Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT

A. Pengertian

Menurut Depkes RI (2005), masa remaja merupakan suatu proses tumbuh kembang

yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa

muda.

Menurut Pardede (2002), masa remaja merupakan suatu fase perkembangan yang

dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari
masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental,

emosional dan sosial yang berlangsung pada dekade kedua kehidupan.

Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan

dalam bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. Dari segi

umur remaja dapat dibagi menjadi remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja

menengah/middle adolescence (14-16 tahun) dan remaja akhir/late adolescence (17-20

tahun) (Behrman, Kliegman & Jenson, 2004)..

Istilah ketergantungan obat mempunyai arti yang lebih luas dari pada ketagihan atau

adiksi. Ketagihan obat adalah ; Keracunan yang periodic atau menahun yang merugikan

individu sendiri dan masyarakat dan yang disebabkan oleh penggunaan suatu obat yang

berulang – ulang dengan ciri-ciri : Keinginan atau kebutuhan yang luar biasa untuk

meneruskan penggunaan obat itu dan usaha mendapatkannya dengan segala cara,

Kecendrungan untuk menaikan dosis, Ketergantungan psikologik (emosional) dan

kadang – kadang juga ketergantungan fisik pada obat itu.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 1


B. Penyebab ketergantungan obat

Faktor kepribadian seseorang mempengaruhi apakah ia akan tergantung pada suatu

obat atau tidak. Orang yang merasa tidak mantap serta mempunyai sifat tergantung dan

pasif lebih cendrung menjadi tergantung pada obat. Faktor sosial budaya juga

mempengaruhi seseorang dalam masalah ketergantungan obat. Di Indonesia banya

penderita ketergantungan obat berasal dari golongan sosio-ekonomi menengah (karena

perkembangan golongan ini yang sangat pesat sehingga lebih menganggu kestabilan

individu dan keluarga. Faktor fisik atau badaniah sesorang menentukan efek fisik obat,

seperti hilangnya rasa nyeri, dorongan seksual, rasa lapar dan mengantuk atau justru

berkurangnya hambatan terhadap dorongan – dorongan.

Pada remaja, selain faktor – faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat

disebabkan karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif

mudah berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri

diantaranya :

1. Masa remaja sebagai periode penting

Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja

perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental

dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka

panjang pada usia berikutnya.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila

berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia

dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 2


3. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua,

perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan terhadap

nilai dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan

orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan

orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena

belum berpengalaman

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa

perannya dalam masyarakat.

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat

dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat

keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya.

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan

bukan sebagaimana adanya.

Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah :

a. Perubahan emosi

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 3


Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada

ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh

remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang.

Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil ,

tidak berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain.

b. Perubahan sosial

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan

penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya

disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya.

C. TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN KELUARGA

Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah menyeimbangkan kebebasan

dengan tanggung jawab ketika remaja matur dan semakin mandiri.. orang tua harus

mengubah hubungan mereka dengan remaja putri atau remaja putranya secara progresif

dari hubungan dependen yang dibentuk sebelumnya ke arah suatu hubungan yang

semakin mandiri. Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak orang tua ini salah satu
hubungan khas yang penuh konflik-konflik sepanjang jalan.

Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses selama tahap ini, semua anggota

keluarga, khususnya orang tua , harus membuat “perubahan sistem” utama-yaitu,

membentuk peran-peran dan norma-norma dan “membiarkan” renaja. Kidwell dan

kawan-kawan (1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini. “secara paradoks, sistem

(keluarga) yang dapat membiarkan anggota keluarganya adalah sistem yang akan

bertahan dan akan menghasilkan sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-generasi

berikutnya”.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 4


Orang tua yang dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sendiri, tidak

membiarkan anak-anaknya, sekalipun menemukan “revolusi” oleh remaja bila perpisahan

berlangsung kemudian. Orangtua dapat juga mempercayai anak agar mandiri secara

prematur, dengan mengabaikan kebutuhan-kebutuhan ketergantungannya. Dalam hal ini

remaja dapat gagal mencapai kemandirian.(Wright an Leahey, 1984).

