounding
bertujuan mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi
secara vertikal. Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding
dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Pengubahan jarak
elektroda ini tidak dilakukan secara sembarang, tetapi mulai jarak elektroda
kecil kemudian membesar secara gradual.

2.2 Cara Kerja Serta Kegunaan Dari Metode Geolistrik

Cara Kerja Metode GeolistrikCara kerja metode geolistrik yang sering digunakan
adalah yang menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalam satu garis lurus serta
simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian luar dan 2
buah elektroda tegangan (MN) di bagian dalam. Kombinasi dari jarak AB/2, jarak
MN/2, besarnya arus listrik yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan
didapat suatu harga tahanan jenis semu (‘Apparent Resistivity’). Disebut tahanan jenis
semu karena tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari banyak
lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.Bila satu set hasil
pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB terpendek sampai yang terpanjang
tersebut digambarkan pada grafik logaritma ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-
X dan tahanan jenis semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva
data geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan batuan
di bawah permukaan.

Gambar 2.1 Cara kerja metode listrik


Kegunaan GeolistrikKegunaan dari metode geolistrik itu sendiri yaitu agar dapat
mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar
300 m sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan akifer yaitu
lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air.Umumnya yang dicari adalah

4
‘confined aquifer’ yaitu lapisan akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air
(misalnya lapisan lempung) pada bagian bawah dan bagian atas. ‘Confined’ akifer ini
mempunyai ‘recharge’ yang relatif jauh, sehingga ketersediaan air tanah di bawah titik
bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat. Metode geolistrik digunakan
untuk eksplorasi diantaranya adalah:1. Eksplorasi BatubaraSalah satu metoda geofisika
yang dapat digunakan untuk memperkirakan keberadaan dan ketebalan batu bara di
bawah permukaan adalah metoda geolistrik tahanan jenis. Metoda geolistrik dapat
mendeteksi lapisan batu bara pada posisi miring, tegak dan sejajar bidang perlapisan
di bawah permukaan akibat perbedaan resistansi perlapisan batuan yang satu dengan
yang lain, karena pada umumnya batu bara memiliki harga resistansi tertentu.2.
Eksplorasi GeothermalDalam eksplorasi panas bumi digunakan metode geolistrik
tahanan jenis untuk memetakan harga tahanan jenis batuan di daerah penelitian
dalam rangka menentukan daerah konduktif yang merupakan batas reservoir sistem
panas bumi. Peninjauan yang dilakukan dengan cara profiling untuk memperoleh
gambaran umum daerah prospek panas bumi.3. Eksplorasi MineralDalam eksplorasi
mineral digunakan metode geolistrik polarisasi terimbas. Mengenai polarisasi yang
terjadi pada batuan dan tanah adalah melingkupi penyebaran atau difusiion-ion
menuju mineral-mineral logam dan pergerakan ion-ion didalam pore-filling elektrolit.
Yang menjadi efek utama atau mekanisme utama yang terjadi dalam suatu proses
polarisasi adalah polarisasi elektroda atau electrode polarization dan polarisasi
membrane atau membrane polarization.

2.3 Konfigurasi metode Geolistrik


Metode geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah
elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang
simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan
Schlumberger. Metode geolistrik konfigurasi Schlumberger merupakan metode favorit
yang banyak digunakan untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah
permukaan dengan biaya survei yang relatif murah.Umumnya lapisan batuan tidak
mempunyai sifat homogen sempurna, seperti yang dipersyaratkan pada pengukuran
geolistrik. Untuk posisi lapisan batuan yang terletak dekat dengan permukaan tanah
akan sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran tegangan dan ini akan membuat
data geolistrik menjadi menyimpang dari nilai sebenarnya. Yang dapat mempengaruhi
homogenitas lapisan batuan adalah fragmen batuan lain yang menyisip pada lapisan,
faktor ketidak seragaman dari pelapukan batuan induk, material yang terkandung pada

