Anda di halaman 1dari 5

1. Perhatikan warnanya.

Warna dari batu permata seringkali menjadi petunjuk pertama


Anda. Komponen ini dapat lebih lanjut dibagi menjadi tiga bagian: corak, sifat, dan
intensitas warna.[2]
o Jangan menyinari batu dengan cahaya untuk memeriksa warna batu kecuali jika
Anda memiliki batuan yang gelap dan perlu menentukan apakah batuan tersebut
berwarna hitam, biru gelap atau warna gelap lainnya.
o Hue atau corak warna merupakan keseluruhan warna tubuh batuan. Ketahui
sespesifik mungkin. Contohnya, jika batuan tersebut berwarna hijau kekuningan,
jangan hanya menyebutnya dengan menyebut batuan "merah" saja. GIA membagi
corak warna batu ke dalam 31 corak warna yang berbeda.
o Tone atau sifat merupakan sifat warna yang menentukan apakah warna tersebut
gelap, sedang atau terang atau di antara keduanya.
o Saturation merupakan intensitas warna. Tentukan apakah corak warna tersebut
hangat (kuning, jingga, merah) atau dingin (ungu, biru, hijau). Periksa warna
coklat untuk batuan hangat. Periksa warna abu-abu untuk batuan dingin. Semakin
coklat atau abu-abu batuan yang Anda periksa, maka semakin sedikit intensitas
warna yang terdapat pada batuan tersebut.
2.
2

Amati sifat tembus dari batuan. Sifat tembus menerangkan bagaimana cahaya
menembus melalui batu permata. Sebuah batuan dapat transparan, tembus cahaya atau
tak tembus cahaya.

o Batuan transparan dapat ditembus cahaya dengan sepenuhnya (contoh: berlian).


o Batuan yang tembus dapat ditembus cahaya, tetapi beberapa warna dapat berubah
(contoh: kecubung atau aquamarine).
o Batuan tak tembus cahaya tidak dapat ditembus oleh cahaya (contoh: opal).
3.

Periksa beratnya atau gaya berat yang spesifik. Anda dapat menentukan seberapa
berat batuan tersebut dengan cara melambungkan batu tersebut di tangan Anda. Cara itu
merupakan cara yang paling cepat dan mudah untuk memperikaran berat batuan tanpa
harus melakukan uji dan persamaan gaya berat yang spesifik.
o Lambungkan batuan di telapak tangan Anda untuk menentukan berat batuan lalu
tanyakan pada diri Anda apakah benda tersebut terasa berat untuk ukuran tersebut,
terasa lebih berat atau terasa lebih ringan yang tidak biasa.
o Pembacaan gaya berat yang spesifik merupakan cara yang kuno di kalangan ahli
batu permata, sedangkan pengukuran berat digunakan sebagai perkiraan yang
akurat.
o Contohnya, batuan aquamarine memiliki berat yang ringan, sedangkan topas biru,
yang memiliki tampak serupa dengan aquamarine, memilki beban yang tinggi
atau berat. Senada dengan itu, permata pun memiliki berat yang lebih ringan
dibandingkan zirkonia sintetik.[3]
4.

Perhatikan potongannya. Meskipun tidak ada metode identifikasi yang sangat mudah,
beberapa batu permata kemungkinan besar dipotong dengan cara tertentu. Potongan yang
ideal seringkali ditentukan oleh cara cahaya untuk memantul dari struktur batu.
o Gaya pemotongan yang paling umum yang dikenali adalah faset, cabochon,
cameo, bead, dan tumbled. Dari sekian gaya pemotongan yang terkenal itu, Anda
juga biasanya akan melihat subgaya.

Bagian 3

Mempelajari Batu Permata dengan Detail

1.

Tanyakan kepada diri Anda apakah Anda perlu melakukan uji kerusakan atau
tidak. Terdapat beberapa uji identifikasi yang mungkin sebaiknya Anda hindari jika
Anda ingin menyimpan batu permata tersebut. Hal tersebut termasuk uji kekerasan,
coretan dan cleavage atau pecahan.
o Secara fisik, beberapa batu lebih keras daripada batu yang lain. Kekerasan
biasanya diukur oleh Mohs' Scale. Gunakan berbagai bahan yang tersedia di
dalam alat ukur kekerasan untuk menggores permukaan batu permata. Jika
permukaan tersebut dapat tergores, maka batu tersebut lebih lunak dibandingkan
dengan benda yang digoreskan. Sebaliknya, jika tidak dapat digores, maka bahan
tersebut lebih keras daripada benda yang digoreskan.
o Untuk menguji coretan, tarik batu melewati piring keramik. Bandingkan coretan
yang teringgal dengan yang diilustrasikan pada peta coretan.
o Cleavage berkenaan dengan cara sebuah kristal pecah. Jika terdapat kepingan di
sepanjang permukaan, perhatikan area di dalam kepingan. Jika tidak, Anda harus
membenturkan batu permata tersebut hingga pecah.Perhatikanlah apakah area
tersebut bulat seperti cincin kerang laut (conchoidal), lurus, seperti butiran,
menyerpih atau tidak rata.

Anda mungkin juga menyukai