Anda di halaman 1dari 8

Gizi sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia, terutama pada usia balita dan anak-anak.

Gizi yang seimbang sangat baik dalam proses tumbuh kembang anak, meningkatkan
kemampuan belajar yang baik, serta memberikan dampak positif untuk
perkembangannya di masa depan.

Sayangnya, masih banyak anak Indonesia yang belum mendapatkan gizi seimbang yang
cukup atau bahkan mendapat gizi berlebih.

Untuk itu UPT Puskesmas Tembilahan Kota melaksanakan kegiatan Kelas Sekolah Citata
Bergizi (Cinta, Aman, Sehat dan Bergizi). (31/10/2017)

Kegiatan ini merupakan kegiatan Inovasi program Gizi yang pertama kali dibentuk tahun
ini di buka oleh Camat Tembilahan.

Menurut Kepala UPT Puskesmas Tembilahan Kota drg Hj. Wahyu Winda, M.Si melalui
pemegang Program Gizi Erna Dewi, S.Gz bahwa tujuan kegiatan untuk meningkatakan
status gizi anak sekolah. Kegiatan ini terbentuk dari hasil penjaringan anak sekolah yang
dilaksanakan UPT Puskesmas Tembilahan Kota.

“Sasaran kegiatan ini adalah anak sekolah dasar yang sudah terjaring dengan kaitan masalah gizi
dan akan diberi pembinaan kepada mereka”, tambahnya.

Kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh siswa/i. Selain pembinaan gizi juga makan buah
bersama dan senam otak.

“Kami berharap sekolah dapat membudayakan makan sayur dan buah bersama-sama dengan
membawa bekal buah dari rumah masing-masing,”harapnya.

Editor : Promotor Kesehatan UPT Puskesmas Tembilahan Kota Monica Julya Hidayad,
SKM
INOVASI POSYANDU BALITA DESA PENTUK KEC. PITU
BAB I
PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum
Posyandu sebagai salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang paling memasyarakat dewasa ini yang dikelola dari, oleh dan
untuk masyarakat. Posyandu dirasa penting dalam peran serta meningkatkan sasaran
dalam pelayanan kesehatan dasar seperti KIA, Gizi serta pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular seperti diare dll. Tujuan posyandu adalah untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur.
Sehingga pada akhirnya posyandu diarahkan untuk mampu memperkuat fungsi
keluarga agar akhirnya setiap keluarga bisa menjadi wahana pembangunan anak
bangsa. Karena itu Posyandu harus pertama-tama mempunyai kemampuan yang tinggi
sesuai dengan arahan fungsi keluarga dan kelompok yang besar. Fungsi - fungsi yang di
kuasai oleh posyandu secara tapak demi tapak di arahkan sebagai pendukung upaya
pemberdayaan keluarga.
Posyandu merupakan sarana yang sangat efektif untuk memberikan pemahaman
kesehatan kepada masyarakat khususnya kelompok rawan seperti bayi, balita, ibu hamil
dan lansia. Di posyandu banyak kegiatan yang dilakukan dan dilayani, misalnya
Antenatal Care (ANC) bagi ibu hamil, penimbangan, pemberian imunisasi kepada Balita,
penyuluhan, dan pelayanan kesehatan lainnya seperti peberian Vitamin A dosis tinggi.
Posyandu Delima V terletak di Dusun Gunung Rambut Desa Pitu Kecamatan Pitu
Kabupaten Ngawi. Posyandu ini berstrata purnama, untuk meningkatkan pelayanan dan
inovasi dalam mengembangkan kegiatannya, posyandu tersebut di pecah menjadi 2
(dua) Yaitu di Dusun Gunung rambut dan anak posyandu di Dusun Pentuk. Hal ini di
karenakan kondisi jarak tempuh yang jauh kurang lebih sekitar 3 km menuju posyandu
Gunung Rambut dan kondisi geografis yang sulit, berupa hutan jati dengan kondisi jalan
yang rusak.
Posyandu Dusun Pentuk merupakan posyandu mandiri yang selama 4 (empat)
tahun terakhir mendanai posyandunya bersumber dari swadaya masyarakat dan tahun
ini di usulkan menjadi pengembangan posyandu sendiri. Jumlah KK di posyandu Dusun
Pentuk sebanyak 77 KK. Sasaran balita sebanyak 19 anak. Jumlah bayi sebanyak 3 bayi.
Jumlah PUS sebanyak 51 pasang. Jumlah bumil sebanyak 0 orang, Jumlah bufas
sebanyak 0 orang. Jumlah buteki sebanyak 11 orang. Dan rata-rata kehadiran sebesar
95 %. Jumlah kader aktif 5 orang. Tahun 2013 tidak ada balita dengan BGM di Dusun
Penthuk. Tempat pelaksanaan Posyandu bertempat di rumah ketua RT Dusun Penthuk.
Jumlah kader aktif 5 orang, yang rata-rata berpendidikan SMA dan SLTP dan berprofesi
sebagai ibu rumah tangga.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kegiatan posyandu di Dusun Pentuk
mempunyai kegiatan yang yang berkesinambungan, serta peran serta kader yang aktif.
Hal ini di harapkan mampu mengembangkan posyandunya menjadi posyandu sendiri
dengan berbagai kegiatan inovasi yang menarik para ibu – ibu balita untuk meningkatkan
peran sertanya dan tingkat kehadirannya dalam kegiatan posyandu.

