Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Prinsip
Kerja AC Mobil, Komponen Pendukung AC dan Komponennya.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
1.4.Permasalahan ................................................................. 4
BAB 2 Pembahasan
Bab 3
a. Pemeliharaan ................................................................ 29
Analisis ........................................................................................ 35
Bab 5
A. Kesimpulan ............................................................................. 36
B. Saran ......................................................................................... 37
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini saya bermaksud untuk membahas tentang sistem CDI
(Capacitor Discharge Ignition) yang merupakan salah satu jenis sistem pengapian
pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge
current) dari kondensator, guna mencatudayaKumparan pengapian (ignition coil).
Dengan adanya tugas ini penulis berharap tugas ini dapat memacu, motivasi
dan kereativitas mahasiswa dalam bidang kelistrikan otomotif terutama pada
sepeda motor dan mobil.
B. Identifikasi masalah
Pada tugas kali ini, penulis membuat makalah tentang CDI yang ada pada
motor atau mobil, disini kita dapat mengetahui jenis-jenis pengapian dan
komponen – komponen dari sistem pengapian serta mengetahui fungsi dan cara
kerja dari komponen – komponen tersebut dan juga masalah yang timbul pada
sistem CDI tersebut.
D. Permasalahan
PEMBAHASAN
Capacitor
Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan
dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil seperti
terlihat pada gambar disamping. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan
tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi
arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan
dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut tidak akan
melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya
pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan
disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate
tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda
(A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor
melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan
primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100
sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari
kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder
dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut
selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan
membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan
tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti
waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa,
sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian
seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi
secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya
tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem
pengapian CDI bekerja
lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan
arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian
terinduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk
memercikan bunga api pada busi
Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (atau mungkin beberapa diantaranya kadang-
kadang tidak dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI:
1. Baterai
Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian, hal itu
disebabkan plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat kutub negatip
membangkitkan hidrogen. Pada proses elektrolisa air, volume elektrolit menurun, sehingga
membutuhkan pengisian kembali.
2. Kunci Kontak
Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang kita
inginkan. Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan kelistrikan pada
rangkaian pengapian sehingga memfungsikan komponen.
Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen pengapian :
Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang akan menimbulkan
arus listrik AC. Arus akan diterima oleh CDI unit dengan besar tegangan antara 100-
400volt. Arus AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode dan disimpan
oleh capasitor di unit CDI.
Distributor
Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui urutan
pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat beberapa komponen
yang menjadi satu mempunyai fungsi tersendiri.
Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit CDI dan komponen didalamnya.
2. Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.
3. Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan
tinggi.
Penting ! Semua komponen mekanis dan elektronik yang bekerja didalamnya selalu
berkaitan dengan putaran mesin.
6. Busi