Anda di halaman 1dari 1

Kasus korupsi ini dapat disebabkan karena mental sejumlah pejabat daerah

yang belakangan ini berani menerabas aturan hukum. Menurut Prof.

Koentjaraningrat, mentalitas menerabas adalah sifat negatif dan tercela yang melekat

pada diri seseorang untuk mencapai maksud dan tujuan secara cepat tanpa banyak

melakukan kerja keras secara bertahap. Mentalitas menerabas identik dengan cara

mengambil jalan pintas yang dilakukan seseorang guna mencapai tujuan secara

mudah. Mentalitas menerabas biasanya dilakukan pengusaha baru yang ingin

memperoleh kekayaan melimpah dengan cara yang mudah atau pejabat yang

memperkaya diri saat ia menjadi pejabat atau penguasa.

Budaya menerabas ini tentunya bertentangan dengan budaya Islam yang

mengajarkan amal shalih. Amal shalih tersebut tidak terbatas dengan ibadah saja,

namun termasuk juga segala perbuatan, aktivitas, kreasi yang bermanfaat bagi

masyarakat. Budaya menerabas yang dilakukan oleh para pejabat atau pengusaha

merupakan budaya buruk yang merugikan dan tidak memakmurkan banyak orang.

Dalam Albaqarah ayat 286, Allah telah berfirman jika manusia akan mendapatkan

pahala dari kebijakan yang diusahakannya dan ia akan mendapatkan kesiksaan dari

kejahatan yang dilakukannya. Jika seseorang melakukan kejahatan yang merugikan

diri sendiri dan banyak orang tentunya orang tersebut akan mendapatkan siksa api

neraka.

Anda mungkin juga menyukai