Anda di halaman 1dari 2

Kediaman Yang Abadi

Saya seorang murid SMA Bernama Alex merupakan orang yang sangat pendiam.Setiap harinya aku terus
bertatapan dengan dunia ku sendiri yaitu laptop. Pada suatu ketika keluargaku sedang merencanakan
liburan keluarga tetapi aku tidak mau ikut. Akhirnya mereka pergi tanpaku. Pada saat diperjalanan
mereka mengalami kecelakaan yang sangat tidak disangka sangka dan akhirnya membunuh semua
keluarga ku.Pada akhirnya aku sendiri yang tidak terlalu berhubungan baik dengan ayah maupun ibuku
memutuskan untuk pindah ke sebuah apartemen kecil dipinggiran kota.Pada acara pemakaman
keluargaku,saya memutuskan untuk tidak ikut dan langsung pindah ke apartemen yang sudah kusewa
itu. Pada saat kulihat tabungan orang tua ku dan hanya mendapat uang sebesar 20 juta,kupikir menurut
mu itu akan cukup?. Pada saat itu lah saya memutuskan untuk menjual rumah dan pindah ke apartemen
yang lebih kecil. Pada saat itu saya sudah merencanakan untuk bunuh diri 25 desember saat itu karena
pada tanggal 24 Desember rilis film animasi yang paling kutunggu tunggu.Kemudian hari hari berlalu
tanpa ada nya sesuatu hal yang terjadi.Hidupku hanya main game,tidur,makan.Namun sebuah saat
dimana sebuah insiden mengubah segala hal dalam hidupku Insiden ini dinamakan insiden monsterisasi.
Belum diketahui jelas penyebab gejala ini namun yang kuketahui saat ini orang orang yang kehilangan
kendali atas tubuhnya sendiri akan berubah menjadi monster. Kejadian ini pertama terjadi di lantai 2
apartemen ku. Tiba tiba saja ada seseorang yang berubah menjadi monster yang mengerikan dan
mengamuk sehingga penghuni apartemen harus mengungsi dan membuat blokade pintu dilantai 3. Pada
saat itu saya sedang bermain game didepan layar laptopku dan mendengar ada keributan dibawah dan
kemudian bergegaslah sy turun kebawah untuk melihat apa yang terjadi tetapi saya mulai curiga ada hal
yang sangat buruk terjadi karena sangat ribut dibawah jadi kembalilah sy ke kamar ku dan mencoba
menghubungi teman yang baru kutemui pada saat baru pindah yang bernama Yura. Dia mulai
mengatakan hal yang tak dapat kumengerti diakal ku. Orang-orang berubah menjadi monster. Hal itulah
yang disebut sebagai monsterisasi. Pada saat itu cuacanya lagi hujan dan sudah hampir malam sehingga
aku tertidur pulas. Pada keesokan harinya ketika aku bangun, jam menunjuk angka 9 tepat. Tetapi ada
sebuah hal yang membuatku sangat heran yaitu situasi diluar kamarku yang biasanya tidak sehening ini
tiba tiba saja hening tanpa suara sedikitpun. Saya pun mengintip keluar pintu dan melihat banyak barang
berserakan diluar kamar apartemenku. Bahkan sampai jendela pecah dan pintu kamar lain rusak.
Padahal semalam saya pun tidak merasakan gempa. Tetapi saya tiba tiba kepikiran hal yang dikatakan
oleh Yura kemarin. Tanpa pikir panjang saya menelfonnya tetapi tidak diangkat. Saya pun mulai mencari
informasi tentang hal ini diinternet dan alhasil hal ini memang benar benar terjadi. Para penduduk mulai
dievakuasi mulai dari pusat kota. Tiba tiba handphoneku bergetar dan ternya ditelfon oleh Yura. Lalu
kuangkat telfonnya dan saya pun bertanya”knp tadi kau tidak menngangkat telfon ku?”. Dia mengatakan
bahwa dia sedang sibuk mengatur barang dikamarnya. Lalu bertanyalah saya apa yang sebenarnya
terjadi sekarang ini. Dia mengatakan bahwa ia sendiri kurang tahu tetapi banyak penduduk diapartemen
ini yang berubah menjadi monster tetapi ia tidak mengetahui apa penyebab yang sebenarnya mengenai