5
jalan, genangan air setempat, perpipaan dari bahan logam yang bisa menghantar arus
listrik, pagar kawat yang terhubung ke tanah dan sebagainya.Spontaneous Potential
yaitu tegangan listrik alami yang umumnya terdapat pada lapisan batuan disebabkan
oleh adanya larutan penghantar yang secara kimiawi menimbulkan perbedaan
tegangan pada mineral-mineral dari lapisan batuan yang berbeda juga akan
menyebabkan ketidak-homogenan lapisan batuan. Perbedaan tegangan listrik ini
umumnya relatif kecil, tetapi bila digunakan konfigurasi Schlumberger dengan jarak
elektroda AB yang panjang dan jarak MN yang relatif pendek, maka ada kemungkinan
tegangan listrik alami tersebut ikut menyumbang pada hasil pengukuran tegangan
listrik pada elektroda MN, sehingga data yang terukur menjadi kurang benar.Untuk
mengatasi adanya tegangan listrik alami ini hendaknya sebelum dilakukan pengaliran
arus listrik, multimeter diset pada tegangan listrik alami tersebut dan kedudukan awal
dari multimeter dibuat menjadi nol. Dengan demikian alat ukur multimeter akan
menunjukkan tegangan listrik yang benar-benar diakibatkan oleh pengiriman arus pada
elektroda AB.1. Konfigurasi Wenner

Gambar 2.2 Konfigurasi wennerKeunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah


ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang
relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa
digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil. Sedangkan
kelemahannya adalah tidak bisa mendeteksi homogenitas batuan di dekat permukaan
yang bisa berpengaruh terhadap hasil perhitungan. Data yang didapat dari cara
konfigurasi Wenner, sangat sulit untuk menghilangkan faktor non homogenitas batuan,
sehingga hasil perhitungan menjadi kurang akurat.2. Konfigurasi SchlumbergerPada
konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN
secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka
ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan
jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.

Gambar 2.3 Konfigurasi SchlumbergerKelemahan dari konfigurasi Schlumberger


ini adalah pembacaan tegangan pada elektroda MN adalah lebih kecil terutama ketika
jarak AB yang relatif jauh, sehingga diperlukan alat ukur multimeter yang mempunyai
karakteristik ‘high impedance’ dengan akurasi tinggi yaitu yang bisa mendisplay
tegangan minimal 4 digit atau 2 digit di belakang koma. Atau dengan cara lain
diperlukan peralatan pengirim arus yang mempunyai tegangan listrik DC yang sangat
tinggi.Sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger ini adalah kemampuan untuk

6
mendeteksi adanya non-homogenitas lapisan batuan pada permukaan, yaitu dengan
membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2.
Agar pembacaan tegangan pada elektroda MN bisa dipercaya, maka ketika jarak AB
relatif besar hendaknya jarak elektroda MN juga diperbesar. Pertimbangan perubahan
jarak elektroda MN terhadap jarak elektroda AB yaitu ketika pembacaan tegangan
listrik pada multimeter sudah demikian kecil, misalnya 1.0 milliVolt.Umumnya
perubahan jarak MN bisa dilakukan bila telah tercapai perbandingan antara jarak MN
berbanding jarak AB = 1 : 20. Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1 : 50 bisa
dilakukan bila mempunyai alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran
tegangan listrik DC sangat besar, katakanlah 1000 Volt atau lebih, sehingga beda
tegangan yang terukur pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 milliVolt.3.
Konfigurasi Wenner-SchlumbergerKonfigurasi ini merupakan perpaduan dari
konfigurasi Wenner dan konfigurasi Schlumberger. Pada pengukuran dengan faktor
spasi (n) = 1, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan pengukuran pada
konfigurasi Wenner (jarak antar elektrode = a), namun pada pengukuran dengan n =
2 dan seterusnya, konfigurasi Wenner-Schlumberger sama dengan konfigurasi
Schlumberger (jarak antara elektrode arus dan elektrode potensial lebih besar dari
pada jarak antar elektrode potensial).

