Anda di halaman 1dari 5

Andreas Fabian Pramuditya

55117120153

Business Ethic and Good Governance

Diampu oleh: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Forum dan Kuis Minggu Ke-4, 25 September 2018

Forum Minggu Ke-4: Implementasi “Environmental Ethics” di Indonesia dan kaitannya dengan
Business Ethics dan Good Governance (GCG dan GGG)
Dalam kehidupannya, manusia bergantung pada lingkungan sekitar yang berupa sumber daya alam
sebagai penunjang kehidupan sehari-hari, seperti pemanfaatan air, udara, dan tanah yang
merupakan sumber alam yang utama. Pengelolaan atau pemanfaatan lingkungan manusia tanpa
menghiraukan etika berakibat pada terjadinya Krisis Lingkungan.

Manusia memanfaatkan alam hampir tanpa menggunakan batasan. Eksploitasi alam dilakukan
begitu saja secara terus-menerus sehingga pada akhirnya cenderung merusak. Akibatnya terjadi
penurunan kualitas sumber daya alam seperti punahnya sebagian spesies dari muka bumi. Oleh
karena itu, sudah seharusnya ada aturan dan etika yang membatasi dalam pemanfaatan sumber
daya alam dan lingkungan.

Etika Lingkungan sendiri adalah kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul dengan
lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan yang menyangkut lingkungan
dipertimbangkan secara cermat sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Etika
Lingkungan berasal dari dua kata, yaitu Etika dan Lingkungan. Etika berasal dari bahasa yunani
yaitu “Ethos” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.

Kemudian, yang paling utama dalam Etika Lingkungan adalah prinsip-prinsip dasar yang
dinaunginya. Prinsip-prinsip itu adalah:

 Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)


 Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibility for Nature)
 Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
 Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian (Caring for Nature)
 Prinsip ”No Harm”
 Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
 Prinsip Keadilan
 Prinsip Demokrasi
 Prinsip Integritas Moral

Good Corporate Governance pada PT Patra Jasa


PT Patra Jasa memiliki Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang disusun sebagai acuan dalam
menjalankan Perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance – GCG)
Dalam menjalankan kegiatan usaha sehari-hari, Patra Jasa berpegang teguh terhadap lima prinsip
GCG yaitu: Transparansi, Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kesetaraan.
Penerapan GCG dipandang perlu bagi Perusahaan agar dapat menghadapi persaingan yang ketat.
GCG juga berfungsi sebagai sebuah tolak ukur bagi Perusahaan untuk mencapai visi dan misinya.

Patra Jasa menerapkan kebijakan tanggung jawab sosial (Corporate Social Responsibility – CSR)
dengan melaksanakan program-program kerja perusahaan secara etis, berkontribusi terhadap
kelestarian lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat lokal
Program-program CSR Patra Jasa memiliki tujuan sebagai berikut:
Tujuan eksternal: Untuk memberikan kepedulian kepada lingkungan serta komunitas
masyarakat disekitarnya atau masyarakat luas secara berkelanjutan.

Tujuan internal: Untuk lebih memprioritaskan penggunaan material ramah lingkungan (eco-
friendly) dan meningkatkan efisiensi proses bisnis demi kesejahteraan pekerjanya

Prinsip kebijakan CSR kami:


 Bermanfaat
 Berkelanjutan
 Berkeseimbangan

Lingkup Program CSR kami:


 Pendidikan
 Kepedulian Lingkungan
 Kesehatan
 Pemberdayaan Masyarakat

Berdasarkan keterangan diatas dan dalam korelasinya dengan Etika Lingkungan, PT Patra Jasa
melalui CSR-nya (Corporate Social Responsibility) melaksanakan program-program kerja yang
berkontribusi terhadap kelestarian lingkungan yang mana mencakup alam dan masyarakat.
Lingkup program CSR yang mereka jalankan pun menurut saya sejalan dengan prinsip Etika
Lingkungan. Tujuan internal yang mereka canangkan dengan memprioritaskan material ramah
lingkungan juga sudah menunjukkan bahwa mereka sudah menerapkan Etika Lingkungan dalam
menjalankan bisnis mereka.
Referensi:
 Sulistiono, Rovi, 2013. http://rovisulistiono.blogspot.com/2013/10/etika-lingkungan.html
(diakses pada 28 September 2018, 13.36 WIB)
 Ali, Hapzi, 2016. Modul Perkuliahan Business Ethic & GG: Environmental Ethics.
Universitas Mercu Buana.
 Anonymous, 2017. http://patra-jasa.com/core/id/corporate-governance/ (Diakses pada 28
September 2018, 14.29 WIB)

Review Jurnal: Business Ethics and Corporate Social Responsibility – Is There a Dividing
Line?

Jurnal ini mempelajari tentang hubungan antara Etika Bisnis dan CSR (Corporate Social
Responsibility). Dalam jurnal ini, CSR dianggap sebagai suatu konsep dan juga sebagai
serangkaian tindakan tertanam di dalam Etika Bisnis. Organisasi bisnis merupakan bagian
integral dari sistem sosial, ekonomi dan lingkungan di sekitar. Oleh karena itu kegiatan, struktur
dan proses yang dijalani perusahaan harus dapat dipertanggungjawabkan karena berpengaruh
pada stakeholder dan masyarakat yang mendukung keberadaan mereka. Hal ini tidak cukup
untuk mendefinisikan CSR hanya terbatas pada upaya bisnis yang menjangkau orang atau aspek
lingkungan yang lain sebagai penerima yang ditentukan oleh perusahaan. Efekn yang
ditimbulkan perusahaan terhadap komunitas masyarakat yang lebih luas, hari ini dan besok
perlu dimasukkan dalam CSR yang berpedoman pada Etika.

Teori Stakeholder dalam CSR yang memisahkan filosofi dan etika, menegaskan bahwa
perusahaan bisnis bertanggung jawab “secara moral” untuk kelompok yang lebih besar dari
pemegang saham yang bisa termasuk pemilik, pelanggan, vendor, karyawan dan komunitas
daripada pemegang saham yaitu pemilik bisnis itu sendiri (Rodin 2005 pp561). Konsep Etika
Bisnis dan CSR memiliki identitas yang berbeda.

CSR telah menjadi bagian dari praktek bisnis, namun konsep ini telah mengalami modifikasi
yang disesuaikan dengan sifat global lingkungan ekonomi hari ini (Jamail & Mirshak, 2007).
CSR beroperasi pada prinsip bahwa korporasi diwajibkan untuk memenuhi tanggung jawab
mereka untuk mengatur bahwa pemangku kepentingan yang lebih besar dari para pemegang
saham. CSR tidak boleh dianggap sebagai kebijakan tambahan (bersifat dikesampingkan)
perusahaan, tetapi diintegrasikan ke dalam struktur tata kelola dan strategi perusahaan.
Kesimpulan dari jurnal ini menurut saya adalah bahwa Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR) merupakan dua entitas yang berbeda namun saling mempengaruhi satu sama
lain karena CSR merupakan bagian dari Etika Bisnis.
Kuis Minggu Ke-4: Resume Environmental Philosophy, Role of Stakeholder dan
Partnership.
Clark (1998, p. 345) menjelaskan bahwa ekologi berbeda dari environmentalisme dimana
dibutuhkan lebih pandangan mengenai tempat manusia di alam. Ekologi sosial dan sosialis
gerakan berusaha untuk menempatkan manusia dalam konteks alam dan menawarkan kritik dari
segala bentuk dominasi, tetapi khususnya dari negara bangsa, kekuasaan terkonsentrasi ekonomi,
otoritarianisme, ideologi represif dan "luas eco teknologi mesin. Wawasan dasar ekofeminisme
adalah bahwa masalahnya tidak benar-benar manusia berpusat, tapi androsentrisme, konsepsi
tertentu tentang kelelakian.

Terkait Stakeholder, salah satu dasar utama teori normatif Stakeholder adalah konsep
bahwa proses internal organisasi mempengaruhi para Stakeholder dan harus didasarkan pada
filosofi moral etika. Semua pengambilan keputusan harus memperhitungkan dampak pada
semua pemegang saham dan harus memiliki kelayakan moral sendiri di luar keuntungan
finansial perusahaan. (Donaldson dan Preston 1995 seperti dikutip di Parmar et al 2010)

c. Prinsip Merawat Hubungan/Kemitraan :


- Menciptakan semangat saling memberi dan membagi informasi
- Setiap pihak membutuhkan layanan khusus
- Menangkap pesan implisit
- Melestarikan kontak
- Membuat sistem jaringan
- Lembaga harus ditampilkan dan dikenalkan
- Pihak lain akan melihat apa yang bisa kita berikan dan tawarkan dan bukannya apa yang bisa
kita dapatkan
- Menampilkan saat moment yang tepat
- Berusaha untuk hadir pada kegiatan jaringan
- Lembaga diperankan aktif

Keberhasilan Kemitraan, sangat ditentukan oleh :


1. adanya kepatuhan
2. kepercayaan
3. kebersamaan
4. komitmen
5. kejujuran

Kesimpulannya, dibutuhkan keterbukaan, kepercayaan dalam setiap proses bisnis yang dilalui oleh
perusahaan, para pemangku kepentingan, masyarakat dan pemerintah karena keputusan masing-
masing pihak berpengaruh pada pihak lainnya. Keputusan yang diambil hendaknya
memperhitungkan dampak yang akan dirasakan oleh pihak lainnya. Rekomendasi dari saya adalah
perusahaan harus menerapkan CSR (Corporate Service Responsibility) atau Tanggung Jawab
Sosial Perusahaan dalam proses bisnis dengan tujuan agar kepentingan setiap pihak diperhatikan,
terciptanya keputusan yang adil, dan tidak merugikan salah satu pihak.
Referensi:
 Ali, Hapzi, 2016. Modul Perkuliahan Business Ethic & GG: Environmental Ethics.
Universitas Mercu Buana.

Daftar Pustaka:
 Goel, Mrigula & Ramanathan, Preeti (2014). Symbiosis Institute of Management Studies
Annual Research Conference: Business Ethics and Corporate Social Responsibility – Is
there a dividing line?. India. Elsevier

Anda mungkin juga menyukai