Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN

PIDANA MINIMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA


PERDAGANGAN ORANG
(Studi Putusan Nomor: 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK)

(Jurnal)

Oleh
Siti Novalda Rigayo

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK

ANALISIS DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PENJATUHAN


PIDANA MINIMUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA
PERDAGANGAN ORANG
(Studi Putusan Nomor: 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK)

Oleh
Siti Novalda Rigayo, Diah Gustiniati M, Dona Raisa Monica
Email : sitinovaldarigayo@gmail.com

Perdagangan orang atau dikenal dengan istilah human trafficking akhir-akhir ini
muncul menjadi suatu masalah yang banyak diperdebatkan baik dari tingkat
regional maupun global dan dikatakan sebagai bentuk perbudakan masa kini.
Permasalahan penelitian ini adalah apakah yang menjadi dasar pertimbangan
hakim dalam penjatuhan pidana minimum terhadap pelaku tindak pidana
perdagangan orang dan apakah putusan pengadilan terhadap pelaku tindak pidana
perdagangan orang yang telah memenuhi rasa keadilan substantif. Pendekatan
masalah dalam penelitian menggunakan pendekatan yuridis normatif dan yuridis
empiris. Sumber dan jenis data yang akan dipergunakan dalam penulisan skripsi
ini terbagi atas dua yaitu data primer dan data sekunder. Setelah data terkumpul
kemudian dianalisis secara kualitatif dengan pendekatan secara induktif. Hasil
penelitian ini adalah hal yang meringankan terdakwa belum pernah di hukum
sebelumnya dan terdakwa menyesali perbuatannya. Sedangkan hal yang
memberatkan adalah sifat dari perbuatan yang terdakwa lakukan yaitu perekrutan
untuk tujuan eksploitasi seksual. Putusan tersebut sudah memenuhi rasa keadilan
substantif, karena putusan hakim telah memenuhi syarat yakni dua pertiga dari
tuntutan jaksa. Saksi pidana diberikan sesuai dengan berat dan ringannya
kesalahan yang dilakukan, oleh karena tindak pidana perdagangan orang dapat
merugikan korban yang biasanya adalah perempuan. Saran dalam penelitian ini
adalah majelis hakim yang menangani tindak pidana perdagangan orang untuk
lebih meningkatkan sanski pidana yang akan di jatuhkan, mengingat tindak pidana
perdagangan orang adalah tindak pidana luar biasa yang memerlukan penanganan
yang luar biasa pula, walaupun pelaku telah menunjukan rasa penyesalannya atas
apa yang ia perbuat.

Kata Kunci: Dasar Pertimbangan Hakim, Penjatuhan Pidana Minumum, Tindak


Pidana Perdagangan Orang.
ABSTRACT

AN ANALYSIS ON JUDGES' BASIC CONSIDERATIONS IN IMPOSING


MINIMUM PENALTY TO PERPETRATORS OF HUMAN TRAFFICKING
(A Case Study on Verdict Number: 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK)

By
Siti Novalda Rigayo, Diah Gustiniati M, Dona Raisa Monica
Email : sitinovaldarigayo@gmail.com

The trade of humans or known as human trafficking currently becomes a matter of


debate both in the regional and global levels and it is assumed as a form of
modern slavery. The problems of this research are formulated as follows: what is
the judges' basic considerations in imposing minimum penalty to perpetrators of
human trafficking? and have the court's decision on human trafficking case
fulfilled the substantive sense of justice? This research used normative and
empirical approaches. The data in this research were divided into two sources:
primary data and secondary data. The data were collected and then analyzed
qualitatively with an inductive approach. The results of this research showed that
there were some alleviating facts like, the defendant has never been violated the
law before and the defendant has already regretted his criminal actions. While the
incriminating fact was that the defendant's intention to recruit women for the
purpose of sexual exploitation. The verdict has met the sense of substantive
justice, because it has fulfilled tha requirements of two thirds of the prosecutor’s
demands. The penalty should be impose in accordance with the major or minor of
the mistakes/destructions, because the criminal actions of human trafficking can
harm women as victims. In this research, it is suggested that the panel of judges
who deal with the case of human trafficking should further improve the criminal
sanction, since the crime of human trafficking belongs to an extraordinary crime
which requires extraordinary handling as well, regardless how the perpetrator
has shown his regrets for what he has done.

