55117120153
Business Ethic and Good Governance
Diampu oleh: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA
Forum dan Kuis Minggu Ke-12: Ethical Decision Making in Business
Kuis Minggu ke-12: Apa yang dapat saudara resumekan tentang Ethical Decision Making in
Business
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS
Pengambilan keputusan itu sangat penting, terutama dalam manajemen yang paling kompleks
sekalipun dalam suatu organisasi. Bukan hanya keputusan-keputusan mengenai kebijaksanaan
yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan program,
penempatan, dan penganggaran. (Gortner et al dalam Salusus. 200).
Membuat keputusan etik yang baik membutuhkan kepekaan terhadap masalah etika dan metode
yang dipraktekkan untuk menjelajahi aspek etika dari suatu keputusan dan menimbang
pertimbangan yang seharusnya mempengaruhi pilihan kita terhadap suatu tindakan. Memiliki
metode dalam pengambilan keputusan etis sangatlah penting.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu dalam mengambil keputusan secara etis:
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode
yang efisien sesuai situasi. Proses tersebut untuk menemukan dan menyelesaikan masalah
organisasi. Suatu aturan kunci dalam pengambilan keputusan ialah sekali kerangka yang tepat
sudah diselesaikan, keputusan harus dibuat (Brinckloe, 1977). Dengan kata lain, keputusan
mempercepat diambilnya tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill, 1979).
Pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai proses memilih tindakan dari beberapa
alternatif untuk mencapai tujuan/sasaran (proses mengakhiri suatu masalah).
Suatu keputusan ada unsur prosedur. Pertama pembuatan keputusan harus mengidentifikasikan
masalah, mengklarifikasi tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memperhitungkan berbagai
kemungkinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan mengakhiri proses itu dengan
menetapkan pilihan untuk. Jadi suatu keputusan sebenarnya didasarkan atas fakta dan nilai (facts
and values).
Nokia berasal dari sebuah perusahaan papermill di Finlandia Barat Daya yang didirikan Fredrik
Idestam pada tahun 1865. Tak jauh dari tempat itu pada 1898 berdiri perusahaan Finnish Rubber
Works Ltd. dan kemudian pada 1912 beroperasi Finnish Cable Works. Pada tahun 1967 ketiga
perusahaan tersebut merger membentuk Nokia Corporation. Markas besar Nokia terletak di
Keilaniemi, Espoo, Finlandia.
Pada 1970-an Nokia terlibat dalam industri telekomunikasi dengan mengembangkan Nokia DX
200, sebuah digital swith untuk peralatan telepon. Nokia kemudian memperkuat posisinya pada
era 1980-an dalam telekomunikasi dan peralatan elektronika dengan mengakuisisi Mobira,
Salora, Televa dan Luxor dari Swedia.
Nokia juga menawarkan computer PC bernama Mikro Mikko tetapi kemudian menjualnya ke
International Computer Ltd (ICL) yang kemudian menjadi bagian dari Fujitsu, di bawah
pengelolaan Fujitsu-Siemens AG. Nokia kemudian mengembangkan telepon seluler untuk NMT
Network, sayangnya, perusahaan mengalami masalah keuangan tahun 1990-an sehingga
akhirnya memutuskan berkonsentrasi ke bisnis telepon seluler dan melakukan divestasi di bisnis
televisi dan komputer PC.
Tahun 1987 Nokia menguasai operasi dan bagian bisnis komponen dari German Standard Elektrik
Lorenz begitu pula perusahaan elektronik Perancis Oceanic. Pada tahun itu juga Nokia membeli
perusahaan mesin kabel Swiss bernama Maillefer. Pada akhir 1980-an Nokia menjadi perusahaan
teknologi informasi terbesar di Skandinavia dengan mengakuisisi divisi system data milik
Ericsson. Kemudian pada 1989 Nokia melakukan ekspansi di industri kabel ke benua Eropa
dengan menguasai pabrik kabel Belanda NKF.
Pada tahun 1992 Jorma Ollila, CEO Nokia, menetapkan strategi yang mereka sebut sebagai “an
all-out strategy” dengan melakukan fokus pada bisnis telekomunikasi. Ollila kemudian
menetapkan untuk menggenjot produksi telepon seluler GSM. Pada 1994 Nokia masuk ke bursa
saham New York.
Nokia memiliki budaya perusahaan yang dikenal sebagai Nokia Way yang didalamnya
memasukkan kecepatan dan fleksibilitas dalam pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi
jaringan yang ramping. Nokia memberikan kesempatan yang sama serta keterbukaan disamping
kepemimpinan manajemen dan partisipasi karyawan.
Langkah sukses Nokia diawali dengan menjual Total GSM System (mobile phone dan
infrastructure base station). Nokia pun menjadi satu dari dua besar pemasok GSM based celluler
networks. Pada tahun 1997 ia menjadi produsen telepon seluler terbesar kedua di dunia dengan
total penjualan bersih 1997 mencapai US$ 9,8 miliar serta menjadi pabrikan di tiga benua di lebih
dari 10 negara.
Referensi:
• Ali, Hapzi, 2016. Modul Perkuliahan Business Ethic & GG: Corporate Social
Responsibilities. Universitas Mercu Buana.