gejala monsterisasi ini. Lalu kemudian kututup lah telfonnya dan mencari tahu lebih lanjut tentang
monster monster ini diinternet tetapi seketika saya mendengar ada suara nyaring dan aneh dari luar
kamar apartemenku dan menengok keluar dan ternyata seluruh kota sudah nyaris hancur sebab monster
monster itu. Banyak sekali monster monster yang berkeliaran diluar apartemen ini. Bentuk monster ini
beragam, tak dapat kubahasakan dengan kata kata tetapi bentuknya sangat ane dan mengerikan. Insiden
ini sudah memakan banyak korban jiwa. Kejadian dilantai 3 pun sangatlah rumit. Warga warga yang
berhasil mengungsi tela membuat barikade yang terbuat dari susunan besi besi agar monster itu tak
dapat masuk. Semua orang yang selamat hanya dapat diam didepan barikade yang telah dibuat. Banyak
orang berkata bahwa mungkin inilah akhir dari dunia. Setelah saya mengetaui semua yang terjadi, saya
pun bergegas mempacking barang barang yang mungkin menyelamatkanku dalam misiku ke lantai 3.
Hanya dilantai 3 sajalah tempat orang berkumpul karena akses dari lantai 3 ke 4 pun dibarikade. Pada
akhirnya saya keluar kamar membawa satu ransel barang barangku dan sebuah tombak ditangan dan
pisau dikantungku. Sesaat setyelah keluar kamar, ada sebuah monster yang kepalanya terpotong tiba
tiba menghampiriku karena suara kaleng yang tertendang ole sessat aku keluar dari kamar apartemenku.
Merupakan sebuah hal yang sangat tidak kuinginkan saat itu untuk bertemu salah satu dari kaum
monster itu maka kembalilah aku kedalam kamarku dan bersembunyi di toilet sambil menunggu monster
itu pergi. Namun semuanya semakin memburuk. Monster tersebut tetap dalam kamarku sambil
berteriak mengatakan “TIDAK KELIHATAN;TIDAK KELIHATAN”. Saya merinding dalam toilet dan berusaha
untuk mengmpulkan keberanian untuk melawan monster itu sebelum hal yang tak kuinginkan terjadi.
Maka saya mulai mengintip dari pintu toilet sambil memikirkan cara untuk membunuh monster itu. Dan
pada akhirnya aku memutuskan untuk mendorongnya keluar ke jendela yang sedang terbuka dikamarku
dan ternyata cara tersebut berhasil. Pada awalnya kupikir aku tidak akan selamat. Kemudian aku
melanjutkan perjalananku menuju lantai 3. Dalam perjalananku, saya melihat ada 2 orang selamat yang
sedang menuju ke lantai 3. 2 orang tersebut tidak kuketahui namanya tetapi yang jelas 1 orang nenek
nenek dan yang satunya lagi wanita yang kira kira berusia 15 tahun. Pada akhirnya sayapun melanjutkan
perjalananku ke lantai 3. Tetapi kalau kami ingin kelantai 3 salah satu jalan hanyalah lewat tangga darurat
karena pada saat itu listrik dipadamkan satu apartemen. Dalam perjalanaku menyusuri tangga gelap itu
kami bertemu banyak monster dengan berbagai bentuk, tetapi yang menyadari keberadaan kami hanya 2
monster saja dan berhasil kami kalahkan. Monster yang pertama memiliki tubuh yang kekar dan berotot
sedangkan yang satunya lagi monster yang sangat kurus dan memiliki tubuh yang tinggi. Pada saat kami
sudah sampai dipintu lantai 3, kami mendapat masalah lagi, yaitu mereka tidak percaya bahwa kami
adalah manusia. Kami sudah berusaha membuktikan bahwa kami adalah manusia tetapi mereka tetap
tidak mau percaya. Kami pun pada saat itu belum tahu bahwa semua monster monster tadi berasal dari
manusia dan gejala gejala yang dialaminya sebelum berubah menjadi monster monster tersebut. Dan
mereka tetap idak menginjinkan kami masuk dan akhirnya aku membuat keputusan agar kita bertahan
hidup sendiri dilantai 4 dan mencari makanan agar kami dapat bertahan sampai bantuan.

Anda mungkin juga menyukai