Keywords: Basic Judges' Considerations, Criminal Minimum Arrangement,


Human Trafficking Crime.
I. PENDAHULUAN Women (GAATW) di Thailand tahun
1994.3
Perdagangan orang atau dikenal dengan
istilah human trafficking akhir-akhir ini Berbicara tentang trafficking, maka
muncul menjadi suatu masalah yang korban yang paling rentan adalah
banyak diperdebatkan baik dari tingkat perempuan, terutama dari keluarga
regional maupun global dan dikatakan kurang mampu, perempuan dari
sebagai bentuk perbudakan masa kini. pedesaan, dan perempuan yang putus
Sebenarnya perdagangan manusia sekolah dan sedang mencari pekerjaan.
bukanlah hal yang baru, namun Berbagai latar belakang dapat di kaitkan
beberapa tahun belakangan ini, masalah dengan meningkatnya masalah
ini muncul ke permukaan dan menjadi perdagangan perempuan, seperti :
perhatian tidak saja pemerintah lemahnya penegakan hukum, peran
Indonesia, namun juga telah menjadi pemerintah dalam penanganan maupun
masalah transnasional. Saat ini minimnya informasi tentang trafficking.
kejahatan perdagangan orang Perdagangan wanita (woman
merupakan kejahatan dengan bentuk trafficking) terjadi dalam berbagai
dan modus operandi yang sangat bentuk. Di Indonesia terdapat
kompleks karena terkait dengan bentuk- pengakuan bahwa bentuk-bentuk
bentuk kejahatan baru, seperti white perburuhan eksploitasi sektor informal,
collar crime, organized crime, dan perekrutan untuk industri seks,
transnational crime.1 perbudakan berkedok pernikahan yang
sebelumya telah ada dan diterima
Fenomena tentang perdagangan orang masyarakat. Mengingat banyaknya
telah ada sejak tahun 1949, yaitu sejak kasus yang terjadi di Indonesia muncul
ditandatanganinya Convention on pertanyaan apakah pemerintah sudah
Traffic In Person.2 Hal ini berkembang mengantisipasi permasalahan tersebut
ketika banyak laporan tentang dan upaya-upaya apa yang sudah dan
terjadinya tindakan perdagangan orang akan dilakukan.
pada Beijing Plat Form Action yang
dilanjutkan dengan Convention on Salah satu perkara tindak pidana
Elimination of All From of perdagangan orang dalam Putusan
Discrimination Agaisnt Women Nomor 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
(CEDAW) dan telah diratifikasi oleh dengan terdakwa Ratih Wulandari
Indonesia dengan Undang-Undang Paramita Alias Uli Binti Ade Kasim
Nomor 7 Tahun 1984 tentang yang melakukan Tindak Pidana
Penghapusan Segala Bentuk Perdagangan Orang yang mana korban
Diskriminasi terhadap Perempuan. adalah Meliyana Fathin Binti Nurhalim
Kemudian dipertegas dalam agenda (Alm) yang sedang membutuhkan uang
Global Alliance Against Traffic in karna adanya masalah ekonomi. Jaksa
Penuntut Umum menyatakan bahwa
1
Mahrus Ali dan bayu Aji Pramono, terdakwa telah terbukti secara sah dan
Perdagangan Orang; Dimensi, Instrumen meyakinkan menurut hukum bersalah
Internasional dan Pengaturannya di indonesia, melakukan tindak pidana “Perdagangan
Citra Aditya Bakti, Bandung, 2011, hlm. Vii.
Dalam Buku Dr. Maroni, S.H., M.H., Tindak
Orang” sebagaimana diatur dan
Pidana Khusus Diluar KUHP, Justice Publisher, diancam hukum dalam Pasal 2 ayat (1)
Bandar Lampung, 2015, hlm 185.
2
Farhana, Aspek Hukum Perdagangan Orang Di
3
Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2010, hlm. 14 Ibid
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 perdagangan orang pada Putusan
tentang Pemberantasan Tindak Pidana No. 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK?
Perdagangan Orang. b. Apakah putusan pengadilan
terhadap pelaku tindak pidana
Jaksa Penuntut Umum menuntut agar perdagangan orang pada Putusan
majelis hakim menjatuhkan pidana No. 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
terhadap Terdakwa berupa pidana telah memenuhi rasa keadilan
selama 5 (lima) tahun 6 (enam) bulan substantif?
dan denda sebesar Rp 200.000.000,00
(dua ratus juta rupiah) Subsidair pidana Penelitian Hukum merupakan suatu
kurungan selama 4 (empat) bulan, kegiatan ilmiah, yang di dasarkan pada
sedangkan Majelis Hakim menjatuhkan metode, sistematika dan pemikiran
pidana terhadap terdakwa yaitu pidana tertentu yang bertujuan untuk
penjara 3 (tiga) tahun 8 (delapan) bulan mempelajari satu atau beberapa gejala
denda Rp 200.000.000,00 (dua ratus hukum tertentu dengan cara
juta rupiah) dengan ketentuan apabila menganalisannya. 4 Pendekatan masalah
pidana denda tersebut tidak dibayar yang digunakan dalam penelitian ini
maka diganti dengan pidana kurungan yaitu dengan cara pendekatan yuridis
selama 1 bulan. normatif dan yuridis empiris.
Narasumber yang diperlukan dalam
Kesenjangan yang terjadi dalam putusan penelitian ini adalah Hakim Pengadilan
tersebut adalah seharusnya terdakwa Negeri IA Tanjung Karang dan Dosen
dihukum dengan sanksi pidana bagian Hukum Pidana Fakultas Hukum
maksimal, sebagaimana diatur dalam Universitas Lampung. Analisis data
Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor yang dipergunakan dalam penelitian ini
21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan adalah analisis kualitatif, yaitu analisis
Tindak Pidana Perdagangan Orang yang yang dilakukan dengan cara
menyebutkan sanksi pidana maksimal menguraikan data dalam bentuk kalimat
adalah 15 (lima belas) tahun, tetapi pada yang tersusun secara sistematis, jelas
kenyataannya terdakwa hanya dipidana dan terperinci.
selama 3 (tiga) tahun 8 (delapan) bulan.
II. PEMBAHASAN
Berdasarkan uraian di atas maka penulis
akan melakukan kajian dan penelitian A. Dasar Pertimbangan Hakim
yang berjudul : Analisis Dasar dalam Penjatuhan Pidana
Petimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Minimum Terhadap Pelaku
Pidana Minimum Terhadap Pelaku Tindak Pidana Perdagangan
Tindak Pidana Perdagangan Orang Orang pada Putusan Nomor
(Studi Putusan Nomor 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK).
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat Putusan hakim merupakan mahkota dan
dirumuskan permasalahan sebagai pucak dari suatu perkara yang sedang
berikut : diperiksa dan diadili oleh hakim
a. Apakah yang menjadi dasar tersebut. Oleh karena itu, tentu saja
pertimbangan hakim dalam hakim dalam membuat putusan harus
penjatuhan pidana minimum memperhatikan segala aspek
terhadap pelaku tindak pidana
4
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian
Hukum, Jakarta, Rineka Cipta, 2003, hlm. 43
didalamnya, mulai dari perlunya kehati- (strafuitsluitingsgrondery). Hukum
hatian, dihindari sedikit mungkin pidana formil berkaitan dengan acara
ketidakcermatan, baik yang bersifat pemeriksaan perkara pidana dan
formal maupun materiil sampai dengan kekuatan pembuktian atas suatu tindak
adanya kecakapan teknik membuatnya. pidana. Sedangkan landasan nonyuridis
Jika hal-hal negatif tersebut dapat berkaitan dengan aspek sosiologis (latar
dihindari, tentu saja diharapkan dalam belakang kehidupan, keadaan keluarga,
diri hakim hendak lahir, tumbuh dan pendidikan,ekonomi, dan lingkungan
berkembang adanya sikap atau sifat masyarakat), aspek psikologis (bekaitan
kepuasan moral jika kemudian putusan dengan kepribadian dan kejiwaan), serta
yang dibuatnya itu dapat menjadi tolak aspek kriminologis (berkaitan dengan
ukur untuk perkara yang sama, atau sebab-sebab kejahatan yang dilakukan.
dapat menjadi bahan referensi bagi
kalangan teoritis maupun praktisi Berdasarkan hasil wawancara Jhony
hukum serta kepuasan nurani tersendiri Butar-Butar, ditinjau dari perspektif
jika putusannya dikuatkan dan tidak hukum pidana, perdagangan orang
dibatalkan pengadilan yang lebih adalah perbuatan yang menyimpang
tinggi. 5 terhadap hak asasi manusia seseorang,
dengan pemenuhan unsur-unsur :
Jhony Butar-Butar dan Noerista pertama, perbuatan tersebut merupakan
Suryawati, hakim Pengadilan Negeri perbuatan melawan hukum, baik dalam
Kelas IA Tanjung Karang tersebut, pengertian formil maupun materil,
bahwa yang menjadi dasar kedua, salah satu pihak adalah pihak
pertimbangan hakim dalam yang di untungkan dan pihak lain
menjatuhkan perkara pada Putusan dirugikan.6
Nomor 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
yaitu, penjatuhan pidana penjara Sanksi pidana yang dijatuhkan terhadap
terhadap pelaku tindak pidana terdakwa dalam Putusan Nomor
perdagangan orang berdasarkan pada 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
landasan yurudis dan nonyuridis. dilaksanakan dengan pertimbangan
Landasan yuridis didasarkan pada bahwa pelaku sebagai subjek hukum
ketentuan hukum pidana materiil dan telah cakap atau mampu dalam
hukum pidana formil. Hukum pidana melakukan perbuatan melawan hukum.
materiil yang dimaksud adalah adanya Pelaku harus mempertanggungjawabkan
unsur-unsur delik atau unsur-unsur tindak pidana perdagangan orang yang
tindak pidana yang dilanggar. Unsur- ia lakukan karena unsur kesengajaan,
unsur tindak pidana dalam arti luas yaitu pelaku melakukan tindak pidana
terdiri dari unsur subjektif (dilakukan perdagangan orang mengetahui bahwa
dengan sengaja atau kelapaan), unsur perbuatannya bersifat melanggar hukum
objektif (adanya perbuatan, dan dengan sengaja melakukan
menimbulkan akibat, keadaan-keadaan, perbuatan tersebut, maka ia harus
sifat dapat dihukum dan sifat melawan mempertanggungjawabkan perbuatan
hukum) dan adanya kemampuan tersebut di sepan hukum.
bertanggungjawab serta tidak adanya
alasan penghapus pidana
6
Hasil wawancara dengan Jhony Butar-Butar,
5
Lirik Mulyadi, Penerapan Putusan Hakim Hakim Pengadilan Negeri Tanjung Karang
pada Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Jakarta, Kelas I A Tanjung Karang, Kamis 26 Oktober
Ikahi, 2007, hlm. 25 2017
Menurut Heni Siswanto, motif utama kepada korban, namun apa yang
terjadinya perdagangan orang adalah dilakukan Terdakwa telah memenuhi
faktor ekonomi, karena tiga kejahatan unsur tindak pidana perdagangan orang
terbesar di dunia adalah kejahatan yang yaitu perekrutan dan penjualan manusia
berbau perdagangan yaitu yang pertama dengan tujuan ekspolitasi seksual.
adalah perdagangan narkotika, kedua Majelis Hakim dalam pemeriksaan di
perdagangan senjata (penyelundupan persidangan, menemukan bahwa unsur
senjata), dan yang terakhir adalah di Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang No.
perdagangan orang. Manusia yang 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
menjadi korban perdagangan orang Tindak Pidaan Perdagangan orang telah
tidaklah di anggap sebagai manusia terpenuhi seluruhnya. Dengan
melainkan sebagai komuditas/barang terpenuhinya seluruh unsur tindak
dagangan yang bisa diperjualbelikan, pidana tersebut, maka perbuatan
dipinjamkan, disewakan dan Terdakwa telah terbukti secara sah dan
digadaikan. Sama halnya yang terjadi meyakinkan sebagaimana Dakwaan
pada kasus dengan Nomor Perkara Penuntut Umum.
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK, motif
utama adalah masalah ekonomi yang Menurut Noerista Suryawati, korban
dialami oleh korban.7 adalah orang yang meminta pekerjaan
dan menyanggupi pekerjaan yang
Pada kasus dengan Nomor Perkara diberikan kepada korban yaitu melayani
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK dengan persetubuhan dengan imbalan uang.
Terdakwa Ratih Wulandari Paramita Selain itu, terdakwa bukanlah seorang
Alias Uli Binti Ade Kasim ini terjadi residive dan terdakwa juga menyesali
ketika Korban yang bernama Meliyana perbuatannya. Sehingga hal ini menjadi
Fatihin Binti Nurhalim (Alm) meminta alasan peringan bagi terdakwa karena
pekerjaan dikarnakan masalah ekonomi tidak adanya paksaan secara fisik dan
yang menghimpitnya pada saat itu, non fisik yang dilakukan kepada
sehingga korban meminta kepada korban. Hal ini tercantum dalam Pasal
temannya Saksi Chenika Putri untuk 197 Huruf f yang berbunyi : pasal
mencarikan pekerjaan dan peraturan perundang-undangan yang
memperkenalkan korban kepada menjadi dasar pemidanaan atau
terdakwa. Tanpa adanya paksaan, tindakan dan pasal peraturan
korban menyetujui pekerjaan yang perundang-undangan yang menjadi
diberikan kepada korban oleh terdakwa dasar hukum dari putusan disertai
yaitu melayani persetubuhan karena keadaan yang memberatkan dan
adanya imbalan uang. Dalam hal ini, meringankan terdakwa.8
terdakwa telah melakuakan perekrutan
terhadap korban untuk tujuan Menurut Jhony Butar-Butar, hakim
eksploitasi meskipun tidak adanya memiliki kebebasan dalam memeriksa
paksaan secara fisik maupun non fisik dan mengadili suatu perkara dan tidak
kepada korban. ada satu pihak pun yang dapat
menginterpensi hakim dalam
Meskipun tidak ada paksaan secara fisik menjalankan tugasnya. Hakim dalam
dan non fisik yang dilakukan terdakwa menjatuhkan putusan harus

