Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN

1.1. Pengkajian
1. Biodata
Berisi identidas pasien mulai dari nama, umur, tanggal lahir, tanggal MRS,
alamat
2. Keluhan utama
Biasanya klien datang ketempat pelayanan kesehatan dengan keluhan gatal
pada kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari.
3. Riwayat penyakit sekarang
Faktor pencetus timbulnya pruritus dapat disebabkan oleh adanya kelainan
sistemik internal seperti diabetes melitus, kelainan darah atau kanker, penggunaan
preperat oral seperti aspirin, terapi antibiotik, hormon. Adanya alergi, baru saja
minum obat yang baru, pergantian kosmetik dapat menjadi faktor pencetus adanya
pruritus. Tanda-tanda infeksi dan bukti lingkungan seperti udara yang panas, kering,
atau seprei/selimut yang menyebabkan iritasi, harus dikenal. Pruritus dapat terjadi
pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari kulit yang kering.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pruritus merupakan penyakit yang hilang/timbul, sehingga pada riwayat
penyakit dahulu sebagian besar klien pernah menderita penyakit yang sama dengan
kondisi yang dirasa sekarang.
5. Riwayat penyakit keluarga
Diduga faktor genetik tidak mempengaruhi timbulnya pruritus. Kecuali dalam
keluarga ada kelainan sistemik internal yang bersifat herediter mungkin juga
mengalami pruritus.
6. Riwayat psikososial
Rasa gatal dapat pula disebabkan oleh faktor psikologik seperti stress yang
berlebihan dalam keluarga atau lingkungan kerja. Pruritus menimbulkan gangguan
rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat akan menganggu
penampilan pasien.

1.2. Diagnosa Keperawatan


a) Nyeri (akut) b/d kerusakan jaringan kulit.
b) Kerusakan integritas kulit b/d adanya lesi, erosi.
c) Gangguan citra tubuh b/d adanya kerusakan integritas kulit.
d) Resiko terhadap infeksi b/d adanya lesi.

1.3. Intervensi Keperawatan


1. Dx. 1 : Nyeri (akut) b/d kerusakan jaringan kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan
masalah nyeri (akut) dapat teratasi.
KH :
Skala nyeri klien 0 – 1
Nyeri klien berkurang atau hilang
Klien dapat melakukan tindakan relaksasi atau distraksi.
Intervensi
Mandiri :
1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan karkteristik, lokasi dan intensitas (skala 0 – 10).
R/ : Mengevaluasi nyeri klien.
2) Berikan klien lingkungan yang tenang dan nyaman.
R/ : Meningkatkan kenyamanan.
3) Anjurkan klien untuk melakukan tindakan relaksasi seperti latihan tarik napas
dalam.
R/ : Mengurangi rasa nyeri.
4) Anjurkan klien untuk melakukan tindakan distraksi seperti membayangkan hal-
hal yang menyenangkan.
R/ : Mengalihkan rasa nyeri klien.
Kolaborasi :
5) Berikan terapi obat analgesik sesuai anjuran dokter.
R/ : Analgesik dapat mengurangi nyeri.

2. Dx. 2 : Kerusakan integritas kulit b/d adanya lesi, erosi.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …x 24 jam diharapkan
masalah kerusakan integritas kulit dapat teratasi.
KH :
Lesi pulih
Integritas kulit kembali normal
Kulit bersih dan bebas dari lesi dan erosi.
Intervensi
Mandiri :
1) Kaji tentang lesi, bentuk, ukuran, dan jenis lesi.
R/ : Evaluasi keadaan kulit.
2) Anjurkan klien untuk banyak istirahat.
R/ : Mengurangi terjadinya infeksi lebih lanjut.
3) Pertahankan kebersihan dan kekeringan kulit.
R/ :Mempertahankan integritas kulit.
4) Lakukan perawatan kulit setiap hari.
R/ :Mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut.
Kolaborasi :
5) Berikan terapi obat salep antibiotik.
R/ :Mencegah terjadinya infeksi luas.
3. Dx. 3 : Gangguan citra tubuh b/d adanya kerusakan integritas kulit.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam, diharapkan
masalah gangguan citra tubuh dengan HDR dapat teratasi.
KH :
Meningkatkan citra tubuh.
Mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami klien.
Secara aktif ikut serta dalam perawatan dirinya.
Menggunakan keterampilan koping yang positif dalam mengatasi citra tubuh.
Intervensi
Mandiri :
1) Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan masalahnya.
R/ : Mengetahui perasaan klien terhadap masalah yang dihadapi.
2) Beri lingkungan yang mendukung.
R/ : Meningkatkan kenyamanan klien
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi gaya koping yang positif.
R/ : Menentukan rencana keperawatan yang tepat bagi klien.
4) Beri harapan yang realistik dan buat sasaran jangka pendek untuk memudahkan
pencapaian.
R/ : Menentukan rencana keperawatan yang akan dilakukan.
5) Beri penghargaan untuk tugas yang dilakukan.
R/ : Meningatkan kepercayaan diri klien.
6) Beri dorongan untuk melakukan komunikasi dengan orang terdekat dan
memerlukan sosialisasi dengan keluarga serta teman.
R/ : Meningkatkan ventilasi perasaan.
7) Beri dorongan untuk merawat diri sesuai toleransi.
R/ : Meningkatkan kemampuan perawatan diri secara mandiri.

4. Dx. 4 : Resiko terhadap infeksi b/d adanya lesi.


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam,
diharapkan masalah resiko tinggi infeksi dapat teratasi.
KH :
Infeksi tidak berlanjut meluas.
Mencapai masa penyembuhan tepat waktu.
Intervensi
Mandiri :
1) Jelaskan tentang penyakit klien
R/ : Memberikan informasi yang dibutuhkan klien.
2) Pertahankan teknik aseptik dan tehnik cuci tangan yang tepat bagi pasien,
pengunjung, maupun staff.
R/ : Menurunkan resiko klien terkena infeksi sekunder.
3) Anjurkan klien dan keluarga untuk memisahkan barang-barang yang dipakai oleh
klien.
R/ : Mencegah terjadinya penularan penyakit.
Isolasikan klien.
4) R/ : Mengurangi terjadinya infeksi kepada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai