Anda di halaman 1dari 11

Take

Home Quiz 2
Asistensi Pengantar Ekonomi 2
Kelas A

SOAL 1
“An open economy interacts with the rest of the world both in world product markets and
world financial markets.”
a. Disebutkan bahwa “aliran barang dan jasa serta aliran modal internasional
merupakan dua sisi dari koin yang sama”. Jelaskan secara singkat apa itu net
export dan net capital outflow. Lalu jelaskan bagaimana kedua komponen ini
berhubungan satu sama lain!
b. Asumsikan sebuah perekonomian terbuka yang memiliki data berikut ini: GDP =
$3.500 milyar, C = $2.100 milyar, G = $400 milyar, I = $800 milyar, dan NX = $ 200
milyar. Berapakah nilai national saving? Jelaskan! (hint: hubungan antara saving,
investment, dan net capital outflow)
c. Asumsikan Anda sedang berlibur ke luar negeri dan anda melihat sebuah restoran
di Paris. Anda memesan satu potong pizza pepperoni seharga 8 euro, dimana
harga satu potong pizza pepperoni di Amerika Serikat adalah 6 dollar. Jika
exchange rate pada saat itu adala 0,75 euro per dollar, hitung real exchange rate
nya! Pizza mana yang lebih murah (dalam dollar)? Jelaskan jawaban Anda
menggunakan konsep purchasing power parity (PPP)!

Jawab:

a. Net export adalah selisih perhitungan nilai dari total nilai ekspor dikurangi total nilai
Impor barang dan jasa yang ada di dalam perekonomian (NX = EX-IM). Net Export juga
biasa disebut sebagai Trade Balance (Neraca Perdagangan).

Net capital outflow adalah selisih perhitungan nilai dari total nilai aliran dana
pembelian asset luar negeri oleh penduduk domestik dikurangi total nilai aliran dana
pembelian asset domestik oleh warga negara asing. Net capital outflow juga biasa
disebut sebagai net foreign investment.

Kedua komponen ini berhubungan satu sama lain, karena pada saat nilai NX
meningkat, besaran nilai kenaikan NX tersebut akan sama dengan besaran kenaikan
nilai NCO, dan sebaliknya.

b. Y = $3500, C =$2100, G = $400, I = $800, NX = $200.
Y = C + I + G + NX
Y – C – G = I + NX
S = I + NX ------à S = $800 + $200 = $1000
S = I + NCO
Nilai National Saving adalah $1000.

c. E = 0,75 euro/dollar, P*=8, P=6.
Real exchange rate = E x P / P* = 0,75 x 6 / 8 = 0,56 pizza Perancis/pizza AS

Perhitungan harga pizza di Perancis (dalam USD):
1/P = e/P*
1/P = 0,75/8
1/P = 0,09375
P = 1/0,09375
Harga pizza di Perancis = 10,66 dollar
Harga pizza di Amerika Serikat = 6 dollar

Berdasarkan perhitungan di atas menggunakan konsep PPP, dapat disimpulkan bahwa
harga pizza di Amerika Serikat lebih murah dibandingkan harga pizza di Perancis.

SOAL 2

a. Di dalam model permintaan agregat (AD) dan supplai agregat (AS), jelaskan mengapa
kemiringan kurva AD bersifat negatif (downward sloping) sementara kurva AS (dalam
jangka pendek) kemiringannya positif (upward sloping)!

Anggaplah ini Negara Wakanda. Jika pemerintah tidak melakukan intervensi kebijakan,
jelaskan dampak dalam jangka pendek dan jangka panjang pada tingkat output (Y) dan
tingkat harga (P) jika:

b. Terdapat penurunan ekonomi global yang membuat permintaan atas barang ekspor
Wakanda menurun
c. Terdapat peningkatan biaya produksi yang menyebabkan banyak industri pengolahan
menurunkan suplai

Asumsi kondisi di (c) namun kali ini pemerintah melakukan intervensi kebijakan.
d. Jelaksan bagaimana dampak intervensi kebijakan tersebut pada tingkat harga dan
output dalam jangka pendek dan jangka panjang! Apakah kebijakan ekonomi dalam
jangka panjang dapat membuat stagflasi di Wakanda? Jelaskan!

Jawab:

a. Kurva AD bersifat negatif (downward sloping) karena:


- Efek kekayaan (wealth effect): kenaikan tingkat harga membuat konsumen
merasa lebih miskin sehingga mendorong mereka untuk lebih sedikit melakukan
pengeluaran (C).
- Efek tingkat suku bunga (interest rate effect): kenaikan tingkat harga akan
meningkatkan kebutuhan masyarakat memegang uang dan mendisinsentif
masyarakat menabung uangnya sehingga supply loanable funds turun dan
menaikkan interest rates (asumsi demand tetap).
- Efek nilai tukar (exchange rate effect): kenaikan tingkat suku bunga akan
membuat masyarakat lebih tertarik untuk berinvestasi di dalam negeri daripada di
luar negeri sehingga penawaran mata uang dalam negeri akan turun dan
menaikkan real exchange rate atau apresiasi. Apresiasi akan membuat barang
produksi dalam negeri lebih mahal dari barang produksi dalam negeri sehingga
ekspor turun, impor naik dan NX turun.

Kurva AS bersifat positif (upward sloping) karena:
- Teori mispersepsi (misperceptions theory): Pada saat tingkat harga barang dan
jasa rendah, menyebabkan mispersepsi terhadap harga relatif suatu barang atau
jasa pada saat terjadi perubahan harga secara umum, sehingga supplier berpikir
tingkat harga relatif juga turun. Hal ini menyebabkan para supplier dan
perusahaan mengurangi kuantitas dari barang dan jasa yang diproduksi.
- Teori kekakuan gaji (sticky wage theory): Pada saat tingkat harga barang dan jasa
rendah, gaji yang diterima oleh para tenaga kerja akan terasa lebih besar, sehingga
secara riil gaji tenaga kerja tersebut meningkat. Oleh karena itu, agar perusahaan
dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan juga beroperasi dengan lebih
efisien, perusahaan mengurangi penggunaan tenaga kerja dan mengurangi
kuantitas dari barang dan jasa yang diproduksi.
- Teori kekakuan harga (sticky price theory): Pada saat tingkat harga barang dan
jasa rendah, perusahaan akan melakukan penyesuaian yang lambat terhadap
perubahan harga, karena akan menimbulkan biaya pergantian harga yang disebut
menu cost. Oleh karena itu, ketika tingkat harga secara umum turun, terjadi
penurunan penjualan oleh perusahaan, sehingga menyebabkan perusahaan
mengurangi kuantitas dari barang dan jasa yang diproduksi.

b. - Dikarenakan export turun, net export akan


mengalami penurunan, yang akan menyebabkan
nilai AD menurun, sehingga kurva AD akan bergeser
ke kiri dari AD1 ke AD2
- Pergeseran kurva ini akan menyebabkan titik
keseimbangan berubah dari titik A ke titik B dalam
jangka pendek, sehingga dalam jangka pendek
tingkat harga akan turun dari P1 ke P2 dan tingkat
output akan turun dari YN ke Y2
- Namun, dalam jangka panjang, tingkat output akan
kembali ke level YN sehingga SRAS akan
menyesuaikan. SRAS akan bergeser ke kanan dari
SRAS1 kek SRAS2 dan titik keseimbangan akan
berubah dari titik B ke titik C, sehingga dalam jangka
panjang, tingkat harga akan turun ke P3 namun
tingkat output akan tetap.

(SR: P↓, Y↓; LR: P↓, Y tetap)

c. - peningkatan biaya produksi akan menyebabkan


kurva SRAS bergeser ke kiri dari SRAS1 ke SRAS2

- Titik ekuilibrium bergeser dari titik A ke titik B, yang


menyebabkan tingkat harga yang meningkat namun
tangkat output yang menurun, dan tentu saja
tingkat pengangguran yang lebih tinggi. Kondisi ini
disebut dengan stagflasi.

- Jika pemerintah tidak melakukan intervensi


apapun, maka pada jangka panjang tingkat
pengangguran yang tinggi akan menyebabkan
tingkat upah mengalami penurunan, SRAS bergeser
ke kanan, hingga akhirnya titik ekuilibrium kembali
ke titik A.

(SR: P↑, Y↓; LR: P, Y tetap)

d. Pemerintah dapat melakukan intervesi dengan cara


melakukan kebijakan fiskal atau moneter ekspansif
untuk meningkatkan AD:

Tingkat output akan kembali ke YN, namun tingkat


harga akan meningkat ke P3 secara permanen.

SOAL 3

Negara terbesar di planet Marbel adalah Westeros. Penduduknya menggunakan mata uang
stones (St) dalam melakukan transaksi domestik. Sebagai kepala pemerintahan, Raja
Westeros akan menjalankan berbagai kebijakan yang diperlukan untuk menstabilkan
perekonomian negaranya.

a. Dengan menggunakan teori liquidity preference, jelaskan pengaruh dari setiap
kejadian berikut terhadap penawaran uang, permintaan uang, dan tingkat bunga di
Westeros dan lengkapi jawaban Anda dengan diagram yang tepat.
• Bank sentral Westeros menaikkan suku bunga diskonto.
• Peningkatan penggunaan kartu kredit menyebabkan terjadinya kenaikan
transaksi non-tunai
• Rumah tangga melakukan belanja lebih banyak untuk menyambut Idul Fitri
yang akan datang.
b. Berdasarkan hasil analisis ekonomi, para ekonom di Westeros menyimpulkan bahwa
kenaikan belanja pemerintah sebesar St10 milyar bisa meningkatkan permintaan
barang dan jasa sebesar St50 milyar.
• Jelaskan apa yang dimaksud dengan crowding out effect dari belanja
pemerintah?
• Jika para ekonom mengabaikan kemungkinan adanya crowding-out,
berapakah estimasi nilai marginal propensity to consume (MPC)?
• Jika sekarang para ekonom mengasumsikan akan ada crowding-out, apakah
estimasi nilai MPC sekarang lebih besar atau lebih kecil dari MPC sebelumnya?
c. Misalkan perekonomian Westeros dapat digambarkan melalui persamaan-persamaan
berikut:
Y = C + I + G
C = 200 + 0.75 (Y – T)
I = 1,000 – 10 r
G = 250
T = 200
Di mana Y adalah PDB, C adalah konsumsi, I adalah investasi, G adalah belanja
pemerintah, T is pajak and r adalah tingkat bunga. Jika perekonomian Westeros
berada pada kondisi full employment, PDB nya mencapai St4,000 milyar.
• Misalkan bank sentral melakukan penyesuaian jumlah uang beredar untuk
menjaga tingkat bunga pada level 4 persen (r = 4). Hitung nilai PDB Westeros
pada kondisi ini dan bandingkan hasilnya dengan kondisi full-employment?
• Jika diasumsikan tidak ada perubahan kebijakan moneter, berapa banyak
perubahan belanja pemerintah yang perlu dilakukan agar perekonomian
Westeros kembali pada level full-employment?
• Jika diasumsikan tidak ada perubahan kebijakan fiskal, berapa banyak
perubahan tingkat bunga yang perlu dilakukan agar perekonomian Westeros
kembali pada level full-employment?


d. Masyarakat Westeros mendapat kabar bahwa akan ada serangan berbahaya dari
Thanes dan para prajurit alien. Jika serangan tersebut terjadi, separuh dari populasi
Westeros akan lenyap. Berita tersebut menimbulkan ekspektasi buruk terhadap
kondisi Westeros di masa depan. Akibatnya terjadi penurunan besar-besaran dari
rencana investasi di negara tersebut.
• Jika awalnya perekonomian Westeros berada pada kondisi keseimbangan
jangka panjang, tunjukkan melalui diagram AD – AS bagaimana pengaruh dari
berita rencana serangan tersebut mengubah keseimbangan ekonomi
Westeros pada jangka pendek. Jelaskan secara singkat.
• Apa yang harus dilakukan bank sentral Westeros untuk memitigasi dampak
penurunan investasi tersebut. Gunakan diagram AD-AS dalam penjelasan
Anda.
Jawab:

a.
1. Permintaan uang tetap, penawaran uang
menurun, tingkat bunga meningkat


2. Permintaan uang menurun, penawaran
uang tetap, tingkat bunga menurun


3. Permintaan uang meningkat, penawaran
uang tetap, tingkat suku bunga meningkat



b. Crowding Out Effect adalah efek yang terjadi ketika pemerintah melakukan kebijakan
budget deficit menyebabkan penurunan dari Investasi swasta, yang diakibatkan dari
meningkatnya suku bunga. Saat pemerintah melakukan kebijakan budget deficit,
pemerintah melakukan permintaan terhadap Loanable Fund, yaitu dengan melakukan
pinjaman terhadap “kerumunan” dana yang ada di Loanable Fund untuk membiayai
Belanja Pemerintah. Sehingga “kerumunan” dana yang ada di pasar Loanable Fund
tersebut berkurang (crowd-out) dan menyebabkan supply di Pasar Loanable Fund
menjadi turun dan bergeser ke kiri, dan implikasinya adalah tingkat suku bunga
menjadi naik. Akibat hilangnya kerumunan dana tersebut dan kenaikan suku bunga
menyebabkan terjadinya penurunan Investasi oleh swasta.

ΔG = 10M
ΔY = 50M
ΔY = (1/1-MPC) x ΔG
50M = (1/1-MPC) x 10M
5 = (1/1-MPC)
5 – 5 MPC = 1
5 MPC = 4
MPC = 0,8

Jika tidak ada crowding out effect, maka nilai MPC akan sebesar 0,8.
Jika terdapat crowding out effect, maka nilai MPC akan lebih kecil dari 0,8.

c. Jika r=4:
Y= C+I+G
Y= 200+0.75(Y-200) + 1000-10r + 250
Y= 200+0.75Y -150 +1000- 10(4) + 250
Y-0.75Y= 200 -150 +1000 -40 +250
0.25Y= 1260
Y= 1260/0.25
Y= 5040 milyar

è Jika tidak ada perubahan moneter (hanya fiskal):
Pemerintah dapat mengurangi belanja pemerintah G.
Untuk menentukan besaran G yang dikurangi, maka kita harus menghitung multiplier
terlebih dahulu.

MPC = 0,75
*MPC didapatkan dengan cara menurunkan fungsi C terhadap Y (ingat: MPC = ΔC/ΔY, yang
artinya MPC merupakan turunan fungsi C terhadap Y):
C = 200 + 0,75 (Y – T)
C = 200 + 0,75Y = 0,75T
dC/dY = 0,75 è MPC = 0,75

Multiplier = (1/1-MPC) = (1/1-0,75) = 4
Selisih antara Y saat ini dan Y kondisi full employment = 5040M – 4000M = 1040M
Dikarenakan ada multiplier, maka pemerintah cukup mengurangi belanja pemerintah
sebesar (1040M/4) = 260M
Jadi, pemerintah dapat melakukan kebijakan fiskal dengan cara mengurangi belanja
pemerintah sebesar 260M.

è Jika tidak ada perubahan fiskal (hanya moneter):
Pemerintah dapat meningkatkan tingkat suku bunga.

Y= C+I+G
4000= 200+0.75(4000-200) + 1000-10r + 250
4000= 200+ 2850 + 1000-10r + 250
4000= 4300 -10r
10r= 4300-4000
10r= 300
r = 300/10
r = 30

Jadi, pemerintah dapat melakukan kebijakan moneter dengan cara meningkatkan tingkat
suku bunga menjadi 30%.

d.
1. - Penurunan nilai investasi akan menyebabkan
nilai AD menurun, sehingga kurva AD akan
bergeser ke kiri dari AD1 ke AD2
- Pergeseran kurva ini akan menyebabkan titik
keseimbangan berubah dari titik A ke titik B
dalam jangka pendek, sehingga dalam jangka
pendek tingkat harga akan turun dari P1 ke P2
dan tingkat output akan turun dari YN ke Y2
- Namun, dalam jangka panjang, tingkat
output akan kembali ke level YN sehingga SRAS
akan menyesuaikan. SRAS akan bergeser ke
kanan dari SRAS1 kek SRAS2 dan titik
keseimbangan akan berubah dari titik B ke titik
C, sehingga dalam jangka panjang, tingkat
harga akan turun ke P3 namun tingkat output
akan tetap.

(SR: P↓, Y↓; LR: P↓, Y tetap)
2. Untuk memitigasi efek penurunan investasi
tersebut, pemerintah dapat melakukan
kebijakan moneter ekspansif, salah satunya
dengan meningkatkan jumlah uang beredar.

Ketika jumlah uang beredar/Ms meningkat,
hal ini akan menggeser kurva Ms sehingga

tingkat suku bunga keseimbangan akan turun.
Penurunan tingkat suku bunga ini akan
mendorong investasi kembali meningkat
sehingga AD akan kembali meningkat dan
kurva AD bergeser ke kanan.

Hal ini dapat menyebabkan kurva AD dapat
kembali seperti sedia kala dan perekonomian
dapat kembali pada kondisi semula (kondisi
perekonomian kembali ke titik A)




SOAL 4
Walaupun memiliki pemahaman yang sama mengenai konsep dan teori Makroekonomi, para
ekonom sering berbeda pendapat mengenai berbagai isu dan kebijakan yang perlu diambil
oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kondisi perekonomian suatu negara.
Pro-kontra acap kali terjadi. Jelaskan secara ringkas argumentasi dari masing-masing pihak
terkait isu-isu di bawah ini!

a) Apakah para pengambil kebijakan Fiskal dan Moneter perlu mencoba “menstabilkan”
perekonomian?
b) Apakah dalam kondisi resesi sebaiknya pemerintah mendorong pengeluaran
pemerintah atau mengurangi pajak?
c) Apakah para pengambil kebijakan perlu menargetkan inflasi = 0 (nol)?
d) Apa yang menyebabkan para ekonom berbeda pendapat tentang berbagai kebijakan
di atas?

Jawab:

a. Pro: pengambil kebijakan harus melakukan kebijakan moneter dan fiskal untuk
mengatasi fluktuasi ekonomi, sehingga apabila terjadi resesi yang terlalu besar
ataupun overheating dalam perekonomian, kebijakan fiskal dan moneter dapat
digunakan sebagai alat stabilisasi indicator ekonomi seperti Aggregate Demand (AD),
tingkat output (Y) dan pengangguran.

Kontra: pengambil kebijakan sebaiknya tidak perlu melakukan kebijakan moneter dan
fiskal, karena dalam penerapannya akan dibutuhkan jangka waktu atau lag yang cukup
lama agar penerapan kebijakan tersebut dapat berdampak terhadap perekonomian.
Maka sebaiknya biarkan ekonomi melakukan penyesuaiannya sendiri (invisible hand).

b. Pro Gov’t Spending: Pemerintah harus mengambil kebijakan mendorong pengeluaran
pemerintah karena akan berdampak efektif terhadap resesi, karena dengan adanya
pengeluaran pemerintah, hal ini dapat dengan cepat mengatasi kemungkinan
pemecatan kepada public worker, seperti pegawai negeri, guru, polisi dan pekerja
public lainnya serta dengan adanya pengeluaran pemerintah yang bersifat langsung
misalnya dengan pembangunan infrastruktur, tentu akan menyerap banyak tenaga
kerja sehingga disaat resesi dapat mengatasi permasalahan pengangguran dengan
cepat dan efektif.

Kontra Gov’t/ Pro Tax Cuts: Pemerintah harus mengambil kebijakan mengurangi
pajak karena akan berdampak langsung terhadap individu dan masyarakat,
dikarenakan saat dilakukannya tax cut akan meningkatkan disposable income dari
rumah tangga konsumen, yang akan meningkatkan pengeluaran rumahtangga. Selain
itu kebijakan tax cut juga meningkatkan investasi karena dirasa memberikan insentif
dalam berinvestasi. Dan hal tersebut juga akan berdampak kepada aggregate supply
karena memberikan insentif untuk bekerja dan meningkatkan produksi barang dan
jasa.

c. Pro zero inflation: Pemerintah perlu menargetkan inflasi hingga 0 persen karena biaya
dari inflasi seperti Shoeleather Cost, Menu Cost, dan banyak biaya-biaya lainnya dapat
berdampak substantial, terutama apabila tingkat inflasi telah dirasa tinggi. Selain itu,
biaya dari membuat inflasi menjadi 0 persen (artinya pengangguran meningkat; sesuai
dengan kurva phillips jangka pendek) hanya menyebabkan biaya/kerugian temporer
namun manfaat yang permanen, dan selain itu biaya yang temporer tersebut dapat
dikurangi bila komitmen dalam menargetkan inflasi 0 persen itu kredibel oleh
berbagai pihak.

Kontra zero inflation: Pemerintah dirasa tidak terlalu perlu untuk menargetkan
tingkat inflasi 0 persen karena dapat dinilai bahwa manfaat yang diperoleh saat
berpindah (misalnya dari tingkat inflasi yang moderat menjadi tingkat inflasi yang
rendah) itu bernilai kecil, namun membutuhkan biaya yang cukup besar (karena
adanya sacrifice ratio, rasio GDP yang dikorbankan untuk mencapai tingkat inflasi
tertentu). Selain itu, dikhawatirkan akan terjadinya disinflasi yang akan menimbulkan
masalah baru seperti kejatuhan pasar saham dan penurunan skill bagi pengangguran
yang lama tidak bekerja.

d. Perbedaan pendapat oleh para ekonom tersebut terkait berbagai kebijakan diatas
didasari pada perhitungan benefit dan cost dari setiap kebijakan yang berbeda
menurut perkiraan dan prediksi setiap pihak. Sehingga mungkin suatu kebijakan
terdengar baik bagi sebagian pihak, namun ternyata terdapat cost yang cukup tinggi
untuk melakukan kebijakan tersebut bagi pihak lainnya. Hal inilah yang kemudian
menjadi bahan argumentasi bagi berbagai pihak dalam menilai kebijakan manakah
yang sebaiknya diambil pemerintah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
yang ada di dalam perekonomian.

Anda mungkin juga menyukai