Pedoman Sistem Utilitas
Pedoman Sistem Utilitas
LATAR BELAKANG
A. Pendahuluan
Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah-masalah lingkungan
seperti hujan, angin, panas, dingin, lembab, polusi dan sebagainya. Hal itu menyebabkan
sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat berfungsi dalam
pelayanan suatu bangunan (building service), dimana fungsi utamanya adalah pada
operasi mekanikal dan elektrikal seperti sistem tata udara, sistem plumbing, sistem
kelistrikan, sistem tata cahaya, sistem transportasi vertikal dan sistem-sistem yang lain
yangdapat menunjang bangunan tersebut agar dapat berfungsi dengan baik.
Secara fisik sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan jalur-jalur
panjang, baik pada arah horisontal maupun pada arah vertikalnya. Dan di dalam
perancangan bangunan jalur-jalur ini menuntut disediakannya ruang/tempat/lokasi yang
secara kuantitas cukup dan secara kualitas memenuhi syarat, baik syarat teknis maupun
syarat pemeliharaan dan perbaikan.
Di dalam perancangannya, seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada satu zona
dengan jalur sirkulasi, baik yang berada dal
Di dalam perancangannya, seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada satu zona
dengan jalur sirkulasi, baik yang berada dalam jalur vertikal maupun yang berada pada
jalur horisontal. Pada lajur vertikal yang ditempatkan pada satu zona disebut core dan
pada jalur horisontal sering kita lihat berada sejalan dengan jalur-jalur koridor yang
menjalar di dalam bangunan yang bersangkutan.
A. Sistem Penghawaan
Setiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami dan/atau ventilasi
mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya. Bangunan rumah sakit harus mempunyai
bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang dapat
dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
Persyaratan teknis dari sistem penghawaan yaitu :
1. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi mekanis
seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan dari udara
luar dan pencemaran.
2. Pada ruang-ruang khusus seperti ruang isolasi, ruang laboratorium maupun ruang
farmasi, diperlukan fasilitas pengelolaan limbah udara infeksius paparan udara
3. Sistem tata udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan dan
pemeliharaan.
4. Sebagai ventilasi, udara segar harus dimasukkan ke dalam ruangan untuk menjaga
kesegaran dan kesehatan ruangan
5. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan bukan udara yang brasal dari
lobi atau koridor tertutup.
6. Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus dimasukkan melalui mesin
pengolah udara sentral.
7. Untuk sistem tata udara individu, seperti unit jendela dan unit split, udara segar
boleh dimasukkan langsung ke dalam ruangan.
8. Ruangan yang dilengkapi dengan ventilasi mekanik harus diberikan pertukaran
udara minimal 6 (enam) kali per jam.
9. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau penularan
penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung dibuang ke luar.
10. Ruang bedah dan ruang perawatan penyakit menular yang berbahaya, pembuangan
udaranya harus ke tempat yang tidak membahayakan lingkungan rumah sakit.
11. Ruang pengolahan bahan obat, proses foto dan proses kimia lainnya yang dapat
mencemari lingkungan, pembuangan udaranya harus melalui penyaring dan
pemroses untuk menetralisir bahan bahan yang terkandung di dalam udara buangan
tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.
2
B. Sistem Pengkondisian Udara
Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah sakit harus
mempertimbangkan temperatur dan kelembapan udaranya. Untuk mendapatkan tingkat
temperatur dan kelembapan udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat
pengkondisian udara yang mempertimbangkan :
1. Fungsi bangunan rumah sakit/ruang, jumlah pengguna, letak geografis, orientasi
bangunan, volume ruang, jenis peralatan dan penggunaan bahan bangunan
2. Kemudahan pemeliharaan dan perawatan
3. Prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah lingkungan.
C. Pemeliharaan Mekanikal
1. Window unit, split unit dan package unit
a. Pemeliharaan
1) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit (case unit)
menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih dan deterjen, dilakukan
setiap bulan sekali.
2) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat exchanger
condensor, koil pipa evapcwator, saringan (filter) dan panci penampung.
Pembersihan dilakukan dengan cara mengeluarkan window AC dan
rurnahnya kemudian dibersihkan menggunakan sikat atau kain pembersih,
deterjen dan kompressor angin. Pemeliharaan dilakukan 3 (tiga) bulan
sekali.
