Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TB PARU

Tugas ini disusun untuk memenuhi matakuliah SISTEM INTEGUMEN

Yang di bimbing oleh Nuryenny S.Kep.Ns, M.Kep

Disusun oleh :

 Andi Suryanto (1411B0021)


 Asna Mufidah (1411B0026)
 Irma Sartika P (1411B0046)
 Mokh. Arif Hidayat (1411B0063)
 Ruly Widya K. (1411B0075)
 Wardani Fahry P (1411B0081)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

STIKES SURYA MITRA HUSADA

KEDIRI

2016
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit menular sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan


masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang.
Insidens maupun prevalensi yang sebenarnya di berbagai negara tidak diketahui
dengan pasti. World Health Organization (WHO) memperkirakan pada tahun
1999 di seluruh dunia terdapat sekitar 340 juta kasus baru penyakit menular yang
salah satunya adalah penyakit herpes. Penyakit herpes ini disebabkan oleh virus
Herpes simpleks (HSV) tipe 1 dan tipe 2.

Penyakit herpes adalah penyakit yang sangat umum. Di Amerika Serikat


kurang lebih 20 persen orang di atas usia 12 tahun terinfeksi virus herpes
simpleks, dan diperkirakan ada satu juta infeksi baru setiap tahun. Angka
prevalensi infeksi HSV sudah meningkat secara bermakna selama dasa warsa
terakhir. Sekitar 80 persen orang dengan HIV juga terinfeksi herpes kelamin.
Infeksi HSV-2 lebih umum pada perempuan. Di Amerika Serikat kurang lebih
satu dari empat perempuan dan satu dari lima laki-laki terinfeksi HSV-2. HSV
berpotensi menyebabkan kematian pada bayi yang terinfeksi. HSV paling
mungkin kambuh pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ini
termasuk orang dengan HIV, dan siapapun berusia di atas 50 tahun. Beberapa
ilmuwan juga berpendapat bahwa penyakit lebih mungkin kambuh pada orang
yang sangat lelah atau mengalami banyak stres. HSV tidak termasuk infeksi yang
mendefinisikan AIDS. Namun orang yang terinfeksi dengan HIV dan HSV
bersamaan biasanya mengalami jangkitan herpes kambuh lebih sering. Jangkitan
lebih parah dan bertahan lebih lama dibanding dengan orang HIV-negatif.

Di Indonesia, sampai dengan saat ini belum diketahui yang terinfeksi oleh
virus herpes. Akan tetapi, menurut hasil survei yang dilakukan oleh Direktorat
Jendral Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (PPMPL)
Departemen Kesehatan pada beberapa kelompok perilaku risiko tinggi, tampak
bahwa banyak masyarakat kita yang terinfeksi oleh HIV. Hal ini akan menjadi
penyebab terjangkitnya penyakit herpes, disamping itu dengan kemajuan sistem
transportasi pada saat ini, tidak menutup kemungkinan virus herpes bisa mewabah
di Indonesia. Untuk itu, diperlukan usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk
mencegah masuknya virus Herpes di Indonesia mengingat virus ini sangat mudah
menular dan pengobatan yang dilakukan kepada masyarakat kita jika sudah
terinfeksi oleh virus Herpes.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
pada makalah ini adalah :

1. Apa definisi harpes?

2. Bagaimana mekanisme terjadinya herpes?

2. Bagaimana upaya pencegahannya?

3. Bagaimana upaya pengobatannya?

1.3 Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada penulisan makalah ini adalah mengetahui
pengertian harpes, mengetahui proses terjadinya harpes, bagaimana upaya
pencegahan, dan upaya pengobatannya.

1.4 Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui
lebih luas tentang penyakit herpes, sehingga kita dapat mengantisipasi dan
meminimalisir terjadinya penularan penyakit herpes.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Herpes

Herpes adalah radang kulit yang ditandai dengan adanya pembentukan


gelembung-gelembung berkelompok. gelembung-gelembung ini berisi air pada
dasar radangan. Penyakit ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi viruspada
kulit yang diperoleh secara eksogen maupun endogen.

2.2. . Etiologi Herpes

Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster . virus
varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm.
Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein–virion yang lengkap dengan
diameternya 150–200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat
infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic ,
deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya
14–21 hari.

a) Faktor Resiko Herpes zoster

1) Usia lebih dari 50 tahun, infeksi ini sering terjadi pada usia ini akibat daya
tahan tubuhnya melemah. Makin tua usia penderita herpes zoster makin tinggi
pula resiko terserang nyeri.

2) Orang yang mengalami penurunan kekebalan (immunocompromised)


seperti HIV dan leukimia. Adanya lesi pada ODHA merupakan manifestasi
pertama dari immunocompromised.

3) Orang dengan terapi radiasi dan kemoterapi.

4) Orang dengan transplantasi organ mayor seperti transplantasi sumsum


tulang.

b) Factor pencetus kambuhnya Herpes zoster

1) Trauma / luka

2) Kelelahan

3) Demam
4) Alkohol

5) Gangguan pencernaan

6) Obat – obatan

7) Sinar ultraviolet

8) Haid

9) Stress

Secara umum, penyebab dari terjadinya herpes simpleks ini adalah sebagai
berikut:

1) Herpes Virus Hominis (HVH).

2) Herpes Simplex Virus (HSV)

3) Varicella Zoster Virus (VZV)

4) Epstein Bar Virus (EBV)

5) Citamoga lavirus (CMV)

Namun yang paling sering herpes simpleks disebabkan oleh virus herpes
simpleks tipe I dan tipe II. Cara penularan melalui hubungan kelamin, tanpa
melalui hubungan kelamin seperti : melalui alat-alat tidur, pakaian, handuk,dll
atau sewaktu proses persalinan/partus pervaginam pada ibu hamil dengan infeksi
herpes pada alat kelamin luar.

2.3. Klasifikasi Herpes

a. Herpes zoster adalah jenis penyakit herpes yang disebakan oleh virus
varicella zoster

b. Herpes simplek adalah jenis penyakit herpes yang disebakan oleh virus
herpes simpleks atau HSV. Herpes jenis ini dibedaka menjadi duajenis yaitu :

- Herpes simpleks tipe 1 ( Herpes Oral ) yang disebakan oleh virus HSV

- Herpes simplek tipe 2 ( Herpes genital ) yang disebabkan oleh virus


HSV-2
2.4. Patofisiologi Herpes

Herpes zoster bermula dari inveksi primer dari VVZ ( virus varicella
zoster ) ini pertama kali terjadi di daerah nasofaring.disini virus mengadakan
replikasi dan dilepas kedarah sehingga terjadi viremia permulaan yang sifatnya
terbatas dan asimtomatik. Keadaan ini diikuti masuknya virus kedalam retukulo
endotelial sistem ( RES ) yang kemudian mengadkan replikasi kedua yang sifat
viremianya lebih luas dan simtomatik dengan penyebaran virus kekulit dan
mukosa. Sebagian virus juga menjalar melalui serat-serat sensori kesatu atau lebih
ganglion sensoris da n berdiam diri atau laten didalam neuron. Selama antiboi
yang beredar didalam darah masih tinggi, rektifasi dari firus yang laten ini dapat
dinetralisir, tetapi pada saat tertentu dimana antibodi tersebut turun di bawah titik
kritis maka terjadilah rektifasi dari virus sehingga terjadi herpes zoster.

Patofisiologi herpes simpleks kemungkinan terjadi infeksi primer akibat


tranmisi virus secara langsung melalui jalur neuronal dari perifer keotak melalui
saraf trigeminus atau olfaktorius. Reaktifitas infeksi herpes virus laten dalam otak.
Pada neunatus penyebab terbanyak adalah HSV 2 yang merupakan infeksi dari
sekret genital yang terinfeksi pada saat persalinan.

2.5. Manifestasi Klinis Herpes

1. suhu badan meningkat ( demam )

2. kerongkongan kering dan terasa sakit

3. pening

4. kelelahan

5. Flu

6. Rasa gatal dan panas disertai lepuhan-lepuhan kecil yang berderet pada
permukaan kulit

- Herpes zoster

a) Gejala prodomal

§ Keluhan biasanya diawali dengan gejala prodomal yang berlangsung selama 1 –


4 hari.

