Anda di halaman 1dari 4

A.

SINUS MAKSILA

Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila bervolume
6-8 ml, sinus kemudian berkembang dengan cepat dan akhirnya mencapai mencapai ukuran
maksimal, yaitu 15 ml saat dewasa.

Sinus maksila berbentuk piramid. Dinding anterior sinus ialah permukaan fasial os maksila
yang disebut fosa canina, dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal maksila,
dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya ialah dasar orbita
dan dinding inferiorna ialah prosesus alveolaris dan paltum. Ostium sinus maksila berada
disebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris melalui
infundibulum etmoid.

Dari segi klinik yang perlu diperhatikan dari antomi sinus maksila adalah 1). Dasar sinus
maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang ats, yaitu premolar (P1 dan P2), molar
(M1 dan M2), kadang-kadang juga gigi taring (C) dan gigi molar M3, bahkan akar-akar gigi
tersebut dapat menonjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke atas
menyebabkan sinusitis; 2) sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita; 3) ostium
sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drenase hanya tergantung dari
gerak silia, lagi pula drenase juga harus melalui infundibulum yang sempit. Infundibulum
adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau alergi pada
daerah ini dapat menghalangi drenase sinus maksila dan selnjutnya menyebabkan sinusitis.
B. Fungsi Sinus Paranasal

Beberapa teori yang dikemukakan sebagai fungsi sinus paranasal antara lain (1) sebagai
pengatur kondisi udara, (2) sebagai penahan suhu , (3) membantu keseimbangan kepala, (4)
membantu resonasi suara, (5) peredam perubahan tekanan udara dan (6) membantu produksi
mukus untuk membersihkan rongga hidung.

1. Sebagai pengatur kondisi udara (air conditioning)

Sinus berfungsi sebagai ruang tambahan untuk memanaskan dan mengatur kelembapan udara
isnpirasi. Volume pertukaran udara dalam ventilasi sinus kurang lebih 1/1000 volume sinus
pada tiap kali bernapas, sehingga dibutuhkan beberapa jam untuk pertukaran udara total
dalam sinus. Lagi pula mukosa sinus tidak mempunyai vaskularisasi dan kelenjar yang
sebanyak mukosa hidung.

2. sebagai penahan suhu

Sinus paranasal berfungsi sebagai penahan (buffer) panas, melindungi orbita dan fosa serebri
dari suhu rongga hidung yang berubah –ubah. Akan tetapi kenyataannya sinus-sinus yang
besar tidakterletak di antara hidung dan organ-organ yang dilindungi.

3. membantu keseimbangan kepala

Sinus membantu keseimbangan kepala karena mengurangi berat tulang muka. Akan tetapi
bila udara dalam sinus diganti dengan tulang, hanya akan memberikan pertambahan berat
seebesar 1 % dari berat kepala, sehingga teori ini dianggap tidak bermakna

4. membantu resonasi suara


Sinus mungkin berfungsi sebagai rongga untuk resonasi suara dan mempengararuhi kualitas
suara. Akan tetapi ada yang berpendapat, posisi sinus dan ostiumnya tidak memungkinkan
sinus berfungsi sebagai resonator yang efektif. Lagi pula tidak ada korelasi antara resonasi
suara dan besarnya sinus pada hewan-hewan tingkat rendah.

5. sebagai peredam perubahan tekanan udara

Fungsi ini berjalan bila ada perubahan tekanan yang besar dan mendadak, misalnya pada
waktu bersin atau membuang ingus.

6. membantu produksi mukus

Mukus yang dihasilkan oleh sinus paranasal memang jumlahnya kecil dibnadingkan dengan
mukus dari rongga hidung, namun efektif untuk membersihkan partikel yang turut masuk
degan udara inspirasi karena mukus ini keluar dari meatus medius medius, tempat yang
paling strategis.

C. Pemeriksaan Sinus Paranasal

Untuk mengetahui adanya kelainan pada sinus paranasal dilakukan inspeksi dari luar,palpasi,
rinoskopi anterior, rinoskopi posterior , transiluminasi, pemeriksaan radiologik dan sinoskopi.

1. Inspeksi

Yang diperhatikan ialah adanya embengkakan pada muka. Pembengkakan di pipi sampai
kelopak mata bawah yang berwarna kemerah-merahan mungkin menujukkan sinusitis
maksila akut. Pembengkakakn di kelopka mata atas mungkin menunjukkan sinusitis frontal
akut

Sinusitis etmoid akut jarang menyebabkan pembengkakan di luar, kecuali bila telah terbentuk
abses.

2. palpasi

Nyeri tekan pada pipi dan nyeri ketuk di gigi menujukkan adanya sinustis maksila. Pada
sinusitis frontal terdapat nyeri tekan di dasar sinus frotal, yaitu pada bagian medial atas
orbita. Sinusitis etmoid menyebabkan rasa nyeri tekan di daerah kantus medius.

3. transiluminasi

Transiluminasi mempunyai manfaat yang terbatas, hanya dapat dipakai untuk memeriksa
sinus maksila dan sinus frontal, bila fasilitas pemeriksaan radiologik tidak tersedia. Bila pada
pemeriksaan transiluminasi tampak gelap di daerah infraorbita, mungkin berarti antrum terisi
oleh pus atau mukosa antrum menebal atau terdapat neoplasma di dalam antrum.

Bila terdapat kista yang besar di dalam sinus maksila, akan tampak terang pada pemeriksaan
transiluminasi, sedangkan pada foto rontgen tampak adanya perselubungan berbatas tegas di
dalam sinus maksila.
Transiluminasi pada sinus frontal hasilnya lebih meragukan. Besar dan bentuk kedua sinus ini
seringkali tidak sama. Gambaran yang terang berarti sinusitisis atau hanya menujukkan sinus
yang tidak berkembang.

(Soepardi, efiaty arsyad. 2012. Buku Ajar Ilmu kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok,
Kepala & Leher Edisi Ketujuh. Jakarta : FKUI. Hal 122-126 )

Anda mungkin juga menyukai