PENDAHULUAN
Glioma adalah neoplasma intrakranial primer, yaitu pada sel glial, meliputi
oligodendroglioma). Glioma derajat rendah terdiri dari WHO derajat I untuk tumor
dengan potensi proliferasi rendah, kurabilitas pasca reseksi cukup baik dan WHO
derajat II untuk tumor bersifat infiltratif, aktivitas mitosis rendah, namun sering
yang lebih tinggi (Aman dkk, 2017). 15% dari seluruh glioma adalah glioma
yaitu sekitar 0,36 per 100000 kelahiran (Pallud et al, 2010). Meskipun tidak ada
intrakranial dan resiko misdiagnosis sangat tinggi. Hal ini terjadi karena gejala
seperti sakit kepala, muntah, dan gangguan penglihatan juga sering ditemui pada
Glioma derajat rendah muncul pada usia yang lebih muda dibandingkan
dengan glioma derajat tinggi dengan usia rata-rata saat terdiagnosa antara 40
dan 50 tahun. Oleh karena itulah, pada wanita glioma sering terdiagnosa pada
memicu pertumbuhan dari beberapa jenis tumor dengan patofisiologi yang belum
1
jelas. Namun beberapa penelitian memberikan hipotesis bahwa pertumbuhan
engorgement atau lebih pada efek langsung dari sex hormon pada sel tumor
Gejala yang timbul pada pasien dengan kanker otak tergantung dari
lokasi dan tingkat pertumbuhan tumor. Kombinasi gejala yang sering ditemukan
kognitif. Pada glioma derajat rendah, gejala yang sering ditemui adalah kejang,
Kejang pada kehamilan, tentu akan memberikan efek terutama pada janin,
karena kondisi kejang pada ibu berarti menyebabkan janin dalam kondisi
hipoksia. Jika kejang berlangsung lama dan sering maka kesejahteraan bayi
atau radiasi tergantung jenis dan stadium dari tumor. Sedangkan pada kasus
glioma dalam kehamilan, karena jumlah kasusnya yang jarang, belum ada
guideline yang pasti untuk terapi ajuvan atau waktu yang ideal untuk
guideline untuk strategi terapi adalah karena kondisi yang rumit dari faktor klinis
dan sosial, yaitu perkiraan usia kehamilan, kondisi kesehatan ibu, resiko
teratogenik dari obat antiepilepsi dan kemoterapi, agama dan kepercayaan dari
kehamilan dan natural history dari glioma itu sendiri (Blumenthal et al, 2008).
2
Ibu hamil dengan glioma membutuhkan konseling dan assement resiko
mengingat tingginya resiko glioma dan manajemennya terhadap ibu dan janin
selama kehamilan dan persalinan. Konseling pada pasien terutama tentang efek
33 tahun, dengan glioma dan epilepsi symtomatik yang telah mendapatkan terapi
antiepilepsi. Pasien ini berhasil melahirkan bayi dengan sectio caesaria elektif
symptomatik. Sedangkan untuk terapi glioma pada pasien akan dievaluasi ulang
definitif untuk tumornya. Besar harapan kami agar kasus ini dapat menambah
wawasan pengetahuan kita tentang kehamilan dengan tumor otak agar dapat