(Jurnal)
Oleh
Siti Novalda Rigayo
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
Oleh
Siti Novalda Rigayo, Diah Gustiniati M, Dona Raisa Monica
Email : sitinovaldarigayo@gmail.com
Perdagangan orang atau dikenal dengan istilah human trafficking akhir-akhir ini
muncul menjadi suatu masalah yang banyak diperdebatkan baik dari tingkat
regional maupun global dan dikatakan sebagai bentuk perbudakan masa kini.
Permasalahan penelitian ini adalah apakah yang menjadi dasar pertimbangan
hakim dalam penjatuhan pidana minimum terhadap pelaku tindak pidana
perdagangan orang dan apakah putusan pengadilan terhadap pelaku tindak pidana
perdagangan orang yang telah memenuhi rasa keadilan substantif. Pendekatan
masalah dalam penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis
empiris. Sumber dan jenis data yang akan dipergunakan dalam penulisan skripsi
ini terbagi atas dua yaitu data primer dan data sekunder. Setelah data terkumpul
kemudian dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan secara induktif. Hasil
penelitian ini adalah hal yang meringankan terdakwa belum pernah di hukum
sebelumnya dan terdakwa menyesali perbuatannya. Sedangkan hal yang
memberatkan adalah sifat dari perbuatan yang terdakwa lakukan yaitu perekrutan
untuk tujuan eksploitasi seksual. Putusan tersebut sudah memenuhi rasa keadilan
substantif, karena putusan hakim telah memenuhi syarat yakni dua pertiga dari
tuntutan jaksa. Saksi pidana diberikan sesuai dengan berat dan ringannya
kesalahan yang dilakukan, oleh karena tindak pidana perdagangan orang dapat
merugikan korban yang biasanya adalah perempuan. Saran dalam penelitian ini
adalah majelis hakim yang menangani tindak pidana perdagangan orang untuk
lebih meningkatkan sanski pidana yang akan di jatuhkan, mengingat tindak pidana
perdagangan orang adalah tindak pidana luar biasa yang memerlukan penanganan
yang luar biasa pula, walaupun pelaku telah menunjukan rasa penyesalannya atas
apa yang ia perbuat.
By
Siti Novalda Rigayo, Diah Gustiniati M, Dona Raisa Monica
Email : sitinovaldarigayo@gmail.com
7 8
Hasil wawancara dengan Heni Siswanto, Hasil wawancara dengan Noerista Suryawati,
Dosen Fakultas Hukum UNILA bagian Hukum Hakim Pengadilan Negeri Kelas I A Tanjung
Pidana, Kamis 2 November 2017 Karang, Kamis 26 Oktober 2016
mempertimbangkan banyak hal, baik itu Penulis menambahkan, bahwa putusan
berkaitan dengan perkara yang sedang yang dijatuhkan kepada terdakwa terlalu
diperiksa, tingkat perbuatan, dan ringan. Apabila hakim telah mempunyai
kesalahan yang dilakukan pelaku, keyakinan yang pasti bahwa perbuatan
kepentingan pihak korban, keluarganya, terdakwa adalah perbuatan yang
dan rasa keadilan masyarakat. Putusan melanggar ketentuan Pasal 2 Ayat (1)
hakim bukanlah semata-mata Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
didasarkan pada ketentuan yuridis saja, tentang Pemberantasan Tindak Pidana
melainkan juga didasarkan pada hati Perdagangan Orang , seharusnya hakim
nurani. 9 dapat memberi putusan yang lebih
tinggi dari dakwaan Jaksa Penuntut
Penulis menganalisa bahwa penulis Umum.
tidak sependapat dengan putusan hakim
terhadap terdakwa dengan pidana Menurut Noerista Suryawati, ada
selama 3 (tiga) tahun (8) delapan bulan beberapa golongan orang yang oleh
dan denda Rp 200.000.000,00 (dua ratus hukum positif telah dinyatakan tidak
juta rupiah). Responden menjelaskan cakap atau kurang cakap untuk
bahwa Majelis Hakim Pengadilan bertindak sendiri dalam melakukan
Negeri Kelas IA Tanjung Karang telah perbuatan-perbuatan hukum, tetapi
tepat dalam menjatuhkan vonis penjara mereka harus diwakili dan dibantu
selama 3 (tiga) tahun 8 (delapan) bulan orang lain. Mereka yang oleh hukum
dan denda Rp 200.000.000,00 (dua ratus dinyatakan tidak cakap untuk
juga rupiah). Penulis berpendapat melakukan sendiri perbuatan hukum
bahwa putusan yang dijatuhkan Majelis ialah orang yang masih dibawah umur
hakim Pengadilan Negeri Kelas IA atau belum dewasa dan orang yang
Tanjung Karang yang mengadili tidak sehat pikirannya (gila). Dengan
Terdakwa Ratih Wulandari Paramita demikian maka selain dua kelompok
Alias Uli Binti Ade Kasim terlalu tersebut maka setiap orang dapat/cakap
ringan. Apabila kita melihat isi putusan melakukan perbuatan melawan hukum
Pengadilan Negeri Kelas Ia Tanjung serta dapat dimintai pertanggung-
Katang dengan Nomor jawabannya.10
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK pada
kasus yang dialami terdakwa dalam Pelaku Tindak Pidana Perdagangan
permasalahan ini, dimana terdakwa Orang dalam Putusan Pengadilan
melakukan perekrutan terhadap korban Nomor 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
Meliyana Binti Nurhalim (Alm) yang dengan Terdakwa Ratih Wulandari
sedang mengalami permasalahn Paramita Alias Uli Binti Ade Kasim
ekonomi dengan tujuan eksploitasi telah secara sah dan meyakinkan
seksual dimana korban di pertemukan melakukan tindak pidana “perdagangan
dengan laki-laki yang akan menerima orang” yang mana terdakwa merekrut
jasa persetubuhan. Meskipun terdakwa Korban Meliana Fathin Binti Nurhalim
tidak melakukan pemaksaan terhadap (alm) sehingga Majelis Hakim
korban, namun terdakwa mengetahui Pengadilan Negeri Tanjung Karang
bahwa apa yang ia lakukan dapat menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa
melanggar ketentuan hukum. Ratih Wulandari Paramita Alias Uli
9 10
Hasil wawancara dengan Jhony Butar-Butar Hasil wawancara dengan Noerista Suryawati.
Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung
Karang, Kamis 26 Oktober 2017 Karang.Kamis 26 Oktober 2017
Binti Ade Kasim dengan pidana penjara statusnya dan sekaligus dapat
selama 3 (tiga) tahun 8 (delapan) bulan mempersiapkan langkah berikutnya
dan dengan denda sebesar Rp terhadap putusan tesebut dalam arti
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat berupa menerima putusan,
subsidair kurungan selama 1 bulan melakukan upaya hukum banding, atau
kurungan penjara. kasasi, melakukan grasi dan
sebagainya. 12
Sanksi pidana terhadap pelaku Tindak
Pidana Perdagangan Orang dalam Menurut Jhony Butar-Butar, hakim
Putusan Nomor dalam menjatuhakan putusan harus
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK sesuai mempertimbangkan banyak hal, baik itu
dengan teori bahwa terdapat hal-hal yang berkaitan dengan perkara yang
yang menyebabkan seseorang tidak sedang diperiksa, tingkat perbuatan, dan
dapat dipidana, dengan beberapa alasan kesalahan yang dilakukan pelaku,
yaitu: kepentingan pihak korban, keluarganya,
a. Alasan pembenar, yaitu alasan yang dan rasa keadilan masyarakat. Terkait
menghapuskan sifat melawan hakim yang menjatuhi pidana minimum
hukumnya perbuatan, sehingga apa terhadap terdakwa yang melakukan
yang dilakukan oleh terdakwa lalu perdagangan orang, menurut penulis
menjadi perbuatan yang patut dan pemidanaan terhadap pelaku tindak
benar. pidana perdagangan orang harus lebih
b. Alasan pemaaf, yaitu alasan yang dioptimalkan sehingga memberikan
menghapuskan kesalahan terdakwa, efek jera kepada pelakunya dan sebagai
perbuatan yang dilakuakan oleh pembelajaran bagi pihak lain yang
terdakwa tetap bersifat melawan berpotensi melakukan tindak pidana
hukum jadi merupakan perbuatan perdagangan orang agar tidak
pidana, tetapi dia tidak dipidana melakukan hal tersebut, mengingat
karna tidak mempunyai kesalahan. tindak pidana perdagangan orang dapat
c. Alasan penghapusan penuntutan, merugikan korban baik dari segi mental
disini masalahnya bukan ada alasan maupun segi fisik, sehingga
pembenar maupun alasan pemaaf, pemberantasan tindak pidana
jadi tidak ada pikiran mengenai sifat perdagangan orang di Indonesia
perbuatan, tetapi pemerintah menjadi lebih maksimal.
menganggap bahwa atas dasar
utilitas/kemanfaatan kepada B. Penjatuhan Pidana Minimum
masyarakat, sebaliknya tidak Bagi Pelaku Tindak Pidana
11
diadakan penuntutan. Perdagangan Orang dalam
Putusan No.
Putusan hakim atau putusan pengadilan 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
merupakan aspek penting dan terhadap Keadilan Substantif.
diperlukan untuk menyelesaikan
perkara pidana. Dengan demikian dapat Majelis Hakim Pengadilan Negerti
dikatakan bahwa putusan hakim di satu Kelas IA Tanjung Karang dalam
pihak berguna bagi terdakwa guna Putusan Nomor : 1218/PID.SUS/2016/
memperoleh kepastian hukum tentang PN.TJK menjatuhkan sanksi pidana
terhadap Terdakwa Ratih Wulandari
11
Moeljatno, Perbuatan Pidana dan
Pertanggung Jawaban Dalah Hukum Pidana,
12
Bina Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 47 Ibid., Lirik Mulyandi, hlm. 120
Paramita Alias Uli Binti Ade Kasim pungan, pengiriman, pemindahan, atau
dengan pidana penjara semala 3 (tiga) penerimaan seseorang dengan ancaman
tahun 8 (delapan) bulan dan denda kekerasan, penggunaan kekerasan,
sebesar Rp 200.000.000,00 (dua ratus penculikan, penyekapan, pemalsuan,
juta rupiah) dengan ketentuan apabila penipuan, penyalahgunaan kekuasaan
denda tidak dibayar dapat diganti atau posisi rentan, penjeratan utang atau
dengan kurungan selama 1 (satu) bulan. memberi bayaran atau manfaat,
walaupun memperoleh persetujuan dari
Hakim dalam membuat putusan harus orang yang memegang kendali atas
memperhatikan segala aspek di orang lain tersebut, baik yang dilakukan
dalamnya, yaitu mulai dari perlunya di dalam negara maupun antar negara,
kehati-hatian serta dihindari sedikit untuk tujuan mengekspolitasi orang
mungkin ketidakcermatan, baik bersifat tersebut di wilayah Negara Republik
formal maupun materiil sampai dengan Indonesia, dipidana dengan pidana
adanya kecakapan teknik dalam penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
membuatnya. Hakim yang cermat dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan
hati-hati dalam merumuskan pidana denda paling sedikit Rp
putusannya tersebut akan menghasilkan 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta
putusan yang benar-benar berlandaskan rupiah) dan paling banyak Rp
pada keadilan dan memenuhi aspek 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).”
kepastian hukum.
Menurut penulis, keadilan substantif
Menurut Jhony Butar-Butar, hakim tidak bisa di ukur dari orang perorangan
dalam hal ini melihat bahwa terdakwa karena melihat dari segi keadilan
masih memiliki rasa penyesalan atas menurut terdakwa belum tentu adil
apa yang ia perbuat. Selain itu, menurut korban dan keluarga korban
terdakwa juga belum pernah dihukum perdagangan orang karena sifatnya
sebelumnya atas tindak pidana apapun. subyektif. Hakim dalam memutus
Hal ini menjadi alasan peringan yang pekara juga harus melihat sisi keadilan
dipertimbangkan hakim dalam menurut korban tidak hanya melihat
menjatuhkan putusan pidana terhadap dari sisi keadilan menurut terdakwa.
Terdakwa Ratih Wulandari Paramita Adil menurut terdakwa belum tentu adil
Alias Uli Binti Ade Kasim dalam menurut korban. Perdagangan orang
Perkara Nomor 1218/PID.SUS/2016/ adalah kejahatan kemanusiaan yang
PN.TJK. dapat memberikan efek negatif secara
jangka panjang. Trauma yang di alami
Jhony Butar-Butar melanjutkan, putusan oleh korban akan sulit di sembuhkan,
pengadilan tersebut sudah sesuai dengan sehingga hal tersebut seharusnya
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 menjadi pertimbangan hakim untuk
tentang Pemberantasan Tindak Pidana memberikan hukuman maksimal
Perdagangan Orang13. Sebagaimana terhadap terdakwa perdagangan orang.
pada Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Namun kembali lagi kepada kebebasan
Nomor 21 Tahun 2007 menyebutkan : hakim dalam memutus suatu perkara,
“Setiap orang yang melakukan terdapat tiga esensi yang terkandung
pengrekrutan, pengangkutan, penam- dalam kebebasan kehakiman dalam
melaksanakan kekuasaan kehakiman,
13
Hasil wawancara dengan Jhony Butar-Butar, yaitu:
Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung
Karang Kamis 26 Oktober 2017
1. Hakim hanya tunduk pada hukum Setiap pelaku yang terbukti melakukan
dan keadilan; tindak pidana perdagangan orang harus
2. Tidak seorangpun termasuk mempertanggungjawabkan perbuatan-
pemerintah dapat mempengaruhi nya didepan hukum dan mendapatkan
atau mengarahkan putusan yang pidana maksimal sesuai dengan
akan dijatuhkan oleh hakim; ketentuan undang-undang. Seorang
3. Tidak ada konsekuensi terhadap yang melanggar hukum harus
pribadi hakim dalam menjalankan mempertanggungjawabkan perbuatan-
tugas dan fungsi yuridisnya. nya sesuai dengan aturan hukum.
Pemidanaan kepada pelaku bertujuan
Melihat dari ketiga hal tersebut, penulis untuk mencapai perbaikan kepada
menganalisis bahwa hakim memiliki pelaku sebagai tujuan pemidanaan
kebebasan untuk memutus perkara yang adalah jika suatu tindak pidana diancam
sedang ditangani. Tidak seorangpun dengan pidana pokok secara relatif,
dapat mempengaruhi putusan yang di maka penjatuhan pidana pokok yang
berikan oleh hakim, baik itu lebih ringan harus lebih diutamakan,
pemerintah, badan hukum maupun apabila hal itu dipandang telah sesuai
perorangan. Putusan hakim bersifat dan dapat menunjang tercapainya tujuan
mengikat bagi pihak-pihak yang pemidanaan.
berperkara terutama terdakwa yang
harus menjalani hukuman pidana Penjatuhan saksi pidana merupakan hal
penjara maupun denda yang telah yang paling penting dipertimbangkan
diputuskan oleh hakim. Selain itu, hakim, karena menyangkut
apabila hakim melakukan kesalahan kepentingan-kepentingan yang berbeda
terhadap putusan yang diberikan, maka dengan sanksi perdata atau administrasi,
tidak ada konsekuensi terhadap pribadi yang hanya berkenaan dengan sifat-sifat
hakim dalam menjalankan tugasnya kebendaan. Pembebanan pidana harus
karena apa yang telah diputus oleh diusahakan agar sesuai dan seimbang
hakim, melihat adanya dakwaan dari dengan nila-nilai kesadaran hukum,
Jaksa Pununtut Umum sehingga hakim nilai-nilai mana yang bergerak menurut
hanya menjalankan fungsinya untuk perkembangan, waktu dan keadaan
memutus perkara tersebut. yang mewajibkan pengenaan suatu
nestapa yang istimewa sifatnya, sebagai
Menurut Heni Siswanto, penjatuhan suatu reaksi terhadap aksi dalam
sanksi pidana terhadap terdakwa yang penjatuhan pidana. 14
melakukan tindak pidana perdagangan
orang tidak harus serta-merta dijatuhi Berdasarkan uraian di atas, Putusan
pidana yang ringan atau pidana Nomor : 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
minimum. Tindak pidana perdagangan sudah memenuhi keadilan substantif,
orang adalah tindak pidana yang dimana putusan yang dijatuhkan kepada
disengaja dan dapat merugikan banyak terdakwa sudah sesuai dengan Pasal 2
orang terutama orang-orang yang Ayat (1) Undang-Undang tentang
memiliki tingkat ekonomi rendah, sudah Pemberantasan Tindak Pidana
seharusnya Majelis Hakim lebih Perdagangan Orang. Namun, penulis
meningkatkan hukuman sanksi pidana setuju dengan pendapat Heni Siswanto
walaupun terdakwa tersebut telah
menyesali apa yang ia perbuat. 14
Ahmad Rifai. Penemuan Hukum oleh Hakim
dalam Perspektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, 2010, hlm, 109
yakni bahwasannya sanksi pidana pada terdakwa, barang-barang bukti yang
Putusan Nomor : 1218/PID.SUS/2016/ ditemukan di persidangan,
PN.TJK kurang memenuhi rasa sedangkan aspek nonyuridis terdiri
keadilan. Sanksi pidana diberikan sesuai dari hal-hal yang memberatkan dan
dengan berat dan ringannya kesalahan meringankan. Hakim cenderung
yang dilakuakn, oleh karena tindak menggunakan teori ratio decidendi,
pidana perdagangan orang merupakan yaitu teori ini didasarkan pada
kejahatan luar biasa, sudah seharusnya landasan filsafat yang mendasar,
pemidanaan nya juga harus secara luar yang mempertimbangkan segala
biasa, sehingga tidak bertentangan aspek yang berkaitan dengan pokok
dengan rasa keadilan masyarakat yang perkara yang disengketakan,
mengharapkan pemberantasan tindak kemudian mencari peraturan
pidana perdagangan orang. perundang-undangan yang relevan
dengan pokok perkara yang
Majelis Hakim seharusnya dapat disengketakan sebagai dasar hukum
menjatuhkan sanksi pidana yang dalam penjatuhan putusan, serta
maksimal, karena tindak pidana pertimbangan hakim harus
perdaganngan orang merupakan didasarkan pada motivasi yang jelas
kejahatan luar biasa (extraordinary untuk menegakkan hukum dan
crime) yang sudah seharusnya memberikan keadilan bagi para
penanganan perkara dilakukan secara pihak yang berperkara. Selain
luar biasa juga. Penjatuhan pidana menggunakan teori ratio decidendi,
maksimal terhadap pelaku tindak pidana tampaknya Majelis Hakim juga
perdagangan orang dapat memberikan menggunakan teori kebijakan,
efek jera terhadap pelaku tindak pidana karena teori ini menekankan bahwa
perdagangan orang lainnya untuk pemerintah, masyarakat, keluarga
berhenti melakukan perdagangan orang, dan orang tua ikut bertanggung
karena perdagangan orang merupakan jawab untuk membimbing,
kejahatan kemanusiaan yang membina, mendidik dan melindungi
menimbulkan efek negatif yang di terdakwa yang terbilang masih
derita korban baik efek negatif yang muda agar kelak dapat menjadi
menyerang jasmani maupun rohani manusia yang lebih baik dan
korban. berguna bagi keluarga dan
masyarakat.
III. PENUTUP 2. Putusan hakim terhadap pelaku
tindak pidana perdagangan orang
A. Simpulan dalam Putusan Nomor:
Berdasarkan hasil penelitian dan 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK sudah
pembahasan maka dapat disimpilkan memenuhi rasa keadilan substantif,
sebagai berikut: karena berdasarkan ilmu
1. Dasar pertimbangan hakim dalam pengetahuan, putusan hakim telah
penjatuhan pidana bagi pelaku memenuhi syarat yakni dua pertiga
tindak pidana perdagangan orang dari tuntutan jaksa yaitu 3 (tiga)
dalam Putusan Nomor: tahun 8 (delapan) bulan dari 5 (lima)
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK terdiri tahun 6 (enam) bulan. Meskipun
dari aspek yuridis yaitu dakwaan keadilan substantif tidak bisa diukur
jaksa penuntut umum, tuntutan dari orang perorangan karena
pidana, keterangan saksi, keterangan melihat dari segi keadilan menurut
terdakwa belum tentu adil menurut DAFTAR PUSTAKA
korban.
Farhana, 2010. Aspek Hukum
B. Saran Perdagangan Orang Di
Saran dalam penelitian ini adalah Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.
sebagai berikut:
1. Majelis hakim yang menangani Mahrus, Ali dan bayu Aji Pramono,
tindak pidana perdagangan orang di Perdagangan Orang; Dimensi,
masa yang akan datang diharapkan Instrumen Internasional dan
untuk lebih konsisten mengemban Pengaturannya di indonesia, Citra
amanat pemberantasan tindak Aditya Bakti, Bandung, 2011,
pidana perdagangan orang, dengan hlm. Vii. Dalam Buku Dr.
cara lebih cermat dan tepat dalam Maroni, S.H., M.H., Tindak
menjatuhkan putusan terhadap Pidana Khusus Diluar KUHP,
pihak-pihak yang terlibat baik Justice Publisher, Bandar
secara langsung maupun tidak Lampung, 2015, hlm 185.
langsung dalam terjadinya atau
mempermudah terlaksananya tindak Moeljatno, 2003. Perbuatan Pidana dan
pidana tersebut sesuai dengan berat Pertanggung Jawaban Dalah
dan ringannya kesalahan yang Hukum Pidana. Jakarta: Bina
dilakukan oleh pelaku. Aksara.
2. Hakim diharapkan untuk lebih
meningkatkan saksi pidana yang Mulyadi, Lirik. 2007. Penerapan
akan dijatuhkan, mengingat tindak Putusan Hakim pada Kekerasan
pidana perdagangan orang adalah Dalam Rumah Tangga, Jakarta,
tindak pidana luar biasa yang Ikahi.
memerlukan penanganan yang luar
biasa pula, walaupun pelaku telah Rifai, Ahmad. 2010. Penemuan Hukum
menunjukan rasa penyesalannya oleh Hakim dalam Perspektif
atas apa yang ia perbuat. Selain itu,
Hukum Progresif, Jakarta: Sinar
hakim dalam memutus suatu perkara
juga diharapkan untuk tidak terlalu Grafika.
berpatokan pada tuntutan jaksa yang
ada agar dapat memberikan saksi Soekanto, Soerjono. 2003. Pengantar
maksimal terhadap pelaku tindak Penelitian Hukum, Jakarta,
pidana perdagangan orang. Rineka Cipta.