PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
arah pembangunan global yang dirumuskan dalam 8 tujuan. Salah satu tujuan
RI, 2014).
paling umum terinfeksi adalah paru-paru tetapi dapat mengenai organ tubuh
lainnya. Penyakit ini dapat menular dari orang ke orang melalui droplet dari
orang yang terinfeksi Tuberculosis paru. Sumber penularan kuman ini adalah
1
2
kematian sebanyak 3 juta orang per tahun. Dari seluruh kematian tersebut,
negara penyumbang penyakit TB Paru setelah India, Cina, Afrika Selatan dan
Nigeria, yaitu India (2,0 juta), Cina (1,3 juta), Afrika Selatan (0,53 juta),
Nigeria (0,46 juta) dan Indonesia (0,46 juta). Provinsi dengan peringkat 5
tertinggi penderita TB Paru adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Sumatra Utara, dan Sulawesi Selatan. Perkiraan Kasus TB Paru di Jawa Barat
penemuan kasus baru BTA Positif (Case Detection Rate) merupakan proporsi
persen. Pada tahun 2016, angka CDR sebesar 63.03% dengan jumlah kasus
baru (positif dan negatif) sebanyak 41.472 penderita dan BTA Positif baru
Paru adalah kelompok usia produktif yaitu usia 35-54 tahun dan usia 15-34
Waluyo Kota Blitar dalam 5 bulan terakhir yaitu Januari 2016 sampai Mei
2016 sebanyak 67 penderita dan di dapatkan data pasien yang tidak patuh
OAT karena mengikuti intruksi dari awal selama pengobatan yang diberikan
droplet besar (lebih besar dari 100 µ) dan kecil (1 sampai 5 µ). Droplet yang
besar akan menetap, sedangkan droplet yang kecil tertahan diudara (Droplet
Nuclei) dan terhirup oleh individu yang beresiko rentan (Suddarth &
pasien kemungkinan tertular akan berkurang karena fungsi masker yang dapat
(Wijayakusuma,2010).
penyakit. Oleh karena itu obat-obattan selalu diberikan dengan tepat, baik
tepat penyakit, tepat obat, tepat dosis, tepat cara pakai, tepat pasien, jika tidak
obat akan memberikan efek yang tidak diharapkan dan bahkan bisa
Farmasi, 2014).
Indonesia, harga obat tergolong mahal yang disebabkan lebih dari 90% bahan
baku obat harus diimpor dari luar negeri, (Dunia Farmasi, 2014).
sangat besar karena prosentase kasus TBC yang pengobatannya tidak tuntas.
6
Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat menjadi lebih dari 65%
pada tahun 2020. Beberapa hal yang dapat memicu kekambuhan pada pasien,
antara lain tidakpatuh minum OAT, tidak kontrol ke dokter secara teratur,
menghentikan sendiri OAT tanpa persetujuan dari dokter, gaya hidup yang
pasien dan keluarga tentang suatu penyakit serta lingkungan yang kurang
tujuh dimensi, faktor terapi, faktor sistem kesehatan, faktor lingkungan, usia,
dukungan keluarga, motivasi pasien dan faktor sosial ekonomi. Diatas semua
faktor itu, diperlukan komitmen yang kuat dan koordinasi yang erat dari
hubungan antara petugas pelayanan kesehatan dan pasien, regimen terapi dan
seting pelayanan kesehatan, selain itu umur, jenis kelamin, motivasi pasien,
pasien. Semakin lama pasien mengidap penyakit TBC maka semakin kecil
7
hambatan yang besar bagi penderita yang mendapat pelayanan rawat jalan
ada karena tidak mempunyai cukup biaya untuk menebus resep maupun
tahun dengan 2 orang anak balita dibandingkan dengan penderita lain yang
berusia 78 tahun dimana semua anaknya sudah mandiri tentu saja berbeda
dalam usia produktif merasa terpacu untuk sembuh mengingat dia masih
anak-anaknya. Tidak sedikit dari mereka merasa sudah tua, lelah, hanya
terapi pengobatan. Usia juga erat kaitannya dengan prognosa penyakit dan
harapan hidup mereka yang berusia diatas 55 tahun cenderung untuk terjadi
sosial ekonomi dan jarak rumah dan tempat pelayanan medis yang cukup jauh
angka terhitung dengan jumlah penderita TB BTA Positif baru dengan hasil
BTA Positif yang diobati pada periode kohort yang sama dan dikalikan
cukup baik, karena telah mencapai angka keberhasilan pengobatan lebih dari
dapat patuh dalam menggunakan masker dan OAT sehingga angka terjadin
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Basil Tahan Asam Di Poliklinik Paru Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota
Blitar.
10
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Responden
Blitar.
E. Keaslian Penelitian
Tahan Asam di Poliklinik Paru RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar”. Namun
teliti, tetapi penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan
Mardi Waluyo Kota Blitar. Populasi yang akan diteliti yaitu semua
Waluyo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep TB Paru
a. Pengertian TB Paru
yang didapat dari pasien TB paru dengan batuk berdarah atau berdahak
2014).
13
14
ke bagian atau organ lainnya. Terdapat dua kondisi yang dapat dijumpai
terhadap asam pada pewarnaan yang biasa disebut sebagai Basil Tahan
tahan terhadap sinar matahari. Dalam jaringan, tubuh kuman ini dapat
bulan namun tidak tahan terhadap sinar matahari atau aliran udara. Data
Disease, 2016).
16
pada usia berapa pun, tetapi TB yang paling sering menjangkit anak-
anak yaitu pada usia 1 – 4 tahun. Anak – anak bisa sakit dengan
yang ada di udara sebagai hasil dari pelepasan bakteri TB ke udara oleh
bening di dekatnya. Beberapa anak berada pada risiko yang lebih besar
terkena TB daripada anak yang lain yaitu seorang anak yang tinggal
BTA positif, seorang anak berusia kurang dari 5 tahun, seorang anak
HIV atau AIDS, dan malnutrisi atau gizi buruk (Kemenkes RI, 2014).
tergantung dari tingkat penularan, lama pajanan, dan daya tahan pada
adalah 65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah
26% sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto thoraks
c. Penyebab TB Paru
Ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Hasil
ukuran 0,5 – 4 mikron x 0,3 – 0,6 mikron dengan bentuk batang tipis,
tetapi mempunyai lapisan luar tebal yang terdiri dari lipoid (terutama
dan alkohol, sehingga disebut Basil Tahan Asam (BTA), tahan terhadap
zat kimia dan fisik, serta tahan dalam keadaan kering dan dingin,
d. Patofisiologi TB Paru
apeks paru atau di dekat pleura lobus bawah. Tempat infeksi primer ini
pembentukkan rongga yang terisi oleh massa basil tuberkel seperti keju,
sel – sel darah putih yang mati dan jaringan paru nekrotik. Pada
tuberculosis dan akan bereaksi positif jika dilakukan tes tuberculin atau
tes Mantoux. Sebagian besar tuberkel primer ini sembuh dalam waktu
basil hidup yang dapat aktif kembali, meski telah bertahun-tahun dan
19
e. Klasifikasi TB Paru
yaitu:
a) Tuberkulosis paru
tuberkulosis.
c) Kasus Baru
dengan OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu).
21
g) Kasus Lain
f. Gejala-Gejala TB Paru
(2013) :
3) Batuk berdarah.
4) Sesak napas.
22
5) Badan lemas.
g. Penularan TB Paru
sehat dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah
h. Diagnosa TB Paru
saja. Foto thoraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada
i. Komplikasi TB Paru
syok hipovolemik.
pada paru
pecah.
j. Penatalaksanaan TB Paru
terutama mereka yang BTA positif dan pada keluarga anak penderita
(Kemenkes RI,2014)
berkunjung pertama kali. Pada saat pulang suspek membawa sebuah pot
dahak untuk mengumpulkan dahak pagi hari untuk hari kedua. P (Pagi)
k. Pencegahan TB Paru
tahanan atau siswa – siswi asrama. Jika hasil negatif maka akan
positif atau pada kasus bayi yang menyusui dari ibu dengan BTA
juga pengobatan.
diperkirakan ada percikan atau semprotan dari darah atau cairan tubuh
melintas dalam jarak yang lebih pendek (tiga kaki) dan partikel kecil,
droplet yang lebih jauh. Sekaligus pasien yang rentan terhadap infeksi
masker untuk melindungi pasien dan pekerja yang lain (Siegel et al.,
2014).
mulut dan hidung sehingga patogen dan cairan tubuh tidak dapat
kaca, batas atas masker berada tepat dibawah kacamata sehingga tidak
napas. Masker yang telah menjadi lembab tidak dapat berfungsi sebagai
paru BTA positif yaitu memberikan masker pada pasien yang tersangka
ada pasien yang datang diperiksa atau kontrol dengan keluhan batuk –
batuk lebih dari dua minggu wajib diberikan masker, setiap pasien yang
a. Pengertian Kepatuhan
75% mungkin meminum dosis yang salah, dan lebih dari 30% membuat
intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
1) Pendidikan
(attitude).
diberikan.
2) Akomodasi
c. Kriteria Kepatuhan
obat sesuai dengan aturan paket obat dan tepat waktu dalam
pengambilan obat.
1) Kategori I
dengan fase 2 HRZS (E) obat diberikan setiap hari selama dua bulan.
2) Kategori II
3) Kategori III
kelainan parunya tidak luas dan kasus TB di luar paru selain yang
4) Kategori IV
(Muttaqin, 2014).
Kemenkes RI (2014).
34
Kemenkes RI (2014).
mengambil obat.
35
Bakteri tahan asam adalah jenis bakteri tahan asam yang tidak
oleh karena itu bakteri ini hanya dapat diwarnai dengan pewarnaan
terhadap pewarnaan dan bahan kimia lain pada cairan atau larutan
warna pertama, tidak luntur oleh asam dan alkohol, sehingga tidak
Basil tahan asam juga dapat dikatakan sebagai bakteri yang memiliki
tersebut disebut dengan bakteri tahan asam (BTA), pada saat pencucian
panjangnya 8-95 dan memiliki dinding sel yang tebal yang terdiri dari
36
lapisan lilin dan asam lemak mikolat, lipid yang ada bisa mencapai 60%
a) Persiapan Pasien
Pagi (P), Sewaktu (S) untuk pasien baru serta Sewaktu (S) dan
dipenuhi. Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas
Cara Berdahak :
lalu tarik nafas dalam (2-3 kali), buka tutup pot deatkan ke
dahak, tutup pot yang berisi dahak dengan rapat, pasien harus
RI, 2013).
labolatorium.
38
2013)
c. Pewarnaan BTA
1) Ziehl Neelsen
asid, pertama kali ditemukan oleh dua orang doktor Jerman, Franz
artinya pewarna yang menggunakan lebih dari satu zat warna, seerti
maka lapisan lilin dapat ditembus dapat ditembus oleh cat Bassic
alkohol 70%, warna merah dar Bassic Fuchsin pada BTA tidak akan
2) Carbon Fuchsin
disebut salah satu dari dua etimologi: dari warna bunga-bunga dari
3) Asam Alkohol
Larutan ang terdiri dari HCL 37% 30 ml dan ethanol 96% 970 ml
asam alkohol ini, maka bakteri yang bukan BTA akan dilunturkan
kembali oleh carbol fuchsin tersebut karena tidak mampu mengikat kuat
4) Methyelen Blue
lawan dan pada pemberian methyelen blue pada bakteri akan tetap
berwarna merah dengan latar belakang biru atau hijau. (Jutomo Dkk,
2007)
perawatan mikroskop secara teratur dan dengan cara yang benar, yaitu
dengan cara :
1) Pembersihan Lensa
(blower).
3) Penyimpanan
pada bagian saluran dan roda gigi dan dapat menyebabkan bagian-
pandang.
(IUATLD)
(3) Ketebalan
cells).
(4) Kerataan
(5) Pewarnaan
BTA dan warna latar, bersih dan tidak tampak sisa zat warna.
dipermukaannya
(6) Kebersihan
B. Kerangka Konseptual
yang akan dilakukan dan memberi landasan kuat terhadap topik yang dipilih
: Tidak diteliti
C. Hipotesis Penelitian
Secara umum hipotesis adalah sebuah pernyataan yang masih lemah dan
diterima atau ditolak, berdasarkan fakta dan data empiris yang telah
tentang hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat
46
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
adalah korelasi dengan desain case control. Pada desain case control yaitu
2012).
B. Kerangka Kerja
di mulai dari penetapan populasi, sampel dan hal-hal yang berkaitan dengan
2013)
47
48
Populasi
Semua pasien yang berkunjung di Poli ParuRSUD Mardi Waluyo Kota
Blitar sebanyak 71pasien pada bulan Januari sampai Mei 2017
Accidental Sampling
Sampel
Sebagain pasien yang berkunjung di Poli paru Rumah Sakit Mardi Waluyo
Kota Blitar yang dilakukan selama 2 minggu
Pengambilan data
Pengolahan data
Editing, coding, scoring, tabulating
Uji Statistik :
Regresi Logistik
Penyajian hasil
Kesimpulan
1. Populasi
2. Sampel
BTA
3. Sampling
D. Identifikasi Variabel
sebagai karakteristik dari orang, obyek atau gejala yang dimiliki nilai yang
Minum OAT”.
Asam”.
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Pengaruh tingkat Kepatuhan Minum OAT Terhadap
lKarakteristik Basil Tahan Asam.
Definisi
Variabel Parameter Instrument Skala Kategori
Operasional
Variabel Menuruti 1. Waktu Lembar Nominal Patuh : Jika pasien
Independent aturan 2. Jenis Observasi disiplin minum obat
pengobatan 3. Jumlah sesuai anjuran tenaga
Kepatuhan secara lengkap kesehatan serta obat yang
Minum OAT selama 6 bulan diberikan habis sesuai
dan jadwal, pasien kembali
pemeriksaan mengambil obat tepat
secara rutin waktu, dan tidak ada sisa
obat.
1. Instrumen Penelitian
sebagai berikut :
mulaimelakukan penelitian
belum.
1) Data umum
a) Jenis kelamin
1 : laki-laki
2 : perempuan
b) Usia
1 : 41-45 Tahun
2 : 46-50 Tahun
3 : 51-55 Tahun
4 : 56-60 Tahun
5 : 61 – 65Tahun
c) Pendidikan
d) Pekerjaan
1 : tidak bekerja
2 : wiraswasta
3 : swasta
4 : PNS/TNI/POLRI
e) Data Khusus
1 :Patuh
2 :Tidak patuh
G. Analisa data
Data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
SP
N= X 100%
SM
Keterangan
SM : skor tertinggi
h)
56
b. Analisa Bivariat
diktomi. Variabel diktomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang
diberi 0 atau angka. Skala diktomi yang dimaksud adalah skala data
0,05 artinya jika hasil uji statistik menunjukkan p≤α ada hubungan
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent
Jika subyek menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa
57
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Nursalam, 2013).