3) Dilakukan pengisian refrigeran dengan cara memasukkan refrigeran ke
dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah ada. Jenis refrigeran
yang digunakan adalah Freon, R-12, R22 atau fluida lain yang ditentukan
oleh pabrik pembuatnya. Pengisian dilakukan bila dianggap perlu.
b. Perbaikan kecil.
1) AC split.
Dilakukan penggantian isolasipipa tembaga atau kuningan atau jenis lain
bila ditemui adanya bagian isolasi pipa yang rusak dengan cara membuka
bagian/daerah isolasi yang rusak tersebut sekeliling pipa kemudian diganti
dengan isolasi dan salah satu bahan yang tersebut di bawah ini:
a) Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan air.
3
b) Magnesium karbida, kalsium silikat, busa polietilen kemudian dilapisi
bahan tahan air. Ketebalan bahan isolasi disesuaikan dengan ketentuan
pabrik pembuat AC ini atau minimal 20 mm.
2) AC Package.
a) Bila terjadi kerusakan tali kipas atau kendor dilakukan penggantian
atau penyetelan. Bila terjadi kerusakan tali kipas maka tali kipas harus
diganti dengan cara mengatur posisi motor penggerak sedemikian,
sehingga tali kipas dapat diganti dan kemudian diatur kembali pada
posisi yang sesuai dengan ketentuan tegangan tali kipas dari pabrik
pembuatnya dan dilakukan pada saat blower tidak beroperasi.
Pemeriksaan kondisi tali kipas ini dilakukan setiap minggu. Baut-baut
yang ditemukan dalam keadaan kendor pada saluran pipa refrigeran
dilakukan pengokohan. Pengkokohan baut yang kendor, disesuaikan
dengan petunjuk dari pabrik pembuat AC tersebut. Pemeriksaan kondisi
baut dilakukan setiap minggu.
b) Dilakukan penyeteIan termostat pendinginan sesuai dengan kebutuhan
pendinginan di dalam ruangan dengan cara mengatur ter mostat pada
kondisi temperatur ruangan yang diinginkan. Pemeriksaan kondisi
penunjukan termostat dilakukan setiap minggu.
2. Chiller
Pemeliharaan
a. Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap permukaan luas unit chiller ini
dengan cara menyeka dengan kain atau dengan sikat pembersih. Pembersihan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
b. Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air pendingin kondensor dan
koil pipa pendingin evaporator dengah cara membuka bagian penutup mesin
chiller yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya. Pembersihan dilakukan
pada saat mesin chiller tidak beroperasi, dan dilakukan 2 (dua) bulan sekali.
c. Untuk penggantian refrigeran mesin chiller dilakukan sesuai petunjuk mesin
tersebut, karena setiap mesin chiller mempunyai spesifikasi yang berlainan.
d. Fluida yang digunakan adalah R-22, R-11 atau refrigeran lain sesuai petunjuk
pabrik. Penggantian dilakukan bila dianggap perlu.
4
3. Unit pengolah udara (AHU).
a. Pemeliharaan
1) Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit dengan cara
menyeka dengan kain atau sikat pembersih dan deterjen. Pemeliharaan ini
dilakukan 6 (enam) bulan sekali.
2) Dilakukan pembersihan terhadap komponen filter udara dengan cara
membuka filter, komponen pipa pembuangan air dan panci pembuangan
dengan cara membuka penutup untuk perawatan bagian bawah AHU,
komponen koil pendingin dengan cara membuka bagian penutup untuk
perawatan bagian evaporator.
3) Dilakukan pengontrolan baut-baut yang kendor padajalur aliran pipa
dengan cara mengokohkan baut yang kendor sesuai dengan petunjuk
pabrik. Pemeriksaan kondisi baut dilakukan setiap minggu.
4) Dilakukan penyetelan termostat pendinginan sesuai dengan kebutuhan
pendinginan di dalam ruangan dengan cara mengatur termostat pada kondisi
temperatur ruangan yang diinginkan. Pemeriksaan kondisi penunjukkan
termostat dilakukan setiap minggu.
b. Perbaikan kecil.
1) Bila tali kipas rusak dilakukan penggantian baru.