Menyangkup tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga merupakan pusat

perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi pasangan suami istri adalh

memfokuskan kembali hubungan perkawinan (Wilson,1988). Banyak sekali pasangan

suami istri yang begitu terikat dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua

sehingga perkawinan tidak lagi memaikankan suatu peran utama dalam kehidupan

mereka. Suami biasanya banyak menghabiskan waktu diluar rumah karena bekerja dan

melanjutkan karirnya, sementara itu istri juga bekerja mencoba meneruskan pekerjaan-

pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini,

hanya tersisa sedikit waktu dan energi untuk hubungan perkawinan.

Akan tetapi di sisi lain, karena anak-anak lebih bertanggung jawab terhadap diri

mereka sendiri, pasangan suami-istri meninggalkan rumah untuk meniti karir mereka atau

dapat menciptakan kesenangan-kesenangan perkawinan setelah anak-anaknya

meninggalkan rumah (postparental). Mereka dapat mulai membangun fondasi untuk tahap

siklus kehidupan keluarga berikutnya.

Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah untuk para anggota

keluarga, khususnya orangtua dan remaja, untuk berkomunikasi secara terbuka. Karena

adanya kesenjangan antar generasi, komunikasi terbuka seringkali hanya merupakan

suatu cita-cita bukan suatu realita. Seringkali terdapat saling tolak menolak antara

orangtua dan remaja manyangkut nilai-nilai dan gaya hidup. Orangtua yang berasal dari

keluarga dengan berbagai macam masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan

diri dari anak mereka yang tertua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi

terbuka yang mungkin telah ada sebelumnya.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 5


Mempertahankan etika dan standar moral keluarga merupakan tugas perkembangan

keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun aturan-aturan dalam keluarga perlu

diubah, etika dan standar moral keluarga perlu tetap dipertahankan oleh orangtua.

Semantara remaja mencari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan mereka sendiri, adalah

sangat penting bagi orang tua untuk mempertahankan dan mengetatkan prinsip-prinsip

dan standar-standar mereka. Remaja sangat sensitif terhadap ketidakcocokan antara apa

yang di katakan dengan apa yang dipraktikan. Namun demikian, orangtua dan anak-anak

dapat belajar dari satu sama lain dalam masyarakat yang mejemuk dan berubah dengan

cepat. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana melambangkan transformasi

nilai yang mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga (Yankelowich, 1975).

D. MASALAH-MASALAH KESEHATAN

Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan

tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan

dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat. Mulai dari usia 35

tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat di kalangan pria dan pada usia ini

anggota keluarga yang dewasa ini mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai
bagian dari perubahan-perubahan perkembangan mereka ini lebih menerima strategi-

strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja –terutama kecelakaan mobil-

merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang dan cedera pada atletik juga umum

terjadi.

Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak

di kehendaki, dan pendidikan konseling seks merupakan bidang-bidang perhatian yang

relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga, perawat dapat terjebak dengan

perselisihan atau masalah antara orangtua dan kaum muda.remaja biasanya mencari

pelayanan kesehatan menyangkut uji kehamilan, penggunaan obat-obatan, uji AIDS,

keluarga berencana dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Agaknya telah

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 6


menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima perawatan kesehatan tanpa ijin

orangtua. Bila orangtua diikutsertakan maka dilakukan wawancara terpisah sebelum

mereka dikumpulkan.

Kebutuhan kesehatan yang lain adalah dalam bidang dukungan dan bantuan untuk

memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja dengan orangtua. Konseling

langsung yang bersifat menunjang atau melalui rujukan ke sumber-sumber dalam

komunitas untuk konseling, dan juga pendidikan yang bersifat rekreasional, dan

pelayanan lainnya mungkin diperlukan. Pendidikan promosi kesehatan umum juga

diindikasikan.
E. Penyalahgunaan obat

Istilah ketergantungan obat mempunyai arti yang lebih luas dari pada ketagihan atau

adiksi. Ketagihan obat adalah ; Keracunan yang periodic atau menahun yang merugikan

individu sendiri dan masyarakat dan yang disebabkan oleh penggunaan suatu obat yang

berulang – ulang dengan ciri-ciri : Keinginan atau kebutuhan yang luar biasa untuk

meneruskan penggunaan obat itu dan usaha mendapatkannya dengan segala cara,

Kecendrungan untuk menaikan dosis, Ketergantungan psikologik (emosional) dan

kadang – kadang juga ketergantungan fisik pada obat itu.

F. Penyebab ketergantungan obat

Faktor kepribadian seseorang mempengaruhi apakah ia akan tergantung pada suatu

obat atau tidak. Orang yang merasa tidak mantap serta mempunyai sifat tergantung dan

pasif lebih cendrung menjadi tergantung pada obat. Faktor sosial budaya juga

mempengaruhi seseorang dalam masalah ketergantungan obat. Di Indonesia banya

penderita ketergantungan obat berasal dari golongan sosio-ekonomi menengah (karena

perkembangan golongan ini yang sangat pesat sehingga lebih menganggu kestabilan

individu dan keluarga. Faktor fisik atau badaniah sesorang menentukan efek fisik obat,

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 7


seperti hilangnya rasa nyeri, dorongan seksual, rasa lapar dan mengantuk atau justru

berkurangnya hambatan terhadap dorongan – dorongan.

Pada remaja, selain faktor – faktor diatas Keadaan ketergantungan obat dapat

disebabkan karena pada masa remaja mengalami suatu keadaan yang relatif mudah

berubah-ubah,ini disebabkan karena ciri dari remaja itu sendiri diantaranya :

1. Masa remaja sebagai periode penting

Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja

perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental

dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka

panjang pada usia berikutnya.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila

berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia

dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.

3. Masa remaja sebagai periode perubahan

Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja : Pertama peningkatan emosi, Kedua,

perubahan fisik, Ketiga,perubahan perilaku, Keempat, perubahan pandangan terhadap

nilai dan yang kelima,bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah

Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan

orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang

lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum

berpengalaman

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 8


Faktor lingkungan juga mempengaruhi masalah ketergantungan obat , antara lain :

1. Orang tua

Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi

perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian

menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering

mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar

didepan anak-anak mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat

menimbulkan frustasi yang hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana

,jangan sampai seakan-akan ada dua blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan

anak-anak dilain pihak.

2. Saudara-saudara

Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak

pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan

ini akan bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih

kasih).Untuk menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja

menunjukkan perilaku agresif atau negativistik.

3. Orang-orang lain didalam rumah

Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan

kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan

terhadap cucunya

4. Hubungan disekolahnya

Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman

sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan

kenakalan pada murid-muridnya.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 9


5. Keadaan ekonomi

Ketergantungan obat lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi

tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan

kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas) atau sibuk dengan mencari nafkah (pada

kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada

para remaja.

Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja

dengan ketergantungan obat sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap

menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :


a. Perkawinan yang tidak bahagia.
Isteri mengira bahwa dengan adanya anak,hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila
kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang dipersalahkan (mungkin secara
tidak disadari),
b. Sikap menolak
Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena
kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga. Sikap
menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya adalah :

1) Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.

2) Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan

disekolah dan kegiatan sosial.

3) Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.

4) Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja

5) Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudara-

saudaranya.

6) Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 10


G. PENGKAJIAN
PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Utama:

1. Nama Kepala Keluarga : Bpk. M.P.

2. Alamat dan telepon : Tikala (043188345)

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pengusaha

4. Pendidikan Kepala Keluarga: S3

5. Komposisi keluarga : 3 orang

N Nama J Hub Umur Pendidik- Status Imunisasi K


o K dgn (Thn) An B Polio DPT Hepatitis Campak e
. KK C t
G 1 2 3 4 1 2 3 2 3 √

1 Bpk.M.P. L KK 39 S3 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
.
2 Ibu ES P Istri 32 S2 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 PP L Anak 16 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kelas 2

GENOGRAM

6. Tipe keluarga: Keluarga Int (Nuclear family) karena dalam keluarga terdiri dari ayah ibu dan anak.

7. Suku Bangsa : Tuan M.P dan ibu E.S berasal dari suku Minahasa

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 11


8. Agama :

Keluarga mangatakan bahwa semua anggota keluarga beragama Kristen dan selalu
beribadah bersama di gereja pada hari minggu. Keluarga tidak terlalu sering beribadah
bersama dimasyarakat karena urusan pekerjaan.

9. Status ekonomi keluarga:

9.1 Pekerjaan anggota keluarga

Dalam keluarga Bpk. M.P, yang bekerja adalah Bpk. M.P dan Ibu E.S. Bpk. M.P
sebagai pengusaha sedangkan Ibu E.S bekerja sebagai pengusaha butik.

9.2 Penghasilan anggota keluarga

Penghasilan keluarga setiap bulan sekitar Rp. 30.000.000,-

9.3 pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Keluaga mengatakan penghasilan tersebut sudah sangat mencukupi kebutuhan sehari-


hari terutama kebutuhan sekolah anaknya.

9.4 Tabungan/asuransi

Keluarga mengatakan bahwa memiliki tabungan dan asuransi kesehatan.

10. Aktifitas Rekreasi Keluarga:

Kegiatan rekreasi keluarga secara rutin tidak ada, karena kepala keluarga dan ibu
rumah tangga sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sehingga tidak ada waktu untuk
berekreasi bersama keluarga.

II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga:

11. Tahap perkembangan keluarga saat ini:

11.1 keluarga M.P sekarang berada pada tahap keluarga dengan anak remaja. Tugas
perkembangan yang harus dilalui adalah menyeimbangkan kebebasan dengan
tanggung jawab memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 12


11.2 Bpk. M.P dan Ibu E.S mendidik anak P.P yang masih remaja. Tetapi Bpk. M.P dan Ibu
E.S tidak terlalu memperhatikan tahap perkembangan dari anak P.P karena terlalu
sibuk dengan pekerjaan.

12. Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi

12.1 Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga

Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga mengatakan saat ini
sudah terpenuhi. Dan memberikan kebebasan yang penuh terhadap anak P.P tetapi
keluarga tidak terlalu memperhatikan dan kurang mengawasi anaknya. Karena terlalu
sibuk dengan urusan pekerjaan.

13. Riwayat keluarga inti:


Dalam keluarga tidak memiliki penyakit keturunan, seluruh anggota keluarga memiliki
status imunisasi yang lengkap. Keluarga mengatakan bahwa bila sakit maka keluarga pergi
Ke rumah sakit.

14. Riwayat keluarga sebelumnya:


14.1 Riwayat hubungan keluarga

Bpk. M.P merupakan anak tunggal. Dan menikah dengan Ibu E.S yang juga adalah
anak tunggal. Keluarga mengatakan hubungan komunikasi tidak terlalu baik karena
jarang ada pertemuan keluarga.

14.2 Konflik antar keluarga

Keluarga mengatakan selama ini pernah terjadi beberapa kali konflik dengan orang tua
kurangnya perhatan keluarga dengan orang tua. Sehingga komunikasi keluarga tdak terlalu
baik.

III. Lingkungan

15. Karakteristik rumah:


15.1 Status rumah

Status rumah merupakan rumah dengan status kepemilikan sendiri.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 13


15.2 Perincian denah rumah

Jenis bangunan permanen, berukuran 30 x 20m yang terdiri dari 2 lantai, 2 ruang
tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang kerja, 1 ruang televisi, dapr dan 2 WC dan 2 kamar
mandi. Dapur terletak di lantai 1 dan di samping ruang makan. Dan MCK terletak di
dalam rumah.

Denah rumah Lantai II Lantai I

Kamar ruang ruang tamu


Tidur televisi
III
WC Kmr mandi ruang tamu kamar

Ruang tidur I

Ruang keluarga Kerja Ruang Kmr mnd WC

Makan Kamar

dapur tidur II

15.3 Keadaan rumah

Lantai terbuat dari plester, keadaan lantai tampak bersih da rapi.

15.4 kebiasaan keluarga dalam perawatan rumah

dalam perawatan rumah keluarga mengatakan, ada pembantu rumah tangga yang
setiap hari secara rutin membersihkan dan membereskan rumah.

15.5 sistem pembuangan sampah

keluarga mengatakan keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah sendiri di


belakang rumah dan membakar setiap kali sampah sudah banyak tertimbun.

15.6 sistem drainage air

keluarga memiliki saluran untuk membuang air limbah dan saluran tersebut tertutup
dan lancar.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 14


15.7 penggunaan jamban

keluarga memiliki jamban yang terletak didalam rumah, jenis klosetnya duduk tempat
penampungan jamban tersebut dengan sumber air jaraknya lebih dari 10 m karena
keluarga memiliki air PAM dan menggunakan sumber air artetis yang jaraknya lebih
dari 7 m.

15.8 kondisi air

Keluarga memakai sumber air dari sumur artetis dan air PAM. untuk pemenuhan
kebutuhan sehari – hari, kondisi air bersih, tidak berbau, berasa ataupun berwarna.

15.9 pengetahuan keluarga mengenal masalah kesehatan yang berkaitan dengan


lingkungan

Keluarga mengatakan kalau lingkungan bersih, orang yang berada dilingkungan


tersebut akan sehat namun apabila kotor akan timbul berbagai penyakit seperti demam
berdarah.

16. Karakteristik tetangga dan komunitas


16.1 Adat dan istiadat komunitas sekitar
Selama ini tetangga-tetangganya mempubyai kebiasaan untuk beribadah bersama.
Selain itu keluarga mengatakan setiap akhir bulannya diadakan kerja bakti bersama di
sekitar lingkungan. Keluarga mengatakan jarang mengikuti kerja bakti bersama
karena terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan.
16.2 Pola pergaulan keluarga
Hubungan keluarga dengan tetangga sekitar tidak terlalu dekat. Hanya anak P.P yang
dekat dengan tetangga. Dan sepulang sekolah anak P.P sering bergaul dengan teman-
teman di sekitar rumah.
16.3 Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan
Komunitas
Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan ditengah
masyarakat secara khusus belum tahu hanya saja bila ketenangan terusik bisa
membuat seseorang bisa menjadi stress.

17. Mobilitas geografi keluarga:


17.1 Alat transportasi di daerah
[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 15
Alat transportasi yang ada didaerah banyak seperti angkutan kota, bis taxi dan untuk
masuk sampai rumahnya bisa dengan menggunakan kendaraan seperti taxi dan
angkutan kota lainnya.
17.2 Alat Transportasi yang biasa digunakan Oleh keluarga
Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan kendaraan pribadi sebagai
sarana transportasi kerja ataupun kemana mereka pergi.

18. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:


18.1 Peran serta keluarga Dalam perkumpulan di masyarakat
Keluarga berperan sebagai warga biasa di Rtnya. Dan keluarga tidak mengikuti
kegiatan yang ada di RT itu karena tidak ada kesempatan. Hanya anak P.P yang sering
mengikuti kegiatan ibadah bersama dengan teman-teman remajanya.
18.2 persepsi keluarga mengenai perkumpilan di masyarakat
Perkumpulan dimasyarakat memang banyak manfaatnya selain berkumpul bersama
bisa menjalin tali persaudaraan yang lebih erat.

19. Sistem pendukung keluarga:


Keluarga mengatakan bahwa keluarga tidak memiliki fasilitas P3K, dan alat-alat penunjang
kesehatan. Sehingga bila ada yang sakit keluarga langsung membawa ke Rumah sakit yang
tidak jauh dari rumah.

IV. Struktur Keluarga

20. Pola komunikasi keluarga:


Keluarga mengatakan bahwa pola kebiasaan berkomunikasi keluarga adalah secara
langsung dengan anggota keluarga.

21. Struktur kekuatan keluarga:


Keluarga mengatakan bahwa keluarga hanya dapat menegur jika ada perilaku yang kurang
baik. Dan dalam pengambilan keputusan diambil secara masing-masing dan tidak
dibicarakan terlebih dahulu.

22. Struktur peran:


Kepala keluarga berperan sebagai ayah/suami dan mencari nafkah. Ibu E.S mempunyai
pekerjaan dan mempunyai penghasilan sendiri. Dan anak P.P berperan sebagai anak dan
masih sekolah.
[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 16
23. Nilai dan norma keluarga:

Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Minahasa. Dimana suami bertindak sebagai
pencari nafkah dan istri dirumah mengurus anak, menurut pendapat keluarga bisa saja istri
bertindak sebagai pencari nafkah tambahan asalkan tugas sebagai istri dan ibu tidak begitu
terabaikan. Keluarga mengatakan bahwa dalam satu keluarga mereka harus menghormati
satu sama lain

V. Fungsi Keluarga

24. Fungsi afektif:

Keluarga mengatakan bahwa antar anggota keluarga kurang dalam berkomunikasi


sehingga sering ada masalah yang tidak langsung diselesaikan dan dibiarkan berlarut-larut.

25. Fungsi sosial:


Keluarga mengatakan bahwa dalam keluarga tidak memiliki hubungan sosial yang baik.
karena komunikasi antar anggota keluarga kurang.

26. Fungsi perawatan keluarga:


Keluarga mengatakan bahwa kesehatan itu penting, kebiasaan makan keluarga 3 kali sehari
dengan menu nasi, ikan dan sayur. Namun keluarga mengalami kesulitan terutama pada
anak karena keluarga tidak dapat memantau pola makan anak karena jarang berada di
rumah dan lebih sering berada di luar rumah karena urusan pekerjaan Keluarga
mengatakan memiliki tempat sampah dan saluran khusus pembuangan air limbah.

27. Fungsi reproduksi:


Jumlah anak dalam keluarga adalah satu orang, dan keluarga memang merencanakan
hanya memiliki satu anak saja. Keluarga menggunakan alat kontasepsi suntikan DEPO tiap
3 bulan yang diperoleh dari rumah sakit.

28. Fungsi ekonomi:


Keluarga mampu menyediakan sandang pangan sehari-hari. Keluarga memiliki alokasi
dana untuk kesehatan.

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 17


VII. Stres dan koping keluarga

29. Stressor jangka panjang:


Keluarga mengatakan tidak terlalu memperhatikan pergaulan anak P.P karena jarang Bpk.
M.P dan Ibu E.S jarang berada di rumah. Dan Ibu E.S mengatakan sempat memergoki anak
P.P sedang menggunakan obat terlarang.
30. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Keluarga mengatakan tidak terlalu tahu dengan pergaulan anak P.P dan memberi kebebasan
kepada anak P.P untuk bergaul dengan teman-teman sekolah dan disekitar rumahnya.
31. Strategi Koping Yang digunakan
Keluarga mengatakan jarang mengecek keberadaan anak P.P. dan seringkali anak P.P tidak
pulang rumah dan menginap dirumah temannya tanpa sepengetahuan Bpk. M.P dan Ibu
E.S.
32. Harapan keluarga terhadap perawat
Keluarga berharap perawat bisa memberikan solusi masalah kesehatan yang dihadapi
keluarga.
33. Persepsi keluarga terhadap perawat
Keluarga menganggap sosok perawat adalah seseorang yang mampu membantu jika ada
masalah kesehatan yang muncul.
34. Harapan keluarga terhadap perawat berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Keluarga mengatakan ingin mendapatkan berbagai informasi mengenai kesehatan demi
menjaga kesehatan anggota keluarganya.

VIII. Pemeriksaan fisik:


[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 18
KOMPONEN BAPAK M.P IBU E.S ANAK P.P
NO
1. Kepala Rambut pendek, hitam, Rambut pendek, Rambut panjang,
bersih, dan tidak ada pirang, bersih, tidak hitam, kotor, mudah
kelainan mudah rontok, tidak rontok, dan
ada kelainan berketombe
2. Mata Sklera tidak ikterus, Sklera tidak ikterus, Sklera tidak ikterus,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva anemis,
anemis, tidak ada anemis, tidak ada
peradangan visus peradangan visus
normal normal
3. Telinga Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
serumen dan tidak ada serumen dan tidak ada serumen dan tidak ada
luka luka luka
4. Hidung Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada sekret kotor, ada secret,
sekret tidak ada tidak ada kelainan tidak ada kelainan
kelainan
5. Mulut Stomatitis tidak ada Stomatitis tidak ada Stomatitis tidak ada,
tidak terdapat karang tidak terdapat karang tidak terdapat karang
gigi gigi gigi
6. Leher dan Nyeri (-), pembesaran Nyeri (-), pembesaran Nyeri (+), pembesaran
tenggorokan kelenjar limfe dan kelenjar limfe dan kelenjar limfe dan
tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada tiroid, tidak ada
kesulitan menelan kesulitan menelan menelan
7. Dada dan paru Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
simetris, vesikuler, simetris, vesikuler, simetris, vesikuler,
sonor seluruh lapisan sonor seluruh lapisan sonor seluruh lapisan
paru, paru, paru,
ronkhi (-), ronkhi (-), ronkhi (+),
mengi (-), mengi (-), mengi (-),
stridor(-), stridor(-), stridor(-),
tidak ada penggunaan tidak ada penggunaan ada penggunaan obat
obat bantu pernapasan obat bantu pernapasan bantu pernapasan

8. Jantung Bunyi jantung 1 dan Bunyi jantung 1 dan Bunyi jantung 1 dan
Bunyi jaunting 2 murni Bunyi jaunting 2 murni Bunyi jaunting 2
murni
9. Abdomen Bising Usus : 12 x / Bising Usus : 13 x / Bising Usus : 16 x /
menit, tidak ada nyeri menit, tidak ada nyeri menit, tidak ada nyeri
tekan, tekan, tekan,
Tumor (-) Tumor (-) Tumor (-)

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 19


10. Ekstremitas Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan,
pergerakan bebas, pergerakan bebas, tidak pergerakan bebas,
tidak ada cedera ada cedera tidak ada cedera
11. Kulit Warna kulit Warna kulit hitam Warna kulit hitam,
sawomatang, Bersih, manis, Bersih, tidak Bersih, tidak terdapat
tidak terdapat luka, terdapat luka, tidak ada luka, tidak ada tanda
tidak ada tanda infeksi, tanda infeksi, turgor infeksi, turgor kulit
turgor kulit baik. kulit baik. baik.
12. Kuku Pendek dan bersih Panjang dan bersih Pendek dan bersih

13. Berat Badan 68 kg 62 kg 57 kg

14. Tinggi Badan 175 cm 170 cm 167 cm

15. Tanda Vital TD : 120/60 mmHg TD : 120/90 mmHg TD : 100/60 mmHg


Nadi : 70 x / menit Nadi : 80 x / menit Nadi : 76 x / menit
Suhu : 36 o c Suhu : 36 o c Suhu : 35 o c
Napas : 15 x / menit Napas : 14 x / menit Napas : 12 x / menit
16 Kesimpulan Saat di kaji Bapak E.A Saat di kaji Ibu P.E, Ibu Saat dikaji Anak C.A
dalam keadaan sehat mengalami sehat dalam keadaan sakit

PRIORITAS MASALAH

Gangguan aktfitas sehari-hari pada keluarga Bapak M.P khususnya anak P.P

KRITERIA BOBOT PEMBENARAN


1. Sifat masalah 2 Setiap hari anak C.A mengeluh
Skala: sakit di bagian kepala.
Potensial = 1
Risiko = 2
Aktual = 3

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 20


2. Kemungkinan untuk diubah 1 Keinginan keluarga terhadap
Skala: kesembuhan tinggi tetapi kondisi
Mudah = 2 ketergantungan obat dengan skala
Sebagian = 1 nyeri 4 yang dialami anak C.A
Tidak dapat = 0 dapat disebabkan karena sterss
dan kurang perhatian dari orang
tua.
3. Potensial dicegah 2 Anak C.A merasakan nyeri saat
Skala: sakit di kepala dan menggigil.
Tinggi = 3
Cukup = 2
Rendah = 1

4. Menonjolnya masalah 1 Keluarga menanggap


Skala: ketergantunagan obat yang
Segera ditanyai =2 diderita anak C.A merupakan
Masalah ada tapi tidak perlu segera = 1
Masalah tidak dirasakan =0

Jumlah 6

Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi gangguan kesehatan b.d penyalahgunaan obat-obatan terlarang.


2. Isolasi sosial b.d kurangnya interaksi dengan teman sebaya karena proses rehabilitasi

ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. Data Subyektif (DS): Ketidakmampuan Perubahan nutrisi
- Keluarga mmengatakan bahwa anak Keluarga untuk merawat Kurang dari
CA anak dengan: kebutuhan tubuh
malas makan, kadang harus dipaksa. - nafsu makan anak keluarga Bpk MP
- Kelurga mengatakan bahwa anak PP Buruk. berhubungan
lebih suka bermain diluar rumah - aktifitas bermain dengan

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 21


sehingga lupa untuk pulang makan. anak diluar rumah ketidakmampuan
Data Obyektif (DO): banyak keluarga untuk
- Anak PP tampak kurus merawat anak.
- BB: 24 kg, TB: 112 cm,
Kesimpulan kurus.

2. Data Subyektif (DS): - Pola kebiasaan keluarga Resiko tertular


- Keluarga mengatakan bahwa sampah- dalam membuang penyakit.
sampah rumah tangga hanya dibuang di sampah yang salah.
belakang rumah karena tidak ada - Kurangnya pengetahuan
tempat pembuangan sampah dan lahan keluarga tentang
di belakang rumah adalah hutan. pentingnya kebersihan
- Keluarga mengatakan kadang tidak lingkungan dan akibat
membersihkan rumah karena sering dari pola kebiasaan yang
dikotori oleh anak-anak. buruk tersebut.
- Keluarga mengatakan bahwa penyakit
yang sering dialami flu dan diare.
- Keluarga mengatakan bahwa
vektor
yang paling banyak nyamuk & kecoa.
Data Obyektif (DO):
- Tidak ada tempat pembuangan sampah.
- Keadaan lingkungan rumah tampak
kotor.

SKALA PENENTU PRIORITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Masalah: Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 22


No. KRITERIA NILAI BOBOT
1. Sifat masalah.
Skala: - Tidak/kurang sehat 3 3
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat diubah.


Skala: - Mudah 3 2
- Sebagian 2
- Tidak dapat 1

Potensial masalah untuk dicegah.


Skala: - Tinggi 3 2
- Cukup 2
- Rendah 1

Menonjolnya masalah.
Skala: - Masalah berat, harus segera ditanggulangi. 2 2
- Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah 9

Masalah: Resiko tertular penyakit

No. KRITERIA NILAI BOBOT


1. Sifat masalah.
Skala: - Tidak/kurang sehat 3 2
- Ancaman kesehatan 2
- Keadaan sejahtera 1

Kemungkinan masalah dapat diubah.


Skala: - Mudah 3 1
- Sebagian 2
- Tidak dapat 1

Potensial masalah untuk dicegah.


Skala: - Tinggi 3 1
- Cukup 2
- Rendah 1

Menonjolnya masalah.
Skala: - Masalah berat, harus segera ditanggulangi. 2 0
- Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah 4

[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 23


[Type the company name] | REMAJA DENGAN MASALAH KETERGANTUNGAN OBAT 24

Anda mungkin juga menyukai