I. Latar Belakang
Pada umumnya imunisasi adalah memberikan kekebalan dalam
tubuh, atau secara lengkap imunisasi adalah usaha untuk memberikan
kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh
agar tubuh membuat zat anti, untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu,
seperti penyakit TBC, hepatitis, campak, poliomyelitis, difteri, pertusis,
tetanus, dan lain-lain. Sebenarnya dalam tubuh sudah memiliki pertahanan
sendiri, agar berbagai kuman yang masuk dapat dicegah. Suatu pertahanan
tersebut adalah suatu alamiah yang ada dalam tubuh meliputi pertahanan
spesifik dan pertahanan non spesifik.Tetapi alangkah baiknya kita
ingatkan kembali tentang makna imunisasi itu.
IV. Materi :
1. Pengertian Imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Manfaat imunisasi
4. Jenis lima imunisasi lengkap
5. Waktu pemeberian imunisasi
6. Tempat mendapatkan imunisasi
V. Metode :
1. Diskusi
2. Tanya jawab
VI. Media :
Leaflet
X. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi struktur:
Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan.
Penyelenggaran penyuluhan dilakukan di Ruang Flamboyan 1 RSUD Kota
Salatiga
b. Evaluasi proses :
Klien antusias terhadap materi penyuluhan.
Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi).
c. Evaluasihasil :
Klien mengerti tentang imunisasi dan mampu menjelaskan ulang tentang :
1. Pengertian imunisasi
2. Tujuan imunisasi
3. Manfaat kegunaan imunisasi
4. Jenis 5 imunisasi lengkap
5. Waktu pemberian imunisasi
6. Tempat mendapatkan imunisasi
A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu tindakan pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kekebalan imunitas tubuh melalui
pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan.
B. Tujuan Imunisasi
Bayi harus diimunisasi karena imunisasi mempunyai tujuan untuk :
- Melindungi anak dari penyakit tertentu
- Menurunkan angka kematian anak
- Mencegah anak cacat
- Merangsang pembentukan antibody
C. Manfaat Imunisasi
Imunisasi mempunyai berbagai manfaat yaitu :
1. Untuk anak
Mencegah penyakit, kemungkinan kecacatan, kematian dan merangsang
pembentukan antibody
2. Untuk keluarga
Menghilangkan kecemasan dan biaya pengobatan bila anak sakit
3. Untuk Negara
Memperbaiki tingkat kesehatan
Menciptakan bangsa yang kuat dan sehat untuk melanjutkan pembangunan
4. Campak
Imunisasi diberikan untuk mendapat kekebalan terhadap penyakit
campak secara aktif. Menurut WHO imuniasi campak cukup diberikan
1 kali suntikan setelah bayi berumur 9 bulan, tetapi karena angka
kesakitan campak di Indonesia masih tinggi, pemerintah
mencanangkan pemberian imunisasi campak sebelum usia 9-11 bulan.
Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi
demam ringan dan tampak sedikit bercak merah pada pipi di bawah
telinga pada hari ke 7-8 setelah penyuntikan.
Imunisasi booster ( ulangan ) perlu diberikan untuk
mempertahankan status kekebalan anak. Banya anak yang sudah di
vaksinasi campak ketika bayi ternyata 5-7 tahun masih terkena
campak. Pada umur >10 tahun masih banyak dijumpai kasus difteri.
Artinya, status kekebalan yang diperoleh dari imunisasi yang diberikan
pada saat bayi akan berkurang sesuai usia anak. Karena itu perlu
diberikan imunisasi booster untuk meningkatkan kekebalan anak lagi.
Imuisasi yang perlu diberikan ulangan pada sekolah dasar yaitu
imunisasi campak dan DT (kelas 1 ) dan TT (kels 2, 3 dan 6).
5. Hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap
penyakit Hepatitis B. Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian
suntikan dasar sebanyak 3 kali dengan jarak waktu satu bulan anta
suntikan 1 dan 2, dan lima bulanantarasuntikan 2 dan 3.Reaksi yang
mungkin terjadi adalah berupa nyeri pada tempat suntikan, yang
mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan.
Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksilain yang
mungkin terjadi ialah demam ringan.
6. Hib
Pentabio adalah Vaksin DTP-HB-Hib (Vaksin Jerap Difteri,
Tetanus, Pertusis, Hepatitis B Rekombinan, Haemophilus influenzae
tipe b) berupa suspensi homogen yang mengandung toksoid tetanus
dan difter-i murni, bakter-i pertusis (batuk rejan) inaktif,antigen
permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius, dan
komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul
polisakarida Haemophilus influenzae tipe b tidak infeksius yang
dikonjugasikan kepada protein toksoid tetanus. HBsAg diproduksi
melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. Vaksin dijerap pada
aluminium fosfat. Thimerosal digunakan sebagai pengawet.
Polisakarida berasal dari bakteri Hib yang ditumbuhkan pada media
tertentu, dan kemudian dimurnikan melalui serangkaian tahap
ultrafiltrasi. Potensi vaksin per dosis tidak kurang dari 4 IU untuk
pertusis, 30 IU untuk difteri, 60 IU untuk tetanus (ditentukan pada
mencit) atau 40 IU (ditentukan pada guinea pig), 10 mcg _HBsAg dan
10 mcg Hib.
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung :
Zat aktif
Toksoid Difteri murni 20 Lf (k. 30 IU)
Toksoid Tetanus murni 5 Lf 60 IU)
B. pertussis inaktif 12 OU (k 4 IU)
HBsAg 10 mcg
Konjugat Hib 10 mcg
Zat tambahan
sebagai aluminium fosfat 0,33 mg
Thimerosal 0,025 mg
INDIKASI
Vaksin digunakan untuk pencegahan terhadap difteri, tetanus,
pertusis (batuk rejan), hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenzae
tipe b secara simultan.
CARA KERJA OBAT
Merangsang tubuh membentuk antibodi terhadap difter-i,
tetanus, pertusis, hepatitis B, dan Haemophilus influenza tipe b.
CARA PEMBERIAN
Vaksin harus disuntikkan secara intramuskular. Penyuntikan
sebaiknya dilakukan pada anterolateral paha atas. Penyuntikan pada
bagian bokong anak dapat menyebabkan luka saraf siatik dan tidak
dianjurkan. Suntikan tidak boleh diberikan ke dalam kulit karena dapat
meningkatkan reaksi lokal. Satu dosis anak adalah 0,5 mL.
JADWAL IMUNISASI
Pentabio (Vaksin DTP-HB-Hib) TIDAK BOLEH
digunakan pada bayi yang baru lahir.
Di negara-negara dimana pertusis menjadi bahaya tertentu
pada bayi, vaksin ini harus dimulai secepat mungkin
dengan dosis pertama pada usia 6 minggu, dan dua dosis
berikutnya diberikan dengan jarak waktu 4 minggu.
Vaksin ini aman dan efektif diberikan bersamaan dengan
vaksin BCG, campak, polio (OPV atau IPV),yellow fever
dan suplemen vitamin A. Jika vaksin ini diberikan
bersamaan dengan vaksin lain, harus disuntikkan pada
lokasi yang berlainan. Vaksin ini tidak boleh dicampur
dalam satu vial atau syringedengan vaksin lain.
( Biofarma.co.id , 2015)
E. Waktu Pemberian Imunisasi
Umur Jenis Imunisasi
0-7 hari HB0
1 bulan BCG, Polio 1
2 bulan DPT – Hb – Hib 1, Polio 2
3 bulan DPT – Hb – Hib 2, Polio 3
4 bulan DPT – Hb – Hib 3, Polio 4, IPV
9 bulan Campak
18 bulan DPT – HB – Hib
24 bulan Campak
( sumber Depkes RI, 2015 )
F. Tempat Mendapatkan Imunisasi
Imunisasi dapat didapatkan di :
1. Posyandu
2. Puskesmas
3. Tempat pelayanan kesehatan lainnya