Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan umumnya sudah menjadi tujuan utama dan merupakan hasil
suatu pembangunan, namun peran investasi kesehatan dalam pembangunan
ekonomi dan pengentasan kemiskinan masih kurang mendapat perhatian.
Hubungan antara kesehatan, ekonomi, dan pembangunan dapat dilihat pada
tingkat rumah tangga dan masyarakat. Sakit secara langsung maupun tidak
langsung mempengaruhi sumber daya rumah tangga, yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk pengobatan, hilangnya waktu sekolah dan bekerja, serta kerugian akibat
hilangnya aset berharga untuk pengobatan dan perawatan. Pembangunan itu
sangat erat sekali hubungannya dengan kesehatan, yaitu seberapa besar anggaran
yang ditujukan untuk kesehatan itu bisa memadai serta bagaimana anggaran
tersebut bisa dialokasikan dengan tepat untuk pembangunan pelayanan kesehatan.
Terdapat korelasi yang kuat antara tingkat kesehatan yang baik dengan
pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Secara statistik diperkirakan bahwa setiap
peningkatan 10% dari angka harapan hidup (AHH) waktu lahir akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi minimal 0,3–0,4% per tahun, jika faktor-
faktor pertumbuhan lainnya tetap. Dengan demikian, perbedaan tingkat
pertumbuhan tahunan antara negara-negara maju yang mempunyai AHH tinggi
(77 tahun) dengan negara-negara sedang berkembang dengan AHH rendah (49
tahun) adalah sekitar 1,6%, dan pengaruh ini akan terakumulasi terus menerus
(data WHO-SEAR, 2002).
Berdasarkan paparan di atas, kami tertarik untuk membahas secara lebih
dalam bagaimanakah kaitan antara ekonomi kesehatan dengan pembangunan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menjelaskan
tentang hubungan ekonomi kesehatan dengan pembangunan, serta hal-hal yang
berkaitan dengan hal tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kaitan Dasar Ekonomi Kesehatan Terhadap Pembangunan


Sistem ekonomi kesehatan dapat diidentifikasi dalam berbagai komponen
yaitu: pemerintah, masyarakat, pihak ketiga yang menjadi sumber pembiayaan
seperti PT Askes Indonesia, JPKM; Penyedia pelayanan, termasuk industri obat
dan tempat-tempat pendidikan tenaga kesehatan, dan sebagainya.
Pembangunan adalah sebagai suatu proses, akan terkait dengan mekanisme
sistem atau kinerja suatu sistem. Menurut Eastonn, proses sistemik paling tidak
terdiri atas tiga unsur: pertama adanya input, yaitu bahan masukan konversi;
kedua, adanya proses konversi, yaitu wahana untuk mengolah bahan masukan;
ketiga, adanya output, yaitu sebagai hasil dari proses konversi yang dilaksanakan.
Proses sistenik dari suatu sistem akan saling terkait dengan subsistem dan sistem-
sistem lainnya termasuk lingkungan internasional.
Proses pembangunan sebagai proses sistemik, pada akhirnya akan
menghasilkan keluaran (output) pembangunan, kualitas dari output pembangunan
tergantung pada bahan masukan (input), kualitas dari proses pembangunan yang
dilaksanakan, serta seberapa besar pengaruh lingkungan dan faktor-faktor alam
lainnya. Bahan masukan pembangunan, salah satunya adalah saumber daya
manusia, yang dalam bentuk konkritnya adalah manusia. Manusia dalam proses
pembangunan mengandung beberapa pengertian, yaitu manusia sebagai pelaksana
pembangunan, manusia sebagai perencana pembangunan, dan manusia sebagai
sasaran dari proses pembangunan (as object).
Menurut H.L Blum (1974) derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan medis dan keturunan. Yang sangat
besar pengaruhnya terhadap kesehatan adalah keadaan lingkungan yang tidak
memenuhi syarat kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan, baik
masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena kurangnya
pengetahuan dan kemampuan masyarakat dibidang kesehatan, ekonomi maupun
teknologi (Departemen Kesehatan RI, 2004).
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
masyarakat baik dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif agar
setiap warga masyarakat dapat mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya baik fisik, mental dan sosial serta harapan berumur panjang. Untuk
mencapai tujuan tersebut Winslow menetapkan suatu syarat yang sangat penting,
yaitu harus ada pengertian, bantuan dan partisipasi masyarakat secara teratur dan
terus menerus (Effendy, 1998).
Sedangkan tujuan dari pembangunan nasional adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Jika dalam pembangunan nasional mencakup seluruh
aspek nasional seperti kesehatan, pertanian, keuangan, dan lain-lain, maka
pembangunan harus berawal dari pembangunan aspek nasional satu per satu. Pada
hal ini yang kita khususkan adalah aspek kesehatan. Bidang kesehatan merupakan
salah satu aspek nasional yang penting dan harus dibangun secara baik. Mejadi
baiknya bidang kesehatan memiliki beberapa faktor seperti ekonomi kesehatan,
pelayanan, pelaku kesehatan, pembangunan kesehatan, dan sebagainya.

2.2 Kaitan Ekonomi Kesehatan Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia


dan Pembangunan Ekonomi
Pada tingkat yang kecil (mikro) yaitu pada tingkat individual dan keluarga,
kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di
sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih energik dan
kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini
terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang, di mana proporsi terbesar
dari angkatan kerja masih bekerja secara manual. Di Indonesia, tenaga kerja laki-
laki yang menderita anemia menyebabkan 20% kurang produktif jika
dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki yang tidak menderita anemia.
Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai kemampuan belajar lebih baik dan akan
tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat,
pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika dibandingkan dengan
keluarga yang tidak sehat.
Pada tingkat yang besar (makro), penduduk dengan tingkat kesehatan yang
baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan,
pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang. Beberapa
pengalaman sejarah besar membuktikan berhasilnya tinggal landas ekonomi
seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat didukung oleh terobosan penting di
bidang kesehatan masyarakat, pemberantasan penyakit dan peningkatan gizi. Hal
ini antara lain terjadi di Inggris selama revolusi industri, Jepang dan Amerika
Selatan pada awal abad ke-20, dan pembangunan di Eropa Selatan dan Asia Timur
pada permulaan tahun 1950-an dan tahun 1960-an.
Informasi yang paling mengagumkan adalah penelusuran sejarah yang
dilakukan oleh Prof. Robert Fogel, yang menyatakan bahwa peningkatan
ketersediaan jumlah kalori untuk bekerja, selama 200 tahun yang lalu mempunyai
kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita seperti terjadi di Prancis
dan Inggris. Melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja dan pemberian kalori
yang cukup, Fogel memperkirakan bahwa perbaikan gizi memberikan kontribusi
sebanyak 30% terhadap pertumbuhan pendapatan per kapita di Inggris.
Bukti-bukti makroekonomi menjelaskan bahwa negara-negara dengan
kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah, mengahadapi tantangan yang
lebih berat untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan jika dibandingkan dengan
negara yang lebih baik keadaan kesehatan dan pendidikannya.
Peningkatan kesejahteraan ekonomi sebagai akibat dari bertambah
panjangnya usia sangatlah penting. Dalam membandingkan tingkat kesejahteraan
antar kelompok masyarakat, sangatlah penting untuk melihat angka harapan
hidup, seperti halnya dengan tingkat pendapatan tahunan. Di negara-negara yang
tingkat kesehatannya lebih baik, setiap individu memiliki rata-rata hidup lebih
lama, dengan demikian secara ekonomis mempunyai peluang untuk untuk
memperoleh pendapatan lebih tinggi. Keluarga yang usia harapan hidupnya lebih
panjang, cenderung untuk menginvestasikan pendapatannya di bidang pendidikan
dan menabung. Dengan demikian, tabungan nasional dan investasi akan
meningkat, dan pada gilirannya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Peranan kesehatan diantara berbagai faktor pertumbuhan ekonomi dapat
digambarkan dalam skema di bawah ini. Dalam skema tersebut dapat dilihat,
pembangunan ekonomi di satu pihak, merupakan fungsi dari kebijakan dan
institusi (kebijakan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan penyediaan pelayanan
publik), dan faktor masukan (sumber daya manusia, teknologi, dan modal
perusahaan) di lain pihak. Kesehatan mempunyai peranan ekonomi yang sangat
kuat terhadap sumber daya manusia dan modal perusahaan melalui berbagai
mekanisme seperti digambarkan.
Kesehatan yang buruk akan memberikan pengaruh buruk terhadap
pertumbuhan ekonomi, hal ini antara lain terjadi di sub-Sahara Afrika dan Asia
Selatan. Beban berat yang diakibatkan oleh penyakit dan pengaruh gandanya
terhadap produktivitas, kependudukan, dan pendidikan mempunyai peranan dalam
kinerja ekonomi yang buruk dan kronis di negara-negara Afrika. Studi terbaru
yang dilakukan oleh Bloom dan Sachs, menemukan bahwa lebih dari setengahnya
dari keterbelakangan pertumbuhan di negara-negara Afrika jika dibandingkan
dengan dengan negara-negara di Asia Timur, secara statistik dapat diterangkan
oleh beban berat akibat penyakit, kependudukan, dan geografis jika dibandingkan
dengan variabel-variabel tradisional dari ekonomi makro dan politik
pemerintahan. Sebagai contoh, tingginya angka prevalensi penyakit malaria
menunjukkan hubungan yang erat dengan penurunan pertumbuhan ekonomi
sebesar 1% atau lebih setiap tahunnya.

2.3 Kaitan Pembangunan Ekonomi Terhadap Status Kesehatan


Irawan dan Romdiati (2000) mengemukakan bahwa krisis ekonomi yang
dilihat dari menurunnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah
menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk miskin, melalui beberapa
mekanisme yang kesemuanya menyebabkan penurunan drastis pada pendapatan
dan daya beli dari mayoritas penduduk, khususnya golongan bawah. Menurunnya
pendapatan secara negatif berdampak pada kualitas dan pola konsumsi rumah
tangga. Dengan tingkat pendapatan yang sangat terbatas, banyak rumah tangga
miskin terpaksa merubah pola makanan pokoknya ke barang paling kurang
dengan jumlah yang berkurang. Sementara di beberapa kasus, seperti yang
ditemukan oleh Irawan (1998), penurunan tajam pada pendapatan telah
menyebabkan banyak rumah tangga menjadi sangat nestapa karena mereka
mengalami kesulitan untuk membeli makanan, penurunan ini umumnya
mengakibatkan berubahnya pola pengeluaran konsumsi dengan proporsi lebih
besar untuk kebutuhan makanan dibandingkan untuk kebutuhan bukan makanan,
seperti untuk kebutuhan pendidikan dan kesehatan. Pada studi lainnya, Irawan
(1999) juga menemukan bahwa mayoritas penduduk pedesaan cenderung
merubah pola konsumsi makanan, baik kualitas maupun kuantitas, seperti dari
nasi ke jagung atau umbi-umbian, dan dari sebanyak 3 kali ke 1 atau 2 kali makan
sehari.
Adanya keterkaitan status gizi dan pembangunan ekonomi juga
dikemukakan oleh Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan dalam Soekirman, 2000.
Dalam salah satu pidatonya dikatakan bahwa, “Gizi yang baik dapat merubah
kehidupan anak, meningkatkan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental,
melindungi kesehatannya dan meletakkan pondasi untuk masa depan
produktivitas anak”. Pernyataan ini memperkuat hasil riset para pakar gizi dan
kesehatan mengenai adanya kaitan antara pangan, gizi, kesehatan dan
pembangunan ekonomi. Terjadinya perbaikan ekonomi maka akan mengurangi
kemiskinan dan selanjutnya akan meningkatkan status gizi, kesehatan serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan produktivitas.

2.4 Kaitan Status Kesehatan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi


Status kesehatan masyarakat sangat menentukan produktifitas seseorang.
Keadaan sakit dapat membuat seseorang tidak mampu untuk bekerja, bahkan
untuk melakukan pekerjaan yang ringan sekalipun. Ini dikarenakan kondisi
kesehatan ynag tidak baik. Pada kondisi yang sehat jasmani, seseorang dapat
melakukan pekerjaan yang optimal dan dapat melakukan pekerjaan yang berat
sekalipun (relatif pada setiap orang), sebab orang yang sehat memiliki energi
untuk bekerja.
Untuk apa seseorang bekerja? Orang yang sehat akan bekerja (memiliki
sebuah pekerjaan) untuk memenuhi kebutuhannya, karena dengan bekerja ia akan
mendapatkan upah/gaji sebagai haknya karena telah melakukan kewajibannya.
Jika upahnya mencukupi perekonomian keluarga, dapat disimpulkan
perekonomian berkembang dari baiknya perekonomian individu.
Perekonomian individu menjadi lebih baik maka berdampak pada
perekonomian tahap yang buruk menjadi baik (masyarakat perekonomian rendah),
akan berdampak ke atasnya (masyarakat perekonomian menengah) menjadi baik
pula, dan masyarakat perekonomian atas akan menjadi lebih baik juga.
Sebaliknya, proses ini dapat menjadi baik jika sesuai urutan deskriptif seperti di
atas, jika sebaliknya kita tidak dapat menebak. Misalnya perekonomian
masyarakat atas yang baik tidak dapat menjamin baiknya perekonomian
masyarakat menengah.
Jika perekonomian individu menjadi baik, pertumbuhan ekonomi akan
meningkat pula. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dilihat dari upah rata-rata
terendah dari masyarakat. Jika perekonomian individu menjadi baik, upah rata-
rata individu akan meningkat pula.

2.5 Konsep Pembangunan Kesehatan Di Indonesia


1 . Tujuan Pembangunan Kesehatan Di Indonesia
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesahatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya
masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta
memiliki derajat kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.

2. Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan
kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi
banyak faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan
pada peningkatan, pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada
upaya penyembuhan penyakit atau pemulihan kesehatan.
3. Misi Dan Visi Indonesia Sehat 2015
a. VISI : Indonesia Sehat 2015
b. MISI :
1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
4. Ciri–Ciri Masyarakat Yang Sehat
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
c. Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

2.6 Pengertian Paradigma Sehat


1. Paradigma Sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan
kesehatan yang bersifat holistik
2. Melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor yang bersifat
lintas sektor
3. Upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan,
4. Bukan hanya panyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan
2.7 Perubahan Paradigma
1. Paradigma sakit: upaya membuat orang sakit menjadi sehat
2. Paradigma sehat: upaya membuat orang sehat tetap sehat
3. Paradigma sehat mengutamakan : upaya promotif dan preventif tanpa
mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif

2.8 Misi Pembangunan Kesehatan


1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan:
2. Berbagai sektor pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan
dalam semua kebijakan pembangunan-nya: Program pembangunan yang tidak
berkontribusi positif terhadap kesehatan, apalagi yang berdampak negatif
terhadap kesehatan, seyogyanya tidak diselenggarakan.
3. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
4. Kesehatan adalah tanggung jawab bersama setiap individu, masyarakat,
pemerintah dan swasta: Apapun peran yang dimainkan oleh pemerintah,
tanpa kesadaran individu dan masyarakat untuk secara mandiri menjaga
kesehatan mereka, hanya sedikit yang dapat dicapai
5. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata
dan terjangkau.
6. Salah satu tanggung jawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya
pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh masyarakat.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan
masyarakat .
7. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
8. Tugas utama sektor kesehatan adalah memelihara dan meningkatkan
kesehatan segenap warganya: Oleh karena itu upaya kesehatan yang harus
diutamakan adalah yang bersifat promotif-preventif yang didukung oleh
upaya kuratif-rehabilitatif. Selain itu upaya penyehatan lingkungan juga harus
diprioritaskan.
2.9 Strategi Pembangunan Kesehatan
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Semua kebijakan pembangunan nasional yang sedang dan atau akan
diselenggarakan harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberikan
kontribusi positif terhadap pembentukan lingkungan dan perilaku sehat.
Sedangkan pembangunan kesehatan harus dapat mendorong pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, terutama melalui upaya promotif-preventif yang didukung
oleh upaya kuratif-rehabilitatif.
2. Profesionalisme
Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung oleh penerapan pelbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai moral dan
etika. Untuk itu akan ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan,
pelatihan berdasar kompetensi, akreditasi dan legislasi serta kegiatan peningkatan
kuatitas lainnya
3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Untuk memantapkan kemandirian masyarakat dalam hidup sehat perlu
digalang peranserta masyarakat yang seluas-luasnya termasuk dalam pembiayaan.
JPKM pada dasarnya merupakan penataan sistem pembiayaan kesehatan yang
mempunyai peranan yang besar pula untuk mempercepat pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan.
4. Desentralisasi
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik masing-masing
daerah. Untuk itu wewenang yang lebih besar didelegasikan kepada daerah untuk
mengatur sistem pemerintahan dan. rumah tangga sendiri, termasuk di bidang
kesehatan.

2.10 Pengertian Sistem Kesehatan Nasional (SKN)


Adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya sebagian perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud
dalam Pembukaan UUD 1945 Pada hakikatnya. SKN adalah juga merupakan
wujud dan sekaligus metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan, yang
memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
2.11 Tujuan SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis,
berhasil guna dan berdaya guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
2.13 Subsistem Pembiayaan kesehatan
a. Pengertian
Adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan sumberdaya keuangan secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.
b. Tujuan
Tersedianya pembiayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna,
untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
c. Unsur – unsur Utama
Subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari tiga unsur utama, yakni
pengendalian dana, alokasi dana, dan pembelanjaan.
1. Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang diperlukan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau pemeliharaan kesehatan
2. Alokasi dana adalah penetapan peruntukan pemakaian dana yang telah
berhasil dihimpun, baik yang bersumber dari pemerintah, masyarakat, maupun
swasta
3. Pembelanjaan adalah pemakaian dana yang telah dialokasikan dalam anggaran
pendapatan dan belanja sesuai dengan peruntukannya dan atau dilakukan
melalui jaminan pemeliharaan kesehatan wajib atau sukarela
d. Prinsip
1. Jumlah dana untuk kesehatan harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya
guna, adil, dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan
akuntabilitas
2. Dana pemerintah diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan bagi masyarakat rentan dan keluarga miskin
3. Dana masyarakat diarahkan untuk pembiayaan upaya kesehatan perorangan
yang terorganisir, adil, berhasil guna dan berdaya guna melalui jaminan
pemeliharaan kesehatan baik berdasarkan prinsip solidaritas sosial yang wajib
maupun sukarela, yang dilaksanakan secara bertahap
4. Pemberdayaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui
penghimpunan secara aktif dana sosial untuk kesehatan (misal : dana sehat)
atau memanfaatkan dana masyarakat yang telah terhimpun (misal : dana sosial
keagamaan) untuk kepentingan kesehatan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pada tingkat yang kecil (mikro) yaitu pada tingkat individual dan keluarga,
kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk belajar di
sekolah. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih energik dan
kuat, lebih produktif, dan mendapatkan penghasilan yang tinggi. Keadaan ini
terutama terjadi di negara-negara sedang berkembang, di mana proporsi terbesar
dari angkatan kerja masih bekerja secara manual. Di Indonesia, tenaga kerja laki-
laki yang menderita anemia menyebabkan 20% kurang produktif jika
dibandingkan dengan tenaga kerja laki-laki yang tidak menderita anemia.
Selanjutnya, anak yang sehat mempunyai kemampuan belajar lebih baik dan akan
tumbuh menjadi dewasa yang lebih terdidik. Dalam keluarga yang sehat,
pendidikan anak cenderung untuk tidak terputus jika dibandingkan dengan
keluarga yang tidak sehat.

3.2 Saran
Saran
DAFTAR PUSTAKA

http://vierazul.blogspot.co.id/2010/08/kaitan-dasar-ekonomi-kesehatan-
terhadap.html
Hudha, AM. 2010. Mewujudkan MDGs Pendidikan untuk Kemajuan Pendidikan
Masa Datang.: http://ejournal.umm.ac.id. (diakses pada 02 Juni 2013)
Iqbal Mubarak, Wahid and Chayatin, Nurul. 2008. Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Teori dan Apikasi. Gresik : Salema Medika
Nurullah, Ahmad. 2012. Tantangan 2012 menuju MDGs. [On line]. http: ///J:
Pendidikan MDGs.htm. (diakses pada 02 juni 2013)
Setiawan, Benni. 2008. Agenda Pendidikan Nasional. Jogjakarya: Ar-ruz Media
Group.
http://psikstikma.blogspot.co.id/2014/01/pembangunan-kesehatan-di-
indonesia.html
http://mastihartina.blogspot.co.id/2014/12/makalah-sistem-kesehatan-
nasional.html
MAKALAH

Dosen : Adisti A. Rumayar, SKM, M.Kes., MPH

Topik

1. Ekonomi Kesehatan dan Pembangunan


2. Pembiayaan Pembangunan Kesehatan di Indonesia
3. Sistem Kesehatan Nasional Tentang Pembiayaan
Kesehatan

Nama : Junianti Ahmad


NIM : 14111101017
Kelas : AKK
Semester :5
Tugas : Ekonomi Kesehatan

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang lain yang membacanya.
Terlepas dari semua itu, karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................1
Daftar
Isi...........................................................................................................................2
Bab I : Pendahuluan...............................................................................................
1.1 Latar Belakang.....................................................................................3
1.2 Tujuan...................................................................................................3
Bab II : Pembahasan................................................................................................
2.1 Kaitan Dasar Ekonomi Kesehatan Terhadap
Pembangunan................................3
2.2 Kaitan Ekonomi Kesehatan Terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia
dan Pembangunan
Ekonomi..........................................................................................................4
2.3 Kaitan Pembangunan Ekonomi Terhadap Status
Kesehatan................................5
2.4 Kaitan Status Kesehatan Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi............................... .6
2.5 Konsep Pembangunan Kesehatan Di
Indonesia...................................................6
2.6 Pengertian Paradigma
Sehat.................................................................................9
2.7 Perubahan
Paradigma...........................................................................................9
2.8 Misi Pembangunan
Kesehatan.............................................................................9
2.9 Strategi Pembangunan
Kesehatan.......................................................................10
3.1 Pengertian Sistem Kesehatan Nasional
(SKN)...................................................10
3.2 Tujuan
SKN........................................................................................................10
3.3 Subsistem Pembiayaan
kesehatan.......................................................................10
Bab III :
Penutup....................................................................................................................
Daftar
Pustaka.......................................................................................................................
12
Kaitan Dasar Ekonomi Kesehatan Terhadap Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai