Oleh :
Abstract
In any civil activity always bore legal consequences for the parties concerned. But
there are times when the parties are not able to carry out the legal consequences. So that
there arises a civil case that later settled in the district court where the legal events that
occurred. Starting from the existence of a lawsuit filed by the plaintiff, then the plaintiff and
defendant mutually upfront faced trial. From this civil proceedings conducted until the final
stage of the court decision.
dikalahkan. Pada asasnya suatu putusan itu Berdasarkan latar belakang yang
hanyalah mengikat para pihak yang telah diuraikan, maka permasalahan
berperkara dan tidak dapat mengikat pihak dirumuskan sebagai berikut :
ketiga (Pasal 1917 BW). Akan tetapi bila 1. Apakah putusan pengadilan yang
pihak ketiga hak-haknya dirugikan oleh berkekuatan hukum tetap selalu dapat
suatu putusan maka ia dapat mengajukan dieksekusi?
perlawanan terhadap putusan tersebut 2. Apakah yang menjadi prinsip hukum
(Pasal 378 RV). bagi pihak ketiga dalam melakukan
Perlawanan ini diajukan pada Hakim upaya hukum perlawanan terhadap
yang menjatuhkan putusan yang dilawan itu putusan yang berkekuatan hukum tetap?
dengan menggugat para pihak yang 3. Apakah pihak ketiga dapat menjadi
bersangkutan dengan acara biasa (Pasal 379 pelawan atas putusan pengadilan
RV). Pihak ketiga yang hendak mengajukan berkekuatan hukum tetap terhadap
perlawanan terhadap suatu putusan tidak perkara perdata ?
cukup hanya mempunyai kepentingan saja,
Metode Penelitian
tetapi harus nyata-nyata telah dirugikan hak-
haknya. Penelitian merupakan suatu sarana
Apabila perlawanannya itu dikabulkan pokok dalam pengembangan ilmu
maka putusan yang dilawan itu diperbaiki pengetahuan maupun teknologi. Penelitian
sepanjang merugikan pihak ketiga ( Pasal memiliki tujuan untuk mengungkapkan
382 RV). Istilah asli yang dipergunakan kebenaran secara sistematis, metodologis
dalam HIR atau Rv adalah ”verzet”. Apabila dan konsisten, termasuk penelitian hukum.
yang mengajukan pihak ketiga, dia Penelitian hukum berbeda dengan penelitian
dirangkai menjadi istilah ”Derden Verzet”. sosial karena hukum tidak termasuk kategori
Begitu juga dalam asli yang dirumuskan ilmu sosial. Ilmu hukum adalah sui generis2
dalam Pasal 195 ayat (6) HIR dipergunakan artinya hukum merupakan ilmu yang
istilah ”verzet”. Jika yang mengajukan salah mempunyai karakter sendiri.
satu pihak yang bersengketa itu sendiri, Metode pendekatan masalah yang
dirangkai menjadi ”Partai Verzet”. Akan digunakan, adalah pendekatan Perundang-
tetapi perangkaian dimaksud hanya untuk undangan (statute approach), yaitu suatu
membedakan kapasitas atau kedudukan pendekatan yang dilakukan dengan segala
pihak yang mengajukan perlawanan. Sedang
dalam praktek, secara umum disebut saja 2 Philipus M. Hadjon, Tatik Sri Djatmiati, 2005,
Argumentasi Hukum, GajahMadaUniversity
verzet. Press, Yogyakarta, hal. 1.
menyebabkan ada yang merasa tidak puas a. Karena tindakan itu tidak sesuai
atas putusan tersebut. Oleh karenanya demi dengan hukum pada hal sesuai
keadilan setiap putusan pengadilan dengan prinsip rule of law semua
hendaknya dapat dilakukan pemeriksaan tindakan Hakim mesti sesuai dengan
ulang sehingga kekeliruan terhadap putusan hukum (accordance with the law).
atau putusan yang memihak (subjektif) b. Tindakan hakim yang mengabulkan
dapat diperbaiki sehingga dapat memenuhi melebihi dari yang dituntut, nyata-
rasa keadilan para pihak pencari keadilan.11 nyata melampui batas wewenang
Pada prinsipnya setiap putusan yang diberikan Pasal 178 ayat (3)
pengadilan tidak diperkenankan HIR kepadanya, pada hal sesuai
mengabulkan melebihi tuntutan yang dengan prinsip rule of law siapa pun
dikemukakan dalam gugatan. Larangan ini tidak boleh melakukan tindakan yang
disebut ultra petitum partium. Hakim yang melampui batas wewenangnya.13
mengabulkan melebihi posita maupun
petitum gugatan, dianggap telah melampui Putusan judex facti yang didasarkan
batas wewenang atau ultra vires yakni pada petitum subsidair yang berbentuk ex
bertindak melampui wewenangnya. Apabila aequo et bono dapat dibenarkan asal masih
putusan mengandung ultra petitum harus dalam kerangka yang sesuai masing-masing
dinyatakan cacat (invalid) meskipun hal itu dirinci satu persatu, tindakan hakim yang
dilakukan hakim dengan itikad baik (good mengabulkan sebagian petitum primair
faith) maupun sesuai dengan kepentingan dianggap tindakan yang melampui batas
umum (public interest).12 wewenang maka dari itu tidak dibenarkan.