7 8
Hasil wawancara dengan Heni Siswanto, Hasil wawancara dengan Noerista Suryawati,
Dosen Fakultas Hukum UNILA bagian Hukum Hakim Pengadilan Negeri Kelas I A Tanjung
Pidana, Kamis 2 November 2017 Karang, Kamis 26 Oktober 2016
mempertimbangkan banyak hal, baik itu Penulis menambahkan, bahwa putusan
berkaitan dengan perkara yang sedang yang dijatuhkan kepada terdakwa terlalu
diperiksa, tingkat perbuatan, dan ringan. Apabila hakim telah mempunyai
kesalahan yang dilakukan pelaku, keyakinan yang pasti bahwa perbuatan
kepentingan pihak korban, keluarganya, terdakwa adalah perbuatan yang
dan rasa keadilan masyarakat. Putusan melanggar ketentuan Pasal 2 Ayat (1)
hakim bukanlah semata-mata Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007
didasarkan pada ketentuan yuridis saja, tentang Pemberantasan Tindak Pidana
melainkan juga didasarkan pada hati Perdagangan Orang , seharusnya hakim
nurani. 9 dapat memberi putusan yang lebih
tinggi dari dakwaan Jaksa Penuntut
Penulis menganalisa bahwa penulis Umum.
tidak sependapat dengan putusan hakim
terhadap terdakwa dengan pidana Menurut Noerista Suryawati, ada
selama 3 (tiga) tahun (8) delapan bulan beberapa golongan orang yang oleh
dan denda Rp 200.000.000,00 (dua ratus hukum positif telah dinyatakan tidak
juta rupiah). Responden menjelaskan cakap atau kurang cakap untuk
bahwa Majelis Hakim Pengadilan bertindak sendiri dalam melakukan
Negeri Kelas IA Tanjung Karang telah perbuatan-perbuatan hukum, tetapi
tepat dalam menjatuhkan vonis penjara mereka harus diwakili dan dibantu
selama 3 (tiga) tahun 8 (delapan) bulan orang lain. Mereka yang oleh hukum
dan denda Rp 200.000.000,00 (dua ratus dinyatakan tidak cakap untuk
juga rupiah). Penulis berpendapat melakukan sendiri perbuatan hukum
bahwa putusan yang dijatuhkan Majelis ialah orang yang masih dibawah umur
hakim Pengadilan Negeri Kelas IA atau belum dewasa dan orang yang
Tanjung Karang yang mengadili tidak sehat pikirannya (gila). Dengan
Terdakwa Ratih Wulandari Paramita demikian maka selain dua kelompok
Alias Uli Binti Ade Kasim terlalu tersebut maka setiap orang dapat/cakap
ringan. Apabila kita melihat isi putusan melakukan perbuatan melawan hukum
Pengadilan Negeri Kelas Ia Tanjung serta dapat dimintai pertanggung-
Katang dengan Nomor jawabannya.10
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK pada
kasus yang dialami terdakwa dalam Pelaku Tindak Pidana Perdagangan
permasalahan ini, dimana terdakwa Orang dalam Putusan Pengadilan
melakukan perekrutan terhadap korban Nomor 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
Meliyana Binti Nurhalim (Alm) yang dengan Terdakwa Ratih Wulandari
sedang mengalami permasalahn Paramita Alias Uli Binti Ade Kasim
ekonomi dengan tujuan eksploitasi telah secara sah dan meyakinkan
seksual dimana korban di pertemukan melakukan tindak pidana “perdagangan
dengan laki-laki yang akan menerima orang” yang mana terdakwa merekrut
jasa persetubuhan. Meskipun terdakwa Korban Meliana Fathin Binti Nurhalim
tidak melakukan pemaksaan terhadap (alm) sehingga Majelis Hakim
korban, namun terdakwa mengetahui Pengadilan Negeri Tanjung Karang
bahwa apa yang ia lakukan dapat menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa
melanggar ketentuan hukum. Ratih Wulandari Paramita Alias Uli

9 10
Hasil wawancara dengan Jhony Butar-Butar Hasil wawancara dengan Noerista Suryawati.
Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung
Karang, Kamis 26 Oktober 2017 Karang.Kamis 26 Oktober 2017
Binti Ade Kasim dengan pidana penjara statusnya dan sekaligus dapat
selama 3 (tiga) tahun 8 (delapan) bulan mempersiapkan langkah berikutnya
dan dengan denda sebesar Rp terhadap putusan tesebut dalam arti
200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dapat berupa menerima putusan,
subsidair kurungan selama 1 bulan melakukan upaya hukum banding, atau
kurungan penjara. kasasi, melakukan grasi dan
sebagainya. 12
Sanksi pidana terhadap pelaku Tindak
Pidana Perdagangan Orang dalam Menurut Jhony Butar-Butar, hakim
Putusan Nomor dalam menjatuhakan putusan harus
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK sesuai mempertimbangkan banyak hal, baik itu
dengan teori bahwa terdapat hal-hal yang berkaitan dengan perkara yang
yang menyebabkan seseorang tidak sedang diperiksa, tingkat perbuatan, dan
dapat dipidana, dengan beberapa alasan kesalahan yang dilakukan pelaku,
yaitu: kepentingan pihak korban, keluarganya,
a. Alasan pembenar, yaitu alasan yang dan rasa keadilan masyarakat. Terkait
menghapuskan sifat melawan hakim yang menjatuhi pidana minimum
hukumnya perbuatan, sehingga apa terhadap terdakwa yang melakukan
yang dilakukan oleh terdakwa lalu perdagangan orang, menurut penulis
menjadi perbuatan yang patut dan pemidanaan terhadap pelaku tindak
benar. pidana perdagangan orang harus lebih
b. Alasan pemaaf, yaitu alasan yang dioptimalkan sehingga memberikan
menghapuskan kesalahan terdakwa, efek jera kepada pelakunya dan sebagai
perbuatan yang dilakuakan oleh pembelajaran bagi pihak lain yang
terdakwa tetap bersifat melawan berpotensi melakukan tindak pidana
hukum jadi merupakan perbuatan perdagangan orang agar tidak
pidana, tetapi dia tidak dipidana melakukan hal tersebut, mengingat
karna tidak mempunyai kesalahan. tindak pidana perdagangan orang dapat
c. Alasan penghapusan penuntutan, merugikan korban baik dari segi mental
disini masalahnya bukan ada alasan maupun segi fisik, sehingga
pembenar maupun alasan pemaaf, pemberantasan tindak pidana
jadi tidak ada pikiran mengenai sifat perdagangan orang di Indonesia
perbuatan, tetapi pemerintah menjadi lebih maksimal.
menganggap bahwa atas dasar
utilitas/kemanfaatan kepada B. Penjatuhan Pidana Minimum
masyarakat, sebaliknya tidak Bagi Pelaku Tindak Pidana
11
diadakan penuntutan. Perdagangan Orang dalam
Putusan No.
Putusan hakim atau putusan pengadilan 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
merupakan aspek penting dan terhadap Keadilan Substantif.
diperlukan untuk menyelesaikan
perkara pidana. Dengan demikian dapat Majelis Hakim Pengadilan Negerti
dikatakan bahwa putusan hakim di satu Kelas IA Tanjung Karang dalam
pihak berguna bagi terdakwa guna Putusan Nomor : 1218/PID.SUS/2016/
memperoleh kepastian hukum tentang PN.TJK menjatuhkan sanksi pidana
terhadap Terdakwa Ratih Wulandari
11
Moeljatno, Perbuatan Pidana dan
Pertanggung Jawaban Dalah Hukum Pidana,
12
Bina Aksara, Jakarta, 2003, hlm. 47 Ibid., Lirik Mulyandi, hlm. 120
Paramita Alias Uli Binti Ade Kasim pungan, pengiriman, pemindahan, atau
dengan pidana penjara semala 3 (tiga) penerimaan seseorang dengan ancaman
tahun 8 (delapan) bulan dan denda kekerasan, penggunaan kekerasan,
sebesar Rp 200.000.000,00 (dua ratus penculikan, penyekapan, pemalsuan,
juta rupiah) dengan ketentuan apabila penipuan, penyalahgunaan kekuasaan
denda tidak dibayar dapat diganti atau posisi rentan, penjeratan utang atau
dengan kurungan selama 1 (satu) bulan. memberi bayaran atau manfaat,
walaupun memperoleh persetujuan dari
Hakim dalam membuat putusan harus orang yang memegang kendali atas
memperhatikan segala aspek di orang lain tersebut, baik yang dilakukan
dalamnya, yaitu mulai dari perlunya di dalam negara maupun antar negara,
kehati-hatian serta dihindari sedikit untuk tujuan mengekspolitasi orang
mungkin ketidakcermatan, baik bersifat tersebut di wilayah Negara Republik
formal maupun materiil sampai dengan Indonesia, dipidana dengan pidana
adanya kecakapan teknik dalam penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan
membuatnya. Hakim yang cermat dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan
hati-hati dalam merumuskan pidana denda paling sedikit Rp
putusannya tersebut akan menghasilkan 120.000.000,00 (seratus dua puluh juta
putusan yang benar-benar berlandaskan rupiah) dan paling banyak Rp
pada keadilan dan memenuhi aspek 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).”
kepastian hukum.
Menurut penulis, keadilan substantif
Menurut Jhony Butar-Butar, hakim tidak bisa di ukur dari orang perorangan
dalam hal ini melihat bahwa terdakwa karena melihat dari segi keadilan
masih memiliki rasa penyesalan atas menurut terdakwa belum tentu adil
apa yang ia perbuat. Selain itu, menurut korban dan keluarga korban
terdakwa juga belum pernah dihukum perdagangan orang karena sifatnya
sebelumnya atas tindak pidana apapun. subyektif. Hakim dalam memutus
Hal ini menjadi alasan peringan yang pekara juga harus melihat sisi keadilan
dipertimbangkan hakim dalam menurut korban tidak hanya melihat
menjatuhkan putusan pidana terhadap dari sisi keadilan menurut terdakwa.
Terdakwa Ratih Wulandari Paramita Adil menurut terdakwa belum tentu adil
Alias Uli Binti Ade Kasim dalam menurut korban. Perdagangan orang
Perkara Nomor 1218/PID.SUS/2016/ adalah kejahatan kemanusiaan yang
PN.TJK. dapat memberikan efek negatif secara
jangka panjang. Trauma yang di alami
Jhony Butar-Butar melanjutkan, putusan oleh korban akan sulit di sembuhkan,
pengadilan tersebut sudah sesuai dengan sehingga hal tersebut seharusnya
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 menjadi pertimbangan hakim untuk
tentang Pemberantasan Tindak Pidana memberikan hukuman maksimal
Perdagangan Orang13. Sebagaimana terhadap terdakwa perdagangan orang.
pada Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Namun kembali lagi kepada kebebasan
Nomor 21 Tahun 2007 menyebutkan : hakim dalam memutus suatu perkara,
“Setiap orang yang melakukan terdapat tiga esensi yang terkandung
pengrekrutan, pengangkutan, penam- dalam kebebasan kehakiman dalam
melaksanakan kekuasaan kehakiman,
13
Hasil wawancara dengan Jhony Butar-Butar, yaitu:
Hakim Pengadilan Negeri Kelas IA Tanjung
Karang Kamis 26 Oktober 2017
1. Hakim hanya tunduk pada hukum Setiap pelaku yang terbukti melakukan
dan keadilan; tindak pidana perdagangan orang harus
2. Tidak seorangpun termasuk mempertanggungjawabkan perbuatan-
pemerintah dapat mempengaruhi nya didepan hukum dan mendapatkan
atau mengarahkan putusan yang pidana maksimal sesuai dengan
akan dijatuhkan oleh hakim; ketentuan undang-undang. Seorang
3. Tidak ada konsekuensi terhadap yang melanggar hukum harus
pribadi hakim dalam menjalankan mempertanggungjawabkan perbuatan-
tugas dan fungsi yuridisnya. nya sesuai dengan aturan hukum.
Pemidanaan kepada pelaku bertujuan
Melihat dari ketiga hal tersebut, penulis untuk mencapai perbaikan kepada
menganalisis bahwa hakim memiliki pelaku sebagai tujuan pemidanaan
kebebasan untuk memutus perkara yang adalah jika suatu tindak pidana diancam
sedang ditangani. Tidak seorangpun dengan pidana pokok secara relatif,
dapat mempengaruhi putusan yang di maka penjatuhan pidana pokok yang
berikan oleh hakim, baik itu lebih ringan harus lebih diutamakan,
pemerintah, badan hukum maupun apabila hal itu dipandang telah sesuai
perorangan. Putusan hakim bersifat dan dapat menunjang tercapainya tujuan
mengikat bagi pihak-pihak yang pemidanaan.
berperkara terutama terdakwa yang
harus menjalani hukuman pidana Penjatuhan saksi pidana merupakan hal
penjara maupun denda yang telah yang paling penting dipertimbangkan
diputuskan oleh hakim. Selain itu, hakim, karena menyangkut
apabila hakim melakukan kesalahan kepentingan-kepentingan yang berbeda
terhadap putusan yang diberikan, maka dengan sanksi perdata atau administrasi,
tidak ada konsekuensi terhadap pribadi yang hanya berkenaan dengan sifat-sifat
hakim dalam menjalankan tugasnya kebendaan. Pembebanan pidana harus
karena apa yang telah diputus oleh diusahakan agar sesuai dan seimbang
hakim, melihat adanya dakwaan dari dengan nila-nilai kesadaran hukum,
Jaksa Pununtut Umum sehingga hakim nilai-nilai mana yang bergerak menurut
hanya menjalankan fungsinya untuk perkembangan, waktu dan keadaan
memutus perkara tersebut. yang mewajibkan pengenaan suatu
nestapa yang istimewa sifatnya, sebagai
Menurut Heni Siswanto, penjatuhan suatu reaksi terhadap aksi dalam
sanksi pidana terhadap terdakwa yang penjatuhan pidana. 14
melakukan tindak pidana perdagangan
orang tidak harus serta-merta dijatuhi Berdasarkan uraian di atas, Putusan
pidana yang ringan atau pidana Nomor : 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK
minimum. Tindak pidana perdagangan sudah memenuhi keadilan substantif,
orang adalah tindak pidana yang dimana putusan yang dijatuhkan kepada
disengaja dan dapat merugikan banyak terdakwa sudah sesuai dengan Pasal 2
orang terutama orang-orang yang Ayat (1) Undang-Undang tentang
memiliki tingkat ekonomi rendah, sudah Pemberantasan Tindak Pidana
seharusnya Majelis Hakim lebih Perdagangan Orang. Namun, penulis
meningkatkan hukuman sanksi pidana setuju dengan pendapat Heni Siswanto
walaupun terdakwa tersebut telah
menyesali apa yang ia perbuat. 14
Ahmad Rifai. Penemuan Hukum oleh Hakim
dalam Perspektif Hukum Progresif, Sinar
Grafika, Jakarta, 2010, hlm, 109
yakni bahwasannya sanksi pidana pada terdakwa, barang-barang bukti yang
Putusan Nomor : 1218/PID.SUS/2016/ ditemukan di persidangan,
PN.TJK kurang memenuhi rasa sedangkan aspek nonyuridis terdiri
keadilan. Sanksi pidana diberikan sesuai dari hal-hal yang memberatkan dan
dengan berat dan ringannya kesalahan meringankan. Hakim cenderung
yang dilakuakn, oleh karena tindak menggunakan teori ratio decidendi,
pidana perdagangan orang merupakan yaitu teori ini didasarkan pada
kejahatan luar biasa, sudah seharusnya landasan filsafat yang mendasar,
pemidanaan nya juga harus secara luar yang mempertimbangkan segala
biasa, sehingga tidak bertentangan aspek yang berkaitan dengan pokok
dengan rasa keadilan masyarakat yang perkara yang disengketakan,
mengharapkan pemberantasan tindak kemudian mencari peraturan
pidana perdagangan orang. perundang-undangan yang relevan
dengan pokok perkara yang
Majelis Hakim seharusnya dapat disengketakan sebagai dasar hukum
menjatuhkan sanksi pidana yang dalam penjatuhan putusan, serta
maksimal, karena tindak pidana pertimbangan hakim harus
perdaganngan orang merupakan didasarkan pada motivasi yang jelas
kejahatan luar biasa (extraordinary untuk menegakkan hukum dan
crime) yang sudah seharusnya memberikan keadilan bagi para
penanganan perkara dilakukan secara pihak yang berperkara. Selain
luar biasa juga. Penjatuhan pidana menggunakan teori ratio decidendi,
maksimal terhadap pelaku tindak pidana tampaknya Majelis Hakim juga
perdagangan orang dapat memberikan menggunakan teori kebijakan,
efek jera terhadap pelaku tindak pidana karena teori ini menekankan bahwa
perdagangan orang lainnya untuk pemerintah, masyarakat, keluarga
berhenti melakukan perdagangan orang, dan orang tua ikut bertanggung
karena perdagangan orang merupakan jawab untuk membimbing,
kejahatan kemanusiaan yang membina, mendidik dan melindungi
menimbulkan efek negatif yang di terdakwa yang terbilang masih
derita korban baik efek negatif yang muda agar kelak dapat menjadi
menyerang jasmani maupun rohani manusia yang lebih baik dan
korban. berguna bagi keluarga dan
masyarakat.
III. PENUTUP 2. Putusan hakim terhadap pelaku
tindak pidana perdagangan orang
A. Simpulan dalam Putusan Nomor:
Berdasarkan hasil penelitian dan 1218/PID.SUS/2016/PN.TJK sudah
pembahasan maka dapat disimpilkan memenuhi rasa keadilan substantif,
sebagai berikut: karena berdasarkan ilmu
1. Dasar pertimbangan hakim dalam pengetahuan, putusan hakim telah
penjatuhan pidana bagi pelaku memenuhi syarat yakni dua pertiga
tindak pidana perdagangan orang dari tuntutan jaksa yaitu 3 (tiga)
dalam Putusan Nomor: tahun 8 (delapan) bulan dari 5 (lima)
1218/PID.SUS/2016/PN.TJK terdiri tahun 6 (enam) bulan. Meskipun
dari aspek yuridis yaitu dakwaan keadilan substantif tidak bisa diukur
jaksa penuntut umum, tuntutan dari orang perorangan karena
pidana, keterangan saksi, keterangan melihat dari segi keadilan menurut
terdakwa belum tentu adil menurut DAFTAR PUSTAKA
korban.
Farhana, 2010. Aspek Hukum
B. Saran Perdagangan Orang Di
Saran dalam penelitian ini adalah Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika.
sebagai berikut:
1. Majelis hakim yang menangani Mahrus, Ali dan bayu Aji Pramono,
tindak pidana perdagangan orang di Perdagangan Orang; Dimensi,
masa yang akan datang diharapkan Instrumen Internasional dan
untuk lebih konsisten mengemban Pengaturannya di indonesia, Citra
amanat pemberantasan tindak Aditya Bakti, Bandung, 2011,
pidana perdagangan orang, dengan hlm. Vii. Dalam Buku Dr.
cara lebih cermat dan tepat dalam Maroni, S.H., M.H., Tindak
menjatuhkan putusan terhadap Pidana Khusus Diluar KUHP,
pihak-pihak yang terlibat baik Justice Publisher, Bandar
secara langsung maupun tidak Lampung, 2015, hlm 185.
langsung dalam terjadinya atau
mempermudah terlaksananya tindak Moeljatno, 2003. Perbuatan Pidana dan
pidana tersebut sesuai dengan berat Pertanggung Jawaban Dalah
dan ringannya kesalahan yang Hukum Pidana. Jakarta: Bina
dilakukan oleh pelaku. Aksara.
2. Hakim diharapkan untuk lebih
meningkatkan saksi pidana yang Mulyadi, Lirik. 2007. Penerapan
akan dijatuhkan, mengingat tindak Putusan Hakim pada Kekerasan
pidana perdagangan orang adalah Dalam Rumah Tangga, Jakarta,
tindak pidana luar biasa yang Ikahi.
memerlukan penanganan yang luar
biasa pula, walaupun pelaku telah Rifai, Ahmad. 2010. Penemuan Hukum
menunjukan rasa penyesalannya oleh Hakim dalam Perspektif
atas apa yang ia perbuat. Selain itu,
Hukum Progresif, Jakarta: Sinar
hakim dalam memutus suatu perkara
juga diharapkan untuk tidak terlalu Grafika.
berpatokan pada tuntutan jaksa yang
ada agar dapat memberikan saksi Soekanto, Soerjono. 2003. Pengantar
maksimal terhadap pelaku tindak Penelitian Hukum, Jakarta,
pidana perdagangan orang. Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai