PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
berperan sebagai proteksi terhadap lingkungan yang merugikan, antara lain suhu
dingin atau panas, dan sinar ultraviolet. Selain itu, rambut juga berfungsi sebagai
pengatur suhu, pendorong penguapan keringat, dan sebagai indera peraba yang
sensitif. Di era sekarang ini, peranan rambut lebih condong pada keserasian dan
pembersih rambut yang baik, hair conditioner, creambath, sampai hair tonic. Rambut
pada setiap helainya. Kerontokan rambut yang tidak diinginkan umumnya disebabkan
oleh gangguan hormonal, efek samping obat, makanan yang dikonsumsi dan stress.
Masyarakat Indonesia sudah sejak lama menggunakan tanaman sebagai salah satu
upaya meyuburkan rambut, seperti lidah buaya, teh hijau, daun pegagan, daun
2007:38).
Salah satu jenis pisang yang terkenal baik dimasyarakat adalah pisang ambon (Musa
acuminata Colla). Bagian lain dari tanaman pisang yang sangat jarang dimanfaatkan
oleh masyarakat, yaitu umbi batang pisang (bonggol pisang/rimpang pisang). Getah
untuk meyuburkan rambut dilakukan dengan cara bonggol pisang yang baru ditebang
secukupnya,cincang atau parut, lalu peras untuk diambil cairannya. Hal ini dirasa
kurang praktis, maka dari itu masalah ini dapat diatasi dengan memformulasikan
kosmetik yang mudah ditemui dipasaran. Namun demikian sediaan creambath yang
menggunakan sari bongol pisang ambon (Musa acuminata Colla) belum tersedia
Pada penelitian ini dibuat suatu sediaan creambath dengan tipe M/A dari sari
bonggol pisang ambon. Basis creambath yang digunakan mengacu pada penelitian
sebelumnya(6,7) dan dimodifi kasi dengan mengubah sampel menjadi bonggol pisang
ambon dan pengentalnya yang berupa setil alkohol. Penelitian dilakukan dengan
membuat sediaan creambath dari sari bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla)
B. Rumusan Masalah
Apakah sari bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) dapat diformulasikan
C. Tujuan
Untuk mengetahui apakah sari bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) dapat
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
rambut.
BAB II
SEDIAAN FORMULA
A. Master Formula
F1 F2 F3
ambon
9. Parfum Qs qs qs
3.
4. 5,00 Surfaktan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoris
1. Definisi Pisang
Pisang (Musa Paradisiaca) merupakan salah satu jenis buah tropis yang
mempunyai potensi cukup tinggi untuk dikelola. Pisang telah menjadi komoditas
ekspor dan impor di pasar internasional. Tanaman ini berasal dari Asia Tenggara
yang kemudian menyebar luas ke benua Afrika dan Amerika. Habitatnya adalah
daerah tropis yang beriklim basah, dan dapat tumbuh subur di dataran rendah
maupun tinggi. Pisang merupakan salah satu buah yang banyak dikembangkan di
sampai pegunungan dengan ketinggian 2000 m dpl. Pisang dapat tumbuh pada
iklim tropis basah, lembab dan panas dengan curah hujan optimal 1.520–3.800
Tanaman pisang merupakan tanaman yang serba guna, mulai dari akar
diantaranya :
a. Batang pohon
b. Daun pisang
tradisional. (Munadjim,1988) .
c. Bunga pisang
d. Buah pisang
Selain enak dimakan secara langsung, bisa dijadikan selai pisang yang
daya awetnya tinggi dan dapat menghasilkan uang yang lebih serta juga bisa
dibuat tepung pisang dari buah yang tua yang belum masak. (Munadjim,1988)
Kulitnya pun bisa untuk makanan ternak, selain itu bisa untuk
Dimana abu dari umbi ini mengandung soda yang dapat digunakan sebagai
(Azis, 1999).
Dalimartha (2003) menyatakan bahwa cairan bonggol pisang dapat
digunakan untuk penghitam dan pencegah rambut rontok. Getah dari bonggol
lektin dan tanin. Zat yang bermanfaat untuk menyuburkan serta menanggulangi
2. Rambut
terlihat cantik, kecantikan itu sendiri berasal dari kesehatan dan kesehatan akan
didapat dari kebersihan. Oleh karena itu kulit kepala dan rambut perlu perawatan
sehingga tetap bersih dan sehat, (Rostamailis dkk, 2009: 112). Salah satu
perawatan yang memberi nutrisi pada kulit kepala dan rambut dengan
Salah satu nutrisi yang dibutuhkan rambut adalah vitamin A yang banyak
ditambahkan esari bonggol pisang agar kebutuhan nutrisi rambut terpenuhi. Selain
itu pisang ambon mudah di dapat dan cara pembuatan sari bonggol pisang sendiri
juga mudah. Bonggol pisang ambon (Musa acuminata Colla) dapat digunakan
bonggol pisang mengandung suatu enzim yang berperan sebagai stimulan yang
rambut yaitu helaian seperti benang tipis yang tumbuh dari bawah permukaan kulit,
dan dibentuk oleh lapisan sel yang tertutup lapisan yang tersusun dan bentuknya
seperti sisik ikan pada lapisan luarnya, terdiri dari zat horney atau disebut keratin.
3. Creambath
adalah creambath. Creambath adalah cara merawat rambut dengan memberi cream
pada rambut sambil dipijat agar sirkulasi darah pada kulit kepala menjadi lebih
lancar dan mudah cream meresap ke dalam kulit kepala (Poeradisastra, 2004: 148).
kesehatan kulit kepala dan rambutserta menguatkan batang rambut menuju kondisi
sehat dan ideal. Kosmetik creambath memiliki beragam aroma dan khasiatnya
dapat dipilih sesuai dengan selera dan kebutuhan kulit kepala maupun rambut,
seperti lidah buaya, alpukat, seledri, wortel, gingseng, kemiri, dan kiwi. (Githa,
2012: 106).
b. Hair mask: formula yang digunakan untuk mengatasi berbagai keluhan dan
c. Hair spa: formula yang digunakan untuk mengatasi rambut rusak dan
berketombe.
yang selalu digunakan, yaitu dari bentuk krim (emulsi) sampai ke bentuk cair
Klasifikasi tanaman pisang ambon yang diterima secara luas saat ini adalah
Division : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Musaceae
Genus : Musa
2. Aquadest
bercampur dengan pelarut polar. Bereaksi dengan obat-obatan dan eksipien lain
yang rentan terhadap hidrolisis, bereaksi keras dengan logam alkali dan biasanya
dan tidak berasa. Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Propil paraben
terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri. Mereka juga lebih aktif
4. Metil Paraben
kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain atau dengan zat
Zat ini tidak berbau dan hampir tidak berbau. Metil paraben merupakan
panjang rantai alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi
paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan
adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga
5%), phenylethyl alkohol, dan asam edetic. Range antara 0.02- 0.3% sebagai
5. Setil Alkohol
dispersi dari pigmen. Penggunaan dalam jumlah banyak harus dihindarkan karena
dapat mengurangi efek berkilau dikarenakan adanya efek pengikatan air (Jellinek,
1970).
seperti suppositoria, emulsi, krim, dan salep. Pada suppositoria, setil alkohol
digunakan untuk meningkatkan titik leleh dari basis. Pada krim dan salep,
digunakan sebagai emollient, dan pengemulsi. Titik leleh dari setil alkohol adalah
belerang dioksida. Mudah larut dalam air dan dalam gliserin, sukar larut dalam
METODE KERJA
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : yaitu blender yang
digunakan untuk menghaluskan bonggol pisang, alat gelas ( gelas kimi, gelas ukur
dan batang pengaduk), hot plate, oven, lumpang dan alu, pH meter, timbangan,
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain : Sari bonggol
pisang (Musa acuminata Colla) sebagai zat aktif, setil alkohol, alkohol, aquadest,
metil paraben, propil paraben, natrium metabisulfit, sodium lauryl sulfat dan
parfum.
B. Perhitungan Bahan
12
1. Sari bonggol pisang : 100 x 50 = 6 gram
5,00
2. Setil alkohol : x 50 = 2,5 gram
100
2,00
3. Seterareth : x 50 = 1 gram
100
5,00
4. Isopropil miristat : x 50 = 6 gram
100
4,00
5. Setrimonium klorida : x 50 = 2 gram
100
0,15
6. Meril paraben : x 50 = 0,075gram
100
0,05
7. Propil paraben : x 50 = 0,025 gram
100
0,10
8. Natrium metabisulfit : x 50 = 0,05 gram
100
Aquadest = 100-(6+2,5+1+2,5+2+0,075+0,025+0,05)
= 100- 14,15 mL
= 85,85 mL
C. Prosedur Kerja
penguap dan dilelehkan bersama-sama diatas penangas air pada suhu 75-80oC.
b. Metil paraben dan propil paraben dilarutkan dalam air pada suhu 75oC dengan
c. Fase minyak dimasukan dalam fase air sedikit demi sedikit sambil diaduk dalam
ambon aduk hingga homogen. Setelah itu ditambahkan parfum aduk hingga
homogen.
D. Evaluasi Sediaan
1. Uji Organoleptik
Sejumlah tertentu krim dioleskan pada kaca objek dan diamati adanya butiran kasar
secara visual.
3. pH
Sejumlah tertentu krim dioleskan pada kaca objek dan diamati adanya butiran kasar
secara visual.
4. Pengukuran Viskositas
ViscoTester 6R. Sediaan diimpan dalam beaker glass 100 mL. Power alat ditekan
dan alat akan mengkalibrasi terlebih dahulu kemudian dipilih spindel yang cocok
5. Daya Sebar
kemudian ditutup dengan plastik lain yang telah ditimbang beratnya terlebih
Dilakukan perlakuan yang sama secara terus-menerus pada beban 4 dan 6 gram,
Azis S., 1999. Studi Kegunaan Sediaan Rambut. Puslitbang Farmasi Badan Litbangkes.9 : 3-
16
Tranggono dan Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.Jakarta :
Gramedia Pustama Utama.
Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang C.V. Sinar Baru. Bandung
Rostamailis dkk. 2009. Tata Kecantikan Rambut Jilid 2. Jakarta. Departemen Pendidikan
Nasional.
Basuki N. 2009. Fisioterapi Pada Kasus Respirasi. Surakarta : Politeknik Kesehatan
Surakarta Jurusan Fisoterapi.
KARYA TULIS ILMIAH
NURLINDA SAFITRI
F.16.056
LABORATORIUM KOSMETOLOGI
KENDARI
2018