Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Prinsip
Kerja AC Mobil, Komponen Pendukung AC dan Komponennya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Joho, November 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................. iii

BAB 1 Pendahuluan ................................................................. 3

1.1. Latar belakang masalah ..................................................... 3

1.2. Identifikasi masalah ................................................................. 3

1.3.Ruang lingkup masalah ..................................................... 4

1.4.Permasalahan ................................................................. 4

BAB 2 Pembahasan

2.1. 1.Sistem Pengapian CDI ....................................................... 6


2.Cara Kerja Pengapian CDI
3.Kelebihan Sistem Pengapian CDI

2.2.Bagian – bagian Sistem Pengapian CDI...................................... 7

2.3. Sistem Pengapian Magnet

Bab 3

A.Pillow ball ........................................................................................ 9

a. Tein pillow ball upper mount .................................................... 12

b. Pillow ball pengganti .................................................... 14

B.Roll ball joint ............................................................................ 29

a. Pemeliharaan ................................................................ 29

b. Mengganti sendi lower ball .................................................... 30


Bab 4

Analisis ........................................................................................ 35

Bab 5

A. Kesimpulan ............................................................................. 36
B. Saran ......................................................................................... 37
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Dalam melakukan proses pembakaran, mesin berbahan bakar bensin sangat


bergantung pada sistem pengapian. Kini, sistem pengapian telah bergeser dari
model mekanik platina menjadi elektronik. Banyak masyarakat awam yang salah
mengartikan sistem pengapian elektronik sebagai CDI (Capactive Discharge
Ignition). Padahal ada satu lagi teknologi pengapian tanpa platina, yaitu TCI
(Transistorized Controlled Ignition).

Capacitor Discharge Ignition(CDI)merupakan sistem pengapian elektronik


yang sanga populer digunakan pada sepeda motorsaat ini. Sistem pengapian CDI
terbukti lebih menguntungkan dan lebih baikdibanding sistem pengapian
konvensional (menggunakan platina).

Pada saat ini saya bermaksud untuk membahas tentang sistem CDI
(Capacitor Discharge Ignition) yang merupakan salah satu jenis sistem pengapian
pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge
current) dari kondensator, guna mencatudayaKumparan pengapian (ignition coil).

Dengan adanya tugas ini penulis berharap tugas ini dapat memacu, motivasi
dan kereativitas mahasiswa dalam bidang kelistrikan otomotif terutama pada
sepeda motor dan mobil.

B. Identifikasi masalah

Pada tugas kali ini, penulis membuat makalah tentang CDI yang ada pada
motor atau mobil, disini kita dapat mengetahui jenis-jenis pengapian dan
komponen – komponen dari sistem pengapian serta mengetahui fungsi dan cara
kerja dari komponen – komponen tersebut dan juga masalah yang timbul pada
sistem CDI tersebut.

C. Ruang lingkup masalah


Setelah diliihat dari latar belakang dan identifikasi masalah, ruang lingkup
masalahnya sebagai berikut :

Bagaimana cara kerja dan mengetahui fungsi dari komponen – komponen


CDI,jenis – jenis CDI. Dan membahas tentang keunggulan dan kerugian dari
masing-masing komponen tersebut,dan cara perbaikannya.

D. Permasalahan

Dalam permasalahan kali ini penulis di tuntut untuk mengetahui jenis-jenis,


fungsi, manfaat dan kegunaan dari alat itu sendiri.

Pada kesempatan kali ini agar dapat mengetahui jenis-jenis dan


permasalahannya saya harus mengetahuinya dengan jelas sekali dan dengan
terperinci.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem pengapian CDI

Capacitor

Discharge Ignition (CDI)


merupakan sistem pengapian elektronik yang sangat populer
digunakan pada sepeda motor
saat ini. Karena bekerja dengan secara elektronik, sebagian besar komponennya
merupakan komponen-komponen elektronik yang ditempatkan pada Papan
rangkaian tercetak atau Printed Circuit Board (PCB), lalu dibungkus dengan bahan
khusus agar terlindungi dari kotoran, uap, cairan maupun panas. Banyak orang
yang menyebutnya modul CDI (CDI module), kotak CDI (CDI box), atau "CDI"
saja.

Berdasarkan pencatu dayanya, sistem pengapian CDI terbagi menjadi dua


jenis, yaitu:

1. Sistem pengapian CDI AC yang merupakan dasar dari sistem


pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus
listrik bolak-balik (dinamo AC/alternator).
2. Sistem pengapian CDI DC yang menggunakan pencatu daya dari
sumber arus listrik searah (misalnya dinamo DC, Batere, maupun
Aki).
Sistem pengapian CDI terbukti lebih menguntungkan dan lebih baik
dibanding sistem pengapian konven-sional (menggunakan platina). Dengan
sistem CDI, tegangan pengapian
yang dihasilkan lebih besar (sekitar 40 KV) dan stabil sehingga proses
pembakaran campuran bensin dan udara bisa berpeluang makin sempurna
Dengan demikian, terjadinya endapan karbon pada busi juga bisa dihindari. Selain
itu, dengan sistem CDI tidak memerlukan penyetelan seperti penyetelan pada
platina. Peran platina telah digantikan oleh oleh thyristor sebagai saklar elektronik
dan pulser coil atau “pick-up coil” (koil pulsa generator) yang dipasang dekat
flywheel generator atau rotor alternator (kadang-kadang pulser coil menyatu
sebagai bagian dari komponen dalam piringan stator, kadang-kadang dipasang
secara terpisah).

B. Cara Kerja Sistem Pengapian CDI

Pada saat magnet permanen (dalam flywheel magnet) berputar, maka akan
dihasilkan arus listrik AC dalam bentuk induksi listrik dari source coil seperti
terlihat pada gambar disamping. Arus ini akan diterima oleh CDI unit dengan
tegangan sebesar 100 sampai 400 volt. Arus tersebut selanjutnya dirubah menjadi
arus setengah gelombang (menjadi arus searah) oleh diode, kemudian disimpan
dalam kondensor (kapasitor) dalam CDI unit. Kapasitor tersebut tidak akan
melepas arus yang disimpan sebelum SCR (thyristor) bekerja. Pada saat terjadinya
pengapian, pulsa generator akan menghasilkan arus sinyal. Arus sinyal ini akan
disalurkan ke gerbang (gate) SCR. Dengan adanya trigger (pemicu) dari gate
tersebut, kemudian SCR akan aktif (on) dan menyalurkan arus listrik dari anoda
(A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor
melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan
primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100
sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri. Akibat induksi diri dari
kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder
dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut
selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan
membakar campuran bensin dan udara dalam ruang bakar. Terjadinya tegangan
tinggi pada koil pengapian adalah saat koil pulsa dilewati oleh magnet, ini berarti
waktu pengapian (Ignition Timing) ditentukan oleh penetapan posisi koil pulsa,
sehingga sistem pengapian CDI tidak memerlukan penyetelan waktu pengapian
seperti pada sistem pengapian konvensional. Pemajuan saat pengapian terjadi
secara otomatis yaitu saat pengapian dimajukan bersama dengan bertambahnya
tegangan koil pulsa akibat kecepatan putaran motor. Selain itu SCR pada sistem
pengapian CDI bekerja
lebih cepat dari contact breaker (platina) dan kapasitor melakukan pengosongan
arus (discharge) sangat cepat, sehingga kumparan sekunder koil pengapian
terinduksi dengan cepat dan menghasilkan tegangan yang cukup tinggi untuk
memercikan bunga api pada busi

C. Kelebihan Sistem Pengapian CDI

Secara umum beberapa kelebihan sistem pengapian CDIantara lain:

1. Tidak memerlukan penyetelan saat pengapian, karena saat pengapian terjadi


secara otomatisyang diatur secara elektronik.
2. Lebih stabil, karena tidak ada loncatan bunga api seperti yang terjadi pada
breaker point (platina) sistem pengapian konvensional.
3. Mesin mudah distart, karena tidak tergantung pada kondisi platina.
4. Unit CDI dikemas dalam kotak plastik yang dicetak sehingga tahan terhadap
air dan goncangan.
5. Pemeliharaan lebih mudah, karena kemungkinan aus pada titik kontak platina
tidak ada.
BAB III

BAGIAN-BAGIAN SISTEM PENGAPIAN

Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (atau mungkin beberapa diantaranya kadang-
kadang tidak dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI:

1. Kumparan pengisian (charging coil).


2. Kumparan pemicu (trigger/pulser coil).
3. Penyearah (rectifier).
4. Baterai (battery).
5. Sekering (fuse).
6. Kunci kontak (contact switch).
7. Kondensator (capacitor).
8. Saklar elektronik (electronic switch).
9. Pengatur/penyetabil tegangan (voltage regulator/stabilizer).
10. Transformator penaik tegangan (voltage step up transformer).
11. Pengubah tegangan (voltage converter/inverter).
12. Pelipat tegangan (voltage multiplier).
13. Kumparan pengapian (ignition coil).
14. Kabel busi (spark plug cable).
15. Busi (spark plug).
16. Sistem pengawatan (wiring system).
17. Jalur bersama (common line)

Bagian Yang Pokok Pada Sistem Pengapian CDI

1. Baterai

Saat reaksi kimia (elektrolisa air) muncul di dalam elektrolit saat pengisian, hal itu
disebabkan plat kutub positip membangkitkan oksigen dan plat kutub negatip
membangkitkan hidrogen. Pada proses elektrolisa air, volume elektrolit menurun, sehingga
membutuhkan pengisian kembali.
2. Kunci Kontak

Cara kerja kunci kontak adalah dengan memutar kunci kontak ke posisi yang kita
inginkan. Setiap posisi pada kunci kontak akan menentukan hubungan kelistrikan pada
rangkaian pengapian sehingga memfungsikan komponen.
Beberapa posisi kunci kontak yang mempengaruhi komponen pengapian :

 ACC (Accesories) menghubungkan arus/tegangan dari baterai ke accesories mobil,


contoh tape mobil ( sound system ).
 OFF mematikan semua kelistrikan otomotif dari baterai ke rangkaian.
 ON / IG menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke ignition ( Coil + ).
 ST ( Start ) menghubungkan arus / tegangan dari baterai ke M.Stater ( T.50 )
sehingga motor stater akan berputar menggerakkan mesin.
3. Igniton Coil

Cara kerja Ignition Coil adalah sebagai berikut:

Komponen ini meningkatkan tegangan baterai (12V) untuk membangkitkan tegangan


tinggi di atas 10kV, yang perlu untuk pengapian. Primary dan secondary coil
diletakkan saling berdekatan. Saat arus diberikan secara intermittent ke primary coil,
terciptalah saling induktansi. Mekanisme ini dimanfaatkan untuk membangkitkan
tegangan tinggi pada secondary coil.
Koil pengapian dapat membangkitkan tegangan tinggi yang berbeda-beda sesuai
dengan jumlah dan ukuran gulungan koil. Tegangan tinggi pada Pengapian CDI
adalah pada saat arus dari kapasitor dengan cepat mengalir ke kumparan
primer.
4. Unit Pemutus Arus

Pada saat rotor alternator (magnit) berputar terjadi induksi listrik yang akan menimbulkan
arus listrik AC. Arus akan diterima oleh CDI unit dengan besar tegangan antara 100-
400volt. Arus AC ini diubah menjadi arus setengah gelombang oleh diode dan disimpan
oleh capasitor di unit CDI.

Distributor

Distributor bekerja menyalurkan tegangan tinggi dari ignition coil ke busi melalui urutan
pengapian tertentu ( Firing Order ). Di dalam distributor ini terdapat beberapa komponen
yang menjadi satu mempunyai fungsi tersendiri.
Pada distributor dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yaitu :

1. Kelompok kontak point/pemutus arus yaitu Unit CDI dan komponen didalamnya.
2. Kelompok pengatur pengapian yaitu centrifugal advancer dan vacum advancer.
3. Kelompok penerus tegangan tinggi yang terdiri dari rotor dan kabel tegangan
tinggi.

Penting ! Semua komponen mekanis dan elektronik yang bekerja didalamnya selalu
berkaitan dengan putaran mesin.

6. Busi

Busi bekerja memercikan bunga api bila mendapat


tegangan tinggi dari Ignition Coil untuk dapat
melewati celah menuju ke massa. Tegangan tinggi
ini menimbulkan bunga api dan suhu tinggi di antara
elektroda tengah dan massa busi untuk menyalakan
campuran udara dan bahan bakar yang
dikompresikan. Busi harus bisa menjaga kemampuan
penyalaan untuk jangka waktu yang lama, meskipun mengalami temperatur tinggi dan
perubahan tekanan.

Anda mungkin juga menyukai