Anda di halaman 1dari 5

Chapter 17: Human Resource Policies and Practices

LO 1: Selection Practices

1. Initial selection informasi yang pertama kali diberikan dan digunakan untuk prelim untuk
menentukan applicant mana yang sesuai denganbasic qualificationnya
- Application forms (ga boleh nanya ttg ras, gender, dan kewarganegaraan)
- Background checks (letter or recommendation, general internet search pake social networkinf
sites)
2. Substantive selection inti dari selection process (written test, performance test, interview)
- Written test (intelligence/cognitive ability test, personality test, integrity test, interest inventories)
 intellectual ability, spatial and mechanical ability, perceptual accuracy, dan motor ability
dianggap valid prediction untuk banyak kemampuan; personality test untuk memprediksi job
performance; integrity test untuk mengukur dependability, carefulness, responsibility, dan
honesty karena banyaknya ethical problem yang timbul
- Performance-Simulation test (lebih complicated daripada written test tapi memiliki tingkat
keakuratan yang lebih tinggi)
a. Work sample test (simulasi sebagian atau seluruh pekerjaan rutin yang pasti akan dijalani
nantinya dan setiap work sample mewakili setiap elemen yaitu knowledge, skills dan
abilities; biasanya dilakukan dengan waktu yang terbatas)
b. Assessment centers (didesain special untuk mengevaluasi potensi managerial kandidat
dengan berperan menjadi manager yang harus memutuskan dan merespon dalam waktu
singkat dan dinilai oleh jajaran executive, supervisors, dan/atau psychologist, dalam hal ini
kandidat akan merespon 10 memo dari satu box dalam waktu 2 jam)
c. Situational judgement test (bagaimana kandidat akan perform di berbagai situasi dan compare
jawaban mereka sama high-performing employees)
- Interviews (biasanya bias, untuk mengurangi bias dan meningkatkan validitasnya manager harus
mengadopsi pertanyaan-pertanyaan yang sudah terstandardisasi, cara yang sama dalam mencatat
informasi, dan standardized ratings of applicants’ qualifications)
3. Contingent selection (final check seperti drug test)
4. Interntional variations in selection processes  tiap negara beda cara dan tekniknya

LO 2: Training and Development Programs


Tipe:
1. Basic skills basic reading comprehension, writing, math
2. Technical skills
3. Problem-solving skills sharpen their logic, reasoning, and problem defining skills; digunakan
untuk mengenalkan self-managed teams atau implementasi quality-management programs
4. Interpersonal skills improve listening, communicationg, team-building skills
5. Civility training menurunkan tingkat incivility, bullying, and abusive supervision based on co-
worker civility, respect, job satisfaction, management trust meningkat ketik supervisor incivility,
cynicism, and absences menurun
6. Ethics training menolong pekerja untuk mengenali ethical dilemma dan menjadi lebih peka dengan
ethical issues yang ada
Metode:
- Formal training – terstruktur, direncanakan
- Informal training – tidak terstruktur, tidak direncanakan, mudah diadaptasikan ke situasi dan
masing-masing individu
- On the job training – job rotation, apprenticeships, understudy assignments, formal mentoring
programs
- Off the job training – live classroom lectures, public seminars, self-study programs, internet
courses, webinars, podcasts, and group activities yang menggunakan role-plays dan case studies
Evaluating effectiveness student satisfaction, banyaknya yang sudah dipelajari, sejauh mana yang
dipelajari dapat diterapkan, atau financial return setelah investasi untuk training, bergantuung juga pada
individual.
 personality penting: yang memiiki internal locus of control, high conscientiousness, high cognitive
ability, high self-efficiency

LO 3: Performance Evaluation
Performance?
3 tipe major behavior/performance
1. Task performance melakukan pekerjaan dan kewajiban dan berkontribusi pada produksi dari
barang/jasa atau adm
2. Citizenship perilaku yang berkontribusi pada psychological environment dari organisasi seperti
menolong orang lain ketika tidak diharuskan, mendukung objektif perusahaan, memperlakukan rekan
dengan respect, memberikan masukan yang membangun, berbicara hal yang positif mengenai tempat
kerja
3. Counterproductivity perilak yang secara aktif membahayakan perusahaan seperti mencuri,
membahayakan property perusahaan, berperilaku agresif pada rekan, bolos kerja
 banyak manager yang percaya kalau good performance ketika pekerja melakukan 2 dimensi pertama dan
menghindari dimensi ke 3

Tujuan dari performance evaluation


1. Membantu management untuk membuat general human resource decisions untuk promosi, transfer,
dan pemberhentian
2. Mengidentifikasi kebutuhan training dan development
3. Pin-point employee skillsnand competencies
4. Menyediakan feedback kepada employee mengenai bagaimana organisasi melihat performance
mereka
5. Seringkali dijadikan basis untuk alokasi rewards termasuk kenaikan gaji

Apa yang dievaluasi?


1. Individual task outcomes seperti quantitiy produced, scrap yang dihasilkan, cost unit production,
sales volume, dollar increase in sales, number of new accountants
2. Behaviors organizational citizenship behavior, membantu orang lain, memberi pendapat/masukan
untuk improvement, mengajukan diri secara sukarela untuk mengerjakan lebih, etc
3. Traits weakest criteria, seperti attitude yang baik, percaya diri, mandiri, terlihat sibuk, memiliki
banyak pengalaman
Siapa yang melakukan evaluasi? 360 degree evaluation
Metode:
1. Written essays narasi yang menjelaskan strengths, weaknesses, past performance, potential, dan
suggestion for improvement; tidak ada standar untuk penilaiannya
2. Critical incidents memfokuskan perhatian pemeriksa pada perbedaan antara menjalankan suatu
pekerjaan dengan efektif dan tidak, penilai mendeskripsikan apa yang telah dilakukan secara efektif
atau tidak di dalam suatu situasi
3. Graphic rating scales menilai beberapa set performance factor (quantity and quality dari pekerjaan,
depth of knowledge, cooperation, kehadiran, inisiatif) dan memberikan peringkat pada masing-
masing incremental scales
4. Behaviorally Anchored Rating Scales (BARs) mengombinasikan elemen penting dari critical
incident dan graphic rating scale approaches
5. Forced comparisons mengevaluasi individual performance terhadap performance individu lainnya
- Group order ranking: diklasifikasiin jadi top berapa gitu terus bisa dijadiin dasar buat kasih
rekomendasi
- Individual ranking best to worst
Masukan untuk meningkatkan performance evaluation
- Menggunakan beberapa orang penilai (penilaian lebih akurat)
- Mengevaluasi secara selektif (evaluate only where they have some expertise)
- Penilai yang terlatih
- Provide employees with due process untuk meningkatkan persepsi bahwapekerja diperlakukan
dengan setara/fair; karakteristik:
a. Individu disediakan dengan pemberitahuan yang cukup mengenai apa yang telah
diekspektasikan
b. Seluruh bukti yang relevan terkait dengan pelanggaran disampaikan dengan jelas sehingga
individu terkait dapat merespon
c. Keputusan akhir berdasarkan pada bukti dan tidak bias

Providing performance feedback train managers biar bisa kasih masukan yang konstruktif karena banyak
yang takut kalo kasih komentar negative atau ga suka kalo dikasih komentar yang negative

LO 4: Managing Work-Life Conflicts in Organization

Anda mungkin juga menyukai