Anda di halaman 1dari 5

A.

Definisi Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (Undang-
undang Nomor 24 Tahun 2007)

B. Definisi Erupsi Gunung Api


Indonesia merupakan wilayah yang dilewati oleh sirkum pasifik dan sirkum mediterania
yang menyebabkan banyaknya gunung api yang aktif. Gunung berapi yang aktif tersebut
nantinya suatu saat akan mengeluarkan material-material di dalamnya yang kemudian
muncul istilah erupsi. Pengertian Erupsi adalah suatu proses pelepasan material dari gunung
berapi seperti lava, gas, abu dan lain sebagainya ke atmosfer bumi ataupun ke permukaan
bumi dalam jumlah yang tidak menentu. Erupsi ini dapat diartikan sebagai letusan gunung
berapi ataupun semburan minyak dan uap panas dari dalam perut bumi.

Pengertian Erupsi gunung berapi terjadi karena adanya pergerakan atau aktivitas dari
magma dari dalam perut bumi yang berusaha keluar ke permukaan bumi. Secara umum
proses erupsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu erupsi eksplosif dan efusif. Berikut
pembahasannya:

 Erupsi secara Eksplosif – Erupsi eksplosif adalah proses keluarnya magma dan
material lain dari dalam perut bumi yang disertai dengan tekanan yang kuat sehingga
terkadang menimbulkan suara letusan atau dentuman yang cukup keras. Pada
umumnya erupsi ini dikenal sebagai letusan gunung berapi. Adapun contoh dari
erupsi eksplosif antara lain adalah erupsi gunung Krakatau.
 Erupsi secara Efusif – Erupsi efusif adalah proses keluarnya magma yang berbentuk
lelehan lava. Erupsi ini terjadi akibat adanya tekanan gas yang tidak begitu kuat
sehingga magma kental dan lava pijar tumpah dan kemudian mengalir ke lereng
puncak gunung. Adapun contoh dari erupsi efusif adalah erupsi Gunung Merapi.

Erupsi gunung berapi merupakan gejala alam vulkanik dan merupakan peristiwa yang
terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar
dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C.
Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius
18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
C. Identifikasi lokasi bencana

Keterangan
Warna Merah : Bali
Warna Hijau : Sulawesi Utara
D.

Identifikasi Wilayah yang Berpotensi terkena Bencana Erupsi Gunung Api

Berdasarkan informasi geologi dan tingkat risiko letusan gunung berapi, tipologi
kawasan rawan letusan gunung berapi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tipe sebagai
berikut:
1. Tipe A : Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak menutup
kemungkinan dapat terkena perluasan awan panas dan aliran lava. Selama letusan
membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat
dan lontaran batu pijar. Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak
cukup jauh dari sumber letusan, melanda kawasan sepanjang aliran sungai yang
dilaluinya, pada saat terjadi bencana letusan, masih memungkinkan manusia untuk
menyelamatkan diri, sehingga risiko terlanda bencana masih dapat dihindari).
2. Tipe B : Kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lahar dan lava,
lontaran atau guguran batu pijar, hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas
dan gas beracun. Kawasan yang memiliki tingkat risiko sedang (berjarak cukup dekat
dengan sumber letusan, risiko manusia untuk menyelamatkan diri pada saat letusan
cukup sulit, kemungkinan untuk terlanda bencana sangat besar)
3. Tipe C : Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran
atau guguran batu (pijar), hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas
beracun. Hanya diperuntukkan bagi kawasan rawan letusan gunung berapi yang
sangat giat atau sering meletus. Kawasan yang memiliki risiko tinggi (sangat dekat
dengan sumber letusan. Pada saat terjadi aktivitas magmatis, kawasan ini akan
dengan cepat terlanda bencana, makhluk hidup yang ada di sekitarnya tidak mungkin
untuk menyelamatkan diri).
Hal ini juga dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kerentanan, antara lain
1. Kerentanan Fisik, meliputi:
Presentase kawasan terbangun, kepadatan bangunan, dan kerusakan jaringan pra
sarana jalan. Jika ketiga hal tersebut presentasenya tinggi, maka kerentanan terhadap
bencana juga tinggi
2. Kerentanan ekonomi, meliputi:
Kepadatan penduduk. Jika kepadatan penduduk tinggi, maka kerentanan terhadap
bencana juga tinggi. Sebab mempengaruhi cara-cara pemerintah/lembaga lainnya
dalam menangani dampak bencana
3. Kerentanan sosial, meliputi:
Presentase tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat. Jika tingkat pendidikan
dan pengetahuan rendah, maka rentan terjadi bencana
4. Kerentanan lingkungan, berkaitan dengan penggunaan lahan. Sebab jenis
penggunaan lahan memiliki respon yang berbeda terhadap bencana erupsi gunung
api. Misalnya, hutan memiliki kerentanan kecil dibandingkan pemukiman, karena
material hasil erupsi dapat tertahan oleh hutan, sedangkan pemukiman dan sawah
akan cenderung meloloskan material gunung api
5. Pemukiman penduduk di lereng gunung api rentan terkena bencana erupsi gunung
api
6. Sistem peringatan dini yang kurang optimal juga meningkatkan kerentanan terhadap
bencana erupsi gunung api

Anda mungkin juga menyukai