Mengadili dengan cara mengabulkan Hakim tidak dibenarkan menggunakan
melebihi dari apa yang digugat, dapat kebebasan cara mengadili dengan jalan
dipersamakan dengan tindakan yang tidak mengabulkan petitum premair atau
sah (ilegal) meskipun dilakukan dengan mengambil sebagian dari petitum subsidair.
itikad baik. Oleh karena itu hakim yang Apalagi mengabulkan sesuatu yang sama
melanggar prinsip ultra petitum sama sekali tidak diajukan dalam petitum nyata-
dengan pelanggaran terhadap prinsip rule of nyata melanggar asas ultra petitum oleh
law : karena itu harus dibatalkan.
putusan dengan putusan verstek oleh hakim, hadirnya tergugat14. Verzet dilakukan oleh
para pihak dan pihak lain yang pihak yang kalah dalam gugatan biasanya
berkepentingan diberikan kesempatan untuk adalah si Tergugat. Dengan kata lain verzet
mengajukan upaya hukum. Dalam hal ini dalam Hukum Acara Perdata merupakan
Tergugat akan mengajukan upaya hukum suatu upaya hukum terhadap putusan
perlawanan (verzet). Adapun alasan verstek (putusan yang dijatuhkan diluar
diajukannya verzet ini antara lain, misalnya hadirnya Tergugat). Untuk menjatuhkan
karena Pengadilan Negeri tidak putusan verstek, Hakim harus
memperhatikan ketentuan Pasal 122 HIR memperhatikan ketentuan Pasal 125 HIR
tentang tenggang waktu pemanggilan hari terlebih dahulu. Sedangkan dasar hukum
sidang yaitu yang ditegaskan tidak boleh Verzet adalah Pasal 125 ayat 3 jo 129 HIR
lebih dari 3 hari kerja. dan 149 ayat 3 jo 153 RBg. Dalam Pasal
Dengan ditemukan adanya kekeliruan 125 ayat 3 / 149 ayat 3 RBg dinyatakan
dan kehilafan yang dilakukan oleh pihak bahwa : Jika gugatan diterima maka atas
Pengadilan Negeri, maka diharapkan hakim perintah ketua diberitahukan putusan itu
yang memeriksa perkara ini dapat kepada pihak yang dikalahkan serta
memperbaikinya dan menerima upaya diterangkan kepadanya bahwa ia berhak
hukum perlawanan (verzet) dari pihak mengajukan perlawanan terhadap putusan
Tergugat. Hal ini sangatlah berguna untuk tidak hadir itu kepada pengadilan negeri itu
melindungi pihak Tergugat yang beritikad dalam tempo dan dengan cara yang
baik (jujur) yang selalu ingin mewujudkan ditentukan dalam Pasal 153 RBg/ 129 HIR.
kebenaran dan keadilan dari upaya hukum Substansi dari Pasal 153 RBg / 129 HIR
yang telah diajukannya. Dengan demikian adalah mengenai tatacara perlawanan atau
diharapkan dengan diajukannya upaya verzet terhadap putusan verstek yaitu:
hukum perlawanan (verzet) ini hakim dapat a. Tergugat yang dikalahkan dengan
memperbaiki putusan tersebut dengan putusan verstek dan tidak menerima
seadil-adilnya. putusan itu dapat mengajukan
Secara umum istilah verzet diartikan perlawanan (verzet) terhadap putusan
perlawanan yang merupakan salah satu itu.
upaya hukum terhadap putusan. Verzet atau b. Jika putusan itu diberitahukan kepada
perlawanan merupakan upaya hukum tergugat sendiri, maka perlawanan
terhadap putusan yang dijatuhkan di luar (verzet) dapat diterima dalam 14 hari
16
sesudah pemberitahuan. Jika putusan termuat dalam Pasal 1917 KUHPdt .
itu tidak diberitahukan kepada tergugat Namun tidak tertutup kemungkinan ada
sendiri maka perlawan (verzet) masih pihak ketiga yang dirugikan oleh suatu
diterima pada hari ke -8 sesudah putusan pengadilan.
