OLEH :
NI KETUT SUNARTINI ASRI
(16089014103)
A. Pengertian
Pertumbuhan (Growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individuyang bisa diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh). Perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (Skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan. Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada
orang dewasa, misalnya mengkonsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaan
aman, pencegahan penyakit dan sebagainya. Oleh karena itu semua orang-orang yang mendapat
tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh dan
berkembang.
Bila jawaban anda TIDAK pada 2 pertanyaan atau lebih, maka sebaiknya
berkonsultasi dengan profesional yang ahli dalam perkembangan anak dan mendalami bidang
autisme. Karakteristik dari penyandang autis banyak sekali ragamnya (sepektrumnya
sangat luas) sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada
beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit
anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autis.
Diagnosis yang paling baik adalah dengan cara seksama mengamati perilaku anak dalam
berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat perkembangannya. Orang tua harus peka dengan
perkembangan anak sejak lahir, dan melaporkan kepada dokter untuk setiap keterlambatan
dan gangguan dalam perkembangan perilakuknya.
Cara Mengatasi :
a. Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya dengan
pendekatan ABA (Applied Behavioral Analysis) untuk menguasai keterampilan yang
diperlukan dalam lingkungan, terapi integrasi sensori untuk menghadapi
stimulasi sensori, dan metode pendekatan yang hangat dan akrab untuk
membangun hubungan dengan anak sebagai individu dan untuk membantu
memperbaiki proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh, kata-kata, serta media
bermain
b. Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang tua diluar waktu-
waktu terapi. Contohnya seperti :
c. Pendukung visual agar anak lebih mudah berkomunikasi, mengutarakan
keinginan, dan membantu anak memahami kehidupan. Selain itu, dengan
menunjukkan objek secara nyata pada anak juga dapat membantu anak
mengembangkan pemahaman tentang waktu dan pentingnya menghargai
lingkungan.
d. Berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik turun tangga. Kegiatan- kegiatan
tersebut sejalan dengan prinsip terapi integrasi sensori.
e. Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan sentuhan dan kontak
mata yang memadai.
f. Terapi wicara (dibantu dokter dan terapis)
DAFTAR PUSTAKA
Behrman. Kliegman. Arvin. Ilmu Kesehatan Anak ( Nelson Textbook of Pediatrics ). EGC.
Jakarta. 2000 : 37 – 45.
Depkes RI. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga . Depkes RI. Jakarta. 192 : 6 –
18.
Dhamayanti. Meita. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Meningkatkan
Emotional
Spiritual Quotient (ESQ). FK Unpad Subbagian Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial
Bagian Ilmu Kesehatan Anak Perjan RSHS Bandung. Bandung
Latief, A. 2000. Diagnosis fisik pada Anak. Jakarta: Penerbit Sagung Seto
Markum.A.H. dkk. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI. Jakarta. 1991 : 9 -21.
Mirriamstoppard. Complete Baby and Child Care. 1997.
Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta. 1998 : 1 – 63.