Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI


DI RUANG KAKAKTUA
RSJ DR RADJIMAN WIDIODININGRAT LAWANG

Disusun oleh :

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


“ HUTAMA ABDI HUSADA “
TULUNGAGUNG
2017
LATAR BELAKANG

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu


dengan yang lainnya, saling tergantung dan memiliki norma yang sama (Stuart &
Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya dalam membangun
hubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan
maladaptif. Fungsi kelompok adalah sebagai tempat saling berbagi pengalaman
dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan solusi dari masalah yang
dihadapi.
Terapi Aktivitas Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang
telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental RSJ Di Indonesia). Terapi
kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk
memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal (Yosep, 2007).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi yang dirancang untuk
meningkatkan kesehatan psikologis dan emosional pasien dengan masalah
keperawatan jiwa dan bertujuan membantu anggota dalam meningkatkan koping
dalam mengatasi stressor dalam kehidupan. TAK memiliki tujuan terapeutik dan
tujuan rehabilitatif. Focus terapi kelompok adalah membuat sadar sendiri (self-
awarenesess). Peningkatan hubungan interpersonal membuat perubahan atau
ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok
stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi
aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Pada
kesempatan ini perawat akan berfokus pada TAK stimulasi persepsi.
Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok ini
adalah dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan
masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan
uji realitas (Birckhend, 2006) sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat
dilakukan pada karakteristik gangguan seperti : gangguan konsep diri, harga diri
rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien dengan perilaku kekerasan
atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial. Selain itu, dapat mengobati
klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah-masalah secara
kelompok, menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam cara dalam
memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada terapi
ini juga terdapat kekurangan yaitu : kehidupan pribadi klien tidak terlindungi,
klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak.
TAK stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktifitas sebagai
stimulus dan terkait dengan pengalaman dan/atau kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
penyelesaian masalah.
Gangguan persepsi sensori halusinasi merupakan salah satu masalah yang
dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa dimana pasien merasakan sensasi
palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan, atau penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang
dideritaklien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikiranya sendiri. Salah satu penangananya yaitu dengan Terapi
aktivitas kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi yang
dialaminya
Berdasarkan hasil observasi selama praktik di Ruang Kakaktua RSJ
Raadjiman Widiodiningrat Lawang, didapatkan klien yang mempunyai masalah
utama halusinasi sebanyak 88,5% dan isolasi sosial sebanyak 3,8% resiko perilaku
kekerasan 7,7% . Dari fenomena tersebut kelompok tertarik untuk melakukan
terapi aktivitas kelompok dengan masalah halusinasi.

TUJUAN :
1. Tujuan Umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap – cakap
dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

WAKTU DAN TEMPAT


 Hari, tanggal : sabtu, 14 januari 2017-01- 2017
 Waktu : 09.00 WIB s/d selesai
 Tempat : Ruang Kakaktua RSJ Radjiman Widiodiningrat.

TARGET SASARAN
1. Kriteria klian
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi
sensori : halusinasi
b. Klien yang mengikuti Tak ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang
c. Klien dapat diajak bekerja sama (kooperatif)
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk dalam kriteria klien
b. Mengidentifikasi klien yang masuk dalam kriteria klien
c. Mengumpulkan klien yang masuk dalam kriteria klien
d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
DENAH LOKASI

O
F
K K

L K

F
CL

K
K K
K F

Keterangan:
K : Klien L : Leader CL : Co Leader
O : Observer F : Fasilitator

Tim Terapis Dan Uraian Tugas


Leader: Sera Astalina
Uraian tugas:
a. Menyusun proposal kegiatan TAK
b. Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK
c. Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai
d. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok
e. Mampu memimpin TAK dengan baik
Co Leader: Yudha Adi Setiawan
Uraian tugas:
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas
klien
b. Membuka acara
c. Mendampingi leader
d. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
e. Mengingatkan leader tentang waktu
f. Mengambil alih posisi leader jika leader blocking
g. Menutup acara diskusi.

Fasilitator: Frendy Budy dan Cisarita surya .L


Uraian tugas
a. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung
c. Mempertahankan kehadiran peserta
d. Memberikan stimulus dan motivator pad anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalanya teraphy

Observer: Anggi Gelegar .M


Uraian tugas:
a. Mengobservasi jalannya/proses kegiatan
b. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan
berlangsung
ALAT DAN BAHAN
 Jenis permainan yang digunakan adalah bola
 Spidol dan whiteboard/ papan tulis
 Beberapa contoh obat
 Laptop
 Speaker/MP4

LANGKAH – LANGKAH
Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam perkenalan
 Salam dari terapis kepada klien
 Peserta dan terapis memakai name tag
b. Evaluasi / validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
 Menjelaskan topik, tujuan kegiatan dan menyepakati waktu serta
tempat
 Menjelaskan aturan main sebagai berikut :
a. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
b. Jika ada peserta yang ingin meninggalkan kelompok harus
minta izin kepada terapis
c. Lama kegiatan 45 menit
2. Kerja
a. Hidupkan lagu pada MP4 dan edarkan bola plastik berlawanan dengan
arah jarum jam
b. Pada saat MP4 dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola
mendapat giliran untuk berkenalan dengan anggota kelompok yang
ada disebelah kanan dengan cara :
1. Memberi salam
2. Menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi
3. Menanyakan nama lengkap, nama panggilan, asal dan hobi lawan
bicara
4. Dimulai dari terapis sebagai contoh.
c. Ulangi a dan b sampai semua anggota kelompok mendapat giliran
d. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
3. Terminasi
a. Evaluasi respon subyektif klien
Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
b. Evaluasi respon obyektif klien
Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
c. Tindak lanjut
1. Menganjurkan tiap anggota kelompok latihan berkenalan
2. Memasukan kegiatan berkenalan pada jadwal kegiatan harian klien.
d. Kontrak yang akan datang
1. Menyepakati kegiatan berikut, yaitu dengan bercakap – cakap
tentang kehidupan pribadi
2. Menyepakati waktu dan tempat.
TAK SESI I
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

a. Kemampuan verbal

Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan nama lengkap


2. Menyebutkan nama panggilan
3. Menyebutkan asal
4. Menyebutkan hobi
5. Menyebut isi halusinasi
6. Menyebut waktu terjadinya
halusinasi
Jumlah

b. Kemampuan non verbal

Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Kontak mata
2. Duduk tegak
3. Menggunakan bahasa tubuh yang sesuai
4. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
Jumlah

Petunjuk :
1. Dibawah judul nama klien, tuliskan nama panggilan klien yang ikut TAKS
2. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi tanda ’√’ (check list)
jika ditemukan pada klien atau tanda “× “ jika tidak ditemukan
3. Jumlahkan kemampuan yang ditemukan
 Kemampuan verbal, disebut mampu jika mendapat nilai ≥ 6; disebut belum
mampu jika mendapat nilai ≤ 5
 Kemampuan non verbal, disebut mampu jika mendapat nilai 3 atau 4;
disebut belum mampu mendapat nilai ≤ 2.

TATATERTIB
1. Peserta TAK harus hadir paling lambat 5 menit sebelum acara dimulai
2. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
diperbolehkan meninggalkan ruangan
3. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
menggangu anggota yang lain
4. Selama kegiatan berlangsung, semua anggota kelompok tidak
diperkenankan makan, minum dan merokok
5. Setiap anggota kelompok yang akan berbicara harap mengacungkan
tangan, dan berbicara apabila dipersilahkan oleh leader
6. Bagi peserta yang akan pergi ke toilet, dipersilahkan sebelum acara
dimulai
7. Peserta tidak diperbolehkan membicarakan hal-hal lain diluar topik TAK
8. Peserta yang melanggar aturan diperingatkan dan tidak diperkenankan
mengikuti permainan selanjutnya
PROGRAM ANTISIPASI

Adapun beberapa langkah yang diambil untuk mengantisipasi kemungkinan-


kemungkinan yang terjadi pada pelaksanaan TAK adalah sebagai berikut :
1. Apabila dalam kegiatan tersebut ada anggota yang tidak mentaati tata tertib
yang telah ditentukan sebelumnya maka klien diperingatkan atau jika tidak
mau akan ditawarkan pada klien untuk melanjutkan atau keluar dari rencana
TAK.
2. Bila ada anggota kelompok yang ingin keluar harus dibicarakan dengan semua
anggota kelompok untuk mencari solusinya, tapi keputusan tetap pada masing-
masing klien
3. Bila ada anggota kelompok yang melakukan kegiatan yang tidak sesuai
dengan tujuan, leader harus mengeksplorasi dalam kelompok.
4. Bila ada anggota kolompok yang menghindari kelompok maka leader
berusaha memotivasi agar klien mengikuti TAK.
STRATEGI PELAKSANAAN
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SESI 1

I. Strategi Komunikasi
a. Salam Terapeutik
Selamat pagi bapak-bapak. Sebelumnya kami akan memperkenalkan diri
dulu. Nama saya ( co. Leader), disamping saya ada (Leader), disebelah
kanan. Disini kita akan memulai aktivitas bersama-sama

b. Evaluasi / validasi
Bagaimana kabar Bapak-bapak pagi ini. Apa semuanya sehat.? Bapak-
bapak sudah pada mandi dan sarapan belum, sudah pada minum obat
belum? Bapak-bapak sudah ada yang kenal dengan teman – teman nya
yang ada disini. Bagus.

c. Kontrak
Suster mau tanya ada yang belum pernah ikut TAK sebelumnya. Bagus
semuanya sudah pernah ya mengikuti TAK. Bapak-bapak tahu tidak TAK
kita kali ini tentang apa. TAK kita kali ini yaitu tentang stimulus persepsi
halusinasi. Gangguan persepsi sensori halusinasi merupakan salah satu masalah
yang mana seseorang dapat merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan perabaan, atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang dideritaklien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikiranya
sendiri. TAK ini akan berlangsung selama 30 menit – 1 jam di ruangan ini.
Nanti selama permainan ini berlangsung bapak-bapak tidak boleh
meninggalkan tempat ini ya. Kalaupun ada yang ingin buang air ( BAK )
bapak-bapak harus minta izin dulu sama (Leader) yang ada di sebelah
kanan saya. Oke.....
d. Tujuan
Tujuan TAK kita kali ini adalah agar bapak-bapak bisa mengenal isi
halusinasi, waktu terjadinya, dan mengenal perasaan saat terjadi
halusianasi

II. Fase kerja

Baiklah bapak-bapak , sekarang kita mulai permainannya yang akan dipimpin


oleh (leader) waktu dan tempat dipersilahkan. Selamat pagi langsung saja
saya kasih tahu dulu ya cara dan peraturannya. Oke.... bapak-bapak nanti
akan dengar lagu yang sudah disetel. Ini lagunya... Coba dengarkan. Dan ini
juga ada bola. Nanti bola ini dipegang oleh bapak-bapak lalu diedarkan ke
teman yang ada disamping bapak-bapak (bola diedarkan berlawanan dengan
arah jarum jam) terus bola diedarkan sampai lagu yang didengarkan berhenti /
tidak terdengar. Nah... apabila lagu berhenti dan bola berada ditangan
bapak….. berarti bapak yang memegang bola harus berdiri dan menceritakan
isi halusinasinya dan kapan halusinasi itu terjadi. Sebelumnya bapak yang
memegang bola memperkenalkan diri dulu dengan cara yaitu memberi salam
terlebih dahulu, terus menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal dan
juga hobi. Nah... Setelah itu bapak menceritakan isi halusinasi dan kapan
terjadi. Sekarang saya (leader) akan memberikan contohnya terlebih dahulu .
Lalu bapak dengarkan lagi lagu yang sudah disetel kemudian bola diedarkan
lagi ke teman – teman yang ada disamping bapak-bapak. Bola diedarkan terus
sampai lagu itu berhenti. Lalu apabila lagu berhenti bapak-bapak yang
memegang bola harus memperkenalkan diri (yaitu nama lengkap, nama
panggilan, asal dan hobi) dan menceritakan isi halusinasi dan kapan terjadi.
Bagaimana pak, apa bapak-bapak sudah mengerti. Ada yang ingin ditanyakan
tidak. Kalau begitu kita mulai saja ya permainannya.
III. Fase Terminasi

a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan bapak-bapak setelah kita melakukan TAK hari ini.
Apa semuanya senang. Sekarang sudah tahu mengerti isi halusinasi dan
kapan waktu terjadinya.
b. Evaluasi objektif
Bagus... bapak-bapak hebat ya....Bisa menceritakan isi halusinasi dan
kapan halusinya itu terjadi.
c. Rencana tindak lanjut
Saya (leader) berharap bapak-bapak mampu mengidentifikasi dan
mengontrol halusinasinya masing-masing dengan cara menghardik.
d. Kontrak yang akan datang
Saya (leader) harap bapak-bapak mau mengikuti TAK lagi ya. Tempat dan
waktu akan disesuaikan nanti. Sekarang bapak-bapak bisa melanjutkan
kembali kegiatannya masing – masing.
Referensi
Keliat, Budi Anna. 2006. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok.
Jakarta : EGC
Sesi kedua: Mengontrol Halusinasi dengan Menghardik
Tujuan:
1. Pasien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi.
2. Pasien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3. Pasien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada pasien yang telah mengikuti sesi 1.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien.
- Pasien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
- Terapis menanyakan persaan pasien saat ini.
- Terapis menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu,
situasi, dan perasaan.
c. Kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu dengan latihan satu cara
mengontrol halusinasi.
- Menjelaskan aturan main (sama seperti pada sesi 1)
3. Tahap kerja
a. Terapis meminta pasien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi, dan bagaimana hasilnya. Ulangi sampai semua
pasien mendapat giliran.
b. Berikan pujian setiap pasien selesai bercerita.
c. Terapis menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi saat halusinasi muncul.
d. Terapis memperagakan cara menghardik halusinasi, yaitu
Untuk halusinasi pendengaran : tutup telinga sambil mengatakan :
“kamu suara palsu, aku tidak mau dengar, kamu tidak nyata pergi...
pergi..pergi. lakukan berulang-ulang sampai suara tak terdengar lagi.
Untuk halusinasi penglihatan : tutup mata sambil mengatakan : “kamu
bayangan palsu, aku tidak mau lihat, kamu tidak nyata pergi...
pergi..pergi. lakukan berulang-ulang sampai bayangan tak terlihat lagi.
e. Terapis meminta masing-masing pasien memperagakan cara
menghardik halusinasi dimulai dari pasien sebelah kiri terapis,
berurutan searah jarum jam sampai semua peserta mendapat giliran.
f. Terapis memberikan pujian dan mengajak semua pasien bertepuk
tangan saat setiap pasien selesai memperagakan menghardik halusinasi.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menayakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
- Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
- Terapis menganjurkan pasien untuk menerapkan cara yang telah
dipelajari jika halusinasi muncul.
- Memasukkan kegiatan menghardik dalam jadwal kegiatan harian
pasien.
- Kontrak yang akan datang
 Terapis membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan kegiatan.
 Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.
SESI 2 : TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi

Kemampuan menghardik halusinasi


Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan cara yang selama ini


digunakan mengatasi halusinasi
2. Emnyebutkan efektifitas cara
3. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi
dengan cara menghardik
4. Memperagakan menghardik halusinasi
Jumlah

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klie yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan : cara yang bisa
digunakan untuk mengatasi halusinasi, keefektifanya, cara menghardik
halusinasi, dan memperagakanya. Beri tanda (√) jika klien mampu dan tanda
(-) jika klien tidak mampu.