B. Latar Belakang Munculnya Inovasi


Inovasi merupakan kemampuan yang lebih baik dalam diri manusia untuk
menciptakan kepribadian yang dinamis yaitu kemampuan untuk dapat beradaptasi pada
berbagai situasi dan kondisi serta mau belajar dari pengalaman untuk perkembangan diri
ke arah yang lebih baik. Inovasi yang dikembangkan oleh Posyandu Dusun Pentuk dilatar
belakangi dari keinginan para kader dan ibu-ibu balita untuk lebih memajukan
posyandunya dan menjadikan posyandu Dusun Pentuk ini sebagai pengembangan
Posyandu Delima V Dusun Gunung Rambut sehingga dapat berdiri sendiri. Pada
awalnya posyandu Dusun Pentuk ini berjalan monoton dengan kegiatan rutinnya saja hal
ini dikarenakan posyandu ini hanya sebagai posyandu pecahan atau posyandu
pembantu saja. Namun dengan arahan dan bantuan dari beberapa pihak seperti
Puskesmas dan Pembina Desa posyandu ini diusulkan menjadi posyandu
pengembangan dan mempunyai kegiatan yang tidak hanya dari sekedar Pos untuk
menimbang dan imunisasi saja. Namun juga terdapat inovasi – inovasi di dalam nya yang
bersumber dana dari swadaya masyarakat, sehingga masyarakat dengan sadar akan
pentingnya posyandu dan para ibu – ibu selalu aktif dalam kegiatan di posayandu.
Dengan adanya inovasi-inovasi ini diharapkan Posyandu menjadi hal yang
ditunggu-tunggu, sebagai tempat menambah ilmu, tempat bermain, posko
pemberdayaan keluarga dan ajang silaturahmi antar sasaran Posyandu.
Inovasi-inovasi ini diadakan secara bertahap sesuai kebutuhan dan kesiapan semua
pihak yang terlibat.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan kesadaran dan mulai tumbuh tanggung jawab dalam menciptakan kondisi
kesehatan dan status gizi yang baik melalui kegiatan posyandu dan inovasinya baik bagi masyarakat desa
itu sendiri secara mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Mengembangkan posyandu Dusun Pentuk untuk menjadi posyandu yang berdiri sendiri.
b. Memberikan tanggung jawab dan peran serta kepada para Pembina desa, RT, RW untuk melakukan
pembinaan posyandu secara rutin.
c. Memenuhi kebutuhan sasaran posyandu.
d. Meningkatkan kehadiran ibu dan balita di posyandu.
e. Menambah semangat dan kinerja kader.
f. Melanggengkan dan memberikan suasana yang berbeda dalam kegiatan posyandu.
g. Untuk meningkatkan derajad kesehatan sasaran posyandu.
BAB II
INOVASI

Salah satu upaya kegiatan inovasi posyandu Dusun Pentuk yang diselenggarakan
untuk meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi penimbangan
balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status gizi balita. Dan nantinya
mereka dapat memantau tumbuh kembang balita melalui berat badannya setiap bulan.
Serta tidak hanya berupa pendidikan penyuluhan saja namun juga mampu mendeteksi
dini permasalahan yang terkait gizi balita dan juga mempraktekkannya sehingga tepat
sasaran posyandu. Bentuk kegiatan – kegiatan itu antara lain:

A. Gerakan Tazi (Tabungan Gizi)


Gerakan Tazi merupakan Tabungan sukarela dari para ibu balita yang 75 %
digunakan untuk PMT para balita dan 25% di tabung dan dapat diambil oleh para balita
setiap akhir tahunnya. Tabungan ini di patok sebesar Rp. 1.000 setiap pelaksanaan
posyandu.