peneguran seperti yang tersebut dalam Tergugat sering mengajukan keberatan
Pasal 207 RBg/196HIR atau dalam hal atas penyitaan yang diletakkan terhadap
tidak hadir sesudah dipanggil dengan harta kekayaannya dengan dalih, barang
patut sampai pada hari ke -14 (RBg) yang disita adalah milik pihak ketiga. Dalil
atau ke 8 (HIR) sesudah dijalankan dan keberatan itu kebanyakan tidak
surat perintah seperti tersebut dalam dihiraukan pengadilan atas alasan, sekiranya
Pasal 208 RBg/197 HIR. barang itu benar milik pihak ketiga, dia
c. Perlawanan (verzet terhadap verstek dapat mengajukan keberatan melalui upaya
diajukan dan diperiksa putusan dengan derden verzet. Terhadap putusan tersebut,
cara biasa sama halnya dengan pihak yang dirugikan dapat mengajukan
gugatan perkara perdata). perlawanan (derden verzet) kepada Hakim
d. Ketika perlawanan telah diajukan Pengadilan Negeri yang memutus perkara
kepada ketua pengadilan negeri maka tersebut.
tertundalah pekerjaan menjalankan Pihak ketiga yang merasa dirugikan,
putusan verstek kecuali kalau telah menggugat para pihak yang berperkara
diperintahkan bahwa putusan itu dapat (Pasal 379 Rv). Apabila perlawanan tersebut
dijalankan walaupun ada perlawanan. dikabulkan maka terhadap putusan yang
e. Jika telah dijatuhkan putusan verstek merugikan pihak ketiga tersebut haruslah
untuk kedua kalinya maka diperbaiki (Pasal 382 Rv). Terhadap putusan
perlawannan selanjutnya yang perlawanan yang dijatuhkan oleh Hakim
diajukan oleh tergugat tidak dapat Pengadilan Negeri, dapat diajukan upaya
diterima. hukum banding, kasasi, dan peninjauan
Sedangkan yang dimaksud derden kembali.
verzet (Perlawanan Pihak Ketiga) Perlawanan dari pihak ketiga pada
merupakan upaya hukum atas penyitaan umumnya didasarkan atas hak milik. Yakni
milik pihak ketiga15. Memang pada azasnya barang yang disita itu sesungguhnya adalah
putusan pengadilan hanya mengikat para milik orang lain, dalam hal ini pihak ketiga
pihak yang berperkara sebagaimana yang tersebut. Mengenai hak milik diatur dalam
keadilan (to enforce the truth and memuat alasan-alasan putusan yang
enforce justice). dijadikan dasar untuk mengadili.
Dalam praktek, penyelesaian dengan Salah satu hal yang perlu diperhatikan
litigasi ini dilakukan dengan pengajuan dalam proses perkara ini adalah kehandalan
gugatan atau langsung eksekusi kepada para pihak atau kuasanya dalam
lembaga Pengadilan Negeri. Penanganan memformulasikan gugatan sehingga baik
perkara perdata di Pengadilan Negeri dapat subjek, objek, posita, maupun petitum
ditempuh dengan beberapa cara, antara lain gugatan sudah sesuai dengan hukum acara
melalui gugatan biasa sampai permohonan perdata yang berlaku. Dengan demikian,
eksekusi. adanya cacat formal dalam gugatan dapat
Bermula pada pengajuan gugatan biasa, dihindari sedini mungkin.
untuk mencapai suatu eksekusi atas putusan Yang tidak kalah pentingnya adalah
hakim dalam proses gugatan biasa pokok perkara itu sendiri. Pengadilan akan
diperlukan tiga tingkatan peradilan, yaitu : menilai pokok permasalahan tersebut secara
a) Tingkat Pertama / Pengadilan menyeluruh. Sebaliknya, jika penggugat
Negeri; dapat membuktikan dalil-dalil gugatannya
b) Tingkat Banding / Pengadilan yang mengakibatkan gugatannya
Tinggi, dan dikabulkan, masalah yang akan dihadapi
c) Tingkat Kasasi/Mahkamah Agung adalah upaya-upaya hukum banding, kasasi,
bahkan peninjauan kembali akan ditempuh
Proses perkara perdata di Pengadilan oleh tergugat.
Negeri dilakukan secara terbuka dan kedua Selanjutnya, jika putusan atas gugatan
belah pihak diperlakukan sama dan tidak tersebut mempunyai kekuatan hukum yang
memihak. Kedua belah pihak diberi tetap, atas permohonannya dapat dimintakan
kesempatan untuk memberi pendapatnya pelaksanaan eksekusi kepada Ketua
dan didengar keterangannya. Namun, setiap Pengadilan Negeri. Dalam tahapan eksekusi
argumen yang dikemukakan oleh para pihak jaminan atau harta kekayaan tergugat ini,
mengenai pokok sengketa tentunya harus tidak tertutup kemungkinan adanya
didukung oleh alat bukti yang ditentukan perlawanan dari tergugat sendiri atau pihak
menurut hukum acara perdata yang berlaku. ketiga.
Pada akhirnya setelah cukup proses jawab- Eksekusi putusan pengadilan pada
menjawab antara para pihak yang didukung hakikatnya merupakan tugas penguasa,
oleh bukti-bukti yang diajukannya, maka namun pada pihak lain menghendaki bahwa
pengadilan menjatuhkan putusan dengan aparatur negara (pengadilan) baru akan
argumentasi pihak yang lainnya sebelum Pasal 282 sampai dengan Pasal 314; Stb.
hakim menjatuhkan putusan. Seorang 1867 No. 29 tentang kekuatan pembuktian
Hakim wajib untuk mendengarkan akta di bawah tangan; dan BW (Burgerlijk
pembelaan dari pihak yang disangka atau Wetboek) atau KUHPerdata Buku IV Pasal
didakwa melakukan suatu tindakan yang 1865 sampai dengan Pasal 1945.
melanggar hukum guna menemukan Pasal 1865 KUHPdt :“Setiap orang yang
kebenaran materiel dalam suatu perkara mengaku mempunyai suatu hak, atau
yang diadilinya. Hak untuk didengar menunjuk suatu peristiwa untuk
pendapatnya sebagai perwujudan asas audi meneguhkan haknya itu atau untuk
et alteram partem ini juga adalah membantah suatu hak orang lain, wajib
merupakan suatu hak yang dijamin dan membuktikan adanya hak itu atau kejadian
dilindungi oleh UUD 1945, yaitu hak untuk yang dikemukakan itu.”
didengar dan dipertimbangkan, baik Pasal 1866 KUHPdt : “Alat pembuktian
argumen maupun alat bukti yang diajukan di meliputi, bukti tertulis, bukti saksi,
depan suatu badan peradilan yang mandiri persangkaan, pengakuan, sumpah.
dan imparsial dan setara untuk setiap Semuanya tunduk pada aturan-aturan yang
individu.19 tercantum dalam bab-bab berikut.”
Dalam melakukan pembuktian seperti
yang telah disebutkan di atas, para pihak PENUTUP
yang berperkara dan hakim yang memimpin Kesimpulan
pemeriksaan perkara di persidangan harus 1. Pada prinsipnya setiap putusan yang
mengindahkan ketentuan-ketentuan dalam telah mempunyai kekuatan hukum tetap
hukum pembuktian yang mengatur tentang dapat di eksekusi baik secara sukarela
cara pembuktian, beban pembuktian, maupun secara paksa. Dalam hal ini
macam-macam alat bukti serta kekuatan hanya putusan yang bersifat
alat-alat bukti tersebut, dan sebagainya. kondemnatoir yang bisa dieksekusi
Hukum pembuktian ini termuat dalam yaitu putusan yang amar atau
HIR (Herziene Indonesische Reglement) diktumnya mengandung unsur
yang berlaku di wilayah Jawa dan Madura, penghukum. Putusan yang amar atau
Pasal 162 sampai dengan Pasal 177 RBg dictum yang tidak mengandung unsur
(Rechtsreglement voor de Buitengewesten) penghukum tidak dapat dieksekusi atau
berlaku diluar wilayah Jawa dan Madura, “nonexecutable”.
2. Prinsip hukum pihak ketiga bahwa
19http://hukum.kompasiana.com/2012/03/12/asas-
audi-et-alteram-partem-441940.html pihak ketiga tidak terikat putusan
Lilik Mulyadi.Hukum Acara Perdata Tim Pengajar Hukum Acara Perdata, Bahan
Menurut Teori dan Pratek Peradilan Ajar Hukum Acara Perdata, Denpasar,
Indonesia. Fakultas Hukum Universitas Udayana,
2007
Mgs. Edy Putra The’aman, Kredit
Perbankan suatu Tinjauan Yuridis, Tim Pengajar Fakultas Hukum Universitas
Liberty, Yogyakarta, 1986. Sam Ratulangi Manado, Praktek
Peradilan Perdata, Manado, 2011
Mahkamah Agung Republik Indonesia,
Bunga Rampai Makalah Hukum Acara Victor M. Situmorangdan Cormentyna
Perdata, 2005 Sitanggang, Grosse Akta Dalam
4Za, Putusan Hukum Acara Perdata, pada Program Magister Ilmu Hukum
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/RBg.pdf Fakultas Hukum Universitas Jember.
http://hukum.unsrat.ac.id/uu/ hir.pdf
http://po-box2000. blogspot.com /2010/
12/ putusan-hukum-acara-perdata.html
D. PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN