3. MOW (TUBEKTOMI)
Kontrasepsi mantap merupakan metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau
memotong saluran telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki)
Kelebihan tubektomi:
a. Efektifitas hampir 100%
b. Tidak mempengaruhi libido seksual
c. Kegagalan dari pihak pasien tidak ada
d. Tidak mempengaruhi proses menyusui
e. Pembedahan sederhana, anestesi lokal
f. Tidak ada efek samping jangka panjang
g. Kelebihan kontap: lebih aman, lebih praktis, lebih efektif
Kekurangan tubektomi:
a. Risiko dan efek samping pembedahan
b. Kadang nyeri pada saat operasi
c. Infeksi mungkin terjadi, bila proses pembedahan tidak benar
d. Kesuburan sulit kembali
Indikasi:
a. Sukarela pada wanita usia:
25 tahun dengan 4 anak hidup
30 tahun dengan 3 anak hidup
35 tahun dengan 2 anak hidup
b. Sukarela pada wanita usia:
25-30 tahun dengan 3 anak atau lebih
30-35 tahun dengan 2 anak atau lebih
35-40 tahun dengan 1 anak atau lebih
Kontraindikasi:
a. Hamil
b. Perdarahan vaginal yang belum terjelaskan
c. Infeksi sistemik atau pelvik yang kuat
d. Belum memberikan persetujuan tertulis
e. Tidak boleh menjalani proses pembedahan
Waktu pelaksanaan:
a. Setiap waktu selama siklus menstruasi bila diyakini secara rasional klien tidak hamil
b. Hari ke 6-13 siklus menstruasi
c. Pasca persalinan. Tubektomi post partum dilakukan 1 hari setelah partus
d. Pasca keguguran
4. VASEKTOMI / MOP
Kontrasepsi mantap pria atau vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada
pria yang sangat aman, sederhana, dan sangat efektif, memakan waktu operasi yang singkat dan
tidak memerlukan anestesi umum.
Vasektomi adalah tindakan memotong dan menutup saluran sperma (vas deferens) yang
menyalurkan sperma dari testis.
Keuntungan:
a. Teknik operasi kecil dans ederhana
b. Komplikasi yang ditemukan tidak terlalu berat
c. Efektifitas hampir 100%
d. Biaya murah terjangkau masyarakat
e. Efektif
f. Sederhana
g. Aman
h. Cepat hanya memerlukan 5-10 menit
Kerugian:
a. Cara ini tidak langsung fektif tapi memerlukan beberapa waktu sampai sperma bersifat negatif
dalam analisa semen
b. Diperlukan suatu tindakan operatif
c. Kadang menyebabkan infeksi pada bekas pembedahan
Indikasi:
a. Pasangan yang tidak ingin menambah jumlah anak
b. Istri yang tergolong sebagai kelompok berisiko untuk hamil
c. Akibat usia atau kesehatan pihak istri termasuk risiko untuk hamil
d. Pasangan yang telah gagal dalam kontrasepsi lain
Kontraindikasi:
a. Infeksi kulit lokal
b. Infeksi traktus genetalia
c. Kelainan skrotum seperti: varicocele, hydrocele besar, hernia inguinalis, luka bekas operasi
hernia
d. Penyakit sistemik, seperti: penyakit perdarahan, diabetes mellitus
Yang dapat melakukan vasektomi:
a. Harus sukarela
b. Mendapat peretujuan istri
c. Jumlah anak cukup
d. Mengetahui akibat vasektomi
e. Umur calon tidak kurang dari 30 tahun
f. Umur istri tidak kurang 20 tahun dan tidak lebih 40 tahun
Yang sebaiknya tidak vasektomi:
a. Infeksi kuliat sekitar kemaluan
b. Menderita kencing manis
c. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau menggunakan antikoagulasi
Waktu pelaksaan Vasektomi:
a. Tidak ada batasan usia
b. Istri berisiko tinggi
Daftar Pustaka:
Marmi. 2016. Buku Ajar Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.