B. Arisan Posyandu
Arisan yang di selenggarakan ibu – ibu balita setiap pelaksanaan posyandu
dengan tujuan untuk mengaktifkan dan menyemangatkan serta mengakrabkan ibu – ibu
balita untuk giat dan selalu datang ke posyandu. Iuran arisan sebesar Rp. 10. 000,-.

C. Jimpitan
Penyisihan dana arisan sebesar Rp. 2.000,- setiap kali pengocokan dan dana
tersebut langsung di masukan ke dalam kas posyandu guna kemajuan posyandu.
Misalnya tambahan pembelian PMT Gizi Balita, pembelian perlengkapan dan buku –
buku administarsi posyandu dll.

D. Simpan Pinjam Posyandu


Kegiatan simpan pinjam yang diselenggarakan posyandu dari dana arisan yang
apabila pembayaranya mengalami penunggakan dikenakan denda sebesar Rp. Rp.
3.000 per 3 (tiga) bulan. Sehingga dengan adanya kegiatan ini para ibu balita antusias
untuk datang ke posyandu.

E. Tensi Sukarela
Pemeriksaan kesehatan, ibu – ibu hamil dan tensimeter (tekanan darah) oleh
bidan desa kepada ibu – ibu balita atau pun warga sekitar yang ingin memeriksaakan
kesehatannya dan datang pada saat pelaksanaan posyandu. Biaya pemeriksaan
kesehatan ini di berikan secara sukarela oleh para pasien dan dana yang terkumpul di
serahkan kepada posyandu untuk di kelola sebagai kas posyandu dan dibelikan
kebutuhan posyandu misalnya APE, Tikar dll.

F. Kantong Informasi
Kantong penyuluhan yang isinya berbagai macam informasi dan materi
kesehatan yang nantinya disampaikan di meja 4 (meja penyuluhan) oleh kader, bidan,
dokter ataupun petugas kesehatan dari puskesmas kepada para ibu – ibu balita.

G. Pojok Laktasi
Pojok laktasi adalah sebuah ruang khusus sederhana yang bertujuan
mensukseskan program ASI Eklusif. Dengan adanya pojok latasi ini mengurangi
keengganan para ibu – ibu balita untuk menyusui balitanya di sembarang tempat.

H. PHBS
Di Posyandu telah disediakan air bersih yang mengalir dan
sabun. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun rutin dilakukan Ibu dan Balita sebelum
makan PMT. Gerakan ini biasa di sebut sebagi gerakan CTPS (Cuci Tangan Pakai
Sabun). Dari pembiasaan tersebut harapannya sasaran posyandu selalu ingat untuk cuci
tangan dengan air bersih dan sabun di rumah masing-masing.
Pemilahan sampah merupakan praktek pemisahan sampah yang dilakukan rutin
di Posyandu. Di posyandu telah disediakan tempat sampah yang dipisah antara tempat
sampah basah dan tempat sampah kering.

I. Corong Posyandu
Kader keliling untuk memberikan informasi jadwal dan tanggal pelaksanaan (H-
1) posyandu dari rumah ke rumah. Atau pun pengumuman disampaikan melalui pengeras
suara di masjid dusun.
BAB III
HASIL DARI INOVASI
A. Hasil
Kegiatan inovasi inovasi yang dilaksanakan oleh Posyandu dusun Pentuk memberikan hasil yang
sangat berarti sehingga kedepannya dapat di usulkan menjadi posyandu yang berdiri sendiri menjadi
posyandu delima VI :
1. Dengan adanya gerakan Tabungan Gizi (Tazi) menu PMT balita terpenuhi dan bervariasi karena dana
PMT berasal dari ibu – ibu balita, dan para balita pun di ajari menabung serta mempunyai simpanan sendri
yang akhirtahun dapat diambil.
2. Tambahan dana ke posyandu dengan adanya tensi sukarela, jimpitan dan arisan. Selaiin itu dengan
adanya kegiatan tersebut minat para ibu – ibu baluta untuk harir di posyandu semakin meningkat. Selain
itu tensi sukarela salah satunya adalah memeriksa kesehatan ibu hamil sehingga status bumil lebih
terpantau, deteksi dini resiko tinggi ibu hamil berjalan baik dan pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan
dan persalinan baik.
3. Kesinambungan penimbangan tetap bertahan baik.
Tidak ada Balita BGM di Wilayah Posyandu dusun Pentuk. Hal tersebut bisa dikarenakan sistem deteksi
dini adanya masalah gizi berjalan dengan baik karena tingkat kehadiran balita baik.
4. Pengetahuan sasaran posyandu tentang kesehatan baik karena adanya praktek-praktek pendidikan
kesehatan di Posyandu seperti CTPS, Pemilahan Sampah, penyuluhan kesehatan melalui kantong
informasi baik oleh kader, bidan, dokter maupun petugas kesehatan puskesmas yang dating pada saat
pelaksanaan posyandu, yang mana hal-hal tersebut secara lansung atau tidak langsung mempengaruhi
status kesehatan balita.

BAB IV
MASALAH DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Dalam perjalanannya, adanya inovasi-inovasi memunculkan kendala-kendala. Secara umum,
kendala yang ada seperti kurangnya dana, sarana dan SDM untuk mendukung kegiatan Beberapa
kendala tersebut seperti :
A. Masalah
1. Posyandu Dusun Pentuk yang masih di usulkan sebagai poasyandu pengembangan sehinga semua
aktifitas posyandu masih didanai swadya oleh ibu – ibu balita selain itu juga masih Kurangnya peran serta
lintas sektor dalam kemajuan posyandu Dusun Pentuk.
2. Dalam Gerakan Tazi (Tabungan gizi) para balita belum mendapatkan buku tabungannya, hanya perolehan
saldo tabungan diumumkan setiap pelaksanaannya.
3. Pembuatan PMT dari dana Tazi masih dibebankan 1 (satu) orang kader.
4. Keterbatasan sarana dan kader yang menguasai materi penyuluhan tidak semua kader dapat memberikan
materi penyuluhan kantong informasi kesehatan, malu/ tidak berani.
5. Corong posyandu kader lebih suka memberikan informasi peaksanaan posyandu melalui sms dan hanya
sesekali menggunakan pengeras suara di masjid.
6. Pojok Laktasi, dengan sadarnya Ibu menyusui untuk tetap menyusui dimanapun, maka pengguna Pojok
Laktasi semakin banyak sehingga kadang-kadang kapasitasnya kurang dibanding pengguna.
B. Alternatif Pemecahan Masalah
1. Posyandu Dusun Pentuk telah diusulkan oleh Pembina desa yang nantinya sebagai posyandu sendiri
sehingga sumber dananya tidak hanya dari swaaya ibu – ibu balita saja namun juga dari tambahan dana
ADD desa dan memberikan tanggung jawab kepada Pembina desa baik RT, RW Kasun dalam membina
posyandu Dusun Pentuk.
2. Pembuatan buku tabungan Tazi sehingga ibu – ibu balita dapat lebih semangat dan transparan dalam
menabung untuk pembelian PMT gizi balita.
3. Pembuatan menu PMT sebaiknya di rooling setiap kader untuk membuat menu PMT sehingga tidak saling
membebani satu sama lain dan menu kader lebh bervariasi.
4. Perlunya menambah keterampilan dan rooling kader dalam memeberikan penyuluhan materi kantong
informasi sehingga pada saat menyampaikan materi lebih menarik dan dapat di pahami oleh ib –ibu balita.
5. Mengaktifkan kembali dan pengoptimlaisasikan penggunaan tempat – tempat umum melalui pengeras
suara seperti masjid sebagai wadah pemberitahuan pelaksaanaan posyandu.
6. Perlunya menambah kapasitas Pojok Laktasi dengan memperluas/menambah ruangan, dengan
menyediakan lagi ruangan cadangan bila masih suatu saat kurang.

BAB V
PENUTUP
Adanya kegiatan inovatif di Posyandu di harapkan agar kegiatan di Posyandu tidak
membosankan. Posyandu di Kota dan di Desa harus di desain berbeda karena biasanya
kebutuhannya juga berbeda. Kegiatan yang merangsang tumbuh kembang balita harus
diperbanyak. Ketersediaan PMT gizi Balita tidak hanya dijadikan alasan datang tidaknya
balita ke posyandu namun indikator partisipasi masyarakat yang harus ditinggkatkan
dengan inovasi – inovasi yang berkembang di posyandu. Sehingga dengan adanya
inovasi ini kegiatan posyandu tidak monoton menjalankan rutinitas kegiatan menimbang
saja namun juga dapat mengembangkan posyandu dengan menjaring ibu – ibu balita
dan kader untuk aktif dan berperan serta dalam kamajuan posyandu.
Demikian, karya tulis ini dibuat. Semoga segala informasi ini dapat bermanfaat,
dapat menjadi inspirasi bagi pembaca dan mungkin dapat diterapkan sesuai dengan
budaya setempat.

Anda mungkin juga menyukai