Gambar 2.4 Konfigurasi Wenner-Schlumberger4. Konvigurasi Dipole-DipolePada


konfigurasi Dipole-dipole, dua elektrode arus dan dua elektrode potensial ditempatkan
terpisah dengan jarak na, sedangkan spasi masing-masing elektrode a. Pengukuran
dilakukan dengan memindahkan elektrode potensial pada suatu penampang dengan
elektrode arus tetap, kemudian pemindahan elektrode arus pada spasi n berikutnya
diikuti oleh pemindahan elektrode potensial sepanjang lintasan seterusnya hingga
pengukuran elektrode arus pada titik terakhir di lintasan itu

Gambar 2.5 Konvigurasi Dipole-DipoleSehingga berdasarkan gambar, maka


faktor geometri untuk konfigurasi Dipole-dipole memiliki persamaan sebagai berikut :

Sehingga berlaku hubungan :

2.4 Jenis-jenis metode geolistrik

Jenis-jenis metode geolistrik yaitu :


1. Metode Tahanan JenisMetode resistivitas merupakan metode geolistrik yang
mempelajari sifat tahanan jenis listrik dari lapisan batuan di dalam bumi. Prinsip dasar

7
metode resistivitas yaitu mengirimkan arus ke bawah permukaan, dan mengukur
kembali potensial yang diterima di permukaan. Faktor geometri diturunkan dari beda
potensial yang terjadi antara elektroda potensial MN yang diakibatkan oleh injeksi arus
pada elektroda arus AB.Besarnya resistansi R dapat diperkirakan berdasarkan besarnya
potensial sumber dan besarnya arus yg mengalir. Besaran resistansi tersebut tidak
dapat digunakan untuk memperkirakan jenis material karena masih bergantung ukuran
atau geometri-nya. Untuk itu digunakan besaran resistivitas yang merupakan resistansi
yang telah dinormalisasi terhadap geometri. Ketika melakukan eksplorasi,
perbandingan posisi titik pengamatan terhadap sumber arus. Perbedaan letak titik
tersebut akan mempengaruhi besar medan listrik yang akan diukur. Besaran koreksi
terhadap perbedaan letak titik pengamatan tersebut dinamakan faktor geometri.2.
Metode Polarisasi Terimbas (Induced Polarization)Metode polarisasi terimbas (Induced
Polarization) adalah salah satu metode geofisika yang mendeteksi terjadinya polarisasi
listrik yang terjadi di bawah permukaan akibat adanya arus induktif yang menyebabkan
reaksi transfer antara ion elektrolit dan mineral logam. Parameter yang diukur adalah
nilai dari chargeability, yaitu nilai dari perbandingan antara peluruhan potensial
sekunder terhadap waktu. Konfigurasi pengukurannya sama dengan metoda tahanan
Jenis.Metode ini umumnya digunakan untuk penelitian eksplorasi air tanah, geoteknik,
ekplorasi mineral, studi lingkungan, dan arkeologi. Peralatan metoda Polarisasi
Terimbas yang dimiliki oleh Pusat Survei Geologi, adalah sebagai berikut : IPR-12
Receiver dengan TSQ-3 Transmitter Merk Scintrex.3. Metode Potensial DiriMetoda
potensial diri pada dasarnya merupakan metoda yang menggunakan sifat tegangan
alami suatu massa (endapan) di alam. Hanya saja perlu diingat bahwa anomali yang
diberikan oleh metoda potensial diri ini tidak dapat langsung dapat dikatakan sebagai
badan bijih tanpa ada pemastian dari metoda lain atau pemastian dari kegiatan geologi
lapangan. Karena pengukuran dalam metoda potensial diri diperoleh langsung dari
hubungan elektrik dengan bawah permukaan, maka metoda ini tidak baik digunakan
pada lapisan-lapisan yang mempunyai sifat pengantar listrik yang tidak baik (isolator),
seperti batuan kristalin yang kering.Ada dua macam teknik pengukuran Metode
Potensial Diri yaitu:1) Cara yang pertama, salah satu elektroda tetap, sedangkan yang
satu lagi bergerak pada lintasannya.2) Cara yang kedua, kedua elektroda bergerak
bersamaan secara simultan, misalnya dengan interval 50 m.

8
2.5 Alat Geolistrik serta Gangguan (noise) dalam pengukuran

Geolistrik

2.5.1 Alat Geolistrik


Alat yang digunakan dalam pengukuran geolistrik merupakan serangkaian dari
beberapa alat yang digunakan untuk mendeteksi adanya muatan listrik, air dan lain-
lain di dalam bumi. Alat-alat geolistrik ini antara lain terdiri :1. G – sound twin probe
dan soil box

Gambar 2.6 G – sound twin probe Gambar 2.7 Soil BoxG-sound dibuat untuk
kebutuhan akan alat ukur resistivitas (geolistrik) yang instrumennya didesain untuk
pengukuran bergerak (pertable) dengan kedalaman penetrasi arus mencapai 100-150
meter. Pada G-sounds tidak diperlukan adjusting SP dengan rumit, melalui tombol
adjusting maka nilai SP terkoreksi secara otomatik teknologi curent source
(pembangkit arus) yang terdapat pada G-sound menjadikannya andal, berpengaman
sistem anti short circuit, dimana kondisi hubungan singkat sering terjadi pada saat AB
(arus) terlalu dekat atau lapisan berimpedansi rendah. Dengan impedansi multimeter
pada instrumen sebesar 10 Mohms dan resolusi 12 bit, menjadikan pengukuran nilai
tegangan dan arus sangat resisi dan akurat.Teknologi yang di aplikasikan pada setiap
instrumen geolistrik dengan sistem current sources dan anti short circuit dapat
dimanfaatkan untuk melakukan pengukuran dalam skala laboratorium misalkan dalam
mengukur media tanah (soil box) batuan, (sampel core) dan lumpur. Dengan demikian
G-sound mendukung keperluan pengukuran baik dilapangan maupun dilaboratorium.

2. Alat resistivitas S-Field 16 elektroda automatic multichannel

Gambar 2.7 S-Field 16 elektroda automatic multichannelDengan adanya alat ini


pengukuran resistivitas bias dilakukan secara simultan sampai 16 elektroda, dan dapat
pula di upgrade menjadi 32,64,128 elektroda atau lebih (max 1000 cannel). Dengan
demikian akan menghemat waktu dan tenaga dalam pengukuran resistivitas bawah
pengukuran. Melalui instrument resistivity multichannel pengukuran data resistivity 2D
dan 3D menjadi lebih episien. Teknologi current source (pembangkit arus) yang
terdapat pada S-field menjadikannya handal, berpengaman system anti short circuit,

9
sehingga aman digunakan pada saat jarak elektroda arus terlalu rapat atau impedansi
sangat rendah.3. IPMGEO – 4100

Gambar 2.9 IPMGEO – 4100Inducet polarization atau polarisasi terimbas merupakan


salah satu metode geofisika yang mendeteksi terjadinya polarisasi listrik pada
permukaan mineral logam. Polarisasi ini terjadi akibat adanya arus induktif yang
menyebabkan reaksi transfer antara ion elektrolit dan mineral logam. IPMGEO-4100
dirancang untuk mengukur parameter polarisasi terimbas melalui nilai chargeability.
Nilai ini merupakan perbandingan antara keseluruhan potensi sekunder terhadap
waktu. IPMGEO-4100 bekerja dalam domain waktu dimana data akuisisi direkam
melalui A/D char dengan akurasi 10 bit.4. Sonic wave analyser (Sowan)

Gambar 2.10 Sonic wave analyser (Sowan)Sowan adalah instrument ukur kecepatan
gelombang ultrasonic pada sampel batuan. Melalui alat ini dapat terbaca waktu
tempuh gelombang ρ dan S secara akurat karena tegangan bernilai 350 V dan lebar
1ns. Instrument ukur ini dapat digunakan untuk analisa kekuatan batuan, instrument
ini bermanfaat untuk menganalisa kekuatan bahan, beton misalnya melalui parameter
elastic dinamik. Sowan sangat bermanfaat bagi tehnik sifil, mekanika batuan, dan juga
ahli geofisika. Untuk analisa fisika batuan (rock physic). khusus untuk analisa fisika
batuan, instrument ini dapat dimodifikasi untuk simulasi pengukuran kecepatan
gelombang sonic insitu melalui penambahan tabung tekanan tinggi.

2.5.2 Noise ata gangguan pada saat pengukuranAdapun gangguan yang mungkin
terjadi pada saat kita melakukan pengukuran geolistrik yaitu:1. HujanApabila pada saat
hujan kita melakukan pengukuran itu sangat mengganggu karena yang kita ukur
adalah kuat arus atau listrik dalam bumi. Jika ada air maka arus listrik besar sehinnga
sangat mempengaruhi pada data yang kita butuhkan.2. PetirPada saat kita mengukur
geolistrik dalam tanah

10

Anda mungkin juga menyukai