Sesi ketiga: Mengontrol Halusinasi dengan Melakukan Kegiatan


Tujuan:
1. Pasien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi.
2. Pasien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang telah mengikuti Sesi 2.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien.
- Pasien dan terapis pakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
- Terapis menanyakan keadaan pasien saat ini.
- Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari.
- Terapis menanyakan pengalaman pasien menerapkan cara
menghardik halusinasi.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan.
- Menjelaskan aturan main (sama seperti sesi sebelumnya).
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan cara kedua, yaitu melakukan kegiatan sehari-hari.
Memberi penjelasan bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur
akan mencegah munculnya halusinasi.
b. Terapis meminta tiap pasien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan setiap sehari-hari, daan tulis di whiteboard.
c. Terapis membagikan fomulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.
“aktivitas yang teratur dan terjadwal yang dilakukan klien membuat
waktu luang minimal. Klien akan terfokus pada aktivitas yang harus
dilakukan dari waktu ke waktu. Dengan waktu luang yang minimal
menghindarkan klien terfokus pada stimulus internal yang
menimbulkan halusinasi.
d. Terapis membimbing satu persatu pasien untuk membuat jadwal
kegiatan harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Pasien
menggunakan formulir, terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melatih pasien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing-masing klien membacakan jadwal yang telah
disusun. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang
sudah selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah
dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing-masing klien untuk melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau
dilaksanakan tanpa disuruh, B kalau dilaksanakan, tetapi diingatkan
terlebih dahulu oleh perawat, dan T kalau tidak dilaksanakan.
“bimbing klien agar dapt menyusun jadwal kegiatan sehari penuh.
Sesuaikan jadwal klien dengan jadwal kegiatan rutin di ruangan rawat
inap. Masukan kegiatan latihan yang terkait dengan mengatasi masalah
yang sebelumnya sudah dilatihkan kepada klien. Contoh : latihan nafas
dalam, latihan berinteraksi, latihan ketrampilan hidu (living skill), dan
sebagainya.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan pasien setelah selesai menyusun
jadwal kegiatan dan memperagakannya.
- Terapis memberikan pujian atas kebehasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
- Terapis menganjurkan pasien melaksanakan dua cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik dan melakukan kegiatan.
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK
berikutnya, yaitu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-
cakap.
- Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat
Sesi 3 : TAK
Stimulasi Persepsi halusinasi

Kemampuan mencegah halusianasi dengan melakukan kegiatan.


Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan kegiatan yang biasa


dilakukan
2. Memperagakan kegiatan yang biasa
dilakukan
3. Menyusun jadwal kegiatan harian
4. Menyebutkan dua cara mengontrol
halusinasi.
Jumlah

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap klien, beri penilaian atas kemampuan menyebutkan kegiatan
harian yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan,
menyusun jadwal harian, dan menyebutkan dua cara mencegah halusinasi.
Beri tanda () jika klien mampu dan (-) jika klien tidak mampu.

