Anda di halaman 1dari 86

DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT

RUMKITAL Dr. RAMELAN

INDIKATOR MUTU KLINIS


PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang atau sama
dengan 2 hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh staf bedah / DPJP sampai saat
pelaksanaan tindakan operasi.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2013 )
7. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 75 Pasien)
8. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3 bulan (
1210 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik
10. Standar : Kurang dari 2 hari
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

75 / 1210 x 100 % = 6,19 %

13. Evaluasi

a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 18-20 / hari untuk elektif

b. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif

c. Jumlah kamar operasi yang ada 9 kamar operasi dengan melayani 9 spesialis
d. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1210 dalam waktu 3 bulan

e. Penyakit penyerta pada saat akan dilakukan operasi yang memerlukan


perbaikan keadaan pasien oleh bidang spesialisasi yang lain (Kardiolog, Internis,
Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh staf bedah / DPJP sampai saat
pelaksanaan tindakan operasi.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April - Juni 2013 )
7. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 72
Pasien)
8. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 1198 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik
10. Standar : Kurang dari 2 hari
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

72 / 1198 x 100 % = 6,01 %


13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 18 – 20 / hari untuk elektif

b. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif

c. Jumlah kamar operasi yang ada 9 kamar operasi dengan melayani 9


spesialis
d. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1198 dalam waktu 3 bulan

e. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasiona l :
Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh staf bedah / DPJP sampai saat
pelaksanaan tindakan operasi.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli – September 2013 )
7. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 66
Pasien)
8. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 1275 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik
10. Standar : Kurang dari 2 hari
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

66 / 1275 x 100 % = 5,18 %


13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20 – 23 / hari untuk elektif.

b. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif.

c. Jumlah kamar operasi yang ada 9 kamar operasi dengan melayani 9


spesialis.
d. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1275 dalam waktu 3 bulan

e. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan kondisi pasien oleh bidang
spesialisasi yang lain (Kardiolog, Internis, Neurolog).

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh staf bedah / DPJP sampai saat
pelaksanaan tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober - Desember 2013 )
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 72
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan (1108 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

72 /1108 x 100 % = 6,49 %

14. Evaluasi

a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 15 - 20/ hari untuk elektif

b. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif
c. Jumlah kamar operasi yang ada 9 kamar operasi dengan melayani 9 spesialis

d. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1108 dalam waktu 3 bulan

f. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang lain
(Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari - Maret 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(1210 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1210 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.

c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan


dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1210 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian
instalasi bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian
dimana pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya
dioperasi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau
sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari - Maret 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(1210 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1210 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.
b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien
yang akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat
inap untuk kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk
kasus emergency / cito.

c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk
ruang premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan
lokasi tubuh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1210 dalam waktu 3


bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari - Maret 2014)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 70
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan (1210 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

70 /1210 x 100 % = 5,7 %

14. Evaluasi

a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25 / hari untuk elektif

b. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif
c. Jumlah kamar operasi yang ada 9 kamar operasi dengan melayani 9
spesialis

d. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1210 dalam waktu 3 bulan

e. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April - Juni 2014)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 102
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan (1021 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

102 /1021 x 100 % = 9,9 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif.

b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1021 dalam waktu 3 bulan

d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang lain
(Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan


pembedahan / operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang
lainnya untuk perbaikan keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih
lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli - September 2014)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 136
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 814 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

136 / 814 x 100 % = 16,7 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif

b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 814 dalam waktu 3 bulan

d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober – Desember 2014)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 200
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 1011 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

200 / 1011 x 100 % = 19,8 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif

b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1011 dalam waktu 3 bulan

d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April- Juni 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(1021 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1021 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.

b. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan


dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.

c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1021 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi
kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April – Juni 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian operasi
salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (1021
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1021 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi

a. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.
b. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1021 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli - September 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(814 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 814 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.

c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan


dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 814 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi
kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli – September 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(814 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 814 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.

b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.

c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 814 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober - Desember 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (
1011 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1011 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.

c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan


dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1011 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi
kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober - Desember 2014 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(1011 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1011 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.

b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.

c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1011 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2015)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 158
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 1034 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

158 / 1034 x 100 % = 15,3 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif

b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1034 dalam waktu 3 bulan

e. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari - Maret 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (
1034 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1034 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.

c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan


dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1034 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi
kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari - Maret 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(1034 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1034 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.

b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.

c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.

d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1034 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan tindakan
operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April – Juni 2015)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 173
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3 bulan (
1100 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

173 / 1100 x 100 % = 15,7 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif
b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1100 dalam waktu 3 bulan
d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga selesai
tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April s.d Juni 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda
asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan ( 1100
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1100 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency /
cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan luka
operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1100 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi kanan,
ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April s.d Juni 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian operasi
salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (1100
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /1100 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency
/ cito.
b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus emergency /
cito.
c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1100 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan
rawat inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli – September 2015)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 132
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 937 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

132/ 937 x 100 % = 14,1 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif
b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani
semua kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 937 dalam waktu 3 bulan
d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi
yang lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada


tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah
terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga selesai
tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli – September 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda
asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan ( 937
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /937 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency
/ cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan luka
operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 937 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah
terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien
dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi kanan, ternyata
yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli – September 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian operasi
salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (937
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /937 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency /
cito.
b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang akan
dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk kasus
elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus emergency / cito.
c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 937 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan
rawat inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober – Desember 2015)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 99
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 887 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

99 / 887 x 100 % = 11, 16 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif
b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani
semua kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 887 dalam waktu 3 bulan
d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi
yang lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada


tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah
terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga selesai
tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober – Desember 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda
asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan ( 887
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /887 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan
emergency / cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 887 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah
terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien
dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi kanan, ternyata
yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober – Desember 2015 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian operasi
salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (887
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /887 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency /
cito.
b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang akan
dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk kasus
elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus emergency / cito.
c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 887 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan
rawat inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2016)
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 141
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 881 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

141 / 881 x 100 % = 16,01 %

14. Evaluasi

a. Operasi cyto dilaksanakan di Bedah Sentral sehingga mempengaruhi


pelaksanaan operasi elektif
b. Jumlah kamar operasi yang ada 12 kamar operasi dengan melayani
semua kasus pembedahan.
c. Jumlah pasien yang menunggu operasi 881 dalam waktu 3 bulan
d. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi
yang lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)

Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada


tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah
terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga selesai
tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda
asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan ( 881
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /881 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency /
cito.
b. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan luka
operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
c. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 881 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah
terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien
dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi kanan, ternyata
yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian operasi
salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (881
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /881 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi
a. Jumlah pasien yang dioperasi rata-rata 20-25/ hari untuk elektif dan emergency /
cito.
b. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang akan
dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk kasus
elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus emergency / cito.
c. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
d. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 881 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang
dari 2 hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April – Juni 2016)
7. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 162
Pasien)
8. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 982 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik
10. Standar : Kurang dari 2 hari
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

162 / 982 x 100 % = 16,5 %

13. Evaluasi

a. Jumlah kamar operasi yang ada 13 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
b. Jumlah pasien yang menunggu operasi 982 dalam waktu 3 bulan
c. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)
Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April – Juni 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (
982 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 982 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang
telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
b. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 982 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien
dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi kanan,
ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( April – Juni 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (
982 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /982 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi

a. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.
b. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 982 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli – September 2016)
7. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 124
Pasien)
8. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 903 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik
10. Standar : Kurang dari 2 hari
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

124/ 903 x 100 % = 13,7 %

13. Evaluasi

a. Jumlah kamar operasi yang ada 13 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
b. Jumlah pasien yang menunggu operasi 903 dalam waktu 3 bulan
c. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)
Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli - September 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya
benda asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (
903 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 /903 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi

a. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang


telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
b. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 903 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional :
Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien dioperasi pada sisi
yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi kanan, ternyata yang dilakukan
operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Juli - September 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan
(903 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 903 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi

a. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.
b. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi tubuh
pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 903 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober – Desember 2016)
7. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 140
Pasien)
8. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 1032 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik
10. Standar : Kurang dari 2 hari
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

140 / 1032 x 100 % = 13,6 %

13. Evaluasi

a. Jumlah kamar operasi yang ada 13 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
b. Jumlah pasien yang menunggu operasi 1032 dalam waktu 3 bulan
c. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)
Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober - Desember 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda
asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan ( 1032
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 1032 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi

a. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan yang


telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan penutupan
luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
b. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang dilakukan
dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1032 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian
dimana pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya
dioperasi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau
sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Oktober – Desember 2016 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3
bulan ( 1032 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan
Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 1032 x 100 % = 0 %.
13. Evaluasi

a. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.
b. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi
tubuh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 1032 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Waktu Tunggu Operasi


2. Dimensi Mutu : Ketepatan Waktu
3. Tujuan : Mengupayakan waktu tunggu operasi kurang dari 2
hari untuk kasus elektif.
4. Definisi Operasional :
5. Waktu tunggu operasi adalah waktu saat penderita mulai masuk ruangan rawat
inap untuk tindakan operasi elektif oleh DPJP sampai saat pelaksanaan
tindakan operasi.
6. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan
7. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2017 )
8. Numerator : Waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari ( 144
Pasien)
9. Denumerator : Jumlah daftar tunggu operasi dalam waktu 3
bulan ( 908 Pasien )
10. Sumber Data : Rekam Medik
11. Standar : Kurang dari 2 hari
12. Penanggung jawab : Kadep Bedah

13. Prosentase waktu tunggu operasi lebih dari 2 hari :

144 / 908 x 100 % = 15,86 %

14. Evaluasi

a. Jumlah kamar operasi yang ada 13 kamar operasi dengan melayani semua
kasus pembedahan.
b. Jumlah pasien yang menunggu operasi 908 dalam waktu 3 bulan
c. Penyakit penyerta yang masih perlu perbaikan oleh bidang spesialisasi yang
lain (Kardiolog, Internis, Neurolog)
Kesimpulan :

Kasus penyakit penyerta pada pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan /
operasi membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis yang lainnya untuk perbaikan
keadaan pasien sehingga memerlukan waktu yang lebih lama.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing


pada tubuh pasien setelah operasi.
2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien selama tindakan pembedahan hingga
selesai tindakan pembedahan.
4. Definisi Operasional : Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian
dimana benda asing seperti kapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh
pasien akibat tindakan suatu pembedahan.
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2017 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda
asing dalam tubuh akibat operasi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan ( 908
Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah
12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :
0 / 908 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi
a. Adanya tindakan penghitungan alat kesehatan dan material kesehatan
yang telah dipakai setelah tindakan operasi dan sebelum dilakukan
penutupan luka operasi oleh tim bedah serta ditulis pada form Time Out.
b. Tindakan pembedahan dengan durasi operasi yang lama / panjang
dilakukan dengan personil tim asisten bedah yang lebih banyak.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 908 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan pengisian ceklis


keselamatan pasien pembedahan yang meliputi Sign In, Time Out, Sign Out sebagai
upaya pengecekan kesiapan pasien dan alkes / matkes sebelum tindakan dan sesudah
tindakan operasi.
DINAS KESEHATAN TNI ANGKATAN LAUT
RUMKITAL Dr. RAMELAN

PROSEDUR BEDAH

1. Judul : Tidak adanya kejadian operasi salah sisi.


2. Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
3. Tujuan : Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi
bedah terhadap keselamatan pasien.
4. Definisi Operasional : Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana
pasien dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya dioperasi
kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah pada sisi kiri atau sebaliknya..
5. Frekuensi pengumpulan data : Tiap bulan dan sintenal event
6. Periode analisis : Tiap 3 bulan ( Januari – Maret 2017 )
7. Numerator : Jumlah pasien yang mengalami kejadian
operasi salah sisi selama 3 bulan ( 0 pasien ).
8. Denumerator : Jumlah pasien operasi dalam waktu 3 bulan (
908 Pasien )
9. Sumber Data : Rekam Medik dan laporan Keselamatan
pasien RS
10. Standar : ≤ 100 %
11. Penanggung jawab : Kadep Bedah

12. Prosentase kejadian tertinggalnya benda asing :

0 / 908 x 100 % = 0 %.

13. Evaluasi

a. Adanya kegiatan penandaan luka operasi (site marking) pada pasien yang
akan dilakukan tindakan pembedahan pada saat di ruangan rawat inap untuk
kasus elektif dan di ruang IGD atau ruang premedikasi untuk kasus
emergency / cito.
b. Adanya kegiatan serah terima pasien oleh perawat mulai dari masuk ruang
premedikasi hingga di kamar operasi sebagai upaya pengecekan lokasi
tubuh pasien yang akan dilakukan tindakan operasi.
c. Jumlah pasien yang dilakukan tindakan operasi 908 dalam waktu 3 bulan.

Kesimpulan :

Setiap akan melakukan tindakan pembedahan selalu dilaksanakan penandaan lokasi


operasi (site marking) oleh dokter operator pembedahan dan serah terima pasien antar
perawat serta didokumentasikan dalam form serah terima pasien.

Anda mungkin juga menyukai