peran sosial, budaya, dan ekonomi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tumbuhan ini dimanfaatkan hampir semua bagiannya oleh manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan serba guna, khususnya bagi masyarakat pesisir. Hasil kelapa yang diperdagangkan sejak zaman dahulu adalah minyak kelapa, yang sejak abad ke 17 telah dimasukkan ke Eropa dari Asia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian tanaman kelapa yang banyak dimanfaatkan adalah buah 53% ( air bungkak 35%, daging bungkak 12,9 %, tempurung 4,7%) akar 2%, batang 22%, dan daun sebanyak 23%. Tanaman kelapa tersebut dimanfaatkan sebagai sarana upakara (31%), obat (24%), bangunan (14%), konsumsi (13%), kerajinan (2%), bahan bakar (8 %), atap rumah (2 %), sapu lidi (2 %), dan alat rumah tangga (4%). (Pratiwi, 2013). Kelapa adalah tanaman serba guna karena setiap bagian tanaman bermanfaat bagi manusia, sehingga tanaman kelapa dijuluki “Tree of Life”. Karena di beberapa Negara berkembang banyak yang menggantungkan kehidupannya pada tanaman kelapa sebagai sumber makanan, minuman, bahan bangunan, rumah, obatobatan, kerajinan tangan, bahkan kelapa juga dijadikan bahan baku pada sejumlah industri penting seperti kosmetik, sabun, dan lain lain. Bagian tanaman kelapa yang paling bernilai ekonomi sampai saat ini adalah daging buah (Kriswiyanti, 2013). Produksi kelapa di Indonesia pada tahun 2011 mencapai 3.1 juta ton. Penggunaan kelapa di Indonesia untuk keperluan bahan pangan antara lain dikenal dalam bentuk kelapa segar, minyak kelapa, kelapa parut dan santan. Penggunaan kelapa untuk pembuatan santan di Indonesia diperkirakan mencapai 600 juta butir per tahun. Banyaknya tanaman kelapa di Indonesia, dimanfaatkan masyarakat salah satunya menjadikan tanaman kelapa sebagai bahan baku gula kelapa. Gula kelapa dihasilkan dari penyadapan nira kelapa. Penyadapan nira dari pohon kelapa menyebabkan pohon tidak dapat menghasilkan buah, buah dapat dihasilkan lagi jika penyadapan dihentikan. Pohon kelapa pasca sadap secara kenampakan terlihat layu, akan tetapi pohon tersebut tetap dapat menghasilkan buah. Buah kelapa inilah buah kelapa pasca sadap, buah kelapa pasca sadap diduga kualitas dan kuantitas santannya berbeda jika dibandingkan buah kelapa tanpa sadap. Buah kelapa sebagai bahan baku santan harus memiliki kandungan nutrisi yang baik. Kualitas kandungan nutrisi dalam buah kelapa salah satunya dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah, semakin baik kandungan nutrisi dalam buah maka kualitas santan yang dihasilkan semakin baik. Santan kelapa adalah cairan putih yang dihasilkan dari daging kelapa yang diparut dan kemudian diperas setelah ditambahkan air. Santan kelapa mempunyai kadar air 86.41%, kadar lemak 10.22%, kadar protein 1.96% dan kadar karbohidrat 1.08% yang dikategorikan sebagai emulsi minyak dalam air. Santan merupakan bahan makanan yang cepat rusak dan berbau tengik dalam beberapa jam. Kerusakan tersebut dapat diatasi dengan melakukan pengawetan santan dalam bentuk pasta dan dikemas dalam kaleng atau botol. Pasta santan adalah hasil olahan kelapa yang berupa santan yang telah dikentalkan dengan melalui proses penguapan (Cahya, 2014). Industri pengolahan kelapa menghasilkan produk samping berupa ampas kelapa. Selama ini ampas kelapa hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan harga produk yang sangat rendah. Ampas kelapa dapat diolah menjadi tepung ampas kelapa yang kaya akan serat dan relatif lebih rendah lemak. Kandungan protein, lemak, dan serat pada ampas kelapa ini merupakan salah satu kandungan yang sangat dibutuhkan untuk proses fisiologis dalam tubuh manusia. Teknologi pembuatan tepung kelapa dari ampas kelapa. sangat sederhana sehingga mudah diterapkan pada skala kecil dan menengah. Teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh produsen produk berbasis kelapa untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengolah ampasnya menjadi tepung kelapa. Minimalisasi limbah pada industri pengolahan kelapa juga memberikan kesempatan pada pengusaha untuk menjual produknya dengan harga yang kompetitif. Keuntungan lain dari penerapan teknologi pembuatan tepung keiapa pada industri pengolahan kelapa selain memberikan pendapatan tambahan bagi pengusaha pengolah, juga menurunkan biaya produksi produk roti, kue dan makanan ringan lainnya (Yulvianti, 2015) Sabut atau ampas merupakan bagian mesokarp (selimut) yang berupa serat- serat kasar kelapa. Bagian yang berserabut ini merupakan kulit dari buah kelapa dan dapat dijadikan sebagai bahan baku aneka industri. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Dilihat sifat fisisnya sabut kelapa terdiri dari serat kasar dan halus, mutu serat ditentukan oleh warna, mengandung unsur kayu. Produk yang sudah dihasilkan dari bagian buah kelapa yang berserabut ini seperti karpet, keset, sikat, bahan pengisi jok mobil, tali dan lainnya. Dari sabut dapat diperoleh serat matras, serat berbulu, serta sekam atau dedak atau gabus. Serat matras tersebut digunakan untuk sikat pembersih, sapu, keset sedangkan sekam atau gabus digunakan sebagai media tanam dan pupuk kalium. Selain itu karena serat yang mempunyai karakteristik yang khas menjadikan sabut kelapa banyak dijadikan sebagai kerajinan (Samosir,1992). Terdapat beberapa cara untuk mengekstraksi minyak dari daging buahnya, yaitu secara fisika, kimia, dan fermentasi. Proses tradisional melalui cara fisika (pemanasan) menghasilkan minyak dengan kualitas rendah karena kandungan airnya tinggi dan menyebabkan ketengikan. Ekstraksi minyak dengan cara kimia dapat menyebabkan penurunan kualitas beberapa unsur nutrisi penting, antara lain asam laurat dan tokoferol serta menyebabkan tingginya bilangan peroksida (PDII-LIPI, 1998). Minyak kelapa fermentasi (fermikel) memiliki banyak kelebihan di antaranya tahan lama, tidak mudah tengik dan hampir tanpa kandungan kolesterol. Fermikel mengandung lebih dari 95% trigliserida (trigliserol) serta beberapa jenis asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuhnya meliputi asam laurat, miristat, palmitat, dan stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuhnya meliputi asam oleat, linoleat, dan linolenat(Soeka, 2008). Ekstaksi Santan dari Daging Buah Kelapa. Kelapa hasil parutan sebanyak 400 gr ditempatkan pada kain katun berbentuk segi empat, kemudian sudutnya ditarik bersama-sama menjadi satu sehingga daging buah kelapa berbentuk seperti bola. Bola diperas dengan cara memuntir kain pembungkusnya. Pemerasan ditahan sampai aliran santan berhenti. Melalui cara ini akan diperoleh santan lebih kurang 50 % dari berat daging buah kelapa parutan mula-mula (Suhardiyono, 1987). Kemudian ampas ditumbuk dan ditambah air dan diperaas dengan cara yang sama. Persiapan Sampel. Ekstraksi santan kelapa dari daging buah kelapa, buah kelapa yang digunakan merupakan kelapa tua yang berumur sekitar 8 – 9 bulan. Ekstrak air jeruk nipis dari buah jeruk nipis yang sudah berumur 4 – 5 bulan dengan cara memotong jeruk nipis menjadi beberapa bagian kemudian diperas sehingga airnya akan keluar (Fachry, 2007). Minyak kelapa dikenal terdiri atas lebih dari 90% asam lemak jenuh. Minyak kelapa tua terdiri dari 48.2% asam laurat (C12:0) dan 16.6% asam miristat (C14:0) yaitu asam lemak berantai sederhana yang baik untuk kesehatan. Asam laurat merupakan asam lemak yang dijumpai dalam susu ibu. Di dalam tubuh, asam laurat akan diubah menjadi monogliserida laurat yang bekerja sebagai anti-viral, anti bakteri dan anti protozoal. Senyawa ini melawan virus yang dilapisi lipid seperti HIV, herpes, influenza, serta berbagai bakteri patogenik termasuk Listeria monocytogenes dan Helicobacter dan protozoa seperti Giardia lambia. Asam lemak C8 sampai C14 carbon atom diklasifikasikan sebagai medium-chain fatty acid (MCFA). Esternya dengan gliserol dari MCFA disebut juga dengan medium-chain triglycerides (MCT). Air kelapa digunakan untuk minuman dan nata de coco. Daging kelapa diproses untuk pengeluaran santan kelapa dan digunakan untuk masakan. Kelapa juga diproses menjadi kelapa parut, serbuk kelapa, kosmetik dan untuk bahan-bahan kedokteran (Hayati, 2009) Dalam pembudidayaan tanaman dengan cara setek memerlukan zat pengatur tumbuh untuk membantu laju pertumbuhan setek. Adapun bahan alami yang dapat digunakan sebagai pengganti zat pengatur tumbuh adalah air kelapa, karena air kelapa mengandung zat hara dan pengatur tumbuhan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman setek. Kandungan air kelapa yaitu hormon sitokinin (5,8 mg/l), auksin (0,07 mg/l), hormon giberelin dalam jumlah yang sedikit serta senyawa lainnya yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhantanaman(Karimah dkk, 2013). Hasil penelitian Djamhuri (2011), menyatakan bahwa pemberian air kelapa pada setek pucuk meranti tembaga (Shorea leprosula) dapat meningkatkan persen hidup, persen bertunas, persen berakar dan berat kering akar. Peningkatan ter-sebut tidak berbeda nyata dengan pemberian 100 ppm IBA, maupun 100 ppm NAA. Dengan adanya penelitian di atas, maka diharapkan pula dapat mem- berikan pengaruh yang efektif terhadap pertumbuhan setek batang jati.