Sesi keempat: Mencegah Halusinasi dengan Bercakap-Cakap


Tujuan:
1. Pasien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mencegah munculnya halusinasi.
2. Pasien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah
halusinasi.
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak dengan pasien yang telah mengikuti sesi 3.
b. Terapis membuat kontrak dengan pasien.
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien.
- Pasien dan terapis memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan pasien saat ini.
- Menanyakan pengalaman pasien setelah menerapkan dua cara yang
telah dipelajari (mengahardik dan menyibukkan diri dengan kegiatan
yang terarah) untuk mencegah halusinasi.
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
bercakapcakap.
- Terapis menjelaskan aturan main (sama dengan sesi sebelumnya).
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain
untuk mengontrol dan mencegah halusinasi.
“halusinasi terjadi karena klien terfokus pada stimulus internal.
Bercakap-cakap dengan orang lain membuat klien terpapar dengan
stimulus eksternal sehingga fokus klien pada stimulus internal
terdistraksi. Dengan bercakap-cakap, halusinasi akan terputus sehingga
akan mengembalikan orientasi klien ke realita (isi percakapan).”
b. Terapis meminta tiap pasien menyebutkan orang yang biasa diajak
bercakap-cakap.
c. Terapis meminta tiap pasien menyebutkan pokok pembicaraan yang
biasa dan bisa dilakukan.
“pokok pembicaraan yang dianjurkan adalah menceritakan bahwa
klien mengalami halusinasi dan meminta orang lain disekitarnya
mengajak bercakap-cakap. Orang disekitar klien seharusnya sudah
diberikan penyuluhan bagaimana menanggapi klien dengan
mengingatkan cara mengontrol halusinasi yang telah dilatihkan.
Misalnya mengingatkan cara menghardik, atau bercerita tentang
kegiatan yang sudah atau belum dilakukan sesuai jadwal yang telah
disusun dalam TAK sebelumnya.”
d. Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi muncul
“Suster, ada suara di telinga, saya mau ngobrol saja dengan suster”
atau “Suster saya mau mengobrol kegiatan harian saya”.
e. Terapis meminta pasien untuk memperagakan percakapan dengan
orang di sebelahnya
“ upayakan semua klien memperagakan percakapan yang dilakukan
sehingga dapat dipastikan semua klien mampu melakukan bercakap-
cakap untuk mengontrol halusinasi.”
f. Berikan pujian atas keberhasilan pasien.
g. Ulangi e s/d f sampai semua pasien mendapat giliran.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menayakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
- Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih.
- Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
- Menganjurkan pasien untuk menggunakan tiga cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian,
bercakap-cakap
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis membuat kesepakatan dengan pasien untuk TAK
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
- Terapis menyepakati waktu dan tempat.
Sesi 4 : TAK
Stimulus Persepsi : halusinasi

Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasi


Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan orang yang biasa diajak


bercakap-cakap
2. Memperagakan percakapan
3. Menyusun jadwal percakapan
4. Menyebutkan tiga cara mengontrol dan
mencegah halusinasi.
Jumlah

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan orang yang biasa
diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal percakapan,
menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tan () jika klien mampu,
dan tanda (-) jika klien tidak mampu.
Sesi kelima: Mengontrol Halusinasi dengan Patuh Minum Obat
Tujuan:
3. Pasien mamahami pentingnya patuh minum obat.
4. Pasien memahami akibat tidak patuh minum obat.
5. Pasien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada pasien yang telah mengikuti sesi 4.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
- Salam dari terapis kepada pasien.
- Terapis dan pasien memakai papan nama.
b. Evaluasi/validasi
- Menanyakan perasaan pasien saat ini.
- Terapis menanyakan pengalaman pasien mengontrol halusinasi setelah
menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, menyibukkan
diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
c. Kontrak
- Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan patuh
minum obat.
- Menjelaskan aturan main (sama seperti sesi sebelumnya).
3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, memperlambat kambuh.
b. Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu penyebab
kambuh.
c. Terapis meminta pasien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar di whiteboard.
d. Menjelaskan lima benar minum obat yaitu benar obat, benar waktu
minum obat, benar orang yang minum obat,benar cara minum obat, benar
dosis obat.
e. Minta pasien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara bergiliran.
f. Berikan pujian pada pasien yang benar.
g. Mendiskusikan perasaan pasien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).
h. Mendiskusikan perasaan pasien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
i. Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu mencegah
halusinasi/kambuh.
j. Meminta pasien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan
kerugian tidak patuh minum obat.
k. Memberi pujian tiap kali pasien benar

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
- Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK.
- Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari.
- Terapis membaerikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Tindak lanjut
Menganjurkan pasien untuk menggunakan empat cara mengontrol
halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakap-
cakap, dan patuh minum obat.
c. Kontrak yang akan datang
- Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
- Buat kesepakatan baru untuk TAK yg lain sesuai dengan indikasi
pasien (Keliat, 2004).
Sesi 5 : TAK
Stimulasi persepsi : halusinasi

Kemampuan patuh minum obat untuk mencegah halusinasi


Nama Klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan 5 benar cara minum obat


2. Menyebutkan keuntungan minum obat
3. Menyebutkan akibat patuh tidak minum
oabt
Jumlah

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar
cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh pada
minum obat. Beri tanda () jika klien mampu, dan tanda (-) jika klien tidak
mampu.

Anda mungkin juga menyukai