2) Bila ditemui kondisi pendingin yang rusak dilakukan penggantian sesuai
dengan bahan yang semula.
4. Cooling tower
Pemeliharaan
a. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit dengan kain atau sikat
pembersih dan deterjen. Pemeliharaan dilakukan 3 (tiga) bulan sekali.
b. Dilakukan pembersihan pada komponen lauver/ filling udara, kipas udara,
saringan air keluar, panci penampung/filter drain dengan membukalauver/filling
udara dan dikeluarkan kemudian dibersihkan dengan cara menggunakan alat,
kain/sikat pembersih dan deterjen sedangkan untuk kipas udara, saringan air
keluar dan panci penampung dibersihkan ditempat dengan menggunakan alat
yang sama seperti di atas. Pembersihan dilakukan 6 (enam) bulan sekali.
c. Dilakukin pencampuran fluida cair pada air cooling tower yang gunanya untuk
membantu menurunkan temperatur air dan juga mencegah timbulnya korosi
5
pada instalasi cooling tower. Pencampuran ini dilakukan dengan memakai fluida
cair tersebut dan kadarnya disesuaikan standar manual dari pabrik pembuatnya
dengan mengukur fluida tabunggelas. Pengukurantabung fluida ini dilakukan
setiap hari.
d. Dilakukan pelumasan terhadap motor listrik penggerak propeler dengan cara
melumasi poros yang berputar. Pemeliharaan dilakukan setiap 6 (enam) buian
sekail.
e. Dilakukan penyetelan/pengaturan terhadap katup pelampung sesuai dengan
kebutuhan air cooling tower. Penyetelan dilakukan dengan cara kalibrasi level
pelampung yang berhubungan dengan make up water terhadap kebutuhan air
cooling tower yang ditunjukkan oleh meter air yang ada.
6
BAB III
SISTEM KOMUNIKASI DALAM RUMAH SAKIT
7
2. Kabel instalasi komunikasi darurat harus terpisah dari instalasi lainnya, dan
dilindungi terhadap bahaya kebakaran atau terdiri dari kabel tahan api.
3. Harus dilengkapi dengan sumber/pasokan daya listrik utama mengalami gangguan,
dengan kapasitas dan dapat melayani dalam waktu yang cukup sesuai ketentuan
yang berlaku.
4. Persyaratan sistem komunikasi dalam gedung harus memenuhi UU nomor 32 tahun
1999 tentang Telekomunikasi dan PP nomor 52/2000 tentang Telekomunikasi
Indonesia.
9
b. Peralatan komunikasi pada kabinet bedside
1) Setiap bedside harus menyediakan :
a) Microphone/speaker
b) Lampu pos pemanggil
c) Tombol reser
d) Kotak kontrol untuk cordset
2) Setiap microphone/speaker harus mati jika handset disambungkan ke
bedside
3) Panggilan dari bedside harus menghasilkan sinyal panggilan visual rutin
pada lampu dome di koridor
c. Pos darurat
1) Pos darurat dengan kabel tarik harus disediakan dalam setiap kloset dan
setiap pancuran (shower) kamar mandi. Pos darurat ini harus dipasang
kurang lebih 50 cm (18 inci) dari kepala pancurannya (shower head) dan
atau 180 cm (72 inci) di atas lantai jadi. Setiap pos darurat yang di area
pancuran atau toilet harus kedap air.
2) Pos darurat harus disediakan dengan :
a) Kabel tarikan yang diuji tarik dengan gaya sebesar 5 kg (10 lbs) dan
pendant dihubungkan ke gerakan sakelar ON/OFF pada pos darurat.
Kabel tarikan yang gantung yang terbawah harus dipasang 15 cm (6
inci) dari lantai jadi.
b) Gaya tarikan untuk mengaktifkan sakelar minimum 0,4 kg
c) Pada post darurat dilengkapi fungsi “reset/cancel”
d) Lampu darurat merah dengan nyala mati-hidup secara ebrgantian
dengan interval waktu 1 detik ditempatkan pada bagian luar dari kamar
mandi atau toilet, dipasang pada ketinggian 2 meter dari lantai jadi.
e) Pada pos darurat, ditempel atau ditempatkan secara permanen dengan
plat kalimat “Panggilan Darurat Perawat”. Tinggi huruf minimal 4 mm
(1/8 inci)
d. Armatur lampu dome di koridor
1) Tutup lampu harus tembus cahaya, tidak berubah warna atau berubah
bentuk karena panas, atau rusak karena penggunaan zat pembersih.
10
2) Lampu dome harus berisi lampu yang cukup membedakan :
a) Panggilan rutin dari bedside
b) Panggilan darurat dari post perawat kamar mandi atau toilet
c) Sinyal visual untuk panggilan rutin dan panggilan darurat harus
dibedakan
e. Armatur lampu dome dengan isi dua lampu di koridor
Dua lampu dalam satu armatur lampu dome berisi minimum dua lampu untuk
mengidentifikasikan panggilan setempat dalam sistem. Sinyal visual untuk
panggilan rutin dan panggilan darurat harus jelas perbedaannya.
f. Cordset
Setiap cordset harus :
1) Panjangnya 1,8 meter atau 2,4 meter, jenis kabel fleksibel
2) Tidak korosif
3) Apabila cordset dilepas, panggilan darurat harus secara otomatis
memberitahukan panel kontrol SPP. Sinyal audible dan visual harus tetap
diaktifkan sampai cordset disisipkan kembali atau alat lain disisipkan yang
secara teknis dapat mematikan fitur panggilan otomatis.
4) Gaya tarikan untuk mengaktifkan cordset sebesar 0,5 kg (1lb)
5) Tidak berubah warna
6) Cordset dengan aksi tombol tekan harus disediakan : sambunga ke kotak
kontak bedsite cordset, berisi tombol tekan untuk panggilan pada ujung
cordset
g. Sistem distribusi
Setiap kabel yang digunakan dalam SPP harus asli dan bersertifikat diberi label
pada setiap rel dan disetujui oleh instansi terkait.
h. Perlengkapan instalasi
1) Kabel
Kabel harus termasuk semua penyambung, tali pengikat, penggantung,
klem dan sebagainya yang dibutuhkan untuk melengkapi kerapihan
instalasi.
2) Konduit
Perlengkapan harus termasuk semua konduit, duct (saluran) kabel, rak
kabel, kotak penyambung, roset, plat penutup dan perangkat keras lain yang
diperlukan untuk melengkapi kerapihan dan keamanan.
11
3) Label
Setiap komponen dari sub sistem harus diberi label
2. Pemasangan peralatan dan instalasi sistem panggil perawat
a. Pengiriman
Pengiriman bahan-bahan ke lokasi harus dalam kontainer asli tertutup, jelas
terlabel nama pengirim, model peralatan dan nomor erie indentifikasi dan logo
standar. Pengawas akan meneliti peralatan SPP pada saat itu dan akan menolak
terhadap item yang tidak memenuhi syarat.
b. Penyimpanan
Peralatan SPP harus disimpan dengan benar sebelum dipasang terlindung
terhadap kerusakan.
12
Knop yang aus dapat dilakukan penggantian dengan elemen yang sama.
d. Speaker
Pembersihan permukaan dan debu dilakukan dengan kuas.
2. Telefon
a. Pesawat telefon
Pemeliharaan
Handset dibersihkan dengan kain lap, sedangkan microphone sebaiknya
dilakukan dengan compressor. Pembersihan diakukan sebulan sekali.
b. Jack/outlet telepon
1) PemeIihraan
Dilakukan penyetelan dengan obeng bila jack/outlet telepon longgar.
2) Perbaikan kecil
Bila terjadi kerusakan dilakukan penggantian.
c. Main Distribution Frame (MDF).
Pemeliharaan
1) Debu yang terdapat pada MDF dibersihkan dengan kuas. Pembersihan
dilakukan setahun sekali.
2) Kabel-kabel yang longgar pada terminal kabel diperkuat dengan obeng
ataupun dengan penyolderan.
d. PABX
Pemeliharaan
Pembersihan kotoran pada PABX yang menggunakan relay dilakukan dengan
contact cleaner.
13
BAB IV
SISTEM KELISTRIKAN
C. Instalasi Listrik
1. Sistem instalasi listrik terdiri dari sumber daya listrik, jaringan distribusi, papan
hubung bagi dan beban listrik.
Sistem instalasi listrik dan penempatannya harus mudah diamati, dilakukan
pemeliharaan dan perbaikan, tidak membahayakan, mengganggu atau merugikan
bagi manusia, lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lainnya.
2. Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 220/380 Volt, dengan
frekuensi 50 Hertz. Sistem tegangan menengah (TM) dalam gedung adalah 20 KV,
dengan frekuensi 50 Hertz, mengikuti ketentuan yang berlaku.
Untuk rumah sakit yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung dari PLN
minimal 200 KVA disarankan agas sudah memiliki jaringan listrik tegangan
menengah 20 KV (jaringan listrik TM 20 KV).
3. Instalasi listrik tegangan menengah antara lain :
a. Penyediaan bangunan gardu listrik rumah sakit (ukuran sesuai standar gardu
PLN)
b. Peralatan transformator (kapasitas sesuai daya terpasang)
c. Peralatan panel TM 20 KV dan aksesorisnya
d. Peralatan pembantu dan sistem pengamanan (grounding)
4. Semua perlengkapan listrik seperti penghantar, papan hubung bagi dan isinya,
transformator dan lain-lainnya tidak boleh dibebani melebihi batas kemampuannya.
Masalah harmonisa dalam sistem kelistrikan harus diperhatikan.
5. Sistem penerangan darurat (emergency lighting) harus tersedia di dalam ruang-ruang
tertentu
6. Sistem pembumian (grounding system) harus terpisah antara frounding panel gedung
dengan panel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0,2 Ohm.
7. Transformator distribusi
15
a. Transformator distribusi yang berada dalam gedung harus ditempatkan dalam
ruangan khusus yang tahan api dan terdiri dari dinding, atap dan lantai yang
kokoh, dengan pintu yang hanya dapat dimasuki oleh petugas.
b. Ruangan transformator harus diberi ventilasi yang cukup, serta mempunyai luas
ruangan yang cukup untuk perawatan dan perbaikan.
c. Bila ruang transformator dekat dengan ruang yang rawan kebakaran, maka
diharuskan mempergunakan transformator tipe kering.
8. Penghematan energi harus sangat diperhatikan
D. Pemeliharaan Listrik
1. Armatur Lampu
a. Kotak lampu pijar/TL
Pembersihan terhadap debu yang menempel dilakukan dengan lap/kain
pembersih, jika sulit kain pembersih dicampur air dan glass cleaner. Kotak TL
bagian dalam harus dibuka dan dibersihkan dengan vacum cleaner (penghisap
debu). Ujung-ujung kontak di lampu TL sering terjadi korosi.
b. Lampu
Perbaikan kecil : bila lampu mati diganti yang baru.
c. Louvre
Pemeliharaan : dilakukan pembersihan dan debu/kotoran yang menempel
dengan menggunakan kain bersih yang dicampur air atau glass cleaner.
Dilakukan setahun sekali.
Perbaikan kecil : Bila louvre retak/pecah dilakukan penggantian atau perbaikan
secepat mungkin karena mempengaruhi deviasi sinar.
2. Saklar (Kotak Kontak)
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan setiap tahun sekali.
Bagian dalam terutama pada kontak sakiar harus bersih dan debu. Apabila saklar
dalam keadaan ON terjadi panas, segeradiganti.
3. Stop Kontak (Tusuk Kontak)
Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan pemeriksaan terutama
pada ruang bedah, poliklinik dan ruang yang sering menggunakan alat yang portable
(pindah-pindah) karena sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak-kontak yang
menjepit akan cepat aus. Perlu diperhatikan, agar stop kontak ini selalu bersih. Kalau
terjadi panas atau rusak segera diganti.
16
4. Pembumian
Untuk pembumian di rumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu:
a. Untuk peralatan medik maximum 0,2 Ohm, sesuai PUIL 1987 pasal 860
kelompok 2E.
b. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain maximum 5 Ohm.
c. Untuk penangkal petir dan pelindung gedung maksimum 10 Ohm.
Sistem pembumian diatas, masing-masing tidak boleh digabung. Pengukuran
tahanan pembumian dilakukan setiap tahun dengan earth tester. Ujung saluran
pembumian sering terjadi korosi, sehingga penlu dibersihkan dengan sikat besi halus
dan disemprot dengan cairan anti korosi.
5. Instalasi Kabel Dalam Gedung
Pengukuran tahanan isolasi dengan Meger dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. Apabila
tahanan isolasi kabel kurang dan 250 kilo Ohm maka instalasinya harus diperbaiki
atau kabelnya diganti.
6. Panel Listrik
Pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan mematikan tegangan untuk
service dan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan UPF masing-masing dan Rumah
Tangga yang diketahui Direktur Rumah Sakit, karena di dalamnya sering terdapat
banyak debu dan harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.
Pada sambungan mur antara kabel/busbar ke MCB/MCCB sering terdapat korosi
dan harus disemprot dengan cairan anti korosi, dan mur yang kendor akibat getaran,
agar dikencangkan kembali setiap 6 (enam) bulan sekali. Pengetesan MCB/MCCB,
fuse yang putus harus diganti, lampu-lampu pilot, meter-meter yang rusak diganti
secepatnya. Udara disekitar panel dibebaskan dan lembab. Pengecekan karet-karet
pintu panel dan kunci penel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika keadaannya rusak agar
diganti.
7. Transformator
Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti. Untuk transformatorjenis
kering perlu dilakukan pembersihan dan debu dengan lap kering dan vacuum
cleaner dan diujung pole perlu dibersihkan dengan amplas. Untuk transformator
jenis olie perlu dilakukan pengetesan daya isolator dan olie trafo, dapat ditetesi
setiap tahun sekali untuk type Conservatif dan 5 tahun sekali untuk type Hematic
atau akan dilakukan lebih awal jika terjadi trouble shooting/short circuit salah satu
beban (pengetesan olie di LMK PLN).
17
8. UPS (Uninterruptible Power Supply)
Pada ruangan-ruangan khusus (kelompok 2E), terdapat UPS. UPS perlu perhatian
khusus pada bateral, harus sering diperiksa/diganti jika dalam indikator UPS sudah
tidak dapat diisi kembali dibagian battery terdapat pole-pole yang perlu dibersihkan
dan temperatur ruangan diusahakan 19°C. Untuk menjaga program-program yang
ada dalam UPS yang menggunakan microprocessor, setiap bulan 2 (dua) kali.
18
BAB V
SISTEM FASILITAS SANITASI
19
C. Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
1. Saluran
Pemeliharaan dan saluran diatas secara periodik tiap bulan dapat berupa:
a. Penggelontoran air.
b. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
c. Pengambilan endapan.
2. Lubang Pemeriksa (Bak Kontrol/Man Hole)
Pemeliharaan lubang pemeriksa, sama dengan pemeliharaan saluran tersebut di atas
hanya frekuensinya lebih sering (2 minggu sekali).
3. Pemeliharaan Kloset
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia. Penggelontoran agar
menggunakan air yang Iebih banyak. Pembersihan dilakukan tiap hari.
4. Tangki Septik
Pemeliharaan tangki septik pada prinsipnya hanya menguras endapan. Hal ini
dilakukan dengan seksama minimal 1 (satu) tahun dan maksimal 4 (empat) tahun.
Bila limbah cair banyak mengandung lemak/minyak maka tangki septik dilengkapi
dengan alat penangkap lemak.
5. Bak Pengumpul/Pengangkat
Pemeliharaan biasa dilakukan path unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpul dan pompa dilakukan tiap 6 bulan. Pengangkat baru dihidupkan disertai
dengan penyemprotan air terhadap semua permukaan yang kotor.
6. Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Anaerobic Filter
Pemeliharaan anarobic filter adalah membersihkan sampah, tanaman, lumut yang
terdapat pada anaerobic filter. Pembersihan dilakukan setiap minggu.
7. Bak Penampung Lumpur
Pemeliharaan bak penampung lumpur adalah membersihkan kotoran, lumut yang
menempel pada dinding. Pembersihan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
8. Bak Pengering Lumpur
Pemeliharaan :
a. Pembersihan sampah, lumut dan tumbuhan lain.
b. Penambahan pasir secara berkala sesuai ketebalan yang diperlukan.
Pembersihan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
20
9. Bak Kaporisasi
Pemeliharaan : pembersihan secara periodik endapan sisa kaporit dan saluran
pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit menjadi lancar.Pembersihan
dilakukan setiap hari.
21
BAB VI
SISTEM PLAMBING
Plambing Rumah Sakit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat plambing dan pipa dengan peralatannya
didalam gedung rumah sakit, yang bersangkutan dengan sistem drainase saniter, drainase air
hujan, vent, dan jaringan air bersih yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem lain
yang diperbolehkan.
Perencanaan sistem plambing bertujuan untuk memenuhi kebutuhan airbersih dan
menyalurkan air kotor ke tempat buangan secara higienis yangsesuai dengan lingkungan
sekitar. Mengetahui dasar-dasar dan mampumembuat perencanaan plambing dan
instrumentasi/ peralatan instalasiyang berkaitan dengan rancang bangun di bidang teknik
lingkungan.
Sistemperatanplambingadalahsuatu system penyedianataupengeluaran air ketempat-
tempat yang dikehendakitanpaadagangguanataupencemaranterhadapdaerah-daerah yang
dilaluinyadandapatmemenuhikebutuhanpenghuninyadalammasalah air.
A. FungsidanJenisPeralatanPlambing
Fungsiperalatanplambingadalah :
1. Untukmenyediakanair bersihketempattempat yang dikehendakidengantekanan yang
cukup.
2. Membuang air kotordaritempat-
tempattertentutanpamencemarkanbagianpentinglainnya.
Peralatanplambingmeliputikebutuhan-kebutuhan yang
diperlukandalamsuatukompleksrumahsakit.Perlatantersebutterdiridari :
1. Peralatanuntukpenyedian air bersih
2. Peralatanuntukpenyedian air panas
3. Peralatanuntukpembuangan air kotor
4. Peralatanlainnya yang adahubungannyaterhadapperencanaanpemipaan.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih umum, jenis peralatan plambing digunakan
untuk mencakup :
1. Peralatan pemadam kebakaran
2. Peralatan pengolah air kotor (tangki septik)
3. Peralatan penyediaan gas
22
4. Peralatan dapur
5. Peralatan mencuci (laundry)
6. Peralatan pengolah sampah
7. Dan berbagai instalasi pipa Iainnya, seperti : penyediaan zat asam, air minum, pipa
vakum.
B. Syarat-Sayaratdanmutubahanbangunan
Dalamperencanaanpelaksanaanplambingharusdiperhatikansyarat-
syaratdaribahanplambingyaitu:
1. Tidakmenimbulkanbahayakesehatan
2. Tidakmenimbulkangannguansuara
3. Tidakmenimbulkanradiasi
4. Tidakmerusakperlengkapanbangunan
5. Instalasiharuskuatdanbersih
Kemudianmutubahannyaharusmemenuhisyaratsebagaiberikut
1. Dayatahanharus lama minimal 30 tahun
2. Permukaanharushalusdantahan air
3. Tidakkadabagian-bagianyantersembunyi/menyimpankotoranpadabahan-bahan yang
dimaksud
4. Bebasdarikerusakanbaikmekanismaupun yang lain
5. Mudahmemeliharanya
6. Memenuhiperaturan-peraturan yang berlaku
Dalamperencanaanplambing, perludiperhatikanbahanataualatplambing.Pipa PVC
danpipatembaga (untuk air panasa).Ukuran yang seringdigunakanmulaidari diameter ½”
sampaidengan 2” sampaidengan 6” untukbangunantinggi.
Alat-alatplambing yang merupakanpermulaandari system
pembuangandariinstalasidapatberupa :Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet,
beth tub, shower.
26
4. Klasifikasi air buangan menurut letaknya
a. Sistem buangan gedung
b. Sistem buangan di luar gedung atau roil gedung
F. InstalasidanInstrumenPenunjang
Jenis instrumentasi penunjang adalah:
1. Tangki air
a. Tangki air bawah tanah
b. Tangki atap
c. Tangki tekan (hidrofor)
2. Pompa penyediaan air
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa aliran radial
c. Pompa aliran axiald
27
d. Pompa aliran campuran
3. Pemanas air
a. Pemanas air sesaat
b. Ketel pemanas air satu jalan
c. Tangki pemanas air untuk minum
4. Valve
a. Globe valve
b. Butterfly valve
c. Gate valve
28