§ Gejala yang mempengaruhi tubuh : demam, sakit kepala, fatige, malaise, nusea,
rash, kemerahan, sensitive, sore skin ( penekanan kulit), neri, (rasa terbakar atau
tertusuk), gatal dan kesemutan.
§ Nyeri bersifat segmental dan dapat berlangsung terus menerus atau hilang
timbul. Nyeri juga bisa terjadi selama erupsi kulit.

§ Gejala yang mempengaruhi mata : Berupa kemerahan, sensitive terhadap


cahaya, pembengkakan kelopak mata. kekeringan mata, pandangan kabur,
penurunan sensasi penglihatan dan lain – lain.

b) Timbul erupsi kulit

§ Kadang terjadi limfadenopati regional

§ Erupsi kulit hampir selalu unilateral dan biasanya terbatas pada daerah yang
dipersarafioleh satu ganglion sensorik. Erupsi dapat terjadi di seluruh bagian
tubuh, yang tersering di daerah ganglion torakalis.

§ Lesi dimulai dengan macula eritroskuamosa, kemudian terbentuk papul–papul


dan dalam waktu 12–24 jam lesi berkembang menjadi vesikel. Pada hari ketiga
berubah menjadi pastul yang akan mengering menjadi krusta dalam 7–10 hari.
Krusta dapat bertahan sampai 2–3 minggu kemudian mengelupas. Pada saat ini
nyeri segmental juga menghilang

§ Lesi baru dapat terus muncul sampai hari ke 4 dan kadang–kadang sampai hari
ke 7

§ Erupsi kulit yang berat dapat meninggalkan macula hiperpigmentasi dan


jaringan parut (pitted scar)

§ Pada lansia biasanya mengalami lesi yang lebih parah dan mereka lebih
sensitive terhadap nyeri yang dialami.

- Herpes simpleks
Masa inkubasi berkisar sekitar 3-7 hari. Berdasarkan pernah tidaknya seseorang
kontak dengan Virus Herpes Simplex (HSV-2), infeksi Herpes simpleks
berlangsung dalam 3 fase, yakni:

1) Fase Infeksi (lesi) Primer, ditandai dengan:

§ Dapat terjadi tanpa gejala (asimptomatis)

§ Diawali dengan rasa panas, rasa terbakar dan gatal pada area yang terserang.

§ Kemudian timbul vesikula (bintik-bintik) bergerombol, mudah pecah sehingga


menimbulkan perlukaan (mirip koreng) di permukaan kulit yang kemerahan
(eritematus), dan nyeri.
§ Selanjutnya dapat diikuti dengan demam, lemas sekujur tubuh (malaise) dan
nyeri otot.

§ Terjadi pembesaran kelenjar getah bening di sekitar area yang terserang Herpes
genitalis.

2) Fase Infeksi (lesi) Rekuren (kambuh).

Seseorang yang pernah infeksi primer, dapat mengalami kekambuhan. Adapun


kekambuhan terjadi karena berbagai faktor dan dapat dipicu oleh beberapa faktor
pencetus, misalnya kelelahan fisik maupun psikis, alkohol, menstruasi dan
perlukaan setelah hubungan intim.

§ Pada infeksi kambuhan (rekuren), gejala dan keluhan pada umumnya lebih
ringan. Gambaran penyakit bersifat lokal pada salah satu sisi bagian tubuh
(unilateral), berbentuk vesikuloulseratif (bercak koreng) yang biasanya dapat
hilang dalam 5 hingga 7 hari.

§ Sebelum muncul bercak berkoreng, didahului dengan rasa panas, gatal dan
nyeri.

3) Fase Laten

Fase ini berati penderita tidak ditemukan gejala klinis, tetapi HVS dapat
ditemukan dlm keadaan tidak aktif pada ganglion dorsalis

2.6. Pemeriksaan Diagnostik

1. Tczank smear mengidentifikasi virus herpes tetapi tidak dapat


membedakan herpes hoster dan simpleks

2. immunofluororiscen mengidentifikasi varicella di sel kulit

3. pemeriksaan histopatologik

4. pemeriksaan mikroskopelektron

5. kultur virus
2.7. Penatalaksanaan Herpes

Masalah pengobatan penyakit herpes, kita harus melihat tujuannya, apakah


untuk mengatasi infeksi akut atau ketika terjadi reaktifitasi saja. Bila ada
gelembung pada daerah genital, termasuk yang akut dan membutuhkan
pengobatan segera. Pasien bisa diberikan Acyclovir selama 7-10 hari dengan dosis
2X1000 mg atau 5X200 mg. Sedangkan kasus herpes reaktivitasi bisa diberikan
dengan dosis yang sama selama 5 hari.

Sementara untuk valasiklovir dapat diberikan 2X1000 mg pada fase akut


atau 2X500 mg pada fase reaktivasi. Selain itu penggunaan obat-obatan
imunomodulator seperti IM-BOOST umumnya ditujukan untuk memodulasi
system imun untuk membantu percepatan penyembuhan inveksi virus. (dr. Kanadi
Sumapraja, SpOG,M.Sc) dan untuk perawatan hindari menggaruk pada daerah
yang terinfeksi dan membersihkan lukanya dengan air garam dan menjaganya
tetap kering.
Secara teori dalam penyembuhan dengan hijama atau yang sudah kami up
gread dengan konsep
ODT (oxidant drainage therapy) seorang penderita penyakit Herpes ) adalah
karena adanya timbunan oxidant di daerah Kulit bisanya di daerah yang lembab
seperti lipatan ketiak,selangkangan dan daerah kelamin tapi kadang juga di kulit
yang terbuka seperti di kulit wajah atau punggung sehingga terjadi peradangan
kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok.
Gelembung-gelembung ini berisi air pada dasar peradangan kemudian daerah
yang bergelembung ini akan timbul rasa nyeri yang luarbiasa karena syaraf ujung
megalami peradangan tertekan oleh oxidant.Dengan dikeluarkan oxidant yang
terkumpul dan menekan syaraf ujung dan rasa nyerin yang luar biasa akibat
herpes ini akan spontan hilang setelah terapi ODT (oxidant drainage therapy)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Herpes adalah radang pada kulit yang disebabkan oleh virus dan ditandai
dengan adanya gelembug di beberapa bagian area tubuh.
 Herpes ada 2, yaitu herpes simplex dan herpes zoster.
Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella –
Zoster yang sifatnya localized, dengan ciri khas berupa nyeri radikuler, unilateral,
dan gerombolan vesikel yang tersebar sesuai dermatom yang diinervasi satu
ganglion saraf sensoris.

§ Herpes simpleks adalah infeksi akut yg disebabkan oleh virus herpes simpleks
(virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok diatas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens

§ Herpes zoster disebabkan oleh reaktivasi dari virus varicella zoster . virus
varicella zoster terdiri dari kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm.
Kapsid tersusun atas 162 sub unit protein–virion yang lengkap dengan
diameternya 150–200 nm, dan hanya virion yang terselubung yang bersifat
infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh bahan organic ,
deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa inkubasinya
14–21 hari

§ Secara umum, penyebab dari terjadinya herpes simpleks ini adalah sebagai
berikut

1) Herpes Virus Hominis (HVH).

2) Herpes Simplex Virus (HSV)

3) Varicella Zoster Virus (VZV)

4) Epstein Bar Virus (EBV)

5) Citamoga lavirus (CMV)


DAFTAR PUSTAKA

1.http://wwwmelilea.blogspot.com/2009/10/penyebab-penyakit-herpes-dan-
gejalanya.html
2. http://sebug123.blogspot.com/2013/07/penyebab-penyakit-herpes.html
3. http://badiuljannah.blogspot.com/2011/05/asuhan-keperawatan-herpes.html
http://www.bmodtcenter.com/files/Herpes.pdf
4. FKUI, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta. Media Aesculapius.
Hal:151-152.
5. Rassner, 1995. Buku Ajar Dan Atlas Dermatologi. Jakarta. EGC. Hal:42-43.

6. Prof. Dr. Marwali H, 2000. Ilmu Penyakit Kulit. cetakan I. Jakarta

7. FK UI, 2000. ,Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, edisi keempat. Jakarta

http://www.kulitkita.com/2009/03/penatalaksanaan-herpes-simplex.html.

http://perawatpskiatri.blogspot.com/2009/04/herpes-zoster-atau-dampa.html.

http://www.kulitkita.com/2009/03/pemeriksaan-serologi-herpes-simplek_03.html.

Anda mungkin juga menyukai