2003 tentang Keuangan Negara, UU no 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU
No 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan danTanggung jawab Keuangan Negara.
Secara singkat,pengertian administrasi keuangan menurut para ahli ter agimenjadi dua
1. pengelolaan keuangan,pengertian ini adalah pengertian administrasikeuangan secara
luas.dalam pengertian ini terkandung proses pengaturan
serta penetapan kebijakan yang berkaitan dengan pengadaan maupun pemanfaatankeuangan
sehingga tugas-tugas pokok "rganisasi dapat terwujud secara efektif dan efisien.).
2.tata usaha keuangan.ini adalah pengertian keuangan dalam arti sempit. pengertian ini berarti ba
hwa adminstrasi keuangan berkaitan dengan proses- proses menerima, menyimpan, serta mengel
uarkan uang dengan aktivitas penatabukuan. aktifitas ini dilaksanakan berdasarkan ketentuan yan
g sedang berlaku.
menurut The liang gie administrasi keuangan adalah proses
pengurusan atau penyelenggaraan penyediaan dan penggunaan uang dalam setiap usahakerjasam
a sekelompok manusia untuk tercapainnya suatu tujuan. proses ini
tersusun dalam pelaksanaan fungsi-fungsi pengganggaran (budgeting), pembukuan (accounting)
dan pemeriksaan keuangan (auditing).
A. KEUANGAN DAERAH
keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan Daerahyang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaanlain yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut dalam APBD.
Keuangan Daerah sebagaimana dimuat dalam penjelasan pasal 156 ayat 1 Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah adalah seagai berikut :
"Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah yang dapat dinilai dengan uang
dan segala sesuatu berupa uang dan barang yang dapat dijadikan milik daerah yang
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut".
Berdasarkan pengertian tersebut unsur pokok keuangan daerah terdiri atas:
Hak Daerah
Kewajiban Daerah
Kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban tersebut.
Hak daerah dalam rangka keuangan daerah adalah segala hak yang melekat pada daerah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam usaha pemerintah
daerah mengisi kas daerah.
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan perdamaian abadi dan
keadilan
Devas (1989) mengemukakan bahwa tujuan utama dari pengelolaan keuanagan daerah adalah:
Sejalan dengan pemikiran tersebut di atas Tjahjanulin Domai ( 2002 ) mengatakan ada beberapa
prinsip dalam mengelola keuangan daerah yaitu :
B. PENGELOLA
Ada para pejabat – pejabat tertentu yang mengelola keuangan daerah, yaitu :
Berikut ini adalah uraian tentang tugas – tugas para pejabat pengelola keuangan daerah tersebut, yaitu :
1. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kepala daerah selaku kepala pemerintah daerah adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan
dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Kepala daerah
ini mempunyai wewenang dalam menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang daerah,
menetapkan kuasa pengguna anggaran/pengguna barang, menetapkan bendahara, menetapkan pejabat
yang bertugas dalam melakukan pemugua penerimaan daerah.
2. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah
Sekretaris daerah selaku koordinator pengelolaan keuangan daerah membantu kepala daerah
menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggara urusan pemerinth daerah termasuk
penglolaan keuangan daerah. Sekretaris daerah mempunyai tugas, koordinasi diantaranya ialah
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan pengelolaan APBD, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
pengelolaan barang daerah, penyusunan rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD dan lain –
lain. Selain mempunyai tugas koordinasi, Sekretaris Daerah juga mempunyai tugas memimpin Tim
Anggaran Pemerintah Daerah, Menyiapkan pedoman pelaksanaan APBD, menyiapkan pedoman
pengelolaan barang daerah.
3. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah ( SKPKD ) selaku pejabat pengelola keuangan
daerah mempunyai tugas dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan
daerah, menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD, melaksanakan fungsi Bendahara
Umum Daerah ( BUD ), melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala
daerah dan lain – lain.
4. Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) selaku pejabat Pengguna Anggaran Barabg ( PPA/PB)
mempunyai tugas yaitu menuysun Rencana Kerja dan Anggaran SKPD ( RAK-SKPD ), menyusun Dokumen
Pelaksanaan Anggaran SKPD ( DPA-SKPD ), melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban anggaran belanja dan lain – lain. Selain itu, pejabat Pengguna Anggaran Barang bertanggung
jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang dalam melaksanakan tugas – tugasnya dapat
melimpahkan sebagian kewenangannya kepada Kepala Unit Kerja pada SKPD selaku Kuasa Pengguna
Anggaran/Kuasa.
5. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Daerah SKPD
PPTK bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pengguna anggaran/pengguna barang atau
kuasa pengguna anggaran/kuasa pengguna barang yang telah menunjuknya. Tugas – tugas tersebut
ialah mengendalikan pelaksanaan kegiatan, melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan dan
menyiapkan dokumen anggaran atas bebab pengeluaran pelaksanaan kegiatan yang mencakup
dokumen administrasi kegiatan maupun dokumen administrasi yang terkait dengan persyaratan
pembayaran yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan.
6. Pejabat Penatausahaan Kauangan SKPD
Untuk melaksanakan anggaran yang dimuat dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( SKPD (DPA-SKPD),
kepala SKPD menetapkan pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan pada SKPD sebagai
Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD). PPK-SKPD mempunyai tugas, yaitu :
a. Meneliti Surat Permintaan Pembayaran Langsung pengadaan barang dan jasa yang disampaikan
oleh bendahara pengeluaran dan diketahui oleh PPTK,
b. Meneliti kelengkapan Surat Permintaan Pembayaran Uang Persediaan, Surat Permintaan
Pembayaran Ganti Uang Persediaan, Surat Permintaan Pembayaran Tambah Uang Persediaan dan gaji
tunjangan PNS serta penghasilan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang –
undangan yang diajukan oleh bendahara pengeluaran.
PPK-SKPD tidak boleh merangkap sebagai pejabat yang bertugas melakukan pemungutan penerimaan
negara/daerah bendahara dan/atau PPTK.
7. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional baik secara langsung
maupun tidak langsung dilarang melakukan kegiatan perdagangan, pekerjaan pemborongan dan
penjualan jasa atau bertindak sebagai penjamin atas kegiatan/pekerjaan/penjualan serta membuka
rekening/giro pos atau menyimpan uang pada suatu lembaga keuangan lainnya atas nama pribadi.
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh
Bendahara Penerimaan Pembantu dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu.
Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran secara fungsional bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada PPKD selaku BUD.
C. PENDAPATAN
1. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang meliputi rekening Kas Umum Daerah, yang
menambah ekuitas dana lancar, yang merupakan hak daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak
perlu dibayar kembali oleh Daerah. Pendapatan Daerah terdiri atas :
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri atas : pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dan lain – lain PAD yang sah yang meliputi hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan, hasil pemanfaatan atau pendayagunaan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa
giro, pendapatan bunga, tuntutan ganti rugi, dan lain – lain.
b. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan terdiri dari Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus.
Lain – lain pendapatan daerah yang sah meliputi hibah, dana darurat dan lain – lain pendapatan yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2. Belanja Daerah
Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekitas
dana lancar yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh daerah. Belanja daerah digunakan dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan
urusan pilihan yang ditetapkan dengan ketentuan perundang – undangan.
Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar
kepada masyarakat yang wajib dioselenggarakan oleh pemerintah daerah. Sedangkan urusan pilihan
adalah urusan pemerintah yang secara nyata ada dan berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakt sesuai kondis, kekhasan dan potensi keunggulan daerah.
Klasifikasi belanja menurut fungsi terdiri dari klasifikasi berdasarkan urusan pemerintahan yang terdiri
dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal, bunga, subsidi, hiobah, bantuan sosial,
dan lain – lain. Klasifikasi fungsi pengelolaan keuangan negara digunakan untuk pelayanan umum,
ketertiban dan keamanan, ekonomi, lingkungan hidup, perumahan serta fasilitas umum dan lain – lain.
3. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan daerah meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang
akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun – tahun
anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan mencakup : SilPAtahun anggaran sebelumnya, pencairan dana cadangan, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman, penerimaan pinjaman dan
pemberian pinjaman.
APBD
APBD yang disusun oleh setiap pemerintah daerah memiliki fungsi sebagai berikut:
Fungsi otorisasi
APBD sebagai dasar bagi pemerintah daerah dalam menjalankan pendapatan dan belanja untuk
masa satu tahun.
Fungsi Perencanaan
APBD merupakan pedoman bagi pemerintah daerah dalam menyusun perencanaan
penyelenggaraan pemerintah daerah pada tahun yang bersangkutan.
Fungsi Pengawasan
APBD merupakan pedoman bagi DPRD, BPK, dan instansi pelaksanaan pengawasan lainnya
dalam menjalankan fungsi pengawasan.
Fungsi Alokasi
Sumber-sumber penerimaan APBD digambarkan dengan jelas untuk dialokasikan sebagai
pembelanjaan yang harus dilaksanakan pemerintah daerah.
Fungsi Distribusi
Pembelanjaan APBD disesuaikan dengan kondisi setiap daerah dengan mempertimbangkan asas
keadilan dan kepatutan.
APBD
APBD disusun sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran penyelenggaraan negara didaerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan untuk meningkatkan kemakmuran masyarakat.
3) Belanja Modal
Belanja modal adalah belanja yang dikeluarkan untuk membeli/memperoleh modal seperti tanah,
mobil, alat-alat, dll.
b. Belanja Publik
Belanja publik terdiri dari belanja adminstrasi/umum, belanja operasi dan pemeliharaan, dan
belanja modal.
Menurut Richard Musgrave dampak APBN dan APBD akan mempengaruhi aspek sosial
ekonomis keuangan negara dan perekonomian bangsa, berupa:
pendapatan
Retribusi pendapatan dilakukan melalui penarikan pajak. Selanjutnya pajak tersebut digunakan
untuk keperluan peningkatan pendapatan masyarakat dalam bentuk pengeluaran negara yang
diberikan ke daerah-daerah .
n sumber-sumber
Pengenaan tarif pajak yang tinggi terhadap barang-barang tertentu menyebabkan terjadi proses
pengalihan sumber-sumber masyarakat. Produsen akan berpindah meningkatkan produksi
yang menghasilkan barang-barang dengan tarif pajak yang rendah. Pengenaan tarif pajak yang
tinggi terhadap barang–barang tertentu karena barang tersebut tidak dikehendaki peredarannya
dipasar oleh pemerintah.
n terhadap kegiatan ekonomi
Efek ekonomis terhadap keuangan negara dapat dilihat dari usaha pemerintah untuk
menstabilkan keadaan ekonomi.Sebagai contoh pada saat terjadi inflasi, pemerintah harus
mempengaruhi ekonomi nasional melalui APBN/APBD agar terjadi keseimbangan kembali
antara arus uang dengan arus barang yang beredar.
C.Kebijakan Anggaran
an Kebijakan Anggaran
Penyusunan APBN tidak lepas dari sasaran kebijakan keuangan pemerintah yang harus
menunjang pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, kestabilan moneter, perluasan
kesempatan kerja, pelayanan umum dan lain-lainnya yang menyangkut peningkatan
kesejahteraan rakyat.
Dengan demikian kebijakan anggaran diartikan sebagai kebijakan pemerintah untuk
mengatur APBN agar sesuai dengan arah dan laju pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
dalam Program Pembanghunan Nasional.
Sebelum tahun 2001 prinsip penyusunan APBN adalah anggaran berimbang dinamis,
dimana jumlah penerimaan negara selalu sama dengan pengeluaran negara, dan jumlahnya
diupayakan meningkat dari tahun ke tahun. Sejak tahun 2001 hingga sekarang prinsip anggaran
yang digunakan adalah anggaran defisit/surplus.
Penyusunan APBN mulai tahun 2005 telah menerapkan format baru, yaitu format
anggaran terpadu berdasar undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Format baru tersebut merupakan sistem penganggaran terpadu yang melebur anggaran rutin
dan pembangunan dalam satu format anggaran dengan tujuan mengurangi tumpang tindih
alokasi pengeluaran.
Kebijakan Anggaran
Untuk menentukan arah, tujuan, prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan
ekonomi agar sesuai Program Pembangunan Nasional yang pada gilirannya meningkatkan
kemakmuran masyarakat.