Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rambut mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia. Rambut

berperan sebagai proteksi terhadap lingkungan yang merugikan, antara lain suhu

dingin atau panas, dan sinar ultraviolet. Selain itu, rambut juga berfungsi sebagai

pengatur suhu, pendorong penguapan keringat, dan sebagai indera peraba yang

sensitif. Di era sekarang ini, peranan rambut lebih condong pada keserasian dan

estetika (Azis, 1999:6).

Perawatan rambut memerlukan berbagai kosmetik, mulai dari kosmetik

pembersih rambut yang baik, hair conditioner, creambath, sampai hair tonic. Rambut

selain berperan dalam menunjang penampilan seseorang juga berfungsi sebagai

pelindung. Rambut mengalami siklus pertumbuhan dan kerontokan yang berbeda

pada setiap helainya. Kerontokan rambut yang tidak diinginkan umumnya disebabkan

oleh gangguan hormonal, efek samping obat, makanan yang dikonsumsi dan stress.

Masyarakat Indonesia sudah sejak lama menggunakan tanaman sebagai salah satu

upaya meyuburkan rambut, seperti lidah buaya, teh hijau, daun pegagan, daun

mangkokan, seledri, bonggol tanaman pisang, dan lain-lain(Tranggono dan Latifah,

2007:38).

Tanaman pisang tersebar luas di seluruh Indonesia dan di Asia Tenggara.

Salah satu jenis pisang yang terkenal baik dimasyarakat adalah pisang ambon (Musa

acuminata Colla). Bagian lain dari tanaman pisang yang sangat jarang dimanfaatkan

oleh masyarakat, yaitu umbi batang pisang (bonggol pisang/rimpang pisang). Getah

bonggol pisang mengandung saponin, flavonoid, asam askorbat, antrakuinon, kuinon,


lektin dan tannin. Zat yang bermanfaat untuk menyuburkan serta menanggulangi

kerontokan adalah zat antrakuinon. Penggunaan bonggol pisang secara tradisional

untuk meyuburkan rambut dilakukan dengan cara bonggol pisang yang baru ditebang

secukupnya,cincang atau parut, lalu peras untuk diambil cairannya. Hal ini dirasa

kurang praktis, maka dari itu masalah ini dapat diatasi dengan memformulasikan

bonggol pisang ambon kedalam sediaan creambath. Creambath merupakan sediaan

kosmetik yang mudah ditemui dipasaran. Namun demikian sediaan creambath yang

menggunakan sari bongol pisang ambon (Musa acuminata Colla) belum tersedia

dipasaran (Teti Indrawati, Nabila Sofia, 2018).

Pada penelitian ini dibuat suatu sediaan creambath dengan tipe M/A dari sari

bonggol pisang ambon. Basis creambath yang digunakan mengacu pada penelitian

sebelumnya(6,7) dan dimodifi kasi dengan mengubah sampel menjadi bonggol pisang

ambon dan pengentalnya yang berupa setil alkohol. Penelitian dilakukan dengan

membuat sediaan creambath dari sari bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla)

dengan konsentrasi 8%, 10%, dan 12%.

B. Rumusan Masalah

Apakah sari bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) dapat diformulasikan

menjadi sediaan creambath sebagai penyubur rambut?

C. Tujuan

Untuk mengetahui apakah sari bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) dapat

diformulasikan menjadi sediaan creambath sebagai penyubur rambut.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi tentang

karakteristik bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) sebagai creambath


penyubur rambut, dan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan

perbandingan bagi penelitian yang lebih luas dan dalam.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan

sumbangan informasi dalam rangka memanfaatkan sari bonggol pisang ambon

(Musa acuminata Colla) dalam pembuatan sediaan creambath sebagai penyubur

rambut.
BAB II

SEDIAAN FORMULA

A. Master Formula

No. Nama Bahan Konsentrasi

F1 F2 F3

1. Sari Bonggol pisang 8,00 10,00 12,00

ambon

2. Setil alkohol 5,00 5,00 5,00

3. Seterareth 2,00 2,00 2,00

4. Isopropil miristat 5,00 5,00 5,00

5. Setrimonium klorida 4,00 4,00 4,00

6. Metil paraben 0,15 0,15 0,15

7. Propil paraben 0,05 0,05 0,05

8. Natrium metabisulfit 0,10 0,10 0,10

9. Parfum Qs qs qs

10. Aquadest ad 100 100 100


B. Modifikasi Formula

No. Nama Bahan Konsentrasi Range Fungsi

1. Sari Bonggol Pisang 12% - Zat aktif

2. Setil Alkohol 5,00 1-10% Pengemulsi

3.

4. 5,00 Surfaktan

5. Alkohol 4,00 Antiseptik

6. Metil Paraben 0,15 0,12%-0,18% Pengawet

7. Propil paraben 0,05 0,02% Pengawet

8. Natrium Metabisulfit 0,10 0,01-1,0% Antioksidan

9. Parfum q.s - Pengaroma

10. Aquadest q.s - Pelarut


BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoris

1. Definisi Pisang

Pisang (Musa Paradisiaca) merupakan salah satu jenis buah tropis yang

mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola. Pisang telah menjadi komoditas

ekspor dan impor di pasar internasional. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara

yang kemudian menyebar luas ke benua Afrika dan Amerika. Habitatnya adalah

daerah tropis yang beriklim basah, dan dapat tumbuh subur di dataran rendah

maupun tinggi. Pisang merupakan salah satu buah yang banyak dikembangkan di

seluruh wilayah Indonesia. Pisang umumnya dapat tumbuh di dataran rendah

sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 m dpl. Pisang dapat tumbuh pada

iklim tropis basah, lembab dan panas dengan curah hujan optimal 1.520–3.800

mm/tahun dan 2 bulan kering (Rismunandar, 1990: 8).

Tanaman pisang merupakan tanaman yang serba guna, mulai dari akar

sampai daun dapat digunakan, sehingga tanaman pisang memiliki kegunaan

diantaranya :

a. Batang pohon

Dapat digunakan sebagai makanan ternak dimusim kekurangan air dan

secara sederhana dapat dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk

kompos yang bernilai humusnya sangat tinggi. (Munadjim,1988)

b. Daun pisang

Daun yang segar dapat digunakan sebagai makanan ternak dimusim

kering dan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pembungkus makanan secara

tradisional. (Munadjim,1988) .
c. Bunga pisang

Bunga pisang yang masih segar (jantung pisang) bisa dijadikan

makanan sebagai sayur. (Munadjim,1988)

d. Buah pisang

Selain enak dimakan secara langsung, bisa dijadikan selai pisang yang

daya awetnya tinggi dan dapat menghasilkan uang yang lebih serta juga bisa

dibuat tepung pisang dari buah yang tua yang belum masak. (Munadjim,1988)

e. Kulit buah pisang

Kulitnya pun bisa untuk makanan ternak, selain itu bisa untuk

menghasilkan alkohol yaitu ethanol karena mengandung gula yang mempunyai

aroma yang menarik (Munadjim,1988). Kulit buah pisang juga dapat

dimanfaatkan menjadi sirup glukosa sebagi pemanis alami makanan.

f. Umbi batang (Bonggol)

Pati yang terkandung dalam umbi batang pisang dapat dipergunakan

sebagai sumber karbohidrat bahkan bisa dikeringkan untuk menjadi abu.

Dimana abu dari umbi ini mengandung soda yang dapat digunakan sebagai

bahan pembuatan sabun dan pupuk (Munadjim,1988).

Peraturan kepala BPOM (2013) menyatakan bahwa creambath adalah

sediaan kosmetik yang digunakan untuk merawat pertumbuhan rambut.

Didalam creambath berisi zat pelarut, vasolidator yang melebarkan pembuluh

darah sehingga merangsang pertumbuhan rambut antara lain pilokarpina dan

minoksidil, stimulan kelenjar sebum, zat kondisioner rambur, hormon (bukan

sediann kosmetik tetapi termasuk sediaan obat), antipeptikum, dan parfum

(Azis, 1999).
Dalimartha (2003) menyatakan bahwa cairan bonggol pisang dapat

digunakan untuk penghitam dan pencegah rambut rontok. Getah dari bonggol

pisang mengandung saponin, flavonoid, asam askorbat, antarkuinon, kuinon

lektin dan tanin. Zat yang bermanfaat untuk menyuburkan serta menanggulangi

kerontokan adalah zat antarkuinon.

2. Rambut

Rambut merupakan mahkota, dengan adanya rambut tersebut maka akan

terlihat cantik, kecantikan itu sendiri berasal dari kesehatan dan kesehatan akan

didapat dari kebersihan. Oleh karena itu kulit kepala dan rambut perlu perawatan

sehingga tetap bersih dan sehat, (Rostamailis dkk, 2009: 112). Salah satu

perawatan yang sering dilakukakan adalah creambath, creambath adalah

perawatan yang memberi nutrisi pada kulit kepala dan rambut dengan

menggunakan kosmetik creambath, kosmetik creambath yang digunakan harus

mempunyai nutrisi yang dibutuhkan oleh rambut (Yulianti, 2009).

Salah satu nutrisi yang dibutuhkan rambut adalah vitamin A yang banyak

terkandung dalam bonggol pisang ambon sehingga kosmetik creambath perlu

ditambahkan esari bonggol pisang agar kebutuhan nutrisi rambut terpenuhi. Selain

itu pisang ambon mudah di dapat dan cara pembuatan sari bonggol pisang sendiri

juga mudah. Bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) dapat digunakan

untuk merawat rambut karena memiliki nutrisi untuk pertumbuhan rambut,

bonggol pisang mengandung suatu enzim yang berperan sebagai stimulan yang

merangsang pertumbuhan rambut.

Menurut Basuki dalam Rostamailis, dkk, (2009: 16) menjelaskan tentang

rambut yaitu helaian seperti benang tipis yang tumbuh dari bawah permukaan kulit,
dan dibentuk oleh lapisan sel yang tertutup lapisan yang tersusun dan bentuknya

seperti sisik ikan pada lapisan luarnya, terdiri dari zat horney atau disebut keratin.

3. Creambath

Rabut memerlukan perawatan, salah satu perawatan yang sering dilakukan

adalah creambath. Creambath adalah cara merawat rambut dengan memberi cream

pada rambut sambil dipijat agar sirkulasi darah pada kulit kepala menjadi lebih

lancar dan mudah cream meresap ke dalam kulit kepala (Poeradisastra, 2004: 148).

Creambath merupakan perawatan untuk memberikan nutrisi pada rambut maupun

kulit kepala dengan menggunakan kosmetik creambath, untuk memperbaiki

kesehatan kulit kepala dan rambutserta menguatkan batang rambut menuju kondisi

sehat dan ideal. Kosmetik creambath memiliki beragam aroma dan khasiatnya

dapat dipilih sesuai dengan selera dan kebutuhan kulit kepala maupun rambut,

seperti lidah buaya, alpukat, seledri, wortel, gingseng, kemiri, dan kiwi. (Githa,

2012: 106).

Menurut Githa penggolongan kosmetik perawatan menurut fungsinya

adalah sebagai berikut (2012:107):

a. Creambath: formulanya untuk menutrisi kulit kepala dan rambut.

b. Hair mask: formula yang digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan dan

masalah rambut, seperti diwarnai, diluruskan.

c. Hair spa: formula yang digunakan untuk mengatasi rambut rusak dan

berketombe.

Di dalam perawatan kecantikan terdapat berbagai jenis bahan kosmetik

yang selalu digunakan, yaitu dari bentuk krim (emulsi) sampai ke bentuk cair

(astringent, cleanser, parfum, dsb), kegunaannya sesuai dengan perawatan yang

dilakukan (Primadiarti, 2001: 78).


B. Uraian Bahan

1. Bonggol Pisang Ambon

Gambar 1. Pohon Pisang

Klasifikasi tanaman pisang ambon yang diterima secara luas saat ini adalah

sebagai berikut (Satuhu dan Supriyadi, 2008):

Division : Magnoliophyta

Sub division : Spermatophyta

Kelas : Liliopsida

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Musaceae

Genus : Musa

Species :Musa paradisiaca var. sapientum (L.) Kunt.

2. Aquadest

Aquadest merupakan cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau. Dapat

bercampur dengan pelarut polar. Bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lain

yang rentan terhadap hidrolisis, bereaksi keras dengan logam alkali dan biasanya

digunakan sebagai pelarut (FI Edisi IV hal. 112).


3. Propil Paraben

Gambar 2. Rumus Bangun Propil Paraben

Propil paraben (C10H12O3) berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau,

dan tidak berasa. Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba

dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Propil paraben

menunjukkan aktivitas antimikroba antara pH 4–8. Efikasi pengawet menurun

dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion fenolat. Paraben lebih aktif

terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri. Mereka juga lebih aktif

terhadap gram-positif dibandingkan terhadap bakteri gram negatif. Range antara

0.01- 0.6% sebagai pengawet (Rowe dkk, 2009).

4. Metil Paraben

Gambar 3. Rumus Bangun Metil Paraben

Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam

kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat

digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau dengan zat

antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metilparaben merupakan pengawet yang


paling sering digunakan Metilparaben (C8H8O3) berbentuk kristal tak berwarna

atau bubuk kristal putih (Rowe dkk, 2009).

Zat ini tidak berbau dan hampir tidak berbau. Metil paraben merupakan

paraben yang paling aktif. Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya

panjang rantai alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi

paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan

adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga

dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti : propilen glikol (2 –

5%), phenylethyl alkohol, dan asam edetic. Range antara 0.02- 0.3% sebagai

pengawet (Rowe dkk, 2009).

5. Setil Alkohol

Gambar 4. Rumus Bangun Setil Alkohol

Setil alkohol memberikan efek melembabkan dan dapat meningkatkan

dispersi dari pigmen. Penggunaan dalam jumlah banyak harus dihindarkan karena

dapat mengurangi efek berkilau dikarenakan adanya efek pengikatan air (Jellinek,

1970).

Setil alkohol banyak digunakan dalam kosmetik dan sediaan farmasetis

seperti suppositoria, emulsi, krim, dan salep. Pada suppositoria, setil alkohol

digunakan untuk meningkatkan titik leleh dari basis. Pada krim dan salep,

digunakan sebagai emollient, dan pengemulsi. Titik leleh dari setil alkohol adalah

sekitar 45-52O C (Rowe dkk, 2009).


6. Natrium Metabisulfit

Gambar 5. Rumus Bangun Natrium Metabisulfit

Natrium metabisulfit merupakan serbuk hablur putih kekuningan, berbau

belerang dioksida. Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sukar larut dalam

etanol. Pemaparan dengan udara dan kelembaban menyebabkan natrium

metabisulfit perlahan-lahan teroksidasi menjadi natrium sulfat dengan disintegrasi

dari kristasl (Rowe,dkk. 2003).


BAB IV

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : yaitu blender yang

digunakan untuk menghaluskan bonggol pisang, alat gelas ( gelas kimi, gelas ukur

dan batang pengaduk), hot plate, oven, lumpang dan alu, pH meter, timbangan,

kertas perkamen, kertas saring, cawan penguap dan wadah sediaan.

2. Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Sari bonggol

pisang (Musa acuminata Colla) sebagai zat aktif, setil alkohol, alkohol, aquadest,

metil paraben, propil paraben, natrium metabisulfit, sodium lauryl sulfat dan

parfum.

B. Perhitungan Bahan
12
1. Sari bonggol pisang : 100 x 50 = 6 gram

5,00
2. Setil alkohol : x 50 = 2,5 gram
100

2,00
3. Seterareth : x 50 = 1 gram
100

5,00
4. Isopropil miristat : x 50 = 6 gram
100

4,00
5. Setrimonium klorida : x 50 = 2 gram
100

0,15
6. Meril paraben : x 50 = 0,075gram
100

0,05
7. Propil paraben : x 50 = 0,025 gram
100

0,10
8. Natrium metabisulfit : x 50 = 0,05 gram
100
Aquadest = 100-(6+2,5+1+2,5+2+0,075+0,025+0,05)

= 100- 14,15 mL

= 85,85 mL

C. Prosedur Kerja

1. Pembuatan Sari Bonggol Pisang Ambon

a. Bonggol pisang ambon yang digunakan dicuci terlebih dahulu

b. Kemudian dipotong kecil-kecil ditambahkan air dengan perbandingan 1:10

c. Lalu diblender disaring menggunakan kertas saring, ambil filtratnya kemudian

ditambahkan natrium metabisulfit.

2. Pembuatan Sediaan Creambath

a. Komponen minyak ( setil alkohol, isopropil miristat) dicampur kedalam cawan

penguap dan dilelehkan bersama-sama diatas penangas air pada suhu 75-80oC.

b. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan dalam air pada suhu 75oC dengan

setriamonium klorida dan steareth.

c. Fase minyak dimasukan dalam fase air sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam

lumpang sambil digerus dengan pengadukan konstan hingga didapatkan basis

creambath yang homogen.

d. Didingunkan hingga suhu kamar, kemudian ditambahkan sari bonggol pisang

ambon aduk hingga homogen. Setelah itu ditambahkan parfum aduk hingga

homogen.

D. Evaluasi Sediaan

1. Uji Organoleptik

Pengamatan organoleptis sediaan krim meliputi pengamatan terhadap warna,

tekstur, dan bau dari sediaan krim.


2. Homogenitas

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek.

Sejumlah tertentu krim dioleskan pada kaca objek dan diamati adanya butiran kasar

secara visual.

3. pH

Pemeriksaan homogenitas dilakukan dengan menggunakan gelas objek.

Sejumlah tertentu krim dioleskan pada kaca objek dan diamati adanya butiran kasar

secara visual.

4. Pengukuran Viskositas

Pengukuran viskosiitas dilakukan dengan menggunakan Viskometer HAAKE

ViscoTester 6R. Sediaan diimpan dalam beaker glass 100 mL. Power alat ditekan

dan alat akan mengkalibrasi terlebih dahulu kemudian dipilih spindel yang cocok

dengan kecepatan 2 rpm.

5. Daya Sebar

Sediaan krim ditimbang sebanyak 1 gram kemudian diletakkan ditengah-

tengah kaca ukuran transparan 25 × 25 cm yang dibawahnya terdapat kertas grafik,

kemudian ditutup dengan plastik lain yang telah ditimbang beratnya terlebih

dahulu, di diamkan selama 1 menit. Kemudian diukur diameter sebarnya.

Dilakukan perlakuan yang sama secara terus-menerus pada beban 4 dan 6 gram,

kemudian diukur diameter sebar sediaan.


DAFTAR PUSTAKA

Azis S., 1999. Studi Kegunaan Sediaan Rambut. Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes.9 : 3-
16
Tranggono dan Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta :
Gramedia Pustama Utama.
Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang C.V. Sinar Baru. Bandung

Munadjim. 1988. Teknologi Pengolahan Pisang . Jakarta : PT Gramedia

Dalimartha. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 3. Jakarta. Puspa Swara.

Rostamailis dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta. Departemen Pendidikan
Nasional.
Basuki N. 2009. Fisioterapi Pada Kasus Respirasi. Surakarta : Politeknik Kesehatan
Surakarta Jurusan Fisoterapi.
KARYA TULIS ILMIAH

Pemanfaatan Sari Bonggol Pisang Ambon (Musa acuminata Colla)

Menjadi Sediaan Creambath Sebagai Penyubur Rambut.

NURLINDA SAFITRI

F.16.056

LABORATORIUM KOSMETOLOGI

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

POLITEKNIK BINA HUSADA

KENDARI

2018

Anda